[Pertanyaan]: Bagaimana kalau pemerintah mengancam orang yang takut dapat vaksin corona?
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Daripada pemerintah mengancam dengan penjara atau denda besar, jauh lebih baik motivasi rakyat saja. Dalam sejarah dunia, ada banyak kasus "pengobatan" yang dipaksa terhadap kaum yang lemah (yang menjadikan mereka kelinci percobaan). Juga ada kasus pengobatan yang timbulkan efek samping yang buruk di kemudian hari (dikira aman, ternyata tidak).
Jadi wajar dan normal kalau sebagian dari masyarakat takut pada obat baru berupa vaksin. Sifat takut itu selalu muncul terhadap semua jenis obat baru dalam sejarah. Tapi vaksin baru berbeda dengan yang lama, misalnya vaksin polio. Proses penelitian untuk vaksin polio sudah berlangsung puluhan tahun. Sudah jelas manfaatnya di jangka pendek dan panjang, dan tanpa efek samping.
Untuk vaksin baru (dan semua obat baru yang lain), ilmuwan tidak tahu secara pasti efek jangka pendek dan panjang. Jadi wajar kalau sebagian masyarakat takut. Tapi efek samping dari vaksin yang sudah ketahuan JAUH lebih kecil dampaknya daripada gejala penyakit corona!
Secara logis, orang yang takut pada vaksin corona juga mesti "takut" naik motor, bis, mobil, dan pesawat, takut berenang di sungai dan laut, dan takut pergi ke pasar (ada preman), dan juga perlu takut tidur di rumah sendiri (bisa dibunuh oleh perampok kapan saja). Jadi "semua kegiatan" bisa membuat orang takut, kalau memang mau takut.
Takut terhadap vaksin baru wajar dan sering terjadi setiap kali ada jenis obat baru. Jadi sebaiknya pemerintah berikan motivasi, bukan ancaman. Kalau misalnya ada undian ribuan rumah baru, mobil baru, motor baru, dan HP baru di setiap kota dan provinsi, mungkin stok vaksin akan habis dalam sehari, karena begitu banyak orang semangat ikuti programnya untuk dapat hadiah-hadiah tersebut. Dengan demikian, pemerintah menjadi mitra rakyat yang ajak kerja sama untuk kebaikan bersama, dan itu akan lebih mudah diterima daripada rakyat diancam.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Search This Blog
Labels
06 July, 2021
Sebagian Dari Rakyat Takut Dapat Vaksin Corona, Apa Pemerintah Boleh Mengancam?
04 July, 2021
60 Ribu Lelaki Jadi Korban Pelecehan Seksual Gerakan Pramuka AS, Kompensasi Capai Rp12 Triliun
Citra Puspitaningrum Jumat, 02 Juli 2021 - AKURAT.CO, Gerakan Pramuka Amerika Serikat (AS) atau Boy Scouts of America (BSA) telah menyepakati kompensasi USD 850 juta (Rp12 triliun) untuk sekitar 60 ribu orang yang mengklaim mengalami pelecehan seksual. Menurut pengacara, angka ini akan menjadi dana penyelesaian pelecehan seksual terbesar dalam sejarah AS.
Dilansir dari BBC, kasus ini bermula pada 2012 ketika surat kabar Los Angeles Times menemukan sekitar 5 ribu dokumen yang menuding ketua Pramuka dan pemimpin regu yang telah dianggap sebagai 'relawan tak memenuhi syarat'. Sebagian besar insiden ini tak dilaporkan ke polisi. BSA telah meminta maaf kepada para korban dan mengajukan kebangkrutan tahun lalu. Organisasi berusia 111 tahun ini juga berjanji akan membentuk perwalian kompensasi bagi para korban pelecehan seksual.
Ken Rothweiler, salah satu dari 3 negosiator utama untuk kelompok korban, mengaku senang BSA dan dewan daerah bisa menjadi yang pertama memberi kompensasi kepada para korban. Namun, pengacara kelompok lainnya, Tim Kosnoff, mengatakan kepada kantor berita NPR kalau kesepakatan itu busuk dan bodoh.
"Saya tidak tahu bagaimana menyebutnya selain sebagai kegagalan," kecam Kosnoff.
Ia menyayangkan sejumlah lelaki yang telah dilecehkan selama bertahun-tahun hanya bisa mendapatkan pembayaran beberapa ribu dolar. Menurutnya, itu penghinaan terhadap semua pria yang berhasil mengumpulkan keberanian untuk mengajukan klaim dan berpartisipasi dalam proses ini.
https://akurat.co
Boy Scouts Of America: $850m Deal Agreed Over Sexual Abuse Claims
https://www.bbc.com