Search This Blog

Labels

alam (8) amal (97) anak (301) anak yatim (116) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (51) indonesia (571) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (362) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (12) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (9) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (505) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (37) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (37) renungan (177) Sejarah (5) sekolah (80) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

12 November, 2011

Anak Muda Mencari Pekerjaan Baru


Assalamu’alaikum wr.wb.,
Ada pembantu di rumah saya yang sedang berusaha mencari pekerjaan baru untuk kakak laki-lakinya. Dia bisa menjadi penjaga toko, pembantu raumah tangga, penjaga kebun, tukang kebersihan, dsb.
Kalau ada yang bisa membantu dengan tawaran kerja, tolong hubungi saya di email (genenetto@gmail.com), atau juga boleh langsung ke HP dia saja. Terima kasih.

Nama: Radianto (Radi). Umur 23 tahun. Laki-laki. Lulus SD saja. Tidak merokok. Rajin shalat. Insya Allah berahklak bagus. Belum menikah. Nomor HP: 08170885233
Sekarang berada di Ciputat (masih kerja menjaga toko, tetapi mau cari kondisi kerja yang lebih baik). Pernah jaga toko, berdagang, jaga kandang ayam, jadi tukang bangunan, bisa jaga anak.
Belum bisa nyupir.
Mencari pekerjaan sebagai: Penjaga toko. Pembantu rumah tangga. Penjaga kebun. Tukang kebersihan. Office Boy. Dan sebagainya.
Terima kasih kalau bisa membantu.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene

10 November, 2011

Mengapa Bangsa Indonesia Kalah Kreatif Dari Negara-Negara Maju


Tulisan dari milis sebelah.

Mengapa Bangsa Indonesia Kalah Kreatif Dari Negara-Negara Maju

Sebenarnya ini adalah ringkasan dari buku Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland yang berjudul "Why Asians Are Less Creative Than Westerners"(Mengapa bangsa Asia kalah kreatif dari negara-negara barat), tapi berhubung saya tinggal di Indonesia dan lebih mengenal Indonesia, maka saya mengganti judulnya, karena saya merasa bahwa bangsa Indonesia memiliki ciri-ciri yang paling mirip seperti yang tertulis dalam buku itu.

1. Bagi kebanyakan orang Indonesia, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta terhadap sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, pengacara, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang untuk memiliki banyak kekayaan.

2. Bagi orang Indonesia, banyaknya kekayaan yang dimiliki lebih dihargai daripada cara memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai ceritera, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku korupsi pun ditolerir/diterima sebagai sesuatu yang wajar.

09 November, 2011

Kalau Memandang Anak Yatim, Kenapa Tidak Melihat Muhammad Bin Abdullah?


(Saya menulis artikel ini untuk membalas beberapa komentar yang masuk di blog dan facebook, berkaitan dengan anak yatim dan sikap saya kepada mereka. Semoga bermanfaat sebagai renungan.)
Assalamu’alaikum wr.wb., Terima kasih kepada semua teman yang kasih komentar yang mendukung tulisan saya tentang anak yatim kemarin. Saya sudah lama hidup seperti itu dengan niat memperhatikan dan membantu anak yatim sebanyak mungkin. Itu bukan sikap yang baru buat saya, dan teman lama yang kenal saya sudah tahu pemikiran saya memang seperti itu (dan belum berubah). Sejak saya masuk Islam, saya merasa harus ada usaha yang lebih untuk membalas semua kenikmatan yang Allah kasih kepada saya (walaupun memang tidak mungkin bisa dibalas). 

Saya sering melihat seorang anak yatim dan mulai bayangkan: Bagaimana kalau ini adalah anak yatim bernama Muhammad bin Abdullah (nama lengkapnya Nabi Muhammad SAW)? Dan saya bisa bertemu dengan dia, menghibur dia dan membuat dia bahagia, dan ajak dia untuk menjadi seorang anak yang baik, membina dia, dan menjadi orang yang selalu siap melindungi dan menjaga dia! (Memang tidak mungkin ketemu dengan Nabi SAW saat dia masih seorang anak, tetapi saya suka bayangkan sebagai renungan saja).
 
Apa yang akan saya lakukan untuk anak yatim itu, kalau saya tahu dia akan menjadi seorang pemimpin ummat Islam nanti, dan sekaligus memandang saya dengan rasa kasih sayang yang besar, seolah2 menjadi bapak angkat (di dalam hatinya) karena dia selalu merasakan kebaikan dari saya? Kalau saya tahu anak yatim yang kecil itu akan menjadi Nabi Muhammad SAW, saya pasti siap kasih segala sesuatu kepada dia, bahkan sampai menyimpan sisanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saya menjadi tidak penting lagi. Tetapi karena diberikan kepada Nabi Muhammad (yang masih seorang anak yatim) maka saya tidak bakalan sedih, kecuali mungkin akan ada rasa sedih bahwa saya tidak bisa kasih lebih banyak lagi kepada dia untuk membuat dia bahagia dan semangat.
Kalau dalam bayangan itu, saya merasa siap berbuat demikian untuk seorang anak yatim bernama Muhammad bin Abdullah (yang nanti saat dewasa akan menjadi Rasulullah SAW), kenapa saya TAKUT melakukan sebanyak mungkin untuk anak-anak yatim yang lain, yang banyak di antara mereka juga punya nama MUHAMMAD…! Mereka sama seperti Nabi kita yang pernah menjadi anak yatim yang kecil, lapar, takut, miskin dan tidak tahu masa depannya seperti apa. 
Kalau untuk seorang anak kecil bernama Muhammad bin Abdullah saya siap kasih segala-galanya, kenapa saya tidak mau kasih banyak juga untuk anak-anak yang lain, yang juga bernama Muhammad, yang juga dapat perasaan yatim yang pernah dirasakan oleh Nabi kita dulu? Kenapa mesti takut? Bukannya Allah itu MAHA KAYA, dan juga MAHA KUASA?
 
Kalau iya, kenapa kita selalu takut bahwa uang kita akan hilang? Kenapa cerita saya tentang 1 juta rupiah yang saya habiskan untuk sepatu bola dan tas (yang membuat anak yatim itu senyum terus sampai sekarang) dibilang boros, royal, berlebihan, atau terlalu mahal? Kalau diberikan kepada Muhammad bin Abdullah (yang hanya seorang anak yatim, dan belum menjadi Nabi Allah) apa komentar yang sama akan muncul dari mulut mereka juga? 
(Misalnya): Anda kasih anak onta yang mahal kepada Muhammad bin Abdullah? Buat apa? Dia hanya anak yatim! Kasih kuda jelek yang murah saja! Sudah cukup! Onta yang mahal buat kita. Dia tidak perlu. Dan jangan kasih kurma yang mahal dan lezat itu kepadanya. Kasih KFK (Kentucky Fried Kambing) saja. Sudah cukuplah. Jangan merepotkan diri. Buat apa? Si Muhammad itu hanya anak yatim. Dia tidak penting. Jangan habiskan uang untuk dia!
Apakah kita semua akan bicara seperti itu kalau bisa melihat orang baik hati yang mau memberikan sesuatu yang mahal kepada Muhammad bin Abdullah? 
Saya sudah sadar bahwa orang lain tidak bisa memahami saya. Tetapi saya merasa kasihan dengan orang itu yang tidak paham. Uang saya memang tinggal sedikit sekali pada saat ini, bahkan sampai saya belum pergi belanja ke Hero karena uang di tabungan tidak cukup untuk belanja. Tetapi saya tetap merasa tenang. Saya tidak merasa takut. Dan kalau disadari bahwa uang saya tinggal sedikit sekali, maka yang teringat setelah itu adalah senyumnya seorang anak yatim yang makin sedikit menangis karena masih rindu sekali dengan bapaknya. (Dan kemarin, dengan senyuman yang lebar, dia malah minta izin mentraktir saya makan, karena dia mengintip dan melihat jumlah uang yang tersisa di tabungan saat saya tarik uang di ATM). 
Dia bukan Muhammad bin Abdullah. Tetapi dia seorang anak yatim juga! Allah tidak memberikan kesempatan kepada saya untuk mengenal, memeluk dan menjaga seorang anak yatim bernama Muhammad bin Abdullah karena saya lahir jauh sesudah dia. Tetapi sebagai gantinya, maka atas nama Allah, saya masih bisa menjaga dan menghibur seorang Muhammad yang lain. Dan apapun yang terjadi besok, yang teringat adalah nikmatnya di muka anak itu pada saat saya beli makanan dan barang yang dia inginkan, dan membuat dia bahagia sekali. (Kemarin saya ajak dia nonton film karena sekolahnya libur. Sepanjang hari saya melihat dia senyum dan ketawa!)
 
Alangkah enaknya kalau kita bisa melakukan yang sama dengan Muhammad bin Abdullah, tetapi sudah tidak mungkin. Kenapa kita tidak berani melakukan yang sama untuk anak-anak yatim yang lain, seolah-olah kita sedang berhadapan dengan Muhammad bin Abdullah yang asli?  
Saya tidak punya banyak uang pada saat ini. Tetapi demi Allah saya sungguh merasa KASIHAN dengan orang yang punya deposito berisi ratusan milyar, yang hanya mau disimpan untuk diri sendiri saja. Dan kalau Allah menghendaki, besok saya juga bisa dapat milyaran rupiah, rumah, mobil, dan sebagainya. Tetapi selama ini, hampir semua orang menyalahkan saya dan suruh saya menghemat banyak uang untuk diri sendiri, untuk isi tabungan, beli rumah, mobil, dll. Selama 15 tahun menjadi seorang Muslim, saya tidak mendengarkan mereka, dan tetap menghabiskan uang saya setiap bulan untuk kepentingan orang Muslim yang lain. Ini pertama kali dalam 15 tahun saya mengalami masalah keuangan. Jadi buat saya, ini hanya sebuah cobaan kecil saja, yang insya Allah akan berlalu juga, dan saya akan kembali seperti dulu dengan memiliki banyak uang yang bisa digunakan untuk kepentingan ummat Islam.
Kalau mayoritas dari ummat Islam tidak paham saya, dan mau menyalahkan saya, atau bilang saya terlalu boros atau royal dengan anak yatim, silahkan saja. Saya tidak mencari “pembenaran” dari ummat Islam terhadap semua tindakan saya. Saya sudah dapat senyumnya seorang anak yatim kemarin, berkali-kali, ditambah banyak ketawa, pukul-pukulan, peluk-pelukan, dan saling bercanda dan menghibur satu sama lain seperti di antara saudara kandung.  Jadi buat saya itu jauh lebih nikmat daripada deposito berisi milyaran rupiah
Ada orang yang mau menjadi kaya sekali, dengan deposito yang besar, karena mereka mau dapat kenikmatan yang banyak untuk diri sendiri. Tetapi mereka tidak pernah akan dipeluk oleh deposito mereka. Saya lebih mau dipeluk oleh seorang anak yatim yang baik dan beriman kepada Allah, dan bayangkan kalau seandainya nama dia adalah Muhammad bin Abdullah, dan dia sayang betul kepada saya.

Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan orang-orang yang mengasuh (menyantuni) anak yatim di surga seperti ini.” Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya.
(HR. Bukhari).

Rasulullah SAW bersabda, “Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya…”
(HR. Ath-Thabrani).

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengambil anak yatim dari kalangan Muslimin, dan memberinya makan dan minum, Allah akan memasukkannya ke surga, kecuali bila dia berbuat dosa besar yang tidak terampuni.”
(HR. Tirmidzi)

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa meletakkan tangannya di atas kepala anak yatim dengan penuh kasih sayang, maka Allah akan menuliskan kebaikan pada setiap lembar rambut yang disentuh tangannya.”
(HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Aufa)

Wabillahi taufik walhidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

08 November, 2011

Selandia Baru Adalah Negara Paling Islami di Dunia?

Keislaman Indonesia
KOMPAS | Sabtu, 5 November 2011 | 09:03 WIB
Oleh : Komaruddin Hidayat,
Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Sebuah penelitian sosial bertema ” How Islamic are Islamic Countries”  menilai Selandia Baru berada di urutan pertama  negara yang paling islami di antara 208 negara, diikuti Luksemburg di urutan  kedua. Sementara Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim menempati urutan ke-140. Adalah Scheherazade S Rehman dan Hossein Askari dari The George Washington University yang melakukan penelitian ini. Hasilnya dipublikasikan dalam  Global Economy Journal (Berkeley Electronic Press, 2010). Pertanyaan dasarnya adalah seberapa jauh ajaran Islam dipahami dan memengaruhi perilaku masyarakat  Muslim dalam kehidupan bernegara dan sosial?

"Kehidupan sosial di Jepang lebih mencerminkan nilai-nilai Islam ketimbang yang mereka jumpai, baik di Indonesia maupun di Timur Tengah " Ajaran dasar Islam yang dijadikan indikator dimaksud diambil dari Al Quran dan hadis, dikelompokkan menjadi lima aspek. Pertama, ajaran Islam mengenai hubungan seseorang dengan Tuhan dan hubungan sesama manusia. Kedua, sistem ekonomi dan prinsip keadilan dalam politik serta kehidupan sosial. Ketiga, sistem perundang-undangan dan pemerintahan. Keempat, hak asasi manusia dan hak politik. Kelima, ajaran Islam berkaitan dengan hubungan internasional dan masyarakat non-Muslim. Setelah ditentukan indikatornya, lalu diproyeksikan untuk menimbang kualitas keberislaman 56 negara Muslim yang menjadi anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang rata-rata berada di urutan ke-139 dari sebanyak 208 negara yang disurvei.

21 October, 2011

Mau Tahu Betapa Nikmatnya Kehidupan Anda? Nonton Ini Dan Jangan Putus Asa!

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Apakah anda kadang merasa bahwa banyak orang lain selalu lebih hebat dan lebih beruntung? Sedangkan anda hanya orang biasa saja yang kena nasib buruk, atau nasib begitu-begitu saja dan selalu sulit untuk maju? Anda tidak bisa berbuat apa-apa? Tidak ada bakat? Tidak pernah beruntung?
Sesungguhnya anda sudah beruntung sekali, tetapi anda mungkin tidak sadar. Sudah dikasih orang tua yang baik, tempat tinggal, kesempatan sekolah, dan diajarkan menjadi seseorang yang beriman kepada Allah sudah merupakan banyak sekali kenikmatan yang mungkin tidak begitu disadari.
Setiap kali anda merasa tidak bisa berbuat apa-apa, dan orang lain selalu lebih hebat, mungkin saja anda tidak sadar bahwa ada orang lain lagi yang posisinya di bawah anda, yang kehidupannya lebih buruk, tanpa prestasi sekecil apapun. Tetapi dengan usaha sederhana saja, mereka ternyata bisa mencapai suatu keberhasilan yang besar. Berarti anda juga bisa. Yang dibutuhkan hanya keinginan untuk berusaha dan merasa yakin bahwa Allah akan selalu bersedia membantu anda.

Jangankan orang Muslim yang beriman dan bertakwa, orang non-Muslimpun juga dapat bantuan dari Allah untuk maju dan berhasil kalau mereka mau berusaha. Tetapi apakah anda yakin pada Allah?

20 October, 2011

Gerakan Tolak Ujian Nasional

Teman2, tolong bergabung di sini dan sebarkan. Kita menolak Ujian Nasional, dan kalau perlu bertanya kenapa, berarti nggak punya anak, tidak lulus sekolah di sini, atau berasal dari planet Mars. Haha. Ujian Nasional sangat tidak adil, dan negara2 maju tidak punya Ujian Nasional sebagai syarat satu-satunya untuk lulus sekolah. Hanya ada di Indonesia. Sedangkan di sini, kondisi dalam sekolah di Jakarta dan Paupa atau Sulawesi Utara sangat tidak setara. Tetapi semua anak dapat ujian yang sama.
Ada situsnya juga yang sedang diisi dengan info kalau masih perlu membaca. Kami mau membuat suatu gerakan dari orang tua dan anak Indonesia yang menolak Ujian Nasional. Kalau menjadi besar, insya Allah para politikus mau memperhatikan aspirasi kita semua dan menghentikan ujian yang sangat tidak adil ini.
Mohon bergabung dan sebarkan.
Wassalam,
Gene Netto



19 October, 2011

Memperkenalkan: Mengejar Bola



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Mengejar Bola adalah situs Facebook, You Tube dan Blog yang dibuat untuk mendukung 2 anak Indonesia yang punya cita-cita menjadi pemain bola profesional di masa depan.

Kedua anak itu adalah Muhammad Rizky Aulia (Kiky, berumur 16 tahun) dan adik kandungnya bernama Muhammad Nurcholis Mahendra (Hendra, 12 tahun). Kiky dan Hendra sudah sering mendapat perhatian di dunia bola anak, baik di dalam maupun di luar negeri, dengan banyak pelatih bola yang memperhatikan mereka pada saat mereka mengikuti pertandingan.

 
Kiky dan Hendra sudah mulai latihan bola dari usia kecil (TK-SD), dan saat itu sering bermain dengan anak yang lebih tua dari mereka karena anak yang seumur tidak sanggup bermain seperti mereka. Pada tahun 2010, pada saat Kiky menjadi anggota tim peraga dalam suatu pelatihan FIFA di Senayan, Jakarta, seorang pelatih bola FIFA bernama Robert Lim (asal Singapore) memperhatikan Kiky (dan kemudian Hendra), dan akhirnya menjadi dekat dengan keluarga mereka. Coach Lim sangat tertarik untuk membawa Kiky dan Hendra ke Singapore untuk memberikan latihan dasar sepak bola kepada mereka, dengan niat membantu mereka pindah ke Itali atau Eropa dalam waktu beberapa tahun di depan. Di jangka panjang, mereka juga berniat menjadi pemain bola profesional. Insya Allah bisa.

Dalam banyak pertandingan di Indonesia, dan juga di beberapa negara lain, Kiky dan Hendra menarik perhatian terus dari para pelatih bola yang melihat mereka. Bersama dengan teman2 dalam tim bola mereka di Jakarta, mereka seringkali dapat kemenangan dalam pertandingan. Semua penonton yang kenal mereka sangat menanti saat Kiky atau Hendra dapat gol (karena biasanya berhasil mencetak gol).

Selain menggunakan Facebook, You Tube dan Blog bernama Mengejar Bola untuk mengikuti perkembangan mereka, juga ada niat kami untuk membuat video singkat yang akan menunjukkan tips dan triks bermain bola, untuk membantu anak-anak yang lebih muda dari mereka yang ingin meningkatkan skil bolanya dengan baik. Bagi orang tua dan anak yang ingin mengikuti dan mendukung perkembangan Kiky dan Hendra, dan mau dukung perjuangan mereka menjadi pemain bola professional, silahkan bergabung di komunitas Mengejar Bola. Kami sangat mengharapkan doa dan dukungan dari anak-anak Indonesia yang lain. Silahkan bergabung dan bicara langsung dengan Kiky, Hendra dan keluarganya.
Terima kasih atas waktu dan perhatiannya.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Keluarga Kiky dan Hendra

LINKS MENGEJAR BOLA
(Silahkan bergabung dan berkomentar.)





18 October, 2011

Pemerintah Indonesia Sedang Mengusir Guru Bule


Assalamu’alaikum wr.wb.,
Dari tahun kemarin ada kabar dari teman2 tentang Peraturan Menteri baru, yang mempersulit guru asing yang mau kerja di Indonesia. Permen 66/2009 dibuat oleh Mendiknas yang lama, dan oleh Menteri Pendidikan baru dibiarkan saja. Di dalam Permen itu, ada banyak syarat untuk guru asing yang mau kerja di Indonesia, dan dibuat lebih sulit mendapatkan visa kerja untuk semua guru bahasa Inggris. Pada akhir tahun 2010 saya sudah bertemu 2 staf khusus Mendiknas untuk membahas perkara ini, dan mereka mengatakan akan melihat isi dari Permen itu dan melakukan revisi. Sayangnya, sampai sekarang (Oktober 2011) belum ada perubahan, dan proses pengusiran guru bule yang sudah dimulai dari tahun 2010 berlangsung terus.

Saya sudah kerja 15 tahun di Indonesia sebagai guru bahasa Inggris dan sudah mengajar lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) murid dan jumlah guru yang banyak juga (mungkin lebih dari seribu guru). Dari tahun kemarin saya tidak aktif melamar sebagai guru, karena berniat mengerjakan program yang lebih besar dan luas (seperti program pelatihan guru). Tetapi karena belum berhasil, saya kembali lamar sebagai guru bahasa Inggris saja supaya bisa dapat visa kerja. Setelah saya lamar di beberapa kursus bahasa Inggris, saya diberitahu bahwa mereka tidak bisa dapatkan visa kerja untuk saya (setelah diusahakan berbulan2), atau tidak akan diusahakan karena sudah tahu akan ditolak oleh Kemendiknas. Anehnya, ada juga tempat kursus yang masih bisa mendapatkan visa untuk guru mereka, tanpa ada keterangan mereka menggunakan cara apa.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...