Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

13 September, 2022

Apa Kematian Anak di Pesantren Hanya Perkara Kriminal Biasa?

Assalamu’alaikum wr.wb. Dalam 1 bulan terakhir, ada 3 kasus kematian santri di 3 pesantren. Ada komentar bahwa pihak pesantren tidak perlu disalahkan. Pembunuhan itu hanya perkara kriminal yang jarang terjadi di pesantren, jadi diserahkan ke polisi, dan tidak perlu dibahas lagi. Jangan sampai merasa "ada masalah di pesantren". Tapi apa pendapat itu masuk akal?

Pendapat tersebut ibaratnya hanya melihat tanah beberapa langkah di depan kakinya, dan menganggap "jalannya lancar". Dalam kasus terbaru di Gontor, ada bukti bahwa kasus pembunuhan itu ditutupi, dan ada ustadz, santri, dan dokter yang siap berbohong demi menjaga nama baik pesantren. Kita hanya tahu santri itu dibunuh karena kebohongan mereka dibongkar secara paksa.

Jadi kita perlu berpikir secara luas dan bertanya secara serius: Selama puluhan tahun terakhir ini, apakah ada kasus-kasus lain di mana santri mati di pesantren? Lalu mayat diserahkan ke keluarga dan dinyatakan "sakit" atau "kelelahan", dan dikuburkan tanpa curiga? Siapa yang mau selidiki kemungkinan itu? Siapa yang mau mencari saksi dan kumpulkan bukti? Siapa yang mau ajak mantan santri buka mulut, bongkar kebohongan lama, dan "melawan" pesantren?

Selain kematian santri (yang mungkin saja pembunuhan), apakah ada kasus kekerasan lain yang ditutupi? Apa ada kasus pencabulan terhadap santri dari ustadz, atau dari santri lain, yang ditutupi juga? Menteri Agama mengatakan "tidak bisa intervensi" terlalu jauh ke dalam urusan pesantren. Jadi apa fungsinya pemerintah kalau 4 juta anak bisa dibiarkan tinggal di 31 ribu pesantren, dengan risiko menjadi korban kekerasan atau pencabulan, yang bisa ditutupi dengan sangat mudah?

Ketika (akhirnya) Gereja Katolik mulai mencari korban pencabulan, ditemukan ratusan ribu korban (yang sudah dewasa). Ketika Pramuka Amerika mulai mencari korban pencabulan, ditemukan 60 ribu korban di Amerika saja, dan Pramuka Amerika menjadi bangkrut. Gereja Katolik dan Pramuka Amerika dipaksa bayar ganti rugi puluhan milyar dolar kepada para korban.

Pertanyaan serius: Berapa banyak santri pernah menjadi korban pembunuhan, kekerasan, atau pencabulan dalam 50 tahun terakhir, dan sekarang ada saksi atau korban yang masih hidup, dan ingin bicara, tapi tidak ada yang mau bertanya kepada mereka? Siapa yang mau melindungi 80 juta anak Indonesia kalau sikap pemerintah dan banyak orang Muslim adalah, "Apa boleh buat?!" Kalau ada investigasi nasional terhadap semua pesantren, seperti yang dilakukan di Amerika terhadap Pramuka, berapa puluh ribu santri akan maju dan siap berbicara? Apakah ada yang berani bertanya?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...