Assalamu’alaikum wr.wb.,
Malam ini saya ada tugas antar uang ke anak
yatim di Panti Yakin, Jati Padang. Uang itu titipan dari teman saya karena
isterinya sakit. Sebenarnya ada banyak tugas yang perlu dikerjakan di rumah,
tapi uang itu amanah, jadi harus segera diantar. Saya juga beli Pulpy Orange
dan es krim Magnum buat semua (dari dana sosial di BCA saya).
Ternyata di Panti ada orang lain yang membuat
acara syukuran. Mereka sudah kasih makan malam yang enak kepada anak2. Dan
biasanya setelah itu, kebanyakan orang pamit dan pergi. Tapi orang2 ini masih
di situ. Mereka sudah siapkan Games buat anak2. Dibentuk 4 tim, dan dibuat
beberapa lomba. Anak2 teriak gembira dan ikuti semua lomba. Selama 1 jam saya
lihat semuanya ketawa2 dan sangat senang.
Setelah teman2 itu pergi, saya diskusi sama
ustadz di Panti. Saya bilang bahwa saya sangat kagum ada orang Muslim seperti
itu. Pada malam minggu, kebanyakan orang sibuk dengan keluarga masing2, atau
teman2, pergi ke mall untuk makan, nonton dan bersenang2. Tapi di saat yang
sama, masih ada orang dewasa yang malah mau tinggalkan keluarga dan teman,
untuk datang ke panti asuhan dan main dengan anak yatim. Mereka bisa saja kasih
makanan dan uang, lalu pergi. Tapi ternyata, mereka rela habiskan waktu untuk
bermain juga, membuat anak2 senang, bercanda dengan mereka, dan berikan mereka
“suasana keluarga” yang menyenangkan.
Saya mengatakan kepada Ustadz, “Bayangkan kalau
200 juta orang Muslim di Indonesia bisa seperti itu kepada anak yatim setiap
bulan?!?!” Negara ini menjadi seperti apa, kalau semua orang mampu punya
kepedulian seperti itu kepada anak yatim? Salut. Alhamdulillah masih ada orang
seperti itu, walaupun belum semua.
Sayangnya, kebanyakan orang mampu selalu sibuk
makan dan bersenang2 di mall, dan tidak punya waktu untuk main dengan anak
yatim secara rutin. Saya bilang kepada ustadz, ada sebuah cita2 saya yang belum
bisa saya lakukan karena masih belum pernah ada uangnya. Sudah 2 tahun lebih
ada keinginan untuk jemput semua anak dari Panti Yakin itu, membawa mereka ke Pejaten
Village, ke department store Matahari, dan suruh semua anak BELANJA SEPUASNYA!
Perlu baju? Ambil. Mau sepatu baru? Ambil. Mau
celana dalam atau BH? Ambil. Perlu tas sekolah? Ambil. Mau dapat mainan baru?
Ambil. Dan seterusnya. Sampai akhirnya mereka sudah tidak sanggup lagi membawa
semua barang yang dibeli. Dan saya yang bayarkan semua…
Kapan bisa? Sedih. Setiap kali ke ATM, melihat
jumlah yang tersisa selalu turun, bukannya naik seperti orang kaya yang dapat
pemasukan dari gaji, saham, investasi dan sebagainya. Saya ingat pernah baca
tentang Bill Gates yang hartanya naik sekian dollar per DETIK. Jadi kalaupun
dibelanjakan setiap hari, tetap saja tambah terus. Enak banget tuh! Kapan bisa
jadi Bill Gates ya? hahaha.
Tapi masih lumayan bisa punya cita2 seperti
itu. Ada banyak sekali orang Muslim yang kaya di negara ini dan juga di dunia
ini. Dana yang mereka ada yang ratusan juta, milyaran, ratusan milyar, dan juga
triliunan. Mereka sibuk menghitung uangnya, bukan karena punya cita2 menghibur
anak yatim, tapi karena punya cita2 menjadi lebih kaya dari semua orang lain.
Punya 10 mobil, tidak cukup, harus ada 20. Punya 10 rumah, tidak cukup, harus
ada 20. Punya 10 isteri…. Hahaha.
Saya malah merasa kasihan sama orang2 kaya itu.
Mereka bisa saja menikmati mobil Bentley atau Ferrarinya. Tapi senyumnya di
muka anak yatim, yang mau mendoakan kita dengan ikhlas, tidak ada duanya.
Bentley kalah! Kalau sudah paham! Tapi kalau belum paham, mungkin Bentley masih
dianggap “nikmat”, padahal tidak ikut masuk kuburan kita.
Saya tidak bisa berpikir seperti mereka. Saya
melihat anak yatim dan berpikir, “Kalau seandainya saya bisa kembali dan ketemu
anak yatim bernama Muhammad bin Abdullah (yaitu, Rasulullah SAW) sebelum dia
menjadi Nabi Allah, apa yang tidak mau saya berikan kepada dia?? Bukannya saya
akan berikan segala sesuatu kepada dia? Jadi kenapa tidak bisa begitu dengan
anak yatim ini? Tidak ada hadits yang mengatakan orang yang menyantuni agen
penjualan mobil Bentley akan berduaan bersama Nabi di sorga. Tapi… kalau
menyantuni anak yatim? Haditsnya ada dan jelas. Buat apa kita takut?
Ada yang pernah marahi saya dan mengatakan
“Gene terlalu royal sama anak yatim! Kenapa tidak kasih yang murah saja buat
mereka, biar bisa banyak?” Mungkin di dalam hati mereka, Allah SWT adalah tuhan
yang “Maha Miskin, Maha Pelit dan Maha Hitungan” terhadap hambanya yang
mengeluarkan uang di jalan Dia. Tapi saya tidak mau percaya pada Tuhan seperti
itu. Allah yang saya kenal MAHA KAYA. Dan kalau ada seorang hamba yang
keluarkan hartanya di jalan Allah, yang habiskan waktunya dan hartanya untuk
anak yatim, maka Allah JANJI semuanya akan dibalas. Hartanya dibalas, waktunya
dibalas, dan pahalanya saking banyak sampai hanya Allah sendiri yang bisa
menghitungnya.
Tapi yang mau begitu hanya sedikit. Kebanyakan
orang Muslim yang mampu lebih sibuk menyimpan harta sebanyak2nya untuk diri
sendiri, dan hanya ingat pada anak yatim saat mau undang buka puasa (sekali
saja!) di bulan puasa. Lalu dilupakan untuk satu tahun lagi.
Selamat dan salut pada teman2 yang datang ke
Panti Yakin di Jati Padang tadi malam. Semoga semua niat dan amalnya diterima
di sisi Allah, dan diberikan balasan yang berlipat ganda. Dan mungkin dari
sebagian orang lain yang bersenang2 pada malam Minggu, tetap bisa ingat pada
anak yatim dan cari waktu untuk bertemu mereka di hari Minggu saja…
Wabillahi taufik walhidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan pemelihara anak yatim di
surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari
tengahnya, lalu membukanya.” (HR. Bukhari, Turmidzi, Abu Daud)
izin share ya, terima kasih sebelumnya :-)
ReplyDelete