Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

29 November, 2017

Apakah PGRI Bermanfaat Untuk Pendidkan Di Indonesia?



Kemarin di Facebook Page saya, saya post info berita ttg dana hibah dari Pemda DKI, termasuk info bahwa PGRI dikasih 23 milyar. Dan saya bertanya, apa manfaat sebenarnya dari PGRI, sampai harus dikasih dana begitu besar? Saya tidak ingin jelekkan PGRI, dan hanya sebutkan info itu sebagai contoh. Lalu ada orang yang kirim pesan kepada saya. Dia ceritakan berbagai keburukan PGRI, yang disaksikan oleh saudarnya selama bertahun-tahun ketika punya jabatan tinggi di PGRI. Dia juga bahas mantan ketua PGRI yang tewas terbakar hidup-hidup di RS Mintohardjo, dan mengatakan “tidak heran” seorang pemimpin PGRI bisa dimatikan Allah dgn cara begitu….

Apa benar PGRI penuh keburukan? Saya tidak bisa menilai, karena tidak ada info. Saya ingin bahas semua komentar orang itu di sini, tapi di Indonesia tidak ada hak rakyat utk bicara secara bebas. Siapapun yang berani buka rahasia dari pejabat atau organisasi bisa kena pasal pencemaran nama baik. Sering digunakan orang kuat dan kaya utk bungkamkan orang kecil.

Saya sudah sering dengar kisah ttg korupsi dan perbuatan buruk lainnya di dalam kementerian, lembaga, yayasan, dll. di sini, tapi semua orang itu “tidak berani” ceritakan di depan umum. Tidak mau lapor ke polisi atau wartawan. Semuanya takut pada pasal pencemaran nama baik, atau yg lebih buruk, walaupun ada kepentingan publik dalam informasi itu. Saya jadi ingat cerita seorang kenalan ttg korupsi massal di Kemensos. Dari orang lain ttg korupsi massal di Kemenag. Dari orang lain ttg korupsi massal di Kemendikbud. Dari orang lain ttg menteri yang “minta” dana sosial dari sebuah PT besar lalu dananya habis begitu saja. Rakyat yang menderita terus, tapi tidak ada yang berani bicara.

Sekrang di America, ada sebuah gerakan utk buka rahasia masa lalu pelecehan seks yang dilakukan orang2 kuat terhadap perempuan, dan juga laki-laki. Produser film Harvey Weinstein dilaporkan 30 perempuan dan dibahas di semua media massa. Sekarang banyak orang lain, termasuk anggota Senat juga kena laporan serupa. Apakah bisa ada gerakan seperti itu di Indonesia, di mana orang baik yang ingin melihat negara ini maju mulai berani dan buka mulut? Apa bisa mereka bicara dgn wartawan dan bongkar semua praktek korupsi, kolusi dan nepotisme di seluruh negara?

Semoga akan segera datang harinya di mana kebebasan bicara dianggap hak yang lebih mutlak di atas pasal pencemaran nama baik. Kalau terjadi, semoga rakyat menjadi berani ceritakan kondisi nyata yang mereka ketahui, dan orang2 yang terlibat dalam praktek buruk yang merugikan masa depan Indonesia bisa segera disingkirkan.
-Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...