Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

16 September, 2021

Penjajah Jepang Botaki Tahanan, Kenapa Dilestarikan Di Sekolah Indonesia?

Assalamu'alaikum wr.wb. Penulis buku, Isabel Wolff, menceritakan tahanan sipil Belanda dan Inggris yang ditahan oleh Jepang di beberapa tempat di Indonesia. Kata Wolff, penjajah Jepang brutal terhadap 130 ribu tahanan sipil, kebanyakan perempuan dan anak kecil, yang ditahan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Banyak orang ditahan di "penjara terbuka" (wilayah kota yang luas, yang dikasih tembok dan menjadi penjara sementara) di Jakarta dan Bandung.

Kalau menatap prajurit Jepang, atau kurang cepat tundukkan kepala, perempuan dan anak akan dihajar. Kesalahan sekecil apapun akan kena pukulan dan hukuman secara langsung. Tahanan harus selalu takut dan patuh pada prajurit Jepang. Dua kali setiap hari ada absen. Tahanan harus berdiri berjam-jam di lapangan, tanpa boleh bergerak, bicara atau duduk.

Kalau tidak sempurna saat tundukkan kepala ke arah Jepang saat upacara, akan dihajar dengan keras. Badan harus berdiri tegak, dan ruku dengan sempurna. Bahkan posisi jari tangan diperhatikan. Harus selalu sempurna saat tunduk dan tidak boleh berbuat salah walaupun sedikit. Selain dihajar, hukuman paling umum adalah membotaki tahanan agar ada "efek jera". Dan hal itu begitu umum sampai banyak perempuan pakai selendang di atas kepalanya karena berdarah setelah rambut dicukur secara kasar.

Apa sistem pendidikan ini ada kemiripan dengan sebagian sekolah dan pesantren Indonesia? Tahanan/Santri/Siswa harus selalu takut dan patuh? Kesalahan sekecil apapun akan kena hukuman? Dan di sebagian pesantren, kalau berbuat salah, rambut akan dipotong dengan kasar, agar ada efek jera. Dan di sekolah dilakukan karena rambut anak "harus rapi" (tidak rapi = salah dan harus dihukum). Saya pernah lihat 2 anak yang dijemur di lapangan pesantren. Rambutnya telah dicukur dan kepala masih berdarah. Katanya itu "hukuman standar" bagi anak yang "nakal". Apa bedanya dengan perilaku Penjajah Jepang?

Pertanyaan saya: Kenapa keburukan penjajah Jepang dilestarikan di banyak pesantren dan sekolah di Indonesia? Atau apakah para ustadz dan guru tidak tahu dari mana mereka mendapatkan kebiasaan itu, dan hanya teruskan tanpa berpikir, dan tanpa ilmu? Semoga bermanfaat bagi guru, ustadz, dan orang tua yang mau merenung.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene Netto

The Forgotten Women Of The 'War In The East'
http://www.bbc.com/news/magazine-29665232


03 September, 2021

Momen Rombongan Jokowi Bagi-bagi Sembako di Cirebon, Warga Berebut!

Video ini menyedihkan sekali. Di seluruh negara, anak yatim dan dhuafa lapar dan hidup dalam kesulitan. Janda, jompo dan orang disabilitas perlu bantuan. Tapi CARA pemimpin negara bagikan bantuan malah seperti ini: Pria dewasa yang sanggup dorong, dobrak, jatuhkan, dan injak saudaranya bisa dapat 1 karung beras yang kecil. Yang lemah hendaknya minggir. Bantuan presiden hanya tersedia bagi orang yang kuat dorong dan banting orang lemah.

Menyedihkan sekali bahwa seorang pemimpin Muslim bisa berikan contoh seperti ini. Di masa apa saja akan terlihat buruk, tapi lebih buruk lagi di tengah pandemi yang hancurkan ekonomi orang lemah. Semoga Indonesia bisa dapat pemimpin yang baik yang memperhatikan dan utamakan orang yang paling lemah duluan, dan tidak lagi ciptakan pertandingan gaya gladiator di pinggir jalan bagi warga yang butuh beras. Semoga besok presiden tidak nonton film Hunger Games! Takutnya bisa menjadi kenyataan.
-Gene Netto

Momen Rombongan Jokowi Bagi-bagi Sembako di Cirebon, Warga Berebut!
Warga Kota Cirebon, Jawa Barat, menyambut iring-iringan rombongan kendaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sekitaran Bandara Cakrabhuwana. Seusai Jokowi melintas, warga langsung menyerbu mobil bantuan presiden (banpres) yang mengangkut sembako.
https://20.detik.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...