Assalamu’alaikum wr.wb.,
Beberapa hari yang lalu saya menjadi terkejut saat membaca Jakarta Post. Di halaman depan, ada artikel yang mengatakan bahwa pada saat Tommy Soeharto datang untuk rapat bisnis pribadinya, dia dijaga dan dilindungi oleh beberapa petugas polisi.
Saya carikan berita ini di koran Indonesia dan dapat keterangan yang sama. (Teksnya di bawah.)
Yang membuat saya terkejut adalah kenyataan bahwa seorang pembunuh Hakim Agung masih bisa dapat hak untuk dilindungi oleh polisi. Bagaimana dengan keluarga Hakim Agung yang dibunuh, yaitu Syafiuddin Kartasasmita? Bukannya mereka merasa tersinggung sekali kalau mereka buka koran dan membaca bawa orang yang membunuh Syafiuddin Kartasasmita malah DIJAGA oleh polisi?
Setelah baca berita ini, saya tunggu beberapa hari. Saya kira akan ada protes.
Saya kira akan ada protes dari anggota DPR yang peduli pada keadilan. Mereka berhak memanggil Kapolri dan bertanya kenapa polisi bisa menjaga seorang penjahat dan pembunuh yang pernah menunjukkan ketidakpedulian pada hukum negara dengan cara membunuh seorang hakim agung yang berusaha menegakkan hukum.
Saya kira akan ada protes dari LSM yang peduli pada keadilan. Mereka bisa mengadakan konperensi pers dan bertanya kenapa seorang pembunuh malah dilindungi oleh polisi.
Saya kira akan ada protes dari partai politik yang peduli pada keadilan. Mereka bisa berprotes kepada media, di televisi, koran dan majalah. Mereka bisa menolak keras kalau seorang pembunuh hakim agung berhak dilindungi oleh polisi.
Saya kira akan ada protes dari tokoh-tokoh nasional yang peduli pada keadilan. Mereka bisa bersuara dan membuktikan kepada masyarakat bahwa mereka peduli pada bangsa ini dan merasa tersinggung kalau polisi diberi tugas melindungi penjahat, siapapun dia.
Saya kira akan ada protes dari Presiden atau Wapres yang peduli pada keadilan. Makin mendekati waktu Pemilu, saya kira mereka akan mau membuktikan bahwa mereka tidak ingin membela dan meneruskan Orde Baru, dan akan serius untuk menegakkan hukum di negara ini.
Ternyata, tidak ada yang berprotes.
Kalau seandainya dulu Tommy membunuh Presiden RI (dan bukan sekedar Hakim Agung saja, yang ternyata di Indonesia tidak punya nilai tinggi), apakah mungkin Tommy masih dijaga dan dilindungi oleh polisi pada saat dia mengurus bisnis pribadinya?
Besok, kalau rumah anda dirampok, jangan coba telfon polisi. Takutnya nanti anda hanya dapat rekaman suara seperti ini: “Terima kasih anda telah menghubungi Polsek kami. Maaf, semua petugas kami sibuk melindungi dan melayani para pembunuh dan penjahat. Kalau perlu bantuan dari kami, tolong membunuh seorang Hakim Agung dulu, dan kami akan segera datang untuk melayani anda. Kalau anda hanya sekedar ‘korban’ saja, maaf kami tidak punya waktu untuk melayani dan melindungi anda.”
Perwira polisi yang ambil keputusan untuk melindungi Tommy Soeharto saat dia menjalankan bisnis pribadinya seharusnya dihentikan sebagai polisi. Sepertinya dia tidak paham konsep “melayani dan melindungi”.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Tommy sacks Humpuss boss
Two years after walking out of prison, Hutomo “Tommy” Mandala Putra is fully back in the business world and running at full throttle.
Guarded by several police officers, the youngest son of the late former President Soeharto led a shareholders meeting of his publicly listed shipping company PT Humpuss Intermoda Transportasi (HIT) to discharge the existing company board of directors.
RUPSLB PT Humpuss Intermoda Tbk Diamankan Polisi
Senin, 16 Februari 2009 | 13:44 WIB
JAKARTA, SENIN — Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk, Senin (16/2), tidak hanya didatangi pemegang saham dan media, tetapi hadir juga beberapa polisi dari Kepolisian Sektor Metro Menteng untuk mengamankan acara. Tommy Soeharto selaku pemegang saham di HIT, juga datang dalam acara tersebut.
Awalnya, beberapa orang mengira pengamanan ketat ini karena Tommy Soeharto ingin menghadiri acara tersebut. "Biasanya kalau RUPS aja enggak ada polisi seperti ini. Mungkin gara-gara Tommy ikut datang," jelas salah seorang rekan wartawan yang juga hadir dalam kesempatan itu.
Ketika Kompas.com melakukan konfirmasi pada pihak penyelenggara, Sapto, Coorporate Sekretaris HIT, mengatakan ini bukan permintaan dari pihaknya. "Kita tidak meminta pengamanan seperti ini, pengamanan seperti ini adalah standar dari pihak hotel, yah...mungkin pihak kepolisian menambah personel karena Mas Tommy datang," jelas Sapto.
Salah seorang anggota kepolisian yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan, ia mendapatkan perintah dari Kepala Polsek Menteng untuk mengamankan jalannya acara.
"Kewajiban kita kan memenuhi permintaan warga, makanya kita penuhi. Tadi pagi Bapak Kapolsek hanya memerintahkan mengamankan ini, tapi tidak menyebutkan siapa yang mau datang," jelas polisi tersebut.
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(556)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(178)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Assalamualaikum
ReplyDeleteDear Gene
Gene, bukankah atas kesalahan Tommy sudah dihukum? menurutku kalau sudah dihukum ya sudah selesai karena dia telah membayar kesalahannya.
Masalah dia di kawal Polisi, ini hanya masalah uang. Siapapun yang punya uang dia bisa meminta jasa polisi untuk menjadi pengawal.
Untuk contoh, bendahara di kantorku suka meminta jasa polisi untuk mengawal dia dari bank ke kantor ( dulu gaji lom ditransfer lewat bank)trus nanti tinggal bayar jasa polisi, selesai deh.
Kesimpulan, menurutku itu hal yang biasa kok sesuai kelaziman di Indonesia.
Maaf kalau salah karena hanya Allah yang maha mengetahui segala perkara, baik yang lahir maupun yang batin.
Wasalam
nit maniz
kalo orang banyak musuhnya gitu tuh..hidupnya ga tenang, kemana2 minta di kawal..
ReplyDeletetapi ya kenapa harus polisi?? dia kan bisa bayar jasa bodyguard terlatih kalo mau..
kalo seorang mantan kriminal, karena berduit terus minta kawalan polisi,
emang dipertanyakan?
Bagaimana kalo mantan Napi itu, hanya orang biasa yang ga punya titel 'cendana' dan ga berduit pula
apa polisi mau ya ngawal?
Pemerintah emang kurang Tegas sama mantan2 penguasa Orde baru,
Dan dengan TIDAK PUNYA MALU, mereka kembali lagi ingin ke kursi kekuasaan, dengan mendirikan berbagai partai, seakan habis cuci tangan.
Negara ini masih dikendalikan oleh tangan2 kotor masa lalu..
lihat saja sudah kesekian kali, tuntutan negara atas harta Tommy, dimentahkan lagi di pengadilan.
Dan tanpa Malu lagi, jadi 'bintang' di infotainment.....
bener2 masih jadi negeri dagelan.
Assalamualaikum Wr Wb,
ReplyDeleteYa jelaslah hukuman bagi mr. tommy tidak adil, wong yang eksekutornya aja yg notabene suruhan mr. tommy kena hukuman seumur hidup, masa yang membuat grand design alias yang nyuruh hanya beberapa tahun lalu bebas.
Memang negara ini bener-bener negara dagelan, coba liat maling ayam or kambing yg udah ketangkep digebukin pula ampe babak belur, yg kadang nyuri hanya karena alesan perut & nilainya ngga seberapa juga kena hukuman beberapa tahun.
Sedangkan koruptor berapa asset & uang negara yang dicuri & rakyat yg nanggung semuanya … plg hanya beberapa tahun sama ama maling ayam, ngga pake babak belur lagi, malah ada yang lolos dari hukuman karena kepiawaannya berkelit.
Walah memang Indonesia tuh harus byk berbenah, terutama masalah penegakkan hukum biar ngga timbang pilih gitu.
Wassallam,
faza