Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

24 October, 2016

Anak SD Melawan Gurunya, Kok Gurunya Yg Salah?



Ada video seorang anak SD yang terlihat "melawan" gurunya. Orang tua dan guru mengeluh ttg buruknya ahklak dan moral anak, yg tidak sopan pada guru. Apakah benar anak itu salah? Atau gurunya? Suatu hal sudah terjadi, lalu kita melihat efeknya: anak sudah emosi. Lalu guru suruh dia duduk, coba paksakan dia duduk, dan ikut bersikap emosi juga. Hasilnya, anak makin melawan. Apakah anak itu salah?

Seorang anak menjadi emosi BUKAN hal aneh. Malah normal. Semua orang tua tahu. Karena itu normal, seharusnya guru profesional bisa tangani karena sudah belajar ttg tiga tahap otak: Kognitif (berpikir cerdas), Emosi, dan Primitif (spt binatang). Utk tangani anak emosi, caranya sederhana: kita yg dewasa bersikap tenang, suruh anak jelaskan kenapa dia emosi, dan mencari solusi yang adil. Dgn cara itu, emosi berkurang, karena anak terpaksa gunakan kemampuan kognitif utk berpikir dan bicara.

Sebaliknya, kl guru (atau orang tua) ikut menjadi emosi, maka anak akan tinggalkan kondisi otak "emosi" dan turun ke tingkat otak "primitif". Di tahap itu hanya ada dua keinginan: "melawan atau melarikan diri". Binatang juga begitu kl merasa terpojokkan. Kl anak sudah bersikap primitif, harus dipancing naik ke tahap emosi dgn diskusi. Kl sudah terlihat emosi, dipancing naik ke tahap kognitif dgn diskusi, sehingga dia bisa bentuk kalimat lengkap.

Ini pelajaran standar psikologi anak untuk guru di manca negara. Saya sudah lakukan ratusan kali dgn anak yg emosi dan selalu berhasil. Tetapi di Indonesia, banyak guru malah cepat naik darah sendiri kl merasa dilawan. Hasilnya, guru sering bentrok dgn siswa. Ini terjadi bukan karena anak berakhlak buruk, tapi karena guru tidak punya ilmu pendidikan atau ilmu psikologi anak. Jadi ketika anak menjadi emosi, anak disalahkan. Ketika anak menjadi "primitif" dan melawan, guru makin emosi, dan membuat anak makin primitif. Guru yg seharusnya berikan solusi malah membuat anak lebih mungkin melawan (primitif).

Jadi kl ada anak emosi yg melawan guru, maka guru yang salah. Bukan anak. Anak itu melawan gurunya karena sedang emosi tinggi, dan dibuat lebih emosi oleh guru yg tidak berilmu. Macan yg lapar tidak disalahkan kl serang penjaganya. Nalurinya begitu! Dan anak yg sudah emosi, lalu menjadi primitif, akan begitu juga. Tetapi guru yang BERILMU bisa menghentikan proses itu dan kembalikan anak ke tahap kognitif (mampu berpikir). Anak yg menjadi emosi adalah hal normal. Guru yang perlu memperbaiki diri, dan bukan cari jalan pintas dgn asal salahkan siswa.
-Gene Netto

Anak SD sok Jago Melawan Guru

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...