Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)
Showing posts with label politik. Show all posts
Showing posts with label politik. Show all posts

20 March, 2009

Prajurit Israel Mengakui Pelanggaran HAM Di Gaza

Sebuah sekolah militer di Israel sudah terbitkan pengakuan dari beberapa prajurit yang mengaku bahwa diri mereka telah membunuh warga sipil dan melakukan kerusakan terhadap rumah warga selama Perang Gaza pada Januari 2009. Salah satu pengakuan berasal dari seorang sniper yang mengatakan membunuh ibu dan anak pada jarak dekat setelah mereka diperintahkan keluar dari rumah.

Salah satu pembicara dalam sebuah seminar menyatakan bahwa dia menyaksikan pembunuhan tanpa alasan terhadap wanita Palestina. Tentara Israel menyatakan bahwa tentaranya tidak bersalah selama perang berlangsung, tetapi mereka akan meyelediki tuduhan tersebut.

Pengakuan2 itu diterbitkan oleh akademi militer Oranim College. Lulusan dari akademi ini terlibat dalam perang di Gaza, dan mereka kembali ke akademi untuk bicara dengan angkatan terbaru. Kata direktur akademi, pengakuan mereka memberi kesan bahwa mereka merasa telah diberikan kebebasan untuk menggunakan kekerasan tanpa batas terhadap warga Palestina. Perang Gaza berlangsung selama 3 minggu dan berakhir pada tanggal 18 Januari 2009.

Para wartawan mengatakan bahwa pengakuan ini menghancurkan pernyataan resmi tentara Israel yang mengatakan mereka berusaha untuk melindungi warga sipil dan Hamas-lah yang bertanggung jawab atas kematian warga sipil karena berperang di wilayah sipil. Ibu Palestina dan kedua anaknya tersebut dibunuh setelah mereka salah jalan (salah paham perintah) untuk tinggalkan rumah dan jalan kaki pada arah yang ditentukan. Kata salah satu ketua pasukan, “Suasananya secara umum… saya tidak tahu bagaimana bisa digambarkan… nyawa warga Palestina, katakanlah, sangat, sangat tidak sama pentingnya bila dibandingkan dengan nyawa prajurit kita.”

Dalam salah satu kasus lain, seorang ketua pasukan menyuruh anak buah membunuh seorang Ibu tua yang sedang berjalan kaki di tengah jalan, walaupun sudah sangat jelas bahwa dia memang sudah tua dan sama sekali tidak berbahaya.

Pengakuan yang lain juga menggambarkan kerusakan pada rumah-rumah warga Palestina. “Kita membuang semuanya keluar lewat jendela untuk membentuk ruangan kosong di dalam rumah. Semuanya… kulkas, piring, perabotan. Perintah adalah membuang segala sesuatu keluar,” kata seorang prajurit.

Salah satu ketua pasukan menceritakan di dalam seminar tentang seorang ibu tua yang sedang menyebrang salah satu jalan raya saat ibu itu ditembak. “Saya tidak tahu apakah dia mencurigakan, tidak mencurigakan, saya tidak tahu. Saya tidak tahu apa-apa tentang dia. Yang saya tahu hanya bahwa atasan saya mengirim orang naik ke atap rumah untuk tembak dia. Itu memang pembunuhan,” kata prajurit tersebut.

Transkrip dari seminar di akademi militer yang telah selesai pada bulan lalu, diterbitkan di dalam majalah akademi. LSM yang peduli pada HAM di Israel sudah mengritik tentara Israel karena belum melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran-pelanggaran hukum perang yang dikatakan terjadi dalam Perang Gaza, walaupun sudah banyak sekali bukti bahwa telah terjadi kejahatan perang.

Pengakuan oleh para prajurit di akademi juga menceritakan bahwa ada “intervensi” yang cukup tinggi dari para rabbi (pendeta Yahudi), baik rabbi dari kalangan militer, maupun sipil. Para rabbi itu menyebarkan tulisan mereka yang menggambarkan perang itu sebagai perang berlandasan agama. Kata seorang prajurit, “Semua artikel punya hanya satu pesan yang jelas, yaitu kita adalah orang Yahudi, dan kedatangan kita ke tanah ini ibaratnya sebuah mujizat, dan sekarang kita harus berperang untuk menyingkirkan kaum non-Yahudi yang akan mengganggu kita dalam proses merampas kembali Tanah Suci.”

Tambahnya, “Banyak prajurit merasa bahwa ini adalah perang antar agama.”

Menteri Pertahanan Ehud Barak mengatakan bahwa semua tuduhan tersebut akan diselediki secara serius. Katanya, “Kita punya tentara yang paling bermoral di dunia. Tentu saja ada oknum, tetapi saya yakin ini akan diselediki kasus demi kasus.”

Para dokter di Gaza mengatakan bahwa lebih dari 1.300 warga Palestina dibunuh selama Perang Gaza yang berlangsung 22 hari. Jumlah itu termasuk 440 anak, 110 wanita dan puluhan warga tua. Tujuan perang yang dinyatakan oleh Israel adalah untuk mengakhiri serangan roket dari Gaza terhadap wilayah Israel dari Palestina. Tiga belas warga Israel wafat selama perang Gaza, termasuk 3 warga sipil.

Sumber: Israel troops admit Gaza abuses

Story from BBC NEWS

17 March, 2009

Apakah masyarakat boleh berubah secara bertahap?

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Ini tanggapan dari saya terhadap komentar di sini: Kenapa-pks-tidak-bicarakan-syariah.

Gunawan berkata:
Bagimana mungkin bisa beriman dan bertakwa klo kita mencampakkan hukum2 Allah dan mengambil hukum buatan manusia. Hukum pidana buatan manusia, hukum tata pemerintahan buatan manusia, hukum ekonomi buatan manusia, bahkan turan pornografi aja harus dikompromikan dulu dlm forum parlemen, bukankah Allah telah menentukan batasan yg jelas tentang pornografi?
"Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah maka mereka itulah orang-orang yang kafir." (Al-Maidah: 44)

Ini komentar yang menarik, jadi saya ingin berusaha untuk tanggapi. Di zaman Nabi SAW, semua orang terbiasa minum alkohol. Mereka masuk Islam dan mau nurut dengan Nabi SAW, tetapi mereka masih senangi alkohol. Mereka Muslim, tetapi hati mereka masih terpengaruh oleh kehidupan sebelumnya. Karena itu, dan karena Allah Maha Penyayang, alkohol tidak langsung diharamkan, tetapi terjadi secara bertahap dalam beberapa tahun. Kenapa Allah tidak langsung haramkan dari ayat pertama? Apakah berarti Allah “tidak memhahami hukum Allah”? (Catatan: Saya katakan “tidak memahami hukum Allah” hanya untuk menggarisbawahi bahwa kita akan katakan demikian terhadap seorang manusia kalau dia bertindak dengan cara yang sama, yang kita anggap “tidak pantas”. Tolong jangan ditafsirkan dengan macam2 arti yang lain.)

Allah sudah tahu hukum Allah yang mengharamkan alkohol. Kenapa Allah tidak mau langsung jelaskan demikian? Allah Maha Tahu bahwa alkohol itu sangat buruk dan juga haram, tetapi manusia malah dikasih waktu penyesuaian dulu. Kenapa?

Apakah berarti bahwa Allah sungguh “tidak paham” dan “tidak nurut” dengan hukum Allah?!?! Apa benar? Apa mungkin begitu? Apakah komentar anda akan seperti itu kalau saya tanya kenapa alkohol yang haram tidak langsung dibuat haram oleh Allah? Allah yang Maha Tahu, dan Allah yang tidak langsung bertindak untuk mengharamkan alkohol secara paksa, dan cuek saja kalau masyarakat bisa terima atau tidak.

Apakah berarti Allah “tidak paham” karena Allah tidak langsung tegas dan memaksa semua orang terima sesuatu, padahal mereka belum sanggup? Mungkin sebagian orang (yang merasa sangat beriman, mungkin sangat lebih beriman daripada yang lain) mau melakukan hal yang sama sekarang, dan memaksa masyarakat yang mungkin saja “belum siap” untuk langsung berubah dan menerima segala sesuatu yang “Islamiah” secara paksa. Mungkin dalam berbagi hal, kita memang perlu bersikap begitu dan tidak ada kompromi, misalnya, kalau ada yang membunuh banyak orang, kita berikan hukuman mati dan tidak ada kompromi, sesuai dengan hukum Allah. Langsung tegas dan masyarakat juga bisa terima. Pertanyaan saya bukan apakah sikap seperti itu bisa diterapkan (karena memang bisa), tetapi apakah sikap itu memang yang terbaik untuk SEMUA keadaan yang kita hadapi di bangsa ini?

Jadi, pada saat kita membahas alkohol yang tidak langsung diharamkan, ada dua kemungkinan: Pertama, Allah memang “tidak paham” terhadap hukum Allah, atau dua, Allah memberikan contoh bahwa suatu perubahan bisa terjadi secara bertahap. Sesuatu yang haram bisa menjadi “tidak haram” (atau “belum haram”) untuk sementara, karena barangkali masyarakat belum sanggup menerimanya.

Kita bisa melihat bahwa dari dulu Islam belum diperbolehkan berkembang dengan baik di Indonesia. Di zaman Belanda, dan zaman Orde Baru, Islam ditekan, bukan dikembangkan. Beberapa tahun yang lalu, PNS dilarang memakai jilbab pada masa kekuasaan Soeharto!!! Baru belakangan ini ada banyak perubahan di dalam masyarakat kita. Kelihatan bahwa lebih banyak wanita di jalan dan di televisi memakai jilbab (tanpa dipaksa). Kelihatan lebih banyak pengajian kantor yang dibuat oleh karyawan sendiri (tanpa dipaksa). Kelihatan bahwa ada sekian banyak perubahan lain, seperti syariah banking, makanan halal, dan lain-lain, yang secara pelan dan bertahap muncul dan langsung didukung oleh masyarakat, tanpa ada yang memaksa. Bentuk-bentuk syirik yang begitu umum di zaman lalu, secara pelan dan bertahap ditinggalkan secara bertahap setelah masyarakat sadar bahwa yang mereka lakukan itu adalah tidak benar dan tidak sesuai dengan hukum Islam. Jadi jelas bahwa kalau masyarakat diberikan waktu untuk berubah secara bertahap, dan dengan ajakan yang lembat dan baik hati, dalam waktu hanya 10 tahun banyak sekali perubahan bisa terjadi. Tanpa masyarakat harus dipaksa secara cepat dan tegas oleh pihak lain.

Jadi, ada dua pilihan bagi kita. Satu: mengakui bahwa Islam (secara keseluruhan) belum menempati posisi tertinggi di dalam hati banyak anggota masyarakat Muslim yang masih agak awam. Artinya, masih ada banyak orang yang mengaku Muslim, tetapi sebenarnya mereka hanya pahami sedikit. Buktinya, ada banyak orang yang berzina, mabuk, berjudi, suka tarian dangdut, ziarah untuk syirik (minta kepada mayat), melakuan syirik dengan berbagai ritual dan upacara, dan seterusnya. Karena kita memahami bahwa masyarakat memang seperti itu kondisinya, kita bisa mengambil contoh yang Allah berikan dengan mengharamkan alkohol, dan kita bisa berdakwah untuk mengubah mereka secara bertahap. Hal itu bisa kita lakukan dengan sikap yang baik hati, lembut, hindari konflik, dan ajak mereka belajar dengan harapan pada suatu saat nanti, hal2 yang buruk akan ditinggalkan oleh masyarakat Muslim sendiri karena mereka sudah sadar. Artinya, kita melakukan perubahan secara bertahap untuk mewujudkan masyarakat yang lebih memahami Islam dan sanggup tinggalkan perkara yang tidak islamiah. Itulah contoh yang Allah berikan dengan mengharamkan alkohol secara bertahap.

Atau Dua: kita bisa menegaskan bahwa Alllah memang “tidak paham hukum Allah” karena tidak langsung mengharamkan alkohol saat itu juga. Allah seharusnya lebih nurut dengan hukum Allah dan memaksakan semua orang tinggalkan alkohol secara langsung, tanpa syarat, tanpa tahap, tanpa rasa kasih sayang dan ajakan lembut untuk berubah dan memperbaiki diri. Cukup mengharamkan dan melarang, dan mengancam dan menghukum bagi yang tidak nurut. Karena Allah sangat “tidak paham” terhadap hukum Allah, kita tidak boleh mengikuti “contoh buruk” yang diberikan, dan kita harus mengubah masyarakat sekarang juga, secara paksa, dengan menyebarkan rasa takut, tindakan represif, ancaman hukuman, dan hukuman mati bagi yang tidak langsung berubah. Itu lebih benar, itu lebih Islamiah, dan sangat tidak benar kalau kita mengikuti contoh Allah yang terbukti “tidak paham” hukum Allah.

Terserah mau pilih yang mana. Saya pilih pendapat yang pertama. Saya tidak pernah bisa menganggap bahwa Allah “tidak paham hukum Allah”, dan kalau ada contoh dari Allah bahwa masyarakat BOLEH berubah secara pelan, secara bertahap dan dengan sikap kasih sayang, maka insya Allah itu termasuk yang baik, benar, dan bermanfaat di jangka panjang (untuk keadaan tertentu).

Kalau anda mau setuju dengan pendapat kedua, dan mau mulai memaksakan kehendak saat ini juga, supaya anda terbukti menjadi orang yang paling benar, paling beriman dan paling mengerti hukum Allah, silahkan. Mohon maaf, saya tidak bisa setuju karena saya kuatir masyarakat Indonesia yang sangat awam belum sanggup menjalankan apa yang anda harapkan. Saya hanya bisa berserah diri kepada Allah dan terima semua contoh dan ajaran yang diberikan kepada kita dari Allah SWT lewat Al Qur’an dan Sunnah Nabi SAW.

Kalau keadaan di Indonesia berbeda dengan sekarang, dan masyarakatnya juga berbeda dengan kenyataan yang kita lihat di kampung-kampung dan pinggir jalan, maka saya kira pendapat saya akan berubah juga.

Wallahu a’lam bish-shawab. Mohon maaf bila ada kesalahan.

Wa billahi taufiq wal hidayah, Wassalamu'alaikum wr.wb.,

Gene Netto

04 March, 2009

Kenapa PKS Tidak Bicarakan Syariah Untuk Pemilu?

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Ada beberapa komentar di blog saya dari orang yang inginkan hukum syariah diterapkan dengan cepat, dan mereka kecewa dengan PKS dan partai Islam lain karena tidak bicarakan syariah terus. Setelah membaca komentarnya, saya berusaha memberikan tanggapan saya sebagai berikut. Semoga bermanfaat. 

Yang saya paham dari sikap PKS selama ini adalah mereka tidak mau “menjual syariah” sebagai tujuan utama mereka (pada saat ini) dalam pemilu. Yang saya paham, mereka inginkan masyarakat sendiri yang menjadi sadar atas pentingnya syariah, sehingga berkembang dari kemauan masyarakat, dan bukan dipaksakan dari atas. Dalam bahasa inggris, dari “bottom up”, bukan dari “top down”.
Artinya, mereka ingin berada di dalam posisi di mana mereka bisa mengajarkan masyarakat tentang syariah, dan kalau masyarakat siap menerima dan mendukung, maka bisa diterapkan secara bertahap dengan dukungan penuh dari masyarakat. Kalau bisa dilakukan dengan cara seperti itu, lebih mungkin didukung terus karena memang merupakan kemauan masyarakat yang berasal dari pengertian mereka. 
(Ingat Wali Songo? Bagaimana kalau mereka ke sini, dan setiap hari teriak “kafir, haram, bidah, syariah”. Berapa banyak orang Jawa akan masuk Islam kalau pendekatan dilakukan dengan cara seperti itu?)

Mengajarkan syariah secara bertahap dan pelan2 sangat berbeda dengan konsep bahwa setelah meraih kekuasaan, sebuah partai akan memaksakan kehendaknya terhadap rakyat dengan segera, walaupun rakyat belum siap menerimanya. Kalau seandainya PKS hanya bicarakan syariah saja (seperti maunya sebagian orang di sini) dan tidak ada topik pembicaraan selain syariah, dan mereka mengatakan masyarakat akan dipaksakan nurut dengan kemauan pemimpin partai (setelah menjadi pemimpin bangsa), mungkin dukungan terhadap PKS dan partai Islam lain yang akan merosot secara cepat. 
Perlu kita ingat bahwa mayoritas dari masyarakat Indonesia hanya lulus dari SD dan banyak dari mereka yang beragama Islam justru tidak paham Islam secara mendalam, dan mungkin cukup banyak yang juga tidak shalat. 

Dalam kondisi tersebut, kalau ada sebuah partai Islam, yang mana saja, yang HANYA membicarakan syariah, dan bagaimana mereka akan memaksakan seluruh bangsa nurut dengan hukum tersebut setelah mereka menang dalam pemilu, maka sangat mungkin hanya minoritas saja dari ummat Islam yang akan mendukung mereka. Dan karena itu, partai tersebut akan kalah. Dan karena itu, sangat tidak mungkin ada partai lain yang ingin membahas syariah apalagi menerapkannya. 
Kalau ada partai seperti PKS yang hanya bicarakan syariah, dan lupakan semua persoalan yang lain, mungkin hanya minoritas saja yang senang. Orang awan justru sangat mungkin tidak mau mendukungnya karena mereka tidak paham syariah itu apa. 

Kemarin, MUI mengeluarkan fatwa bahwa merokok haram untuk wanita hamil dan anak, dan di tempat umum. Kenapa tidak langsung haramkan secara mutlak? 
Alasannya: Karena masyarakat belum siap menerimanya. Jadi, karena tidak mau mengganggu masyarakat dan karena ingin mengajarkan mereka secara bertahap, MUI tidak langsung mengatakan haram, tetapi ambil langkah kecil dulu. Setelah itu, mereka akan lihat perkembangannya dalam tahun2 yang datang. Kalau masyarakat mulai berubah, MUI akan memberikan fatwa yang lebih lengkap lagi. Dan seterusnya. 
Cara bijaksana untuk mengubah masyarakat secara pelan dan secara bertahap, supaya tidak ada gejolak sosial, justru berasal dari Allah dan Al Quran, di mana Allah turunkan ayat yang mengharamkan alkohol dalam 3 tahap. (Semua ustadz dan anak pesantren belajar tentang ini, dan saya juga diajarkan guru saya.) Karena Allah tidak mau langsung membuat masyarakat reseh dan gelisah, alkohol tidak langsung diharamkan, dan ada proses adaptasi. Yang penting, alkohol dibicarakan dulu, dan masyarakat dianjurkan untuk berpaham bahwa alkohol itu tidak baik. Setelah sekian tahun, ayat terakhir turun dan alkohol menjadi haram.

Di dalam konteks pemilu, kalau PKS dan partai Islam lain langsung teriak “Syariah NOW!” dan tidak ada kompromi, maka sangat mungkin kebanyakan orang Indonesia yang awam akan takut. Di dalam konteks Indonesia, di mana kebanyakan masyarakat sangat awam dalam urusan agama, untuk memilih sebuah partai ISLAM sebagai partai terbesar sudah menjadi langkah yang sangat BESAR. Sebelumnya, ummat Islam lebih cenderung memilih Golkar dan PDIP! Kalau sebagai langkah pertama, dan sebagai awal dari proses dakwah, PKS dan partai Islam lain berusaha untuk meraih kekuasaan dulu, dan mendapatkannya, maka itu sudah merupakan suatu kemenangan yang besar. 

Umpamanya, PKS menjadi partai terbesar setelah Pemilu 2009. Berarti mereka juga dapat kekuasaan terhadap anggaran negara, bisa bantu KPK dan Polisi yang baik dalam tugasnya memberantas korupsi, bisa angkat Menteri yang layak dan bukan asal orang kaya saja, dan bisa membentuk berbagai macam program pendidikan dan dakwah yang akan mengajarkan masyarakat tentang Islam dan syariah secara bertahap, dan seterusnya. 
Hasilnya, sangat mungkin bahwa setelah 10 tahun, masyarakat Indonesia menjadi lebih islamiah, mengerti Islam secara mendalam, lebih rajin shalat, tingkat perzinaan dan narkoba turun, semua anak bangsa bisa lulus dari SMA, semua orang miskin bisa berobat gratis, dan seterusnya. Lalu, Indonesia akan dicap sebagai negara maju. 
Dalam konteks itu, dan dengan masyarakat yang berpendidikan tinggi yang hidup secara sejahtera, justru akan sangat mudah untuk mengadakan seminar dan diskusi tentang bagaimana hukum negara bisa diubah sedikit (dengan izin penuh dari masyarakat secara luas) untuk mengakomodasi hukum syariah juga. 

Dakwah adalah proses yang lewat beberapa tahap. Dan kalau kita maju terlalu cepat, tujuan kita bisa hancur. Kalau bicara dengan orang non-Muslim tentang Islam (dan saya sudah sering melakukan itu), belum tentu dia bisa langsung terima, jadi kita perlu ambil jalan bijaksana untuk mengajak dia berfikir secara pelan dan bertahap. Kita perlu memikirkan tahap2 yang perlu dia lewati sebelum dia bisa lihat apa yang sudah jelas bagi kita. Kalau ada orang non-Muslim yang sangat anti-Islam (kata temannya), tetapi dia bersedia untuk bertemu dengan saya, dan dengar penjelasan saya tentang Islam, maka itu sudah merupakan langkah yang sangat besar bagi dia. Kemudian, dibuat rencana untuk mendidik dia secara pelan, sesuai dengan sikap dan kepribadian dia. Ada yang bisa terima Islam dengan cepat, ada yang masih bersikap keras dan kritis. Karena itu, cara kita bicara dengan mereka harus disesuaikan. Tidak mungkin kita bertemu mereka dan langsung teriak “kafir, haram, syariah” dan sebagianya. Kita perlu berfokus pada tujuan akhir, dan bukan pada langkah pertama.

Ada dulu yang minta ketemu saya untuk diskusi ttg Islam, tetapi hanya mau ketemu di kafe. Dia kira saya akan takut atau menolak masuk kafe dan bicarakan Islam di situ. Dia salah, dan saya terima karena saya lihat tujuan akhir, bukan tempat pertemuan pertama. 
Begitu juga politik. Untuk mengubah 220 juta orang tidak mudah. Dan kalau ada orang yang mengatakan, “Kalian hanya boleh melakukan perubahan terhadap bangsa ini dengan cara yang saya setujui, yaitu harus teriak ‘Syariah NOW!’” maka itu justru berarti orang yang membuat rencana jangka panjang tidak bisa bertindak, karena langkah strategis yang mereka susun menjadi hancur dan tidak didukung dari awalnya.

Kalau ada orang yang hanya mau lihat 1 langkah di depan kaki dan teriak “Syariah NOW” walaupun berisiko akan membuat banyak orang Muslim yang awam mundur dan tidak mendukung partai Islam, silahkan. Tetapi kalau anda bisa bersabar, dan merasa yakin bahwa teman2 kita di PKS dan partai Islam lain bukan orang bodoh, bukan orang kafir, dan bukan orang yang tidak peduli pada kualitas agama Islam di negara, maka tolong berikan kesempatan kepada mereka dan mendukung mereka dalam mengejar kekuasaan sebagai langkah pertama. 
Kalau dalam 10 tahun mendatang, PKS dan partai Islam lain sudah menjadi partai2 terbesar di negara ini (Golkar, PDIP, dll menjadi partai kecil), dan masyarakat sudah berubah menjadi lebih islamiah dan lebih sejahtera, tetapi anda masih tidak puas terhadap langkah2 yang diambil partai2 Islam untuk memperbaiki bangsa ini, maka pada saat itu anda berhak memprotes dengan keras dan anda akan benar! 
Teatpi untuk sementara ini, tolong jangan terlalu buruk sangka, tetapi memberikan kesempatan, dan melihat sendiri hasilnya nanti…
Masa depan banga Indonesia ada di tangan anda. Ada pilihan percaya pada para ahli agama dalam partai Islam seperti PKS dan lain-lain, atau Golput saja (karena tidak ada partai yang bicarakan syariah). 

Silahkan pilih sendiri. 

Semoga bermanfaat. 

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene 

Deklarasi Antikorupsi Parpol di KPK Sekadar Seremoni

Rabu, 04/03/2009 14:38 WIB 
Anggota DPR Ditangkap 
Indra Subagja - detikPemilu

Jakarta - Masih segar dalam ingatan. Pentolan partai politik (parpol) peserta pemilu berkumpul di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka berikrar menolak praktek korupsi dan suap. Tapi apa lacur, belum genap 1 minggu janji sudah diingkari, anggota DPR untuk kesekian kali tertangkap tangan menerima suap.

"Itu menjadi sekadar seremoni. Kita khawatir acara deklarasi itu justru menjadi kampanye gratis partai politik (parpol) menjelang pemilu," kata anggota Badan Pekerja Indonesian Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho saat berbincang di Jakarta, Rabu (4/3/2009).

Tercatat sejumlah politisi Senayan yang menjadi pesakitan KPK yakni Anthony Zeidra Abidin asal Partai Golkar, Al Amin Nur Nasution asal PPP, Yusuf Erwin Faisal asal PKB, Hamka Yandhu asal Partai Golkar, Sarjan Taher asal Partai Demokrat, Bulyan Royan asal PBR, dan yang masih hangat Abdul Hadi Djamal asal PAN.

"Posisi KPK melemah, mestinya tidak hanya sekadar deklarasi antikorupsi, tetapi juga pernyataan dan komitmen agar tidak segan-segan mengusut tuntas dugaan korupsi," jelas Emerson.

Deklarasi yang dilakukan pada 25 Februari 2009 di KPK itu dihadiri antara lain Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono, Sekjen PDIP Pramono Anung, Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir, Sekjen Partai Demokrat Marzuki Ali, Ketua Umum PPP Suryadarma Ali dan lainnya.

Dalam kesempatan itu para pimpinan partai dengan semangat berlomba-lomba memberikan usulan dan rangkaian kata mengenai pemberantasan korupsi yang mesti dilakukan KPK. Misalnya saja yang disampaikan Ketua DPP Partai Demokrat Amir Syamsudin. 

"Membasmi korupsi itu jangan hanya pandai berorasi dan beretorika. Tapi kita laksanakan. Membasmi korupsi itu tidak karena kita pandai berorasi, yang perlu dilakukan adalah tindakan nyata," kata Amir saat itu.

Mungkin yang menarik dan dikaitkan dengan isu yang masih gres yakni apa yang disampaikan Soetrisno Bachir (SB). "PAN itu sejak dulu antikorupsi. PAN, Partai Anti Norupsi (no korupsi)," ujar SB yang lantas disambut gelak tawa hadirin saat itu.

Kini sepertinya bukan hanya sekadar deklrasi, janji dan kata-kata saja yang diperlukan, tapi tindakan konkret dan nyata yang lebih mengena untuk menggaet suara rakyat.

"Rakyat butuh bukti, bukan acara seremonial," tutup Emerson. ( ndr / iy )

Sumber: pemilu.detiknews.com

03 March, 2009

CIA Hancurkan 92 Rekaman Tersangka Teroris

By Republika Newsroom
Selasa, 03 Maret 2009 pukul 07:40:00

Badan Pusat Intelijen Amerika (CIA) menghancurkan 92 rekaman video wawancara yang dilakukan terhadap para tersangka teroris, demikian pengakuan seorang pengacara bagi pemerintah Amerika.

Badan itu sebelumnya mengatakan bahwa mereka hanya menghancurkan dua rekaman video.

Organisasi hak-hak sipil Amerika ACLU melancarkan gugatan hukum terhadap CIA untuk mendapatkan rincian interogasi terhadap para tersangka teroris.

Teknik-teknik yang digunakan dikatakan termasuk water-boarding, simulasi dimana seorang tersangka merasa seakan-akan tenggelam, yang oleh pemerintahan Obama dikatakan sebagai penyiksaan.

Pengakuan bahwa 92 rekaman interogasi telah dihancurkan dinyatakan secara tertulis dalam sepucuk surat kepada hakim yang memimpin sidang gugatan ACLU.

"CIA sekarang sudah dapat mengumumkan jumlah rekaman video yang dihancurkan," demikian menurut sepucuk surat yang dikirim oleh pejabat sementara Pengacara Amerika Lev Dassin, yang didapat oleh BBC. "Sembilan puluh dua rekaman video dihancurkan."

Rahasia?

Surat yang bertanggal 2 Maret itu mengatakan CIA sedang mengumpulkan lebih banyak rincian bagi gugatan hukum itu, seperti daftar catatan yang dihancrukan, segala catatan yang berisi gambaran mengenai video-video itu, dan identitas orang-orang yang mungkin telah menonton atau memiliki copy video itu sebelum dihancurkan.

Para pengacara pemerintah Amerika mengatakan, sebagian informasi itu adalah rahasia.

"CIA berniat menyediakan semua informasi yang diminta oleh pengadilan dan menyediakan sebanyak mungkin informasi bagi catatan publik kepada pihak penggugat," demikian dikatakan dalam surat itu.

Tahun 2005 seorang hakim memerintahkan agar semua bukti mengenai perlakukan terhadap para tahanan di Teluk Guantanamo disimpan.

Bulan Desember 2007, CIA membeberkan bahwa dua rekaman video wawancara sudah dihancurkan lima bulan setelah putusan itu.

Tetapi badan itu mengatakan, putusan pengadilan itu tidak berpengaruh terhadap rekaman-rekaman video yang sudah dihancurkan, karena keduanya memenyimpan informasi insiden yang terjadi sebelum para tersangka dipindahkan ke Guantanamo.

Kepala CIA saat itu mengatakan berbagai rekaman tersebut dibuat tahun 2002 untuk keperluan internal, dan dihapus karena rekaman-rekaman itu tidak lagi memiliki nilai intelijen dan dapat menyebabkan para agen CIA teridentifikasi.

Bulan Januari 2008 Departemen Kehakiman melakukan penyelidikan untuk mencari jawaban dari berbagai pertanyaan mengenai rekaman-rekaman itu.

Video-video itu menjadi isu yang hangat selama sidang pengadilan salah satu pelaku serangan Sebelas September Zacarias Moussaoui, yang dijatuhi hukuman penjara atas perannya dalam serangan itu.

Tim jaksa penuntut awalnya mengklaim bahwa tidak ada rekaman video interogasinya, tetapi kemudian mengakui bahwa rekaman video dan audio wawancara dengan Moussaoui ada.bbc/kpo

Sumber: Republika.co.id

Dukung Penyidikan Terhadap Tindakan Ilegal Bush

Assalamu’alaikum wr.wb.,

LSM bernama Avaaz sedang kumpulkan tanda tangan online pada petisi untuk mendukung pembentukan Komisi Independen yang akan melakukan penyelidikan tehadap “War on Terror” yang diciptakan oleh Bush. Komisi Independen tersebut sedang direncanakan oleh Senat AS, dan diharapkan dengan dukungan terhadap petisi ini, warga dunia bisa memberikan semangat pada anggota Senat untuk teruskan rencana ini dan membentuk Komisi yang akan meyelediki semua tindakan ilegal Bush selama 8 tahun. 
Kalau mau mendukung, klik pada link di bawah dan isi nama dan alamat email di situs Avaaz. 

http://www.avaaz.org/en/end_the_war_on_terror

Avaaz sering membentuk gerakan online lewat petisi digital, dan beberapa kali telah berhasil mengubah kebijakan di berbagai negara.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene 

01 March, 2009

Mama Lauren: Banyak Caleg Minta Diramal

Jumat, 27 Februari 2009 | 17:28 WIB

PAGAR rumah berlantai dua yang berlokasi di kompleks Cipinang Indah II Jalan Kasuari Blok GG Jakarta itu terkunci. Namun, sejumlah mobil mewah terlihat berjajar di pinggir jalan depan rumah bercat abu-abu tersebut.

Tidak ada tanda-tanda aktivitas dalam rumah tersebut. Yang terlihat, hanya seorang warga sedang asyik menyiram air ke taman di depan rumah yang mengelilingi patung ganesa tersebut.

"Maaf pak, tuan rumah tidak menerima tamu. Sudah beberapa hari ini, kondisi kesehatannya menurun sehingga tidak menerima tamu," kata pria itu kepada Persda Network.

Ya, pemilik rumah berlantai dua tersebut adalah Mama Lauren. Tokoh supranatural Indonesia yang hasil ramalannya kerap disiarkan media massa. Beberapa hari terakhir ini kondisi kesehatannya menurun. Selain faktor usia juga karena terlalu capek, banyak warga yang datang membutuhkan bantuannya.

Untungnya saat Persda Network datang, perempuan berusia 77 tahun tersebut mau menemuinya. Menjelang pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) legislatif, dia termasuk tokoh yang kebanjiran tamu. Rata-rata tamu yang datang adalah para caleg yang akan berebut simpati masyarakat dalam pemilu 9 April mendatang. Kedatangannya tidak lain untuk meramal perjalanan politiknya dalam pesta demokrasi kali ini.

"Banyak caleg yang datang ke sini minta diramal, gimana pemilu nanti," katanya singkat sambil menunjukkan beberapa lembar foto yang ada dalam laci meja kerjanya.

Menurutnya, sesuai dengan keahlian dan kemampuannya, dia memberikan ramalan tersebut. Namun, hasil ramalan itu hanya untuk kepentingan tamu yang bersangkutan dan tidak bisa disampaikan kepada orang lain.

Bahkan, saat ditanya caleg dari partai mana saja yang datang minta ramalan, Mama Lauren enggan mengutarakan. Menurutnya, itu privasi orang yang harus dijaga. Tidak lain, itu adalah amanat sebagai bentuk kepercayaan orang lain terhadap dirinya.

"Yang datang ya dari berbagai daerah di Indonesia. Saya tidak mau menyampaikan partai apa saja yang datang ke sini dan orangnya siapa saja," tukasnya.

Menurut sekretaris pribadinya, setiap hari tiga tamu yang dilayani untuk konsultasi pribadi tersebut. Adapun waktunya mulai pukul 09.30 hingga pukul 13.00. Sebab setelah itu, ia langsung istirahat hingga malam.

Terkait kondisi politik nanti, menurut Mama Lauren, bakal terjadi kerusuhan pascapelaksanaan pemilu legislatif, yakni sekitar bulan Mei hingga Juli. Namun, itu semua mampu diatasi dan diredam oleh petugas keamanan. "Bukan besar atau kecil kerusuhan tersebut. Yang penting kejadian itu bisa diatasi dan diredam oleh petugas keamanan," ujarnya.

Kemudian, para politisi yang ada di negeri ini masih mempertahankan gaya lamanya serta selalu meng-counter bila ada serangan dari pihak luar institusi. Dengan demikian, seolah-olah tidak ada tempat lagi bagi anggota Dewan untuk berbuat baik.

Selain itu, Mama Lauren juga meramal bakal banyak orang yang tidak berkualitas dan tidak sesuai kemampuannya bakal menduduki jabatan sehingga kekacauan akan terjadi. Untungnya, petugas keamanan mampu mengatasinya. (persda network/coi)*

Sumber: Kompas.com

Megawati Soekarnoputri Tak Inginkan Pemujaan

[Teks di bawah ini ditinggalkan di blog saya sebagai komentar. Di bawahnya lagi ada komentar dari saya.]

Setelah membaca surat Bung Tomas Aquino (Kompas, 11/10), pertama-tama saya mengucapkan terima kasih atas kritik yang membangun. Namun, ada beberapa substansi penting yang perlu dijelaskan agar "acara minum bekas cucian" bisa dilihat secara proporsional. 

Memang betul, pada acara peresmian Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada 17 September 2006 terjadi insiden yang jelas-jelas tidak dikehendaki oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. Di akhir acara, ribuan kader dan Simpatisan yang setia kepada PDI Perjuangan menerobos masuk untuk bisa bersalaman dengan Ibu Megawati. 

Seperti halnya di setiap acara yang dihadiri Ibu Megawati di berbagai daerah, kecintaan kader dan Simpatisan yang Militan termasuk rakyat kecil yang kecewa dengan kondisi berbangsa dan bernegara saat ini sepertinya ingin disampaikan langsung dengan bertatap muka atau bisa sekadar bersalaman. 

Di saat kondisi yang serba ramai, tiba-tiba ada salah seorang Simpatisan yang Militan menerobos langsung sembari memaksa membasuh kaki Ibu Megawati. Dalam kondisi terdesak, Ibu Megawati sebetulnya tidak ingin mengalami perlakuan aneh tersebut. 

Karena "Bapak" tadi memaksa dan berjanji hanya membasuh kaki saja, itu pun hanya menghabiskan seperempat botol isi air mineral ukuran kecil, Ibu Megawati terpaksa mengabulkan permintaan tersebut. 

Namun, sangat disayangkan, di luar sepengetahuan Ibu Megawati, karena harus meninggalkan lokasi acara, "Bapak" tadi meminum bekas basuhan kaki yang telah ditambah air mineral lagi. 

Ibu Megawati sepakat dengan Bung Tomas Aquino bahwa cara-cara pemujaan atau kultus individu terhadap pemimpin di luar nalar sehat harus ditinggalkan. 

Ketika menerima penghargaan dari Kerajaan Gowa, 11 Juni 2006, sebagai I Fatimah Daeng Takontu Karaeng Campagaya yang berarti "Macan Betina dari Timur", Ibu Megawati mempertimbangkannya lama sekali untuk menerima gelar tersebut. Secara pribadi, terhadap hal-hal yang bersifat pujian, Ibu Megawati sangat tidak berkenan. 

Prinsip Ibu Megawati adalah "Sepi ing pamrih, rame ing gawe". Hal ini sudah terbukti dari "dipinjamnya" angka-angka statistik data kemiskinan di era kepemimpinan Megawati oleh pemerintahan sekarang. 

Monggo diliat di Link berikut, Berita dan Foto yg dibuat oleh Harian Rakyat Merdeka:

########

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Penjelasan:
>>>Karena "Bapak" tadi memaksa dan berjanji hanya membasuh kaki saja, itu pun hanya menghabiskan seperempat botol isi air mineral ukuran kecil, Ibu Megawati terpaksa mengabulkan permintaan tersebut. 

Komentar saya:
Wah, terima kasih atas pencerahannya. Sangat menarik. Ternyata Ibu Mega tidak menginginkan semuanya. Alhamdulillah. Memang tidak pantas. Ternyata dia dipaksakan. Tetapi ada suatu hal yang tidak saya pahami. Ibu Mega seorang mantan Presiden. Jadi, kalau tidak salah, masih dijaga oleh Paspamres dan polisi. (Atau mungkin tidak lagi?). Tetapi pasti ada semacam pengawal dan adjudan. Walaupun begitu, ternyata masih bisa dipaksa-paksakan diuar kehendaknya. 
Ibu Mega dipaksa menuju kursi. Dipaksa duduk. Lalu dipaksa buka sepatu. Dipaksa buka kaos kaki. Dipaksa taruh kakinya di dalam ember. Dipaksa menahan posisi tersebut selama beberapa menit supaya kakinya bisa dicuci, walaupun semuanya di luar kehendaknya. 

Kasihan sekali Ibu Mega kalau sering dipaksa-paksakan begitu. 

Mungkin lebih baik kalau Ibu Mega tidak diangkat menjadi Presiden lagi. Takutnya nanti dipaksakan menjual aset negara dengan harga yang muruh, padahal tidak mau. Takutnya dipaksakan memberikan kemerdekaan pada Papua, Maluku, Aceh, dan lain lain, padahal tidak mau. Kasihan Ibu Mega yang tidak bisa membela diri terhadap “paksaan” orang yang tidak dikenal. Dan ternyata, dari ratusan simpatisan di sekitarnya, tidak ada satupun yang berani menyelamatkan Ibu tercinta mereka yang sedang dipaksakan di luar kehendaknya. Kok mereka begitu cuek pada penderitaan Ibu Mega yang sedang dipaksa-paksakan?

>>>Ibu Megawati sepakat dengan Bung Tomas Aquino bahwa cara-cara pemujaan atau kultus individu terhadap pemimpin di luar nalar sehat harus ditinggalkan. 

Alhamdulillah. Mudah-mudahan pada lain kesempatan, Ibu Mega bisa berhasil untuk tidak duduk, tidak buka sepatu dan kaos kaki, tidak taruh kaki di dalam ember, dan tidak berdiam diri selama beberapa menit pada saat kakinya dicuci (dalam keadaan terpaksa). Dan semoga pada lain waktu, Ibu Mega bisa dilindungi oleh kader dan simpatisan yang lebih sayang kepadanya, sehingga pada saat mereka melihat pemimpin mereka “dipaksakan” di luar kehendaknya, mereka akan maju untuk membelanya dan menyuruh orang yang mengganggunya untuk tidak “mengkultuskan Ibu Mega” karena ternyata Ibu Mega tidak setuju (kecuali sedang “dipaksakan” tentu saja).

>>>Ketika menerima penghargaan dari Kerajaan Gowa, 11 Juni 2006, sebagai I Fatimah Daeng Takontu Karaeng Campagaya yang berarti "Macan Betina dari Timur", 
Ibu Megawati mempertimbangkannya lama sekali untuk menerima gelar tersebut. 

Alhamdulillah. Sayangnya dia tidak mempertimbangkannya lama sekali juga pada waktu memutuskan untuk menjual aset negara dengan harga murah selama menjadi Presiden dulu. Mungkin kalau masih ada BUMN yang baik seperti Indosat, yang sudah terlanjur dijual oleh Ibu Mega, negara ini akan lebih makmur sekarang. Dan hal itu berarti pada saat rakyat miskin bertemu dengan Ibu Mega, mereka tidak akan “kecewa dengan kondisi berbangsa dan bernegara”, tetapi mereka malah sudah bisa hidup dengan sejahtera. Sayangnya, Ibu Mega tidak memikirkan kesejahteraan mereka pada saat dia sibuk menjual aset negara dulu. 
Atau mungkin Ibu Mega dipaksakan pada waktu itu juga!

Hanya ada satu komentar lagi dari saya. Dalam penjelasan di atas, dikatakan bahwa orang itu bisa minum air bekas cucian kaki Mega “…di luar sepengetahuan Ibu Megawati, karena harus meninggalkan lokasi acara, [jadi] ‘Bapak’ tadi meminum bekas basuhan kaki yang telah ditambah air mineral lagi.” (Ini fotonya) .

Kalau melihat foto ini, ada dua orang yang duduk di belakang Ibu Mega. Seorang Ibu yang memakai baju dan celana hitam, dan seorang bapak yang memakai jaket merah. Sepertinya agak aneh kalau Ibu Mega bisa tinggalkan lokasi, tetapi ibu dan bapak tersebut tidak pindah dari kursinya sama sekali. Di dalam foto yang kedua, mereka masih kelihatan duduk dalam posisi yang sama. Baju hitam dan sepatu hitam dari ibu itu masih kelihatan di posisi yang sama, dan jaket merah yang dipakai oleh bapak itu masih kelihatan juga.

Artinya, (kalau penjelasan di atas itu benar) Ibu Mega berdiri dan tinggalkan ruangan, dan bapak yang mencuci kakinya tetap berlutut di depan kursi kosong tanpa begerak, dan kedua kader PDIP di belakang bapak itu juga tidak tidak berdiri dan mengantarkan Ibu Mega keluar dari ruangan. Mereka berdua diam saja di kursi, dan memperhatikan si bapak yang meminum air cucian kaki Ibu Mega. Berarti bapak yang minum itu sedang menghadapi kursi kosong, dan ibu dan bapak di belakangnya begitu terpesona, mereka tidak begerak sama sekali saat Ibu Mega pergi.

Mungkin ada penjelasan yang lain, yaitu, bapak itu masih minum air cucian kaki Mega dihadapannya, dan Ibu Mega belum pergi ke mana-mana. Bapak yang berlutut masih berlutut di depannya, dan kedua kader di sebelahnya juga belum begerak karena pemimpin mereka belum bergerak dari kursinya. Wallahu a’lam.

Tetapi apapun yang terjadi, kita tidak perlu menyalahkan Ibu Mega. Dia dalam kondisi dipaksakan di luar kehendaknya. Semoga di masa depan Indonesia mendapat Presiden yang sanggup membela diri terhadap paksaan dari orang yang tidak dikenal.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene 

26 February, 2009

Tommy Soeharto Dijaga Polisi?

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Beberapa hari yang lalu saya menjadi terkejut saat membaca Jakarta Post. Di halaman depan, ada artikel yang mengatakan bahwa pada saat Tommy Soeharto datang untuk rapat bisnis pribadinya, dia dijaga dan dilindungi oleh beberapa petugas polisi. 
Saya carikan berita ini di koran Indonesia dan dapat keterangan yang sama. (Teksnya di bawah.)

Yang membuat saya terkejut adalah kenyataan bahwa seorang pembunuh Hakim Agung masih bisa dapat hak untuk dilindungi oleh polisi. Bagaimana dengan keluarga Hakim Agung yang dibunuh, yaitu Syafiuddin Kartasasmita? Bukannya mereka merasa tersinggung sekali kalau mereka buka koran dan membaca bawa orang yang membunuh Syafiuddin Kartasasmita malah DIJAGA oleh polisi? 

Setelah baca berita ini, saya tunggu beberapa hari. Saya kira akan ada protes. 

Saya kira akan ada protes dari anggota DPR yang peduli pada keadilan. Mereka berhak memanggil Kapolri dan bertanya kenapa polisi bisa menjaga seorang penjahat dan pembunuh yang pernah menunjukkan ketidakpedulian pada hukum negara dengan cara membunuh seorang hakim agung yang berusaha menegakkan hukum.
Saya kira akan ada protes dari LSM yang peduli pada keadilan. Mereka bisa mengadakan konperensi pers dan bertanya kenapa seorang pembunuh malah dilindungi oleh polisi. 
Saya kira akan ada protes dari partai politik yang peduli pada keadilan. Mereka bisa berprotes kepada media, di televisi, koran dan majalah. Mereka bisa menolak keras kalau seorang pembunuh hakim agung berhak dilindungi oleh polisi.
Saya kira akan ada protes dari tokoh-tokoh nasional yang peduli pada keadilan. Mereka bisa bersuara dan membuktikan kepada masyarakat bahwa mereka peduli pada bangsa ini dan merasa tersinggung kalau polisi diberi tugas melindungi penjahat, siapapun dia. 
Saya kira akan ada protes dari Presiden atau Wapres yang peduli pada keadilan. Makin mendekati waktu Pemilu, saya kira mereka akan mau membuktikan bahwa mereka tidak ingin membela dan meneruskan Orde Baru, dan akan serius untuk menegakkan hukum di negara ini. 

Ternyata, tidak ada yang berprotes. 

Kalau seandainya dulu Tommy membunuh Presiden RI (dan bukan sekedar Hakim Agung saja, yang ternyata di Indonesia tidak punya nilai tinggi), apakah mungkin Tommy masih dijaga dan dilindungi oleh polisi pada saat dia mengurus bisnis pribadinya?

Besok, kalau rumah anda dirampok, jangan coba telfon polisi. Takutnya nanti anda hanya dapat rekaman suara seperti ini: “Terima kasih anda telah menghubungi Polsek kami. Maaf, semua petugas kami sibuk melindungi dan melayani para pembunuh dan penjahat. Kalau perlu bantuan dari kami, tolong membunuh seorang Hakim Agung dulu, dan kami akan segera datang untuk melayani anda. Kalau anda hanya sekedar ‘korban’ saja, maaf kami tidak punya waktu untuk melayani dan melindungi anda.”

Perwira polisi yang ambil keputusan untuk melindungi Tommy Soeharto saat dia menjalankan bisnis pribadinya seharusnya dihentikan sebagai polisi. Sepertinya dia tidak paham konsep “melayani dan melindungi”.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto


Tommy sacks Humpuss boss

Two years after walking out of prison, Hutomo “Tommy” Mandala Putra is fully back in the business world and running at full throttle. 
Guarded by several police officers, the youngest son of the late former President Soeharto led a shareholders meeting of his publicly listed shipping company PT Humpuss Intermoda Transportasi (HIT) to discharge the existing company board of directors.

RUPSLB PT Humpuss Intermoda Tbk Diamankan Polisi

Senin, 16 Februari 2009 | 13:44 WIB

JAKARTA, SENIN — Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk, Senin (16/2), tidak hanya didatangi pemegang saham dan media, tetapi hadir juga beberapa polisi dari Kepolisian Sektor Metro Menteng untuk mengamankan acara. Tommy Soeharto selaku pemegang saham di HIT, juga datang dalam acara tersebut.
Awalnya, beberapa orang mengira pengamanan ketat ini karena Tommy Soeharto ingin menghadiri acara tersebut. "Biasanya kalau RUPS aja enggak ada polisi seperti ini. Mungkin gara-gara Tommy ikut datang," jelas salah seorang rekan wartawan yang juga hadir dalam kesempatan itu.
Ketika Kompas.com melakukan konfirmasi pada pihak penyelenggara, Sapto, Coorporate Sekretaris HIT, mengatakan ini bukan permintaan dari pihaknya. "Kita tidak meminta pengamanan seperti ini, pengamanan seperti ini adalah standar dari pihak hotel, yah...mungkin pihak kepolisian menambah personel karena Mas Tommy datang," jelas Sapto.
Salah seorang anggota kepolisian yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan, ia mendapatkan perintah dari Kepala Polsek Menteng untuk mengamankan jalannya acara.
"Kewajiban kita kan memenuhi permintaan warga, makanya kita penuhi. Tadi pagi Bapak Kapolsek hanya memerintahkan mengamankan ini, tapi tidak menyebutkan siapa yang mau datang," jelas polisi tersebut.

25 February, 2009

Demokrasi Haram? Golput Wajib? Dari Mana Ide Ini?

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Pada hari minggu kemarin, saya bertemu dengan Prof. Dr. Ali Mustafa Yaqub, Imam Besar Masjid Istiqlal dan Wakil Ketua Komisi Fatwa di Majelis Ulama Indonesia.
Pada kesempatan itu, saya penasaran untuk bertanya tentang demokrasi dan anjuran golput karena sudah berkali-kali ada orang yang berkomentar di blog saya atau kirim email yang menyatakan bahwa demokrasi itu haram hukumnya dan ummat Islam diwajibkan golput. Saya minta pendapat Dr. Ali Mustafa karena saya ingin memahami perkara ini lebih dalam. 
Berikut ini, saya akan coba menjelaskan kembali semua yang disampaikan Dr. Ali Mustafa dalam dialog kami pada malam itu. 

Kesimpulan dari diskusi kami adalah: pendapat bahwa Islam bertentangan dengan demokrasi sehingga haram untuk diikuti tidak ada landasan dalam ajaran Islam. 
Dr. Ali Mustafa juga berpendapat bahwa opini ini berasal dari musuh-musuhnya Islam, termusuk kaum Zionis. Mereka sangat inginkan agar ummat Islam tinggalkan demokrasi sehingga bisa dipecah-belahkan dan menjadi lemah. 
Dr. Ali Mustafa bertanya, “Apa yang akan terjadi di negara seperti Indonesia kalau semua orang Muslim menjadi golput dan tinggalkan demokrasi? Yang jelas, kita sangat mungkin mendapatkan Presiden dan Wapres yang non-Muslim!” Dan mereka akan diakui oleh dunia sebagai pemimpin yang sah karena mereka mendapatkan hak berkuasa lewat pemilu! Kejadian seperti itu akan merupakan suatu kemenangan yang besar bagi kaum non-Muslim, terutama missionaris yang ingin mengubah Indonesia menjadi negara Kristen.

Kemudian, Dr. Ali Mustafa menjelaskan ada 3 kelompok orang yang mendukung sikap golput:

1. Skeptis: dia tidak yakin negara ini bisa diperbaiki jadi dia tidak mau terlibat dalam prosesnya
2. Kecewa: dia sudah merasa kegagalan “demokrasi” selama puluhan tahun di Indonesia (di bawah Soeharto) dan karena itu dia tidak mau terlibat lagi dengan pemerintahan manapun.
3. Ideologi (kelompok ini dipecah lagi):
     a. Ideologi Islam
     b. Ideologi Sekuler

Insya Allah 1 dan 2 sudah jelas. 
Untuk 3A, yaitu Ideologi Islam, mereka anggap bahwa Indonesia harus berubah menjadi negara Islam yang berdasarkan hukum syariah saja. Karena tidak demikian pada saat ini, maka dianggap demokrasi haram dan ummat Islam harus golput. 
Menurut Dr Ali Mustafa, kalau kita ikuti anjuran orang ini, maka orang kafir bisa menjadi kaum yang paling berkuasa di sini, dan ummat Islam harus nurut dengan hukum yang mereka buat. Pendapat ini bahwa demokrasi haram untuk orang Muslim berasal dari “aktor intelektual” dan mungkin juga dari kaum Zionis, katanya. Mereka inginkan agar ummat Islam menjadi lemah, dipecah-belahkan, dan kaum non-Muslim bisa berkuasa di atasnya. 

Untuk pendapat 3B, yaitu Ideologi Sekuler, mereka anggap bahwa tidak ada kandidat yang 100% sekuler, jadi karena itu mereka memilih untuk tidak dukung semua. Mereka merasa bahwa Indonesia sudah terlalu islamiah, dan mereka inginkan negara yang 100% sekuler seperti negara barat, dan tidak boleh lagi ada hukum syariah di Aceh, Perda Syariah, UU Zakat, UU Pernikahan (yang islamiah), UU Wakaf, obligasi syariah (di bidang keuangan), UU Syariah Banking, dan sebagainya. Mereka anggap bahwa hukum-hukum seperti ini melanggar asas sekuler negara yang mereka harapkan, dan selama tidak bisa dihapus, mereka tidak anggap Indonesia sebagai negara sekluer yang sesungguhnya, dan karena itu demokrasi di sini harus ditinggalkan, alias mereka mau golput. Tidak ada kandidat yang layak dipilih karena tidak ada kandidat yang janji untuk menghapus semua UU tersebut dan mengubah Indonesia menjadi negara sekuler yang bersih dari UU yang islamiah.

Saya bertanya lebih dalam tentang pendapat 3A, yaitu Ideologi Islam. Saya ingin lebih paham kenapa ada begitu banyak orang Muslim yang anti-demokrasi. Dr. Ali Mustafa menjelaskan, ada 4 jenis hukum di dalam Islam: 

1. Ibadah (shalat, haji, dll.)
2. Muamalah (kegiatan yang dilakukan antara manusia, jual-beli, sewa-menyewa, dll.)
3. Munakahat (hukum perkawinan, warisan, wakaf, dll.)
4. Jinayah (hukum kriminal, atau hukum syariah)

Dari 4 jenis hukum ini, 3 yang pertama sudah diaplikasi di dalam negara Indonesia. Jadi, sebenarnya, Indonesia sudah 75% menjadi negara Islam. Hanya yang ke-4 yang belum diaplikasi secara mutlak. Lalu, Dr. Ali Mustafa menjelaskan bahwa apa yang kita pahami sebagai demokrasi (rakyat bisa memilih pemimpin sendiri) tidak masuk ke bagian Ibadah. Sedangkan dalam hukum fiqih, kita wajib mengikuti contoh dari Rasulullah SAW dalam urusan Ibadah karena yang lain dari contoh Nabi SAW adalah haram. Sedangkan dalam semua urusan yang lain, apa yang kita kerjakan berstatus halal, selama tidak ada alasan yang jelas untuk membuatnya haram.

Urusan dunia diserahkan kepada kita untuk memutuskan lewat musyawarah (saling berdiskusi dan berkonsultasi). Kalau ada suatu contoh atau tindakan dari Nabi SAW, yang bukan ibadah, kita boleh aplikasikan dan juga boleh membentuk cara yang baru. Untuk semua urusan baru itu, selama tidak berhubungan dengan ibadah, dan tidak ada alasan untuk mengharamkan, maka kita bebas membentuk tindakan dan cara kerja yang baru yang sesuai dengan kebutuhan kita di dunia ini. 

Saya bertanya tentang system Khilafa yang ada di zaman Nabi SAW dan bertanya apakah kita wajib menerapkan sistem yang sama karena kita akan berdosa kalau tidak “mengikuti Nabi SAW”. Dr. Ali Mustafa menjelaskan bahwa kita tidak wajib menggunakan sistem yang sama (artinya, boleh dipakai dan tidak dilarang, tetapi juga tidak wajib bagi kita) karena hal ini bukan termasuk urusan hukum ibadah. Oleh karena itu, Nabi SAW sendiri memberikan izin kepada ummatnya untuk mengatur urusan dunia dengan ilmu yang kita miliki, tanpa membatasi kreativitas kita untuk menciptakan sistem dan cara kerja yang baru. 

Tetapi kalau ada orang yang hanya inginkan Khilafa, dan karena belum bisa mendapatkannya dia golput saja dulu, maka, menurut Dr. Ali Mustafa Yaqub, hal itu berarti dia justru “membantu” musuh-musuh Islam dalam keinginan mereka untuk berkuasa di atas ummat Islam. Kita boleh saja membahas sistem khalifa kalau kita semua menginginkannya, tetapi tidak jelas bagaimana kita bisa pindah dari sistem demokrasi yang sudah mengakar pada sistem khilafa. Dan apa yang akan dilakukan kepada semua warga negara non-Muslim yang tiba-tiba dipaksakan terima sistem khilafa padahal mereka inginkan demokrasi terus? Kalau hal seperti itu terjadi, mungkin akan ada perang sipil di sini, dengan orang non-Muslim dibantu oleh negara-negara barat untuk mengembalikan demokrasi di sini. Jadi, yang akan dihasilkan malah perang sipil (barangkali) bukan kejayaan bagi ummat Islam dan bangsa Indonesia. 

Kata Dr. Ali Mustafa, di zaman Nabi SAW, wilayah kekuasaan Nabi SAW disebut “Jazirah Arab” sebagai nama suatu wilayah spesifik, dan itu tidak berbeda dengan wilayah yang bernama “Indonesia”. Jadi, kekuasaan kita di dalam wilayah Indonesia tidak berbeda dengan kekuasaan Nabi SAW di dalam Jazirah Arab. Oleh karena itu, di dalam wilayah Indonesia ini, kita bisa menerapkan sistem pemerintahan mana saja yang kita inginkan. Dan kalau rakyat mendukung demokrasi, dan bangsa bisa maju dan diterima oleh semua negara lain, maka tidak ada alasan untuk mengharamkan demokrasi. Dan karena itu, tidak ada alasan untuk memilih golput. Kalau kita masih mau golput saja, tanpa berfikir tentang dampaknya, jangan heran kalau pada akhir tahun ini Presiden, Wapres dan semua Menteri adalah orang non-Muslim!

Semoga informasi ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
Kalau mau berbeda pendapat, silahkan.

Mohon maaf bila ada kesalahan atau kekurangan.
Wallahu a’lam bish-shawab,
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

21 February, 2009

Air Cucian Kaki Mega


Assalamu’alaikum wr.wrb.,

Saya dapat email ini dari teman. Awalnya saya meragukan kebenarannya, karena saya kira pasti bagian dari black campaign untuk menjatuhkan Mega. Ternyata, sebagian benar, sebagian tidak. Email yang disebarkan menyebutkan bahwa untuk menjadi kader PDIP harus minum air cucian kaki Ibu Megawati. Ternyata, itu bukan syarat untuk menjadi kader dan hanya dilakukan sebagian orang saja yang merasa sangat kagum dengan Ibu Mega. Hal ini dibenarkan oleh Wasekjen PDIP Hasto Kristianto dan mantan anggota FPDIP di DPR Permadi.

Wassasalamu’alaikum wr.wb.,
Gene

########


Aroma Mistis Air Cucian Kaki Mega

Politik
Abdullah Mubarok
18/02/2009 - 09:29

INILAH.COM, Jakarta – Email yang memuat foto simpatisan PDIP sedang meminum air cucian kaki Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dianggap sebagai kampanye negatif. Sebab, PDIP tidak pernah menyaratkan kader yang ingin menjadi caleg untuk meminum air tersebut.

"Kejadian itu hanya sebuah bentuk kekaguman yang luar biasa terhadap Bung Karno dan Ibu Mega karena bisa membangun kekuatan seperti membawa ketenangan atau kesejahteraan," kata Wasekjen PDIP Hasto Kristianto kepada INILAH.COM, Jakarta, Rabu (18/2).

Sebagian masyarakat Indonesia, diakui Hasto, masih memiliki kepercayaan mistik yang tinggi. Peristiwa lain seperti pencucian benda-benda pusaka di Yogyakarta, masyarakat berebutan untuk menengak air bekas cuciannya. Bahkan kotoran sapi Kiai Slamet pun diambil warga Solo ketika memperingati malam satu syuro.
"Dampaknya tergantung kepercayaan bagi seseorang," ujarnya.
Hasto mengakui, menjelang pemilu suhu politik semakin memanas. Banyak pihak mengunakan cara-cara yang tidak etis. Namun, partai bernomor urut 28 ini siap menghadapi dengan cara yang sehat.

Dalam email itu terpampang foto Megawati yang sedang dicuci kakinya oleh seseorang berjenggot putih berkaos merah. Setelah disiram dengan air botol mineral yang ditadahkan di sebuah baskom, kemudian air cucian kaki tersebut di minum oleh pria tersebut.
Email yang berjudul 'mau...mau...mau jadi caleg PDI-P???' pengirim yang ditulis Mega Sijabat itu menuliskan "Hanya orang yang bodohlah yang akan mengikuti jejak ini....Semoga kita bukan termasuk didalam golongannya." [bar/ana]

Sumber: Inilah.com


####

Permadi: Saya Minum Air Kaki Ibu
Vina Nurul Iklima
Politik
18/02/2009 - 13:17

INILAH.COM, Jakarta - Ritual yang mempercayai air basuhan kaki Megawati Soekarnoputri untuk 'kesuksesan' dinilai wajar. Bahkan Permadi mengaku meminum air basuhan kaki ibunya.

"Itu karena orang saking fanatismenya. Saya juga sering lakukan itu pada Ibu saya. Kan ada istilah sorga ada di bawah telapak kaki Ibu. Jadi nggak ada masalah," kata mantan anggota FPDIP Permadi kepada INILAH.COM, Jakarta, Rabu (18/2).
Menurut Permadi, mumpuninya air basuhan kaki Megawati itu tergantung kepercayaan orang yang meminumnya. Di PDIP, hal tersebut bukan suatu yang aneh. Bahkan ada ritual lain yang dulu sempat dilakukan kader PDIP.
"Ada juga, cap jempol darah. Cap jempol darah itu maksudnya pernyataan ikut Mega," ujar Permadi.

Permadi menjabarkan, jempol kader PDIP di tusuk jarum, kemudian dicapkan di atas surat pernyataan fanatik untuk mendukung Mega, itu saking fanatiknya. Ritual itu diketahui PDIP sudah dilakukan di Jakarta, dan Surabaya.
"Mega tahu. Pernah ia melarang itu, tapi sulit tetap saja seperti itu. Itu kan hak setiap orang," imbuh Permadi. [ana]

Sumber: Inilah.com

19 February, 2009

Zulhamli Alhamidi Yang Saya Kenal

Assalamu’alaikum wr.wb,
Saya dapat tulisan di bawah ini dari blog orang lain. Kemarin, cukup banyak orang muncul dan merasa sudah dapat amunisi untuk menghujat PKS dan demokrasi sekaligus. Jadi untuk sementara, ini menjadi bahan terhangat di media selama beberapa hari. Juga di dunia blog, ternyata. Sebagian dari komentar saya hapus dari blog karena saya anggap terlalu berlebihan dalam hujatannya.
Presiden PKS Tifatul Sembiring sudah menyatakan di media (silahkan cari) bahwa Zulhamli diberikan pilihan mundur atau dipecat dari PKS. Dan dia sudah mengundurkan diri. Setelah membaca berita yang lebih lengkap, ternyata dia tidak sendirian masuk ke tempat pijit resmi, tetapi bersama rombongan sesama anggota DPRD dari berbagai partai.
Di tempat itu, katanya, laki dan perempuan terpisah sehingga anggota dewan sering berkunjung ke sana, dan bahkan ada yang suka membawa isterinya sekaligus.
Saat polisi melakukan razia, tinggal Zulhamli sendirian, dalam keadaan tidur. Anggota lain dari partai lain sudah pergi duluan. (Untung sekali abgi mereka – nama2 mereka tidak ikut masuk koran!)
Tempat pijitnya bukan ”tempat mesum” tetapi tempat formal, di mana karyawan berseragam, dan berlisensi, dan laki dan perempuan terpisah. Saya juga belum baca penjelasan kenapa Zulhamli mau dipijit sama perempuan padahal sebagai seorang ustadz di komunitas situ, bukan suatu hal yang lazim. Kalau benar terjadi seperti itu, semua pengurus PKS yang berkomentar di media sepakat bahwa itu adalah pelanggaran dan tidak dibenarkan. Makanya Zulhamli dipaksakan mundur. Kalau seandainya hal ini, sebagai suatu kejadian nyata, digunakan untuk menhgujat sebuah partai islam, atau demokrasi, secara berlebihan saya kira tidak tepat.
Ini kesalahan perorangan saja, tetapi malah menjadi bahan politik untuk kaum yang ingin menjaga status quo dan menghindari perubahan. Semoga bangsa ini tetap bisa maju dan mendapatkan pemerintah yang bersih, jujur, adil, bijaksana dan terutama taat kepada Allah. Semoga yang berbuat salah bisa bertaubat dan diampuni dosanya.

Wassalamu’alaikum wr.wb,
Gene

########

Zulhamli Alhamidi Yang Saya Kenal

Posted by: "Mariah Agustina"

Tue Feb 17, 2009 3:59 am (PST)

for everyone…
Sudah belasan tahun saya mengenal sosok dan pribadi Zulhamli Alhamidi tanpa pernah menemukan kesalahannya sedikitpun kecuali satu kali ini saja. Saya prihatin dan bertanya-tanya apakah manusia memang tidak boleh khilaf suatu saat? Tulisan ini saya niatkan dalam rangka memenuhi salah satu hak-hak ukhuwwah beliau sebagai saudara saya sesama muslim.

Uda Zul, begitu panggilan akrabnya di kalangan anak-anak Rohis sejak jadi aktivis da’wah di kampus UNJA. Saya pun sekampus dengan beliau, cuma saya FE 93 sedangkan beliau Fapet 94. Tapi sejak sama-sama ngantor di Fraksi PKS, saya ikut memanggilnya Uda Zul karena memang usia beliau lebih tua 1 tahun dari saya. Saya juga satu majelis ta’lim dengan istri beliau, Mbak Lisa.

Da Zulhamli adalah anggota dewan paling miskin di DPRD Kota Jambi menurut ekspos LHKPN versi BPK tahun 2004 dengan asset pribadi ‘hanya’ Rp.3,5 juta saja (diikuti 3 rekan F-PKS lainnya yang sama-sama termasuk paling miskin, selain mas Hizbullah). Berita itu juga bikin polemik di koran lokal saat itu, karena Uda Zul memang sangat sederhana. Selain masih tinggal numpang di rumah mertua walau sudah punya 2 anak, Da Zul juga punya motor ‘butut’ yang selalu menemaninya ke manapun. Bahkan motor tua milik Da Zul sempat menginspirasi saya untuk bikin puisi (maaf file-nya belum ketemu). Dan motor tuanya itu sempat patah jadi dua saat suatu malam beliau ditabrak oleh pemuda yang sedang ngebut di dalam gang dalam perjalanan beliau menuju tempat Mabit ikhwan.

Ada dua momen yang paling berkesan tentang Da Zul dalam interaksinya dengan saya. Pertama, saat suatu hari saya datang ke Fraksi pagi-pagi dalam keadaan sangat lapar dan lemah karena tidak makan malam dan belum pula sarapan padahal saya sedang hamil. Dalam keadaan pusing dan gemetar karena benar-benar tak sanggup berdiri dan melangkah kuatir mendadak pingsan, Uda Zul tiba-tiba muncul di Fraksi. Saya sempat sungkan dan malu ingin meminta tolong Uda Zul memesan makanan ke kantin, tetapi pandangan mata saya sudah mulai agak gelap. Akhirnya dengan suara agak pelan, terucap juga permintaan tolong itu ke Da Zul. Saya pikir kalau saya akhirnya pingsan, bukankah Da Zul juga yang repot? Saya sangat merasa kurang sopan menyuruh seorang bapak dua anak, apalagi dengan level kaderisasi lebih tinggi dari saya, melakukan hal sepele seperti beli sesuatu ke kantin. Tapi alhamdulillah Da Zul benar-benar membantu saya pagi itu.
Yang kedua, saat polemik Pansus Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Penerapan PP.41/2007 di mana saya dipercaya menjadi Ketua Pansus di DPRD Kota Jambi. Posisi saya sangat sulit waktu itu, dilematis. Kesediaan Da Zul menjadi juru bicara Pansus, membacakan hasil kesimpulan Pansus di Rapat Paripurna walaupun berbeda pendapat dengan sikap akhir (stemmotivering) Fraksi PKS, sangat saya hargai. Pansus maunya ada penghematan anggaran melalui perampingan dinas sehingga sepakat dengan 9 Dinas saja dari Formasi 13 Dinas yang ada. Tetapi PKS pada menit-menit terakhir setelah masa lobi yang cukup alot, justru fix di formasi 14 Dinas mengikuti Golkar sebagai rekan koalisi Pilwako saat itu. Saya dan Da Zul sebetulnya utusan Fraksi yang tidak terlalu sepakat dengan hasil kesimpulan Pansus, tetapi toh khalayak juga taulah sikap pribadi kami tentu berafiliasi ke sikap akhir Fraksi PKS.

Beliau sosok yang pendiam, hanya bicara jika perlu saja. Dia orang yang sensitif, mudah tergugah hati. Da Zul pernah pingsan dalam suatu muhasabah sewaktu ada Dauroh Aleg PKS di Bengkulu. Da Zul juga pernah tiba-tiba menangis saat pidato membacakan Pandangan Umum Fraksi PKS saat santer menolak rehab gedung DPRD yang bakal menghabiskan dana APBD belasan miliar rupiah. Dan sehari setelah musibah dirinya dirazia di panti pijat itu, Da Zul juga 2 kali pingsan sebelum akhirnya datang ke DPW PKS Jambi untuk menghadapi konfrensi pers, lalu menyatakan mundur dari DPRD Kota Jambi sekaligus mundur dari pencalegannya di Dapil Jambi Timur-Pelayangan.
Jabatan terakhir Da Zul di DPRD Kota Jambi selain beliau adalah Wakil Ketua Fraksi PKS, beliau akhir Desember 2008 kemarin baru menyelesaikan tugasnya sebagai Wakil Ketua Komisi B. Di struktur partai, beliau adalah salah seorang Ketua Bidang di DPW. Beliau juga aktif di berbagai kegiatan di DPD dan DPC.

Saya tidak melihat ada gaya hidup yang berubah signifikan setelah Da Zul menjadi Aleg. Hingga saat ini beliau dan keluarganya masih ngontrak rumah sederhana di Talang Banjar (karena ada tuntutan Aleg PKS harus tinggal di Dapilnya). Di rumahnya pun tidak ada barang mewah. Selain motor tuanya itu, hanya tampak satu lemari penuh buku, televisi di ruang keluarga, room set anak-anak dan seperangkat kompor gas di dapur si ummi. Tidak ada sofa di sana, boro-boro koleksi keramik mewah!! Tamu yang datang terpaksa duduk lesehan di atas karpet sederhana. Kalaupun Da Zul sesekali bawa mobil Carry edisi lama, itu sebetulnya mobil milik mertuanya, kadang-kadang dipakai untuk menjemput anak-anaknya: Ainun, Ahmad dan si kecil Aziz.

Uda Zul memang sangat gemar olahraga Badminton seperti bapak-bapak anggota dewan yang lain. Kantor kami memang punya gedung olahraga sendiri, sehingga keluarga besar DPRD Kota bisa leluasa memanfaatkan waktu luang di situ. Di kantor, teman-teman Fraksi lain mengakui Da Zul cukup lihay main bulu tangkis ini. Mungkin saking semangat, badan Uda Zul sering pegal-pegal, saya yakin bapak-bapak sparing partner dia juga begitu jika terlalu menguras energi. Diakui oleh rekan-rekan sejawat, kalau pegal mereka kadang mampir rame-rame ke Panti Pijat Sehat Bersih yang lokasinya cukup dekat dari kantor dan memang punya izin operasional resmi dari Pemerintah Kota. Bahkan sesekali bapak-bapak itu bawa istri mereka sekedar pijat refleksi karena memang pengunjung laki-laki dan perempuan dibedakan tempat dan petugas yang melayaninya, harus sama-sama laki-laki atau sama-sama perempuan (Itulah yang saya heran mengapa pada kasus Da Zul koq justru petugasnya lain jenis? Menurut wartawan yang ikut Razia tetapi tidak ikut menjelek-jelekkan Aleg PKS di media, ada kemungkinan razia itu direkayasa. Tapi maaf saya tidak ingin buka di sini karena kuatir pencemaran nama baik pihak tertentu).

Yach… siapa sangka hobby berolahraga ini justru menjadi sandungan di belakang hari. Mungkin Allah ingin mengingatkan bahwa ada tupoksi Aleg yang lebih penting daripada sekedar riyadhoh. Wallohu a’lam.
Yang pasti, kinerja dan keikhlasan Uda Zul dalam beramal jauh lebih baik dibandingkan saya. Apa yang telah terjadi atas Da Zul adalah pertanda Allah masih sayang sama beliau, Allah mungkin sedang mempersiapkan rencana yang lebih baik untuk beliau dan keluarganya.
Tetapi terus terang kami di Fraksi belum siap kehilangan… Seseorang yang pergi begitu saja karena media lokal, nasional, cetak, elektronik, bahkan internet secara sistematis telah terlanjur membunuh karirnya tanpa ampun sampai beliau sangat malu dan tak punya muka lagi untuk sekedar datang ke kantor. Padahal tidak ada Perda dan aturan KUHP / KUHAP yang beliau langgar saat peristiwa di Panti Pijat itu. Beliau sedang pijat tradisional di tempat resmi dan petugas resmi, tidak ada asumsi razia yang dia langgar tapi Satpol PP dan Poltabes – dengan alasan mengamankan Pejabat Daerah – telah menggiring publik menuduh dia berbuat mesum dengan pemijat. Astaghfirullah… Kasihan Uda Zul. Sebagai kader Partai Da’wah, Dewan Syari’ah PKS lebih berhak menilai sejauh mana kesalahan beliau. Dan inisiatif pengunduran diri dari DPRD maupun dari pencalegannya di Pemilu 2009 adalah sebuah inisiatif yang patut dihormati. Bahkan itu sebetulnya masih terlalu berlebihan.

Kali terakhir saya bertemu dengan Uda Zul di DPRD – subhanalloh saya rasanya mau nangis lagi… - kami berlima duduk bersama di Fraksi PKS di Lantai 2, ngumpul saja karena Jum’at pagi itu tidak ada agenda rapat. Bang Dede sedang ngonsep Pandangan Umum RPJP di laptop, Mas Hiz baca koran, saya baca majalah Ghoib buat persiapan ngisi Rohis sejam lagi, sedangkan Bang Zay seingat saya baca printout PP.8/2008. Lalu Uda Zul? Dia serius memperhatikan HP-nya menyetel tilawah Qur’an (kalo gak salah, surat Al.Anfaal, taujih robbani yang paling mengena jelang Pemilu 2009). Murottal itu distel Da Zul agak keras sehingga saya yakin terdengar dari lantai bawah ruang Fraksi. Dan kami berlima cukup lama saling diam menyimak ayat-ayat Allah di sela kegiatan masing-masing, sampai menjelang jam 11 siang saya pamit duluan mau ke SMA 5….
Ah, Da Zul!! Ketika saya menjenguk ke rumahnya pasca pemberitaan itu untuk bertemu dengan istrinya (Mbak Lisa), hanya sekilas saya lihat Da Zul membukakan pintu untuk kami. Selebihnya, beliau lebih memilih masuk ke dalam. Hanya ada Mbak Lisa dan anak-anak yang menyambut kami dengan sejuta kesabaran di antara suara tertahan dan sesak di dadanya. Sementara mereka tegar, kami yang memandangi malah menangis. Sama seperti Da Zul, saya juga sudah belasan tahun mengenal Mbak Lisa sejak di Kampus, kami seangkatan 93. Selain dikenal sangat sabar dan pendiam, istri Da Zul juga seorang pekerja keras. Beliau guru SD Islam Terpadu Nurul Ilmi. Bayangkan bagaimana Mbak Lisa harus menghadapi ratusan wali murid yang bertanya-tanya tentang kejadian itu. Sementara anak-anak bertanya, “Ummi… Mengapa Abi tidak ngantor?”

Kasus razia panti pijat itu pahit banget yak!! Tidak terbayang kalau dalam sisa masa jabatan yang tinggal sekitar 5 bulan ini mendadak harus menghadapi drama voting di ruang Paripurna, sementara suara PKS kurang 1 orang… Walaupun saat ini isu pemecatan Kepala Satpol PP akibat salah ringkus di razia itu sudah disepakati oleh semua Fraksi di DPRD Kota Jambi (di sini total ada 40 kursi), kecuali Fraksi PKS memilih abstain untuk menjaga objektivitas. Saya masih tidak habis pikir, bukankah istri Kepala Satpol PP itu juga seorang akhwat PKS? Ah, otak saya masih bebal membaca situasi politis terselubung di balik penangkapan berdalih pengamanan Pejabat itu. Tapi semua respon dan dukungan dari internal DPRD Kota Jambi tidak akan mengembalikan kehidupan Da Zul seperti sedia kala. Mungkin butuh bertahun-tahun untuk pulih, entahlah.

Saya ingin katakan bahwa mungkin Uda Zul bersalah secara syari'ah (baca: berdosa) dan kasus ini sudah diambil alih DPP. Tetapi tidak layak kita ikut-ikutan memojokkan beliau. Dalam hearing Komisi A sepekan setelah kejadian itu, saya katakan kepada perwakilan Poltabes, Satpol PP, dan rombongan wartawan PWI yang hadir, "Al insaan makaanul khotho' wa khoiru khothoo-ihaa at tawwabiin." (Manusia adalah tempat berbuat salah dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang mau bertaubat).

Sebagai sesama muslim, beliau adalah saudara kita yang punya hak-hak ukhuwwah dan harus kita tunaikan. Cukuplah beban vonis sosial yang ditanggungnya. Ingatlah istri dan anak-anak serta keluarga besar beliau ikut menanggung apa yang dirasakan Uda Zul. Sementara apa yang sudah kita lakukan hari-hari ini? Apakah memang kita merasa lebih baik akhlaqnya dibanding beliau? (Terutama untuk saya pribadi dan 1112 Aleg PKS se-Indonesia, kiranya lebih berhati-hati terhadap potensi jebakan dari lawan-lawan politik)
Wallohu a'lam.

Sumber: pur76.multiply.com

05 February, 2009

Kita Bisa Percaya Pada Berita Dan Info Yang Mana? # 2

Assalamu’alaikum wr.wb.,


Saya hanya terjemahkan yang ada di BBC karena saya kira penting untuk diketahui oleh ummat Islam. (Ternyata ada beberapa yang protes). Baik benar maupun salah informasinya, kita perlu tahu apa yang dikatakan dunia tentang Islam dan komunitas yang beragama Islam. 

Membuktikan Taliban tidak bersalah kayanya tidak mungkin. Mendapat kepastian 100% bahwa mereka bersalah juga kayanya tidak mungkin. Dan kalau saya ke sana sendiri, setelah kembali dan lapor di sini bahwa mereka memang buruk, banyak yang tidak mau percaya pada saya karena tidak suka beritanya, dan saya pasti dituduh sebagai agen CIA. Dan sebaliknya kalau saya lapor bahwa mereka ibarat malaikat, berita itu pasti disambut gembira dan dipercayai 100% (tanpa ada yang menuduh saya agen CIA).

Sayangnya, ada banyak sekali orang di sini seperti itu. Saya hanya bisa berusaha memberi pencerahan sampai batas kemampuan saya sebagai guru. Kalau banyak yang tidak bisa terima apa yang saya ajarkan, saya hanya bisa bersabar. 

Saya punya banyak sekali berita seperti itu dari manca negara, tetapi jarang sebarkan karena saya tahu kebanyakan orang di sini tidak mau baca dan tidak mau tahu. 

Saya berharap akan datang suatu hari di mana ummat Islam lebih percaya diri dan bisa menerima berita buruk seperti itu dengan lapang dada, tanpa menjadi emosi, dan bisa berdiskusi saja tentang benar/salahnya berita itu. Tidak perlu menghujat atau membakar gedung. Cukup dibahas saja, dan sampaikan pendapat setuju atau tidak setuju. 

Sesudah itu, ummat Islam berada dalam posisi “tahu” apa yang dikatakan dunia. Dan kalau dianggap tidak benar, kita bisa menjelaskan (hak balas) lewat berita, blog, pejabat pemerintah, dll. Sayangnya, banyak orang di sini merasa sangat sensitif dan merasa yakin semua orang Muslim di dunia ibarat malaikat, dan kalau tidak, orang lain tidak boleh tahu. Sayangnya, orang non-Muslim di manca negara sudah tahu duluan, jadi itu memberi kesan bahwa orang Islam lugu atau bodoh karena hanya kitalah yang “tidak tahu”. 

Saya kira ada manfaat yang cukup besar kalau kita tahu berita yang baik dan buruk tentang Islam dari luar negeri. Menolak berita itu kalau negatif bukan solusi. Kita perlu terima dulu, bandingkan dengan sumber info yang lain, dan mempersiapkan diri kalau suatu hari ada kesempatan untuk membahas semuanya dengan orang non-Muslim. 
Kalau saya bawa teman kampus dari Australia ke sini, dan minta kalian berdiskusi dengan dia tentang Islam, mungkin kalian hanya bisa menjelaskan Islam sesuai dengan al Qur’an dan hadits (dan memang itu benar). 
Tetapi kalau dia sudah lama ikuti berita seperti yang saya kirim kemarin (Taliban), dan mulai bertanya2 tentang berbagai kejadian di dunia, dengan harapan kalian bisa menjawab, mungkin kebanyakan orang hanya bisa “menolak” saja dan katakan “Itu tidak benar. Propaganda. Tidak mungkin.”

Kalau dia kurang percaya, dan minta bukti, anda tetap tidak bisa memberikan laporan berita yang bertentangan, jadi yang ada hanya pendapat semata. Lalu, dia tidak bakalan terima, dan dia akan pulang dengan kesan orang Islam awam sekali tentang dunia, dan tidak jujur untuk mengakui apa yang terjadi. Dan karena itu, dia tidak akan tertarik pada Islam.

Jangankan dengan orang barat yang kafir, saya yakin kebanyakan orang tidak bakalan bisa berdebat dengan saya tentang Islam (kalau saya ambil posisi anti-Islam, ibaratnya orang kafir). Di sini, banyak orang belum memahami Islam secara keseluruhan dan tidak melihat Islam seperti apa di manca negara. Jadi kalau orang barat sudah tahu, dan dia bertemu dengan orang Indonesia yang Muslim, yang sering terjadi adalah orang Islam di sini tidak sanggup menjelaskan Islam dengan cara yang memuaskan bagi si bule, dan juga tidak sanggup menjawab semua pertanyaannya karena terlalu sulit. 

Kalau hal seperti itu terjadi, sering ada yang telfon saya dan minta tolong. 
Halangan pertama memang bahasa. Tetapi orang Indonesia yang lancar dalam bahasa Inggris tetapi tidak bisa menjelaskan Islam, dan kalau bisa, tidak bisa menjawab pertanyaan susulan (seperti Taliban, Nabi menikah dengan banyak wanita, sunatan wanita di Afrika, perbudakan yang masih terjadi, dan lain-lain). 
Jadi, untuk maju sebagai sebuah ummat, kita tidak perlu takut untuk menghadapi berita buruk karena kita sudah jelas dalam kebenaran. Tetapi karena banyak orang merasa sensitif, emosi, dan tidak terbiasa berdebat, yang terjadi adalah orang cepat naik darah, menolak berita dengan keras, menghujat orang yang bicara, dan kemudian mencari gedung yang bisa dibakar. Lalu citra ummat Islam turun lagi di mata dunia.

Insya Allah akan segera datang suatu hari di mana ummat Islam menjadi kaum yang paling maju di dunia, dan Indonesia menjadi superpower tunggal. Heheh. Saya berharap akan ada harinya di mana orang Amerika mengirim anaknya ke sini untuk kuliah supaya menjadi orang paling hebat dan mulia di dunia. Kayanya masih lama hari itu…

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene

03 February, 2009

Kita Bisa Percaya Pada Berita Dan Info Yang Mana?

Assalamu’alaikum wr.wb., 

      Saya merasa agak sedih dengan sikap sebagian teman-teman yang automatis menolak semua berita yang tidak memberikan kesan baik tentang sebagian orang Islam, terutama kalau berita itu dari barat. Saya tidak mau berdebat panjang lebar tentang ini karena akan makan terlalu banyak waktu. Sebagai seorang guru, saya hanya bisa menyampaikan yang saya pahami dan berharap murid saya (atau teman2 saya) bisa dapat wawasan yang lebih luas, dan ilmu yang belum dimiliki sebelumnya. Kalau murid saya menolak terima ilmu atau informasi yang tidak disenangi, saya tidak bisa paksakan mereka untuk terima. 
      Sudah bertahun2 saya melihat banyak berita dan informasi dari berbagai sumber seperti sudah saya jelaskan sebelum ini. Sebelum dan sesudah saya masuk Islam, informasi tersebut kelihatan sama dan tidak berubah (dari belasan sampai puluhan tahun yang lalu). Saya baca2 online setiap hari dan saya dapatkan info dari puluhan s/d ratusan sumber dalam bahasa Inggris. Tetapi yang kelihatan adalah informasi dari sumber yang bervariasi tetap sama (kurang lebih). Sebagai orang yang insya Allah berpendidikan tinggi, saya dilatih untuk tidak percaya begitu saja pada satu sumber berita/informasi. Perlu dilakukan proses cek dan recek. Wartawan profesional dari manca negara dapat latihan yang sama.
      Memang benar bahwa berita bisa direkayasa, dan itu satu bagian dari perang psikologis (psychological warfare). Tetapi kalau propaganda itu mau digunakan, justru perlu dikontrol dan bisa terbongkar dengan cepat kalau situasi terbuka untuk menghasilkan berbagai sumber informasi yang bisa digunakan untuk melakukan cek dan recek (di luar kontrol kaum yang melakukan propaganda). 
     Hal itu kelihatan sekali pada Perang Iraq dan Perang Gaza kemarin di mana wartawan internasional dilarang masuk wilayah perang. Itu jelas2 usaha untuk mensensor berita dan semua orang yang bijaksana juga tahu. 
Jadi, kalau ada informasi yang berasal dari suatu sumber, dari kantor berita barat, saya merasa sedih kalau beberapa teman di sini langsung menolak dengan alasan tidak suka dan berasal dari barat = pasti rekayasa dan tidak benar. Kalau berita itu hanya dari satu sumber saja dan tidak bisa dicek, memang bisa merupakan rekayasa (psy-warfare). Tetapi selama ini, saya sering lihat info dari kantor berita seperti Reuters, BBC, AP, dll. di mana mereka menyatakan secara terang bahwa mereka sudah berusaha untuk dapat konfirmasi tentang berita X dari lain sumber, tetapi tidak bisa. Jadi kita diberitahu bahwa berita X itu hanya dari satu sumber saja, dan karena itu ada kemungkinan tidak benar. Berarti mereka sendiri yang memberitahu pembaca kalau tidak bisa dapat verifikasi atas berita tersebut. 
     Tetapi kalau sumber info banyak (bukan satu saja), bisa dicek ulang, dan info dianggap kredible, kenapa harus ditolak secara automatis hanya karena kita tidak suka dan berasal dari barat? Justru orang yang bijaksana tidak mau begitu karena dengan demikian dia akan tertutup pada kebenaran, dan dia akan samakan “kebenaran” dengan apa yang dia senangi dan semua yang tidak disenangi dianggap palsu.
     Saya pernah menulis sebuah post yang mengritik sekolah swasta Islam (ada di blog), dan setelah itu saya dapat beberapa email yang mengatakan saya pasti bukan orang Islam karena tidak mungkin orang Islam akan mengritik sekolah swasta Islam! Setelah ceramah di masjid dan mengritik perbuatan sebagian orang Islam, saya dapat tuduhan bahwa saya seorang agen CIA atau ASIO karena tidak mungkin seorang Muslim akan mengritik Muslim yang lain. Ada juga komentar dari teman (saat kita membahas berbagai berita) “Orang Muslim tidak akan melakukan itu!” Jadi semua berita yang tidak disenangi langsung ditolak dengan penjelasan orang Muslim tidak mungkin begitu. 
     Kalau misalnya ada yang bercerita tentang Yvonne Ridley (yang masuk Islam setelah ditangkap Taliban), dan kita bertanya kenapa dia bisa suka Taliban dan masuk Islam kalau mereka orang jahat, maka perlu dipikirkan lebih luas. Taliban itu berapa orang? Bilang ada 500 ribu s/d 1 juta misalnya. Lalu Yvonne Ridley bertemu dengan berapa banyak dari mereka? Apakah mereka punya alasan untuk berbuat baik dengan seorang wartawan barat yang akan menjual nama baik untuk mereka di barat? Dan apakah mungkin perilaku mereka terhadap satu wartawan barat (yang bersedia bertindak atas nama mereka) bisa berbeda sekali dengan perilaku mereka terhadap orang lain? 
     Misalnya, George Bush pernah berbuat baik kepada seorang wartawan Muslim sampai dia menjadi pendukung partai Republikan, jadi tentara AS itu orang baik semua dan berita tentang Abu Ghuraib dan Guantanamo adalah rekasaya, karena Bush pernah berbuat baik dengan 1 orang Muslim? Justru sikap seperti itu tidak logis. Saya tidak pernah mengatakan semua orang Taliban itu pasti jahat, tetapi sekaligus, saya juga tidak mau automatis percaya bahwa mereka semua baik-baik dan tidak punya dosa hanya karena satu orang (Ridley) tidak dianiaya oleh mereka. 
     Coba berfikir seperti ini: Ada teman2 saya di Kopasus yang beragama Islam dengan baik, dan berbuat baik kepada saya. Jadi berita bahwa Kopasus itu terlibat penculikan mahasiswa sebelum reformasi itu berita rekayasa. Tidak mungkin benar. Pengalaman saya dengan teman2 Kopasus tidak seperti itu, jadi berita itu tidak benar dan rekayasa. Bagaimana? Setuju? 
Bayangkan ada orang Muslim yang bukan orang Indonesia, yang baca di luar negeri tentang kejadian di Indonesia, lalu dia mengatakan: Berita tetang korupsi di Indonesia adalah rekayasa dan tidak benar. Orang Indonesia beragama Islam. Tidak mungkin orang Muslim melakukan korupsi. Tidak mungkin Polisi yang Muslim itu korup. Tidak mungkin hakim yang Muslim itu korup. Tidak mungkin anggota TNI yang Muslim itu mau melakukan pelanggaran HAM. Tidak mungkin ada perempuan Muslim yang mau menjadi pelacur, jadi berita tentang pelacur di Indonesia itu rekayasa. Tidak mungkin anggota BIN yang Muslim mau membunuh Munir. Rekayasa. Dan seterusnya. 
     Maksud saya, sepertinya kalau sebuah kelompok (seperti Hamas, Taliban, GAM, dll.) sudah dicap sebagai “pejuang Islam”, maka berita kurang baik tentang mereka tidak akan dipercayai lagi di sini oleh banyak orang. Dan juga banyak berita seperti itu malah tidak masuk media Indonesia tetapi masih ada di manca negara. Saya tidak tahu kenapa.
     Ada pengalaman pribadi Omnya teman saya. Dia ingin cek sebuah kelompok Muslim yang sering melakukan razia atas nama Islam. Dia dapat izin untuk ikut suatu razia. Saat mereka berada di Kota, Jakarta Utara, anggota kelompok itu jalan kaki dan teriak Allahu Akbar, dan ancam akan menyerang klub2 malam dan kasino illgal di situ. Tetapi penjaga2 di depan pintu klub itu teriak “Sudah, sudah!” Setelah Om bertanya, ternyata artinya adalah “Sudah bayar (supaya aman dari serangan)”. Setelah mereka sampai ke sebuah klub yang ternyata sudah menolak bayar, klub itu saja yang diserang, dirusak dan besok hari masuk berita. 
     Apakah semua anggota kelompok tersebut seperti itu juga? Saya rasa tidak. Tetapi kenyataan bahwa ada sebagian anggota yang baik dan beriman tidak berarti semuanya juga begitu. 
     Apakah ada Taliban yang baik dan beriman? Saya yakin pasti ada. Tetapi setelah membaca lebih dari seratus artikel dalam waktu bertahun-tahun tetang kedzoliman yang, katanya, dilakukan oleh Taliban, saya ingin lebih terbuka. Saya tidak mau menolak berita itu hanya karena “tidak disenangi” dan berasal dari kantor berita barat, Interpol, PBB dan saksi mata. Saya ingin terima kemungkinan bahwa hal seperti ini mungkin saja terjadi, dan saya mau tahu apakah ini merupakan oknum saja atau apakah mungkin mayoritas seperti itu. 
Jadi, ada teman2 yang mau secara automatis menolak semua berita dan informasi yang berasal dari barat karena tidak disenangi = pasti tidak benar. Tetapi kalau ada satu artikel saja dari Yvonne Ridley, dan berita itu disenangi, maka itu diterima secara automatis dan pasti benar (karena disenangi). 
     Apakah Islam mengajarkan kita untuk bersikap seperti itu? Informasi yang disenangi = benar, informasi yang tidak disenangi = ditolak dan pasti rekayasa karena dari orang kafir? Saya merasa sedih kalau teman2 akan menjalankan hidup dengan sikap seperti itu karena kalau banyak orang Muslim seperti itu, justru sulit untuk memperbaiki bangsa ini. Kita hanya bisa mencari solusi untuk suatu masalah kalau kita sadari masalahnya. Hanya mungkin ada KPK setelah kita mengakui ada korupsi di sini. Hanya ada Komnas Anak setelah kita mengakui bahwa ada orang Muslim yang jahat sama anak. Hanya ada fatwa anti-rokok setelah kita mengakui rokok itu berbahaya. 
     Kemungkinan bahwa sebagian orang Islam melakukan kesalahan dan dosa seharusnya bukan alasan bagi kita untuk menganggap berita dan informasi itu tidak benar dan berusaha untuk menutupinya. Ini tidak sama dengan menutupi aib saudara, karena informasi yang kita bicarakan justru sudah dibaca oleh puluhan juta orang di manca negara. Lalu sikap dari orang Muslim di Indonesia bukannya mengatakan “Itu bukan Islam, dan kita tidak akan mendukung orang yang melakukannya” tetapi malah “Berita itu palsu (karena kita tidak suka), jadi tidak ada yang perlu diperbaiki karena tidak mungkin orang Muslim bisa berbuat dosa seperti itu. Abaikan saja.”
     Justru sikap seperti itu memberi kesan kepada orang barat bahwa orang Islam tidak adil. Kalau orang kafir melakukan kesalahan, kita umumkan ke mana-mana sebagai bukti kejelekan mereka. Tetapi kalau sebuah kelompok Muslim melakukan kesalahan, berita itu ditolak dan dianggap tidak benar dan karena itu tidak perlu diperbaiki karena orang Muslim tidak mungkin melakukan kesalahan tersebut. 
     Bagaimana orang kafir mau percaya pada Islam dan pada ummat Islam kalau sikap kita selalu seperti itu? Saya tinggal di sini karena ingin membantu memperbaiki ummat Islam. (Bukan karena saya agen CIA). Itu juga sebabnya saya tidak mau berdakwah di negara barat karena tantangan untuk dakwah di sini justru lebih utama dan berat. Jadi, saya berharap bisa membantu memberikan pencerahan kepada ummat Islam. Kalau kita berhasil memperbaiki perilaku dan pemikiran orang Muslim (yang mungkin kebanyakan justru tidak menjalankan ajaran Nabi SAW), orang barat akan datang sendiri dan bertanya “Kenapa tidak ada korupsi di Indonesia? Kenapa orang Indonesia tidak pernah berbohong? Kenapa Indonesia menjadi negara yang lingkungannya paling bersih di Asia? Kenapa anak Indonesia paling pintar di dunia? Kenapa universitas Indonesia paling maju di dunia? Kenapa paling banyak pemenang piagam Nobel berasal dari Indonesia?” Dan seterusnya. 
      Kalau kita berhasil menciptakan ummat yang begitu baik, begitu bersih, begitu berilmu, begitu bijaksana, begitu maju, dan begitu adil, kita tidak akan perlu berdakwah ke luar negeri. Orang barat akan datang ke sini untuk belajar dari kita. Tetapi tahap awal adalah kita harus menciptakan ummat yang hebat dulu. Dan kalau ada saudara kita yang melakukan kesalahan, dan dilaporkan di seluruh dunia, sikap yang terbaik dari kita bukan untuk menolak informasi itu, tetapi berusaha untuk mengajarkan semua orang tentang perbedaan antara perbuatan itu dan ajaran Islam yang sesungguhnya. Tanpa harus menolak berita tersebut, kita bisa menyadarkan orang barat bahwa Islam tidak seperti itu. Jadi mereka bisa melakukan cek dan recek sendiri. Kalau ternyata benar, dan terjadi kesalahan, kita tidak akan mendukungnya dan kita bersedia tegor saudara kita yang salah. Dan kalau ternyata berita itu tidak benar, kita akan mendukung saudara kita yang terbukti tidak bersalah.
     Apapun yang benar, kita tidak bisa sebatas menjadi fanatis dalam menolak semua berita buruk yang katanya dikerjakan oleh orang Muslim. Perlu kita terima dulu dan menganalisa. Kalau benar, kita harus berdakwah dan mengajarkan dunia bahwa itu bukan Islam. Selama kita diam saja, dan selalu menolak semua berita buruk, kesannya kita tidak adil dan takut mengakui yang benar. Dan berita itu tetap ada di internet untuk dibaca ratusan juta orang non-Muslim dan mereka tidak akan dapat informasi dari kita karena kita menolak membahas masalah itu, selain mengatakan tidak benar dan rekayasa.
     Kalau seandainya benar, bagaimana? Justru ummat Islam seharusnya menjadi kaum yang paling adil, bukan kaum yang paling “tidak mau tahu”. Kalau seandai sebagian dari berita itu benar, kita perlu membantu saudara kita untuk kembali ke contoh Rasulullah SAW, dan jelaskan kepada orang non-Muslim bahwa hal-hal seperti ini tidak benar di dalam Islam. Tetapi selama kita bersikap “asal menolak karena dari barat = tidak mungkin benar” kita tidak bisa melakukan perbaikan, dan ummat Islam tidak bisa maju menjadi kaum yang paling mulia di bumi ini. Saya berharap akan segara datang sebuah hari di mana orang kafir akan bergitu terpesona dengan mulianya orang Muslim (khususnya di Indonesia), mereka akan datang sendiri dan bertanya tentang Islam. 
     Supaya keadaan itu bisa terwujud, kita harus adil dan terbuka untuk memeriksa semua berita dan informasi, walaupun kita sama sekali tidak menyenanginya dan sangat yakin berita itu tidak benar. 
Wallahu a’lam bish-shawab
Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto

01 February, 2009

Bukti Nyata Kenapa Anak Kecil Dilarang Menjadi Pemilih

Megawati Terpopuler di Mata Anak-Anak 
Minggu, 01/02/2009 18:25 WIB 
Pilpres 2009 
M. Rizal Maslan – detikPemilu

Jakarta - Dalam hasil simulasi pelaksanaan Pemilu, calon presiden Megawati Soekarnoputri lebih populer dibanding Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Megawati mencatat sekitar 20,18 persen di atas SBY yang berjumlah 17,29 persen.

Demikian hasil simulasi pemilu yang dilakuka Al-Ma'mun Education Centre For Indonesia Research (AMEC INDORS) dan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) di Sawangan, Depok, Sabtu (31/1/2009) kemarin. Dalam simulasi bertajuk "Kids Election for Presiden 2009" juga didukung Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary.

Setelah Megawati dan SBY, diurutan ketiga ditempati Sri Sultan HB X sekitar
15,17 persen, Prabowo Subianto sekitar 12,83 persen dan Sutiyoso sekitar 9,85 persen.

Darinya ada 12 nama capres selain nama yang di atas, yaitu Wiranto (7,47 persen), Hidayat Nurwahid (6,10 persen), Din Syamsuddin (5,04 persen), Abdurrahman Wahid (3,72 persen), Soetrisno Bachir (2,35 persen) dan Rizal Ramli serta Muhammad Yasin masing-masing memperoleh suara 0 persen.

"Semua peserta ini sudah kami beritahu melalui surat dan sekaligus kami
meminta jika keberatan namanya dicantumkan secepatnya diberitahukan kepada
sekretariat," kata Direktur Eksekutif Puskaptis, Husin Yazid, dalam siaran persnya yang diterima detikcom, Minggu (1/2/2009).

Menurut Husin, simulasi ini diikuti oleh peserta siswa di lingkungan sekolah
AMEC dan perwakilan berbagai sekolah di Depok, Tangerang dan DKI Jakarta.
Jenjang pendidikan TK 150 siswa, SD 144 siswa, jumlah keseluruhan sebanyak
294 siswa.

Husin menambahkan, penyelenggaran simulasi pemilu anak untuk calon presiden, diadakan tidak lain dalam rangka memberikan edukasi nilai-nilai demokrasikepada anak sejak dini.

"Disisi lain terdorong untuk memberikan jawaban atas keingintahuan anak-anak terhadap penyelenggaraan pemilu, serta mengenalkan calon pemimpin kepada anak-anak," imbuhnya.

( zal / mad )

Sumber: Pemilu.detiknews.com

29 January, 2009

Taliban Tidak Mungkin Bersalah? Atau Mungkin ada Berita yang Tidak Masuk Indonesia!

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Saya sudah tahu sebagian orang bakalan tidak percaya pada berita tentang Taliban ini, tetapi saya masih ini mengirimnya karena ingin memberikan wawasan lain kepada para pembaca. Sudah lama saya lihat sisi buruk dari sebagian kelompok Muslim selalu ditutupi di Indonesia. Contohnya adalah perilaku Taliban. Di satu sisi, ada kebaikannya yang sering dilaporkan. Mislanya, ketika berkuasa di Afghanistan, mereka melarang peredaran VCD porno, melarang adu anjing (untuk judi), dan sebagainya. Tetapi ada sisi lain, yang dilaporkan di media internasional tetapi selalu tidak muncul di berita Indonesia. 

Contoh adalah meledakkan sekolah di Pakistan (sebagai usaha melawan pemerintah). Tetapi hal itu juga dituju pada kaum perempuan. Mereka dilarang bersekolah dan hal itu tidak ada hubungan dengan pemerintah. Ketika Taliban berkuasa di Afghanistan, jumlah perempuan yang bisa bersekolah menurun sekali. Hal itu diprotes keras di manca negara, dari PBB juga, dari LSM wanita dan anak, dsb. tetapi berita tersebut sepertinya tidak muncul di Indonesia. Sekarang Taliban di Pakistan melakukan hal yang sama, dan berita ini tetap tidak masuk media Indonesia. (Saat saya mencari “Taliban” di Republika Online, tidak ditemukan berita negatif).

Kenyataan bahwa BBC tidak ingin siarkan program untuk Gaza kemarin hanya sebatas keputusan editor. Katanya, dia takut dianggap berpihak pada Gaza, dan kemudian penonton tidak akan percaya bahwa BBC tidak berpihak dalam laporannya (mereka mau tetap independen). Banyak pihak sudah mengritik keputusan tersebut. Tetapi ternyata, walaupun ada kritikan dari pemerintah sendiri, BBC tetap berpegang pada keputusannya, dan sebenarnya hal itu justru membuktikan bahwa mereka cukup independen dan tidak bisa dipaksakan membuat berita miring atas nama pemerintah atau kelompok lain. Walaupun kita menilai sikap ini benar atau salah, saya rasa tidak ada hubungan dengan berita dari Pakistan tentang Taliban, karena wartwan di sana memang bertugas di sana, dan mengambil informasi dari orang-orang Pakistan yang Muslim juga. Seperti media barat lain yang juga profesional, nama lokasi disebut, nama sumber info (pembicara) disebut, dan semua fakta yang diberikan bisa dicek pada sumber lain (pemerintah Pakistan, PBB, LSM, Palang Merah, dll.). Dan juga perlu dipahami bahwa berita seperti ini sudah muncul terus-terusan selama beberapa tahun, bukan hanya pada bulan ini saja, tetapi orang Indonesia tidak tahu (karena info ini tidak masuk media Indonesia) dan kalau dikasih tahu, banyak yang automatis tidak mau percaya. 

Saya sudah lama melihat sikap di media Indonesia yang cenderung menutupi kesalahan yang dilakukan oleh sebagian kelompok Muslim. Alasannya saya tidak tahu dengan pasti. Mungkin mereka takut pembaca tidak ada suka, atau tidak akan percaya dan hal itu membuat mereka ragu untuk menyebarkan berita tersebut. Mungkin mereka sendiri (wartawan) merasa tidak mungkin orang Muslim akan bertindak begitu, jadi semua berita yang tidak disenangi dianggap konspirasi dan rekayasa. (Padahal sumbernya media internasional yang juga memberikan berita lain, yang bisa diterima asal tidak membicarakan sisi buruk kelompok Muslim tertentu). Mungkin mereka takut akan diserang oleh kelompok Muslim ekstrim di Indonesia kalau terbitkan berita buruk tentang perilaku sebagian orang Muslim.

Pada saat Taliban berkuasa di Afghanistan, ada banyak sekali berita dan laporan dari media massa internasional (Reuters, BBC, Associated Press, AFP, dll.), dari LSM, dari PBB, dari Interpol, dan semuanya mengatakan hal-hal yang sama. Tetapi berita tersebut seringkali tidak masuk media di Indonesia. Satu contoh yang saya ingat, ketika Taliban berkuasa di Afghanistan, semua perempuan dilarang bersekolah. Ada anak perempuan yang dibunuh, ada guru yang dibunuh, ada sekolah yang diledakkan dan ada sekolah yang dibakar. Sekaligus, disebarkan poster2 di dalam semua kota dan desa bahwa perempuan dilarang bersekolah. Sepertinya, berita itu tidak ada di sini, dan ini jauh sebelum Amerika menyerang Afghanistan.

Ada juga berita bahwa produksi opium meningkat secara drastis. Taliban kumpulkan wartawan, dan menghancurkan sebuah ladang opium, dan mengatakan perang terhadap opium. Tetapi hanya ladang yang itu saja yang dihancurkan. Setelah dicek oleh orang lain, ternyata mereka hanya menghancurkan ladang opium pada daerah di mana para petani menolak bayar “pajak” kepada Taliban. Jadi, kalau bayar, produksi opium dibiarkan, dan kalau menolak bayar, ladang petani2 tersebut dihancurkan (di depan wartawan).
Interpol perkirakan bahwa produksi opium meningkat sekali pada akhir masa kekuasaan Taliban. Alasannya sederhana: uang. Taliban perlu senjata dan peluru. Dari mana uangnya untuk beli semua kebutuhannya? Apakah Taliban punya saham di Microsoft? Apakah punya pekerjaan dengan gaji besar? Ternyata, sumber utama uang mereka itu dari para petani yang bayar “pajak” untuk hak memproduksi opium. Pengiriman ke luar negeri juga dikontrol oleh Taliban. Bahkan Interpol mengatakan bahwa mayoritas dari produksi opium memang berada di bawah kekuasaan Taliban pada saat itu. (Laporan2 seperti ini banyak sekali dalam bahasa Inggris, semuanya dari sumber yang resmi dan biasanya dipercayai seperti PBB, berbagai LSM dan Interpol).

Saya ingat sekali sebuah interview dengan seorang wanita yang kabur dari Afghanistan dan dapat suaka kemanusiaan di Australia. Di bercerita bahwa Taliban masuk desa dia dan melarang wanita kerja. Tetapi ada wanita yang masih terpaksa kerja karena mereka janda. Ibu2 tersebut memasak dan menjual roti. Karena mereka masih kerja, pada suatu hari Taliban datang naik truk, merusak rumah2 di dalam desa, dan seorang ibu yang ketangkap basah lagi masak roti dibakar hidup2. Beberapa perempuan yang lain, yang masih remaja, diculik untuk menjadi budak seks, dan setelah diperkosa ramai-ramai dibuang di pinggir desa pada besok harinya. Laki-laki yang berusaha melawan penculikan itu ditembak mati. Berita seperti itu dibenarkan oleh sumber lain seperti PBB dan Palang Merah karena mereka sudah terima puluhan laporan yang setara. Tetapi berita seperti ini selalu ditutupi di Indonesia seakan-akan semua orang yang mengaku Muslim tidak mungkin menjadi jahat. 

Ada juga berita bahwa laki-laki yang jenggotnya kurang panjang dipukuli, dan ada satu korban yang sampai patah tulang. Standar jenggot dari Taliban, katanya, kalau jenggot dipegang, harus lebih panjang dari tangan kepal. Kalau tidak, dihukum. Saya ingat foto seorang anak remaja yang menjadi korban, dan dia jelaskan memang tidak bisa panjangkan jenggotnya karena seluruh keluarga juga begitu (dari gennya). Anggota Taliban tidak mau tahu dan hajar dia sampai pingsan dan patah tulang. Banyak tempat cukur rambut malah tutup karena diancam oleh Taliban. Di sana, banyak orang cukur jenggot dan juga rambut di pemangkas rambut. Tetapi ketika Taliban berkuasa, mereka terpaksa tutup dan tidak punya sumber nafkah hidup yang lain.

Saya juga ingat cerita dari ibu seorang teman yang melakukan Haji beberapa tahun yang lalu. Salah satu anggota kloter ibu itu diperkosa dan dibunuh. Setelah dicek, ternyata hal seperti itu cukup sering terjadi di Mekkah dan kota-kota lain. Tetapi tidak masuk media Indonesia (mungkin ada di Pos Kota atau Lampu Merah sewaktu-waktu). Tetapi tidak masuk media yang lain. Sepertinya ditutupi dengan sengaja supaya jemaah dari Indonesia tidak takut melakukan haji dan umrah, padahal bahaya itu memang nyata dan daerah sana tidak 100% aman, penuh dengan orang Muslim yang mulia, seperti perkiraan orang awam. 

Ada juga cerita dari teman yang tinggal di Saudi tentang pelacur yang selalu ada di belakang Hotel Hilton, 1 jalan dari Masjid-il-Haram. Buat orang lokal, sudah ketahuan mereka yang berdiri di situ adalah pelacur, dan teman itu menceritakan cara khusus untuk panggil mereka untuk berzina. Teman yang lain ceritakan tentang pembunuhan yang terjadi di depan Kabbah pada saat dia sedang melakukan umrah. Sekali lagi, berita seperti itu tidak masuk media sini.

Sebagai orang muslim, kita perlu bersikap dewasa dan menyadari bahwa tidak semua orang Muslim automatis menjadi orang baik dan mulia. Ada banyak sekali orang yang Muslim dari lahir, tetapi sebenarnya mereka tidak mengenal Islam. Mislanya, di Indonesia ada banyak perampok. Agama mereka apa kalau bukan Islam? Masa penjara di Indonesia hanya dihuni perampok non-Muslim? Sungguh tidak mungkin. Jadi, kita perlu memandang dunia secara terbuka dan bijaksana. Memang benar bahwa berita bisa direkayasa. Tetapi agensi berita besar di dunia cukup takut citranya bisa rusak kalau mereka benar-benar menciptakan berita sendiri. Kalau berita dibuat miring juga mungkin, dan biasanya koran atau stasiun televisi seperti itu akan menjadi terkenal karena beritanya miring.

Jadi, saya juga tidak bisa buktikan apa-apa 100%, dan juga sewaktu-waktu kurang percaya pada sebagian berita yang dibaca. (Saya tidak merasa berita itu direkayasa, tetapi hanya merasa bahwa belum dapat seluruh unsur dari cerita tersebut, alias belum lengkap). Tetapi kalau berita seperti penyerangan Taliban terhadap sekolah dan anak perempuan yang bersekolah dilaporkan berkali-kali, selama bertahun-tahun, dari berbagai macam sumber seperti media internasional, PBB, Palang Merah, LSM wanita dan anak, dan lain-lain, dan ada data-data yang luas seperti nama lokasi, nama korban, serta foto-fotonya, maka saya lebih cenderung percaya. Kenyataan bahwa berita seperti itu seringkali tidak masuk media Indonesia perlu dipertanyakan kenapa. Sangat disayangkan kalau orang Muslim di sini dibodohi terus dengan hanya mendapat separuh dari berita (yang baik) dan berita lain (yang buruk) dianggap tidak ada. Sebagai hasil nyata, banyak orang Muslim di sini seringkali tidak tahu apa-apa tentang dunia luar dan masih percaya bahwa semua orang Muslim pasti baik-baik, dan semua berita yang melaporkan sebaliknya pasti rekayasa dan konspirasi dari media barat. Sayang sekali kalau ummat Islam di Indonesia dibiarkan seperti itu terus. 

Semoga bermanfaat. 
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...