Apakah pemimpin Pemda bisa dapat ide ini karena tidak suka
baca buku? Atau karena tidak punya wawasan yang luas? Cukup kl asal luncurkan
program baru, tanpa riset, tanpa berpikir, dan lihat hasilnya nanti? Apapun alasannya,
rencana terbaru Pemda DKI ini sudah pernah dilakukan di negara lain. Dan gagal
total. Di masa penjajahan Inggris di India, pemda bikin program utk berantas
ular kobra di kota New Delhi. Utk setiap ekor kobra, warga dibayar sekian. Dalam
waktu singkat, warga kota sudah mulai TERNAK ular cobra, dan serahkan ekornya
utk dapat hadiah uang.
Setelah sadar ular kobra diternak bukan ditangkap, pemerintah
tiba2 batalkan program itu. Para peternak lepaskan ular kobranya, dan New Delhi
menjadi kebanjiran ular, lebih dari sebelumnya. Progam yg sama juga dicoba di
masa penjajahan Perancis di Hanoi, Vietnam, tapi dgn tikus. Warga kota Hanoi
mulai tangkap tikus, potong ekornya utk dapat uangnya, tapi tikusnya dilepaskan
kembali (tanpa ekor), agar bisa beranak dan berkembang biak.
Artinya: "solusi" dari pemda malah membuat masalah
lebih parah dari sebelumnya. Orang miskin bisa menjadikan peternakan ular/tikus
sebagai bisnis baru. Ini sudah dinamakan "Efek Kobra" atau "Efek
Tikus" (Cobra Effect/ Rat Effect) dan dipelajari dalam matakuliah ekonomi,
karena "solusi" untuk atasi masalah malah memberikan efek sebaliknya.
Dan sudah dipahami program spt ini akan gagal sejak 100 tahun yg lalu. Semoga
di masa depan, Jakarta bisa dipimpin oleh orang yg punya wawasan lebih luas.
-Gene Netto
Untuk Kebersihan DKI, Pemprov Hargai Rp 20 Ribu Tiap Ekor
Tikus
Selasa 18 Oct 2016, Muhammad Fida Ul Haq - detikNews
Jakarta - Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sedang
menjalankan program Gerakan Basmi Tikus. Wakil Gubernur DKI Djarot Saeful
Hidayat menjanjikan Rp 20.000 per ekor bagi warga yang ikut mengumpulkan tikus.
"Ini sedang berjalan, kumpulin aja (tikusnya). Nanti silahkan ke ketua RT
RW Lurah nanti tinggal jalan," ujar Djarot di Hotel JS Luwansa, Jakarta
Selatan, Selasa (18/10/2016). "Iya (Rp 20.000), nanti kita ambil
buntutnya. Warga bawa saja buntutnya," terang Djarot. Jadi, tertarik untuk
jadi pemburu tikus?
Cobra Effect (and Rat Effect)
kalo gitu, tiap tikus yang mati harus dikeluarin setifikat bertanda " BUKAN TIKUS TERNAKAN", dan harus dibentuk panitia lembaga sertifikasinya dengan biaya Pemda DKI, hahaha ....to-LOL
ReplyDelete