Assalamu’alaikum wr.wb.,
Saya sering terima email konsultasi, sebagian di antaranya
dari muallaf dan calon muallaf. Teks di bawah ini dari seorang mahasiswi yang
sedang belajar tentang Islam, tapi sekaligus dia sangat takut utk masuk Islam karena
keluarganya Kristen yg taat (dia bilang fanatik). Ini suatu cerita yang sangat
umum. Dia takut ketahuan dan diusir dari keluarga kl masuk Islam, lalu bisa
tinggal di mana dan siapa yang akan bayar biaya kuliah? Dia sudah mulai berdoa
kepada “Allah” karena merasa ganjil berdoa kepada “Yesus”, dan tidak lagi yakin
Yesus adalah Tuhan juga.
Nama, info pribadi dan lokasi harus saya rahasiakan. Tapi ini
email yg asli dan serius, bukan rekayasa. Saya ingin sharing satu bagian saja dari
email dia yg sangat panjang, karena mungkin bisa memberikan pencerahan dan
hidayah kepada teman2 yang Muslim dari lahir. Di bawah ada komentar lagi dari
saya. Silahkan baca:
*************
…Saya berdoa kepada Allah untuk
memberikan kekuatan dan sepertinya kemarin saya sangat-sangat diberkati.
Sebelum saya ke terminal bis, hujan sudah mulai turun rintik2 tp saya berdoa
semoga Allah bisa menjadikan cuaca ini cerah agar saya bisa berjalan kaki untuk
mencari angkot tanpa kehujanan. Akhirnya saya membawa payung untuk menjaga2 klo
hujan tiba2 deras. Nyatanya sebaliknya seakan Allah mendengarkan doa saya, langit
yang tadinya mendung perlahan2 menjadi cerah bahkan matahari muncul seakan
Allah ingin memunjukkan bahwa Dia menyertai saya dan mendengarkan doa saya.
Setelah
di bis,
karena masih menunggu penumpang lain, saya membaca Al Quran surah Al Baqarah lewat aplikasi di
handphone saya. Tiba2 air mata saya jatuh krn saya merasa saya selalu berdoa
kepada Allah untuk dimasukkan dalam golongan orang-orang yang beriman dan saleh
tp saya masih menduakannya. Masih belum menyerahkan diri saya sepenuhnya dalam
agamaNya.
Saat
itu saya merasa sesak sekali tapi saya benar2 mengakui kepada Allah bahwa saya benar2 ingin menjadi seorang muslim. Sepanjang jalan
saya mengeluarkan air mata. Saya merasa berdosa, saya merasa hilang, saya
merasa berada ditempat lain, saya merasa orang lain tidak ada dan hanya tinggal
saya dan Allah.
Saya
juga berfikir bgmn cara untuk mengungkapkan kpd orangtua dan meyakinkan diri
saya sendiri klo saya benar2 meyakini islam dan Allah bukan karena dulu ada pacar Muslim. Saya terus menghadap ke jendela bis krn saya tidak mau org lain melihat saya menangis.
Disela2 itu saya berdoa, "Ya Allah, kiranya engkau memberikan petunjuknya
kepada hamba" dan saya melihat awan2 dan melihat2 bentuknya sembari
berfikir "Seandainya Allah memberikan petunjuknya lewat awan", krn
saya dulu sering melihat di tv bagaimana awan bisa berbentuk kalimat Allah.
Tak
selang lama saya melihat bentuk awan yang seperti orang lagi sujud dan berdoa
seperti orang sedang shalat. Saya tiba2 menitikan air mata melihat apa yang
barusan saya lihat. Tp saya kemudian tak begitu yakin krn saya
perhatikan bentuknya tidak begitu meyakinkan. Akhirnya saya berdoa lg "Ya Allah,
berikan satu lagi petunjuk-Mu jika awan tadi merupakan petunjuk-Mu untuk
meyakinkan hamba.” Tiba2 tak selang berapa lama, saya melihat awan seperti orang lagi bershaf sedang melakukan
rukku. Saya bertanya apakah ini yang dinamakan hidayah?
Tapi kemudian saya tertidur dan setelah bangun saya merasa biasa
lg, perasaan menggebu saya tidak sebesar saat awal saya melihat awan itu. Namun
saya ttp meyakini bahwa Tuhan itu adalah Allah yang layak satu-satunya
disembah. Menurut bapak Gene, apakah yang saya lihat dari bentuk-bentuk awan
itu merupakan petunjuk yang diberikan Allah setelah selama ini saya memohonkan
diberi petunjuk? Atau itu hanya ilusi mata saya krn saya ingin mencari petunjuk
sehingga membuat awan2 biasa menjadi bentuk yang saya lihat? Dan bagaimana jika
saya ingin pindah agama dan orangtua saya tidak menyetujui dan kecewa? Bgmn
saya menghadapinya? Bgmm saya menghadapi keluarga saya? Apa saya tidak berdosa
kepada orangtua saya krn saya dianggap tidak menaati dan berbakti kepada
orangtua? ….
***************
Kalau ada teman Muslim yg mau menitip pesan bagi perempuan
ini, dan semangatkan dia utk tidak putus asa, dan tetap yakin pada Islam di
tengah banyak keraguan, silahkan tinggalkan pesan di sini. Nanti saya akan
berikan link kepadanya dan minta dia baca. Dia sangat takut keluarganya tidak
akan terima kl dia masuk Islam, dan itu menjadi halangan terbesar bagi dia. Jadi
hatinya sudah kurang lebih Muslim, tapi karena takut kehidupan akan menjadi
sulit, dia ragu-ragu utk baca syahaddat. Sepertinya dia sudah diberikan
petunjuk lewat awan, sesuai dengan permintaannya, tapi karena ada ladasan rasa
takut terhadap keluarga dan kehidupan, malah menjadi ragu Allah sudah
mendengarkan dia. Silahkan memberikan semangat dan motivasi kepadanya.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
(Silahkan sharing dgn teman yg lain)
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (QS. Fushshilaat, 41: 53)
ReplyDeleteYakinlah bahwa Allah Maha Melihat segala sesuatu, yang nampak atau yang ghaib, yang lahir atau yang bathin, pengetahuanNya meliputi segala sesuatu. Dan Hidayah itu hanyalah bagi orang-orang yang mau berusaha mencarinya, ada kemauan di hatinya untukmenerima dan mencari kebenaran.
Andai ada lebih dari satu Tuhan di semesta ini, maka masing masing akan saling menghancurkan, bumi akan hancur sebelum menjadi planet, bumi dengan kehidupannya yang indah ini tak akan pernah ada dan terpelihara seperti saat ini.
Allah Maha Esa, Dia tidak akan membiarkan siapapun menjadi tuhan selain dia, maka siapapun yang menyembah selain Dia, ataupun mengaku tuhan selain Dia akan menjadi musuhNya dan akan masuk Neraka selama-lamanya. Dia tidak akan mengampuni dosa syirik (menyembah selain Allah).
Dia tidak akan mengampuni orang yang mati dalam keadaan belum beriman atau belum bertaubat dari syirik.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Sekiranya dihati anda beriman kepada Allah, tidak menyembah selain Dia, maka anda sudah menjadi muslim, meskipun orang/manusia lain belum tahu. Allah Maha mengetahui isi hati.
begitu pula, sekiranya ada orang yang mengaku beriman, padahal hatinya tidak (munafik), maka Allah juga Mengetahuinya, dan balasan untuk orang ini adalah kerak Neraka (dasar neraka) selamanya.
Selamanya itu bukanlah 100-200 tahun, bukan milyar tahun...bukan....
Naudzubillahimindzalik.
Astaghfirullah hal adzim...
Tidak ada nikmat yang lebih besar dari nikmat Iman Islam.
Segala Puji bagi Allah atas segala NikmatNya
bagi yang tidak percaya adanya Tuhan, saat di depan anda tersaji segelas minuman yang nikmat, percayakan anda jika ada yang mengatakan bahwa gelas dan air itu terbentuk dengan sendirinya? gelas berjalan di depan anda, air berjalan sendiri masuk ke gelas itu tanpa ada yang menuangnya? tentu tidak. itu baru gelas, bagaimana dengan alam semesta yang tercipta begitu indah mempesona ini. Planet-planet yang tidak saling bertabrakan, padahan andai meleset sedikit saja sudah pasyi bumi ini hancur lebur, padahal bumi dan planet-planet juga semua bintang termasuk matahari tidak memiliki mata, tangan , kaki apalagi OTAK. Sedemikian teraturnya sehingga jmanusia bisa menghitung waktu hingga detik ! . Sedangkan manusia saja yang merasa pandai dan berotak sering mengalami kecelakaan saat berjalan atau naik kendaraan.
ReplyDeletebegitupun dengan kehidupan, andai suatu akuarium lupa tidak dinyalakan aerator atau tidak diberi makan sehari saja pasti mati semua ikan di dalamnya, bagaimana dengan kehidupan di bumi ini yang terpelihara berjuta-juta tahun.
Tidak mungkin tidak ada yang menciptakan, tidak mungkin tidak ada yang memelihara. Dia adalah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Kuasa, yang Menciptakan dan yang Memelihara segala sesuatu.
Bagi anda yang percaya Tuhan itu lebih dari satu, perhatikan ini, andai ada lebih dari satu Tuhan di semesta ini, maka masing masing akan saling menghancurkan, bumi akan hancur sebelum menjadi planet, bumi dengan kehidupannya yang indah ini tak akan pernah ada dan terpelihara seperti saat ini.
Allah yang menciptakan alam, keduanya adalah pihak yang berbeda, sebagaimana halnya manusia menciptakan sandal, manusia tidak sama dengan sandal, manusia juga tidak akan mau disamakan dengan sandal. Allah tidak sama dengan alam, dan tidak ada sesuatupun di alam ini yang boleh disembah sebagai tuhan, entah itu matahari, malaikat, jin, manusia, gunung, laut, pohon, dsb.
Allah maha Kekal, tidak butuh anak, sekalipun alam semesta ini hancur, Dia tetap Abadi, Maha Suci Dia dari memiliki anak.
Allah Maha Kuasa, Dia tidak butuh sekutu, tidak ada sekutu bagiNya.
Bagi anda yang tidak percaya Neraka. ketahuilah, matahari adalah termasuk bintang paling kecil, suhu intinya lebih dari 2 juta derajat celcius, suhu permukaannya 3000 derajat celcius, besi baja saja meleleh di suhu 1600, itulah gambaran neraka, dan boleh jadi neraka lebih panas dari itu. manusia terkena suhu udara sedikit panas (misalnya 50-70) saja sudah bisa tewas.
iya kalau neraka itu tidak ada, bagaimana kalau ada?
lalau mungkin anda bertanya, bagaiama mungkin hidup di api sepanas itu, katanya kekal di neraka? percayalah, jika yang neghendaki adalah yang Maha Kekal, maka itu pasti terjadi, Dialah yang menghendaki kehidupan dalam keadaan apapun.
Lebih enak percaya adanya Neraka, lalu menghindarinya dengan bersungguh sungguh ibadah kepadaNya, kemudian mendapati kenyataan bahwa bisa hidup abadi di Surga, dan terhindar dari api Neraka.
Allah yang memberi rezeki kepada seluruh mahluk hidup, cacing yang buta tuli bisu di tanahpun diberiNya Rezeki, ayam yang baru menetas pun langsung diberi kemampuan mematuk makanan disekitarnya, ikan di lautan terdalampun yang tidak ada sinar matahari juga diberi rezeki, janganlah karena takut tidak bisa makan lalu tidak mau beriman.
ReplyDeleteBersabarlah jika mendapat kesulitan hidup, saya sendiri sering mendapat rezeki yang tidak disangka-sangka saat sedang kepepet, yang menurut akal saya tidak akan mungkin terjadi, dan dari sumber yang tidak terduga sama sekali, silahkan membuktikan sendiri.
kehidupan dunia ini sementara saja, tidak sekeping hartapun yang dibawa mati, boleh jadi saat ini bernafas, 1 jam lagi mati, maka jangan menunda-nunda beriman karena kematian datang sewaktu-waktu.
jika ada orang yang menganiaya anda karena anda beriman, maka dosa-dosa anda akan diampuni oleh Allah pada setiap rasa sakit yang anda derita,
dan jika sampai anda meninggal, maka Insya Allah anda akan mati syahid, itu adalah kematian yang didambakan semua orang beriman, karena boleh masuk sorga dari pintu manapun.
Dan jika mampu, cobalah berdakwah kepada keluarga anda, sehingga Insya Allah mereka akan mendapat hidayah sehingga mereka juga akan selamat dari api neraka yang kekal abadi.
Perintah Allah, ""Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak (An Nisa’ 36).
ReplyDeleteartinya Iman kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya dengan apapun adalah yang utama, baru kemudian berbakti kepada kedua orang tua.
dengan kata lain kita wajib berbakti dan patuh kepada orang tua selama mereka tidak mengajak kita untuk bermaksiat/ durhaka kepada Allah.
meskipun keyakinan anda berseberangan dengan orang tua anda, tetapi anda tetap wajib bersikap santun kepada orang tua.
Dan jika mampu, cobalah berdakwah kepada keluarga anda, sehingga Insya Allah mereka akan mendapat hidayah sehingga mereka juga akan selamat dari api neraka yang kekal abadi. Itulah bakti yang sebenarnya.
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. adz-Dzariyat: 55)
Subhanalloh, semoga ulasan diatas dapat menguatkan niat "anti" (sebutan untuk saudari yang Insya Alloh dimudahkan dalam usahanya meraih Islam). Sesungguhnya agama ini adalah nasihat..
ReplyDelete“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)