Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

08 March, 2017

Allah Maha Miskin? Atau Kitalah yang Tidak Yakin Pada Allah?



Assalamu’alaikum wr.wb., Seorang bapak mau berangkat ke pengajian dgn bbrp pemulung dan pedagang miskin. Saya tawarkan KFC bagi semuanya, karena terpesona dgn bapak itu yg siap menolong pemulung, dan terpesona dgn pemulung yg mau belajar agama. Tapi bapak itu menolak. Cukup dia yg beli martabak nanti katanya. Saya tawarkan bbp kali, dan ditolak terus.

Malam itu, dia kirim WA. Di pengajian, dia ceritakan bahwa ada org yg mau kasih KFC, tapi ditolak. Mereka menjadi marah. Hehehe. Bapak itu jelaskan kpd saya: dia takut mrk menjadi terbiasa, dan minta terus. Dan dia mengajarkan mereka utk jangan berharap pada manusia, tapi bergantung pada Allah SWT saja! Itu betul. Tapi niat baik saya utk bersedekah itu disebabkan Allah SWT yang berikan Islam dan contoh mulia Rasulullah SAW kepada saya.

Suatu ketika ada seseorang yang datang kepada Rasulullah SAW seraya bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Lalu, beliau menjawab, “Bersedekah selama kamu masih sehat, bakhil (suka harta), takut miskin, dan masih berkeinginan untuk kaya. DAN JANGANLAH KAMU MENUNDA-NUNDA, sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan maka kamu baru berkata, ‘Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian’, padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, niat kita utk bersedekah dan melakukan kebaikan tidak boleh ditunda. Uang yang kita miliki memang BERASAL dari Allah, tapi DISAMPAIKAN oleh manusia yang lain. Apa kita mesti mengatakan kpd bos, “Saya tidak butuh gaji dari PT ini. Saya menunggu uang yg turun dari langit dari Allah!!” Tentu saja tidak. Uang dari tangan manusia adalah uang yg berasal dari Allah. Manusia yg dpt tugas sampaikan. Seribu manusia tidak akan bisa menolong kita sedikitpun, atau musuhi kita, kecuali dgn IZIN Allah SWT.

245. Siapakah yang mau memberi PINJAMAN kepada Allah, pinjaman yang BAIK (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan MELIPAT GANDAKAN pembayaran kepadanya dengan LIPAT GANDA yang BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Baqarah 2:245)

Ketika kita bersedekah, maka Allah SWT yang MENJAMIN balasan yg berlipat ganda. Allah MAHA KAYA bukan maha miskin. Kita sendiri yang tidak yakin pada Allah dan takut tidak dibayar kembali. Padahal Allah sudah BERJANJI. Dalam ayat Al Qur'an. Tapi kita masih KURANG YAKIN! Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,  Gene Netto

1 comment:

  1. 48. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. MAKA BERLOMBA-LOMBALAH (DALAM MEMBUAT) KEBAIKAN. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
    (QS. Al-Baqarah 2:148)

    195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
    (QS. Al-Baqarah 2:195)

    Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma yg berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada seseorang, beliau menasehatinya: “Gunakan lima perkara sebelum datang lima perkara; masa mudamu sebelum masa tua, sehatmu sebelum sakitamu, kekayaanmu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum kesibukanmu dan kehidupanmu sebelum kematianmu.” (HR. Al Hakim)

    Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allâh menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allâh tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menuliskannya sebagai satu kesalahan.” (HR. al-Bukhâri dan Muslim)

    23. Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.
    24. Dia mengatakan: "ALANGKAH BAIKNYA KIRANYA AKU DAHULU MENGERJAKAN (AMAL SALEH) UNTUK HIDUPKU INI".
    (QS. Al Fajr: 23-24)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...