Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

30 April, 2021

Ingin Menjadi Kaya? Hati-Hati, Kekayaan Belum Tentu Membuat Anda Bahagia!

Assalamu’alaikum wr.wb. Saya dapat cerita tentang seorang bapak yang kaya, tapi jatuh sakit, jadi depresi, stress, dan berhenti shalat. Istri dan anaknya juga stress karena melihat kondisi bapak itu. Yang perlu diperhatikan dari kejadian itu adalah berapa banyak orang sulit mensyukuri nikmat Allah? Diberikan kekayaan lalu dikasih ujian, seharusnya mereka dekatkan diri kepada Allah, tapi malah menjadi depresi.

Bapak itu memang menderita dari sebuah penyakit, tapi juga ada banyak uang dan rumahnya besar. Banyak orang lain seharusnya lebih stress karena mereka hanya menjadi pekerja biasa, tapi ternyata mereka bisa cukup bahagia, walaupun tidak ada kesempatan menjadi kaya. Terbukti, memiliki banyak uang dan rumah yang besar tidak menjamin kita akan bahagia!

Saya sering dipanggil untuk menasihati dan "meluruskan" anaknya orang kaya. Mereka minta bantuan saya karena ternyata mereka "gagal" mendidik anaknya sendiri. Mereka sangat fokus pada dunia dan kekayaan, tapi di saat yang sama, anaknya menjadi "rusak" (tidak shalat, narkoba, berzina, minum alkohol, dsb.) Kekayaan orang tua itu menjadi bumerang: Kembali dan hantam mereka sendiri. Mereka lupa bahwa dunia ini tidak nyata, dan hanya dengan beriman dan bertaqwa kepada Allah bisa kita dapat keselamatan di dunia dan juga di akhirat.

64. Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.
(QS. Al-Ankabut 29:64)

26. Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).
(QS. Ar-Ra’d 13: 26)

Kalau ada cita-cita menjadi kaya, silahkan, tapi sebaiknya dipastikan anda siap secara mental, dan dipastikan anak anda bisa menjaga agamanya. Jangan fokus pada kekayaan sebagai tujuan, tetapi menganggapnya sebagai "alat" saja utk berjuang di jalan Allah. Menjadi kaya sangat bermanfaat, asal dianggap sebagai amanah dari Allah. Sayangnya, banyak orang kaya tidak begitu. Diuji dengan penyakit saja, keimanan mereka bisa hancur dengan cepat dan kekayaannya menjadi setara debu yang tidak berguna. Lebih parah lagi kalau anaknya juga menjadi rusak, karena dengan demikian anak itu tidak akan mendoakan orang tuanya!

Semoga kita semua diberikan rezeki yang luas, tapi dengan syarat kita siap dulu secara mental! Kita harus selalu ingat untuk berserah diri kepada Allah, mengikuti Rasulullah SAW, dan siapkan anak kita untuk menjadi pemimpin Muslim yang saleh dan salehah, yang manfaatkan kekayaannya untuk berjuang di jalan Allah. Kalau berhasil, mereka akan menjaga keimanannya dan tidak akan merasa takut atau stress ketika sebuah ujian menimpa mereka, karena tangan mereka digenggam keras oleh Allah SWT. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...