Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

28 December, 2007

Gereja Katolik Di AS Terpaksa Menjual Gedung Untuk Bayar Kasus Pelecehan Sekual

Ini berita yang sungguh menyedihkan. Uskup di Los Angeles, California, terpaksa menjual gerejanya untuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya. Kenapa mereka butuh uang? Bukan untuk santunan anak yatim. Bukan untuk program sosial. Mereka butuh banyak uang tunai untuk membayar tuntutan dari korban pelecehan seksual setelah mereka dianiaya atau diperkosa oleh sebagaian pastor selama bertahun-tahun!

Kantor utama yang digunakan sang uskup akan dijual, dan mungkin sebanyak 50 gedung yang lain yang juga milik Gereja akan dijual pula. Uang yang dihasilkan akan dibagi-bagi antara ratusan korban yang telah mentuntut Gereja Katolik di pengadilan.

Perkiraan terbaru adalah total pengeluaran oleh Gereja untuk menyelesaikan semua kasus ini bisa mencapai $1 milyar.

Dalam salah satu persidangan, Gereja Katolik menyetujui pembayaran sebesar $660 juta untuk meneyelsaikan ratusan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pastor. Pembayaran ini merupakan pengeluaran yang terbesar yang pernah dilakukan oleh satu wilayah kekuasaan uskup (disebut satu “diocese”).

Beberapa kasus yang lain masih belum tuntas.

Read the full articles here:

LA Church sale to fund sex claims

Story from BBC NEWS:

Judge Approves $660-Million Clerical Abuse Settlement

By Tami Abdollah and John Spano

The Los Angeles Times

5 comments:

  1. mudah2an kaum muslimin tidak akan pernah mengalami tragedi yang memilukan dan memalukan seperti ini..
    IMHO..inilah salah satu hikmahnya Islam tidak mengenal kependetaan/kerahiban .

    ReplyDelete
  2. Manusia bukan makhluk sempurna kan..., dr dulu saya ragu dengan-gaya hidup berselibat-macam pastor-Ada kebutuhan mendasar biologis manusia,..dalam islam pernikahan di'anjurkan' bahkan para nabi dan rosul utusan Alloh Swt,penyampai risalah ketauhidan, mereka menikah..., mereka manusia2 pilihan Alloh Swt, wah kok pastor2..bisa melebihi rosul..ck..ckkk...

    Tapi lihat lha.., saya pikir ini hanya 'borok' kecil saja yg terungkap.
    Dulu ketika saya sekolah dijogja, bnyak saya dengar crt miring sperti kasus di amerika...

    ReplyDelete
  3. Dari berita-berita di koran-koran dan televisi, kita tahu beberapa ustadz ditangkap polisi karena terlibat dalam pelecehan seksual terhadap perempuan anak-anak didik mereka.

    Masih segar kasus pembunuh homoseksual Ryan Jombang. Dia siapa? hayooo....

    ReplyDelete
  4. Dear Anonymous,
    Kalau ada kasus di mana seorang “ustadz” menganiaya anak kecil, apakah tindakan dari pemimpin Muslim yang lain adalah untuk mendiamkan kasus itu untuk menjaga dukungan terhadap institusi dan organisasi Islam? Kalau ada yang seperti itu saya belum pernah dengar.
    Jadi, kalau Gereja Katolik (khususnya) lebih peduli pada kekuasaan daripada menjaga anak kecil dari pedofil, saya kira tidak bisa disamakan dengan kasus beberapa org Muslim yang melakukan dosa yang sama dan langsung ditangkap dan diserahkan kepada polisi oleh orang Muslim yang lain.

    Tindakan Gereja yang standar (menjadi SOP) selama beberapa dekade, adalah untuk menutupi semua kasus tersebut, pindahkan si pastor ke wilayah yang lain, dan biarkan dia melakukan dosa yang sama di tempat yang baru dengan korban yang baru. Yang penting hanya satu: jaga kelangsungan kekuasaan Gereja. Anak yang menjadi korban tidak penting. Dan karena baru ketahuan sekarang setelah puluhan tahun, baru terjadi tuntutan terhadap Gereja.
    Hal itu tidak sama dengan kasus yang anda baca di koran sini. Orang yang berosa selalu akan ada, dan sebagian dari orang yang berdosa itu pasti Muslim. Tetapi yang berbeda adalah reaksi pemimpin ummat Islam yang tidak pernah “mengizinkan” atau “melindungi” perbuatan tersebut demi kekuasaan mereka sendiri.

    Terima kasih atas waktunya memberikan pendapat di sini.

    ReplyDelete
  5. Bisa dibayangkan, dibolehkan menikah saja (bahkan sampai empat), itu masih bisa melakukan pelecehan seksual, apalagi tidak boleh sama sekali, itu adalah penganiayaan.
    saya tidak heran itu terjadi, karena teman saya di NTT pernah cerita, bahwa dia pernah mengunjungi rumah pendeta di sana, dan dia menemukan ada sebuah kotak kayu besar yang tertutup di rumah itu, karena penasaran dia buka tutup kayu itu, dan ternyata isinya adalah penuh dengan buku, cd dan majalah porno, ketika dia coba tanya ke orang yang tinggal di rumah itu, dia dapat info kalau itu akan dikirim ke jawa, pertanyaannya adalah, untuk apa? untuk sesama pendeta? untuk saudara pendeta di jawa? sebanyak itu?...

    karena itu di dalam Islam, mendekati saja tidak boleh, karena kekuatan seksual itu sangat luar biasa, seperti pusaran air, dimana ketika menyentuh pinggir pusaran air, akan semakin terseret ke arah pusat pusaran...

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...