Assalamu’alaikum wr.wb. Pada suatu hari, saya dapat sedekah yang cukup besar, jadi saya berniat traktir seorang anak yatim yang saya kenal. Sudah sering saya ajak dia makan, dan setiap kali masuk mall, dia selalu wajib melihat sepatu bola idamannya, merek Nike. Jadi saya memutuskan untuk beli sepatu bola itu baginya. Sambil makan, saya berikan tausiah, suruh dia memperbaiki ibadahnya, dan tambah bersyukur kepada Allah. Akhirnya dibeli sepatu bola itu, dan senyumnya begitu besar seakan-akan mukanya akan pecah.
Setelah pulang, saya tulis di Facebook tentang nikmatnya belikan sepatu bola bagus untuk anak yatim, agar menjadi motivasi bagi pembaca untuk melakukan yang serupa. Banyak orang bersyukur, tetapi juga ada komentar negatif. Katanya, sepatu bola tidak penting, dan merek Nike juga “terlalu mahal untuk anak yatim”. Katanya, saya berlebihan dan seharusnya kasih yang paling murah saja.
Saya merenung. Apa saya salah? Saya melakukan shalat taubat dan shalat istikharah, dan mohon petunjuk dari Allah. Tidak muncul perasaan bahwa saya bersalah. Jadi saya berhenti membalas komentar negatif itu, dan serahkan urusan itu kepada Allah.
Sekitar 10 hari kemudian, ada teman yang ajak makan siang. Saat ketemu, dia menjelaskan ada rezeki baru jadi dia ingin balas semua kebaikan saya, karena saya sudah sering menolongnya dengan nasehat yang bermanfaat. Dia bahas dengan istrinya, dan ide terbaik adalah mereka mau bayarkan saya umrah!
Ya Allah!! Saya setuju dan bilang akan mengatur jadwalnya. Malam itu, saya mulai merenung. Saya sudah mengeluarkan 1 juta untuk sepatu bola berkualitas bagi seorang anak yatim. Lalu, disalahkan dengan komentar yang tajam. Saya shalat taubat dan istikharah, dan tidak merasa bersalah. Jadi saya diam saja dan serahkan urusan itu kepada Allah. Dan 10 hari kemudian, Allah membalas 1 juta itu dengan undangan ke Baitullah senilai 20 juta lebih (pada saat itu), atau 20 kali lipat dari pengeluaran saya. Apa kita masih tidak mau percaya pada balasan Allah?
245. Siapakah yang mau memberi PINJAMAN kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan MELIPAT GANDAKAN PEMBAYARAN KEPADANYA DENGAN LIPAT GANDA YANG BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki), dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Baqarah 2:245)
Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu membukanya).” (HR. Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud)
Jangan merasa takut untuk melakukan kebaikan bagi anak-anak yatim dan dhuafa. Tidak ada istilah “anak yatim yang terlalu kaya” di dalam Al Qur'an atau hadits. Juga tidak ada barang yang “terlalu mahal untuk anak yatim”. Itu hanya persepsi buruk sebagian orang. Coba mulai saja dengan anak yatim yang dekat, terutama kalau ada saudara. Yakinlah bahwa Allah SWT yang akan membalas dan yakinlah bahwa balasan itu akan BERLIPAT GANDA.
Rasulullah SAW bersabda, “Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang penyayang.” (HR. Bukhari)
Kalau mau bantu anak yatim, jangan hanya kasih KFC, Hoka-Hoka Bento, dan Dunkin Donuts saja. Coba bicara dengan anak itu, menjadi saudaranya, dan bertanya dia mau dibelikan apa. Dengan memberikan barang yang diinginkannya, seperti sepatu bola, atau sepeda, atau baju bagus, dia akan terima sebagai bentuk kasih sayang dari Allah karena Allah-lah kirim orang Muslim yang baik untuk menolong dia. Dan setelah itu, insya Allah doanya anak itu bagi kita akan sangat luar biasa. Dan jangan lupa bahwa Allah Sendiri yang berjanji untuk membalas uang yang kita keluarkan. Kalau kita yakin!!
Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(301)
anak yatim
(116)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(51)
indonesia
(571)
islam
(557)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(362)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(12)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(9)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(505)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(37)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(177)
Sejarah
(5)
sekolah
(80)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
27 June, 2012
23 June, 2012
Nenek Yang Dihinakan Anak Remaja Dapat Sumbangan 500.000 Dolar
Di New York, Amerika Serikat, ada seorang Ibu yang menjadi
penjaga di dalam bis sekolah (disebut “bus monitor”). Tugasnya hanya untuk
duduk di bis pada saat anak sekolah sedang berangkat dan pulang, untuk
mengawasinya supaya tidak terjadi masalah. Gajinya kecil sekali, hanya 15 ribu
dolar per tahun.
Ibu ini yang bernama Mrs Karen Klein adalah seoarang nenek
dengan 8 cucu, dan sudah melakukan tugas sebagai pengaja bis ini selama
beberapa tahun karena peduli pada anak. Sebelum pensiun, dia kerja sebagai
sopir bis sekolah juga. Beberapa minggu yang lalu, 4 anak yang sedang naik bis
mulai mengejek dan menghinakan Mrs Klein. Anak2 itu berusia antara 12-13 tahun,
atau anak SMP. Mereka mengatakan Mrs Klein jelek, gemuk, bau badan, dan
bertanya alamat rumahnya karena mau merampoknya. Satu anak mengatakan anak2nya
Mrs Klein pasti akan bunuh diri karena tidak ingin berdekatan dengannya. (Anak
itu tidak tahu bahwa salah satu anaknya Mrs Klein memang bunuh diri 10 tahun
yang lalu).
Walaupun diejek dan dihinakan berkali2, Mrs Klein tetap
bersabar dan tidak membalas dengan mengejek anak2 itu juga, dan hanya sarankan
mereka diam saja kalau tidak bisa mengucapkan kata2 yang baik. Akhirnya dia
tidak tahan dan menangis juga, tetapi masih diam saja dan tidak mengucapkan
kata2 buruk kepada anak2 yang sedang menghinakannya. (Walaupun dia mengaku
kepada wartawan bahwa di dalam hati dia ingin sekali memukul mereka karena
kata2 mereka begitu menyakiti hatinya).
Salah satu anak membuat rekaman, dan kemudian di-upload ke
You Tube. Setelah mulai ditonton banyak orang, video ini menyebar secara cepat,
masuk berita, dan banyak sekali orang dewasa di Amerika mengatakan kaget dan
tidak percaya anak sekarang bisa begitu buruk perilakunya.
Seorang blogger yang nonton tidak mau diam dan biarkan Mrs
Klein menjadi korban begitu saja, padahal dia melakukan tugas mulia (menjaga
anak) dengan gaji yang kecil. Dia membuka situs baru untuk kumpulkan uang, dan
ajak semua orang menyumbang agar Mrs Klein bisa dapat liburan yang baik sebagai
tanda kepedulian masyarakat kepadanya.
Hasilnya? Uang yang disumbangkan oleh masyarakat sudah lewat
batas 500.000 dolar (lima ratus ribu dolar, atau setara dengan 5 milyar
rupiah).
Begitulah balasan bagi orang yang sabar.
Dalam berita di Amerika:
Video aslinya (10 min berisi penghinaan terhadap Mrs Klein):
09 June, 2012
Bahayanya Belajar Agama Islam Dengan Membaca Teks Sendiri
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Di dalam sebuah Facebook group yang saya ikuti, seringkali
ada orang yang mengutip hadiths atau ayat. Dengan jelas dan tegas, mereka
mengatakan “Ada hadithsnya!” lalu dikutip hadithsnya untuk mendukung
argumentasi mereka. Atau “Ada ayatnya” lalu dikutip ayatnya.
Biasanya,
apa yang disampaikan memang sangat benar sekali, dan penjelasan juga bagus dan
benar. Ayat itu benar ada, dan memang bisa digunakan untuk memperkuat suatu
pendapat atau argumentasi karena memang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh
ulama dan ahli tafsir. Begitu juga hadithsnya karena hadiths itu memang ada,
sahih dan sangat bisa digunakan dengan cara tersebut. Ini merupakan ilmu Islam
yang benar, yang kalau ditanyakan kepada para ustadz dan kyai akan dibenarkan
juga karena sesuai dengan apa yang mereka ajarkan.
Tetapi kadang juga, ada orang yang menyampaikan pendapat
yang belum tentu disetujui semua orang, atau pendapat yang tidak diyakini
secara umum oleh ummat Islam. Orang
itu mengatakan kita semua harus meyakini bahwa X itu wajib, atau X itu haram atau makna dari suatu keadaan adalah X.
Lalu dikutip ayat atau hadiths. Setelah dibaca, kalau dari isi teksnya,
sepertinya memang betul. Ayat dan hadiths tersebut tidak diragukan
kebenarannya, dan teks sudah jelas di depan mata dengan pernyataan yang sepertinya
sederhana.
Masalahnya cuma satu. Ayat atau hadiths tersebut punya
makna yang lain, yang tidak bisa dipahami dari sekedar membaca teksnya saja. Kalau
sebatas baca terjemahan dalam bahasa Indonesia, “sepertinya” jelas dan mudah
dipahami. Tetapi kalau bertanya kepada seorang ustadz yang punya ilmu yang baik,
maka dia mungkin akan senyum dan mengatakan, “Mohon maaf, tetapi anda salah
paham.”
01 June, 2012
Pembinaan Terhadap Muallaf
[Di dalam group muallaf, ada yang merasa saya
terlalu tegas dalam membatasi pembahasan dari orang2 yang bukan muallaf, tetapi
masuk ke group dengan niat “membina muallaf”. Karena sepertinya banyak orang
yang bukan muallaf tidak begitu paham, maka saya kasih penjelasan di bawah ini,
agar mereka bisa menyadari bahwa membina muallaf tidak sama dengan membina
orang dewasa yang Muslim dari lahir tetapi masih awam. Mungkin ada manfaatnya kalau
dibaca teman2 yang lain juga.]
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Saya
pernah bicara 8 jam non-stop (kecuali shalat) dengan seorang muallaf yang mau
murtad. Dia merasa semua yang dia alami sebagai seorang Muslim terlalu berat,
jadi dia mau murtad saja. Setelah bicara lama dengan saya, akhirnya dia banyak
menangis dan memilih sendiri untuk tetap sebagai seorang Muslim. Dalam diskusi
itu, saya sengaja kasih dia dua pilihan, menjadi Muslim terus atau kembali
Kristen, dan menjelaskan hasil yang baik dan buruk dari kedua pilihan itu. Hal itu
sengaja dilakukan untuk memancing logika dia jalan. Karena keputusan murtad
(setelah dia jelaskan semua alasannya) adalah keputusan dari emosi. Jadi saya
harus memaksa dia untuk menganalisa keadaannya. Dan hal itu sangat mudah bagi
saya karena setiap kali saya bertanya kepada dia, sebelum dia sempat berfikir
dan buka mulut, saya sudah tahu jawabannya akan seperti apa, dan sudah siapkan
pertanyaan susulan. Jadi dalam proses diskusi lama itu, saya bisa mengarahkan
pikiran dia dari kondisi bingung dan mau putus asa menjadi yakin dan kuat untuk
menghadapi semua ujian yang Allah berikan kepadanya.
Subscribe to:
Posts (Atom)