Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

10 July, 2009

Paling 'Bergizi', Ical dan Paloh Berpeluang Kuat Gusur JK

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Golkar, Golkar!! Sungguh unik politikus di Indonesia. Kalau ada seorang politikus yang bicara seperti ini tentang kepemimpinan partainya di negara barat, berita ini akan menjadi heboh sekali. Tetapi di sini, tidak ada yang merasa kaget atau heran karena sudah begitu terbiasa dengan korupsi. Semoga akan ada hari di masa depan di mana semua orang Indonesia tidak mengenal korupsi lagi. Amin.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
********

Paling 'Bergizi', Ical dan Paloh Berpeluang Kuat Gusur JK

Jumat, 10/07/2009 09:33 WIB
Shohib Masykur – detikPemilu
Jakarta - Wacana percepatan Munas Partai Golkar makin menguat. Beberapa petinggi partai berhasrat menggantikan posisi Jusuf Kalla (JK) secepat mungkin. Aburizal Bakrie (Ical) dan Surya Paloh merupakan dua kandidat terkuat karena memiliki gizi alias kekuatan finansial paling mumpuni.

"Dalam era sekarang ini kelemahan Golkar adalah pimpinan-pimpinan daerahnya melihat bukan kemampuan visi misinya, tapi kemampuan gizinya. Gizi itu kekuatan finansial. Memang yang sangat menonjol Aburizal dan Surya Paloh," kata Ketua Tim Kampanye JK-Wiranto, Fahmi Idris, saat dihubungi detikcom, Jumat (10/7/2009).

Menurut Fahmi, para tokoh yang memiliki kekuatan di Golkar menghendaki Munas dipercepat. Bahkan mantan Ketum Golkar Akbar Tandjung menghendaki Munas yang sedianya baru digelar Desember itu dilangsungkan bulan Juli ini.

Tujuan utama dari percepatan Munas itu adalah untuk segera mengganti ketua umum setelah Jusuf Kalla (JK) kalah telak dari SBY di pilpres. Beberapa petinggi Golkar yang menurut Fahmi sangat berminat menduduki posisi itu adalah Aburizal Bakrie (Ical), Surya Paloh, Akbar Tandjung, dan Agung Laksono.

Namun dia menilai potensi paling kuat dimiliki Ical dan Surya Paloh. Sebab kedua tokoh inilah yang memiliki kekuatan finansial paling memadai. Meski Akbar dan Agung Laksono juga berminat, namun Fahmi menilai kedua tokoh ini tidak memiliki kekuatan finansial yang memadai.

Fahmi sendiri mengaku tidak berminat berebut posisi itu. "Aku ora gelem. Aku ra duwe duit untuk menyogok pengurus daerah (Aku nggak mau. Aku nggak punya uang untuk menyogok pengurus daerah)," aku Fahmi seraya tertawa.

Begitu ketua baru terpilih, Fahmi yakin ketua baru tersebut, siapa pun dia, akan segera menghadap SBY. "Apalagi kalau Pak Ical, begitu diketok langsung menghadap Pak SBY. Misalnya jam 10 pagi diketok, jam 11.00 kalau (Munasnya) di Jakarta dia langsung menghadap Pak SBY. Kalau di Bali, karena dia punya pesawat khusus, ya jam 11.30 WIB. Kalau SBY nggak ada ditunggu di rumahnya," kata Fahmi. ( sho / nrl )

Sumber: pemilu.detiknews.com

09 July, 2009

SBY Lampaui Rekor Obama

Kamis, 09/07/2009 18:48 WIB
Amanda Ferdina – detikPemilu
Jakarta - Kemenangan pasangan SBY-Boediono yang menurut berbagai lembaga survei mencpai 60 persen dianggap telah melampaui rekor presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Sebelumnya, Obama adalah pemecah rekor dunia yang mendapatkan 52 persen atau setara dengan 69 juta pemilih.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye SBY-Boediono, Bara Hasibuan, dalam media briefing di restoran Amadeus, Setabudi Building, Jl Setia Budi, Kamis (9/7/2009). Menurut Bara, dari 231 juta warga AS yang memiliki hak pilih, 132 juga di antaranya menggunakan hak suaranya. Dari 132 juta itu, 52 persen atau 69 juta memilih Obama.

Sementara SBY menang dengan 60 persen suara dari jumlah pemilih di Indonesia yang mencapai 176 juta. Dengan asumsi tingkat partisipasi 70 persen, artinya jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya adalah 119 juta. "Jadi kalau SBY 60 persen, berarti setara dengan 71 juta suara. Kalau itu betul, SBY akan pecahkan rekor yang mengalahkan Obama," kata Bara.

Selain itu Bara juga membedakan posisi tanding SBY sebagai incumbent dan Obama yang merupakan calon baru. Kondisi perpolitikan AS di mana rakyat ketika itu sudah merasa tak suka dengan presiden sebelumnya, George W Bush, serta keadaan ekonomi yang tak menentu dianggapnya menguntungkan Obama.

"Kombinasi itu menguntunkan Obama, maka dari jauh hari bisa diprediksikan Obama akan menang. Beda dengan seorang incumbent. SBY memang punya keuntungan, tapi posisi itu juga tidak mudah karena itu juga suatu ujian. SBY diuji oleh rakyat apakah dia sudah bisa menyejahterakan rakyat, bukan hanya apa yang akan dilakukan ke depan. Jadi SBY juga sukses sebagai incumbent," jelas Bara.

Akan tetapi Bara juga menegaskan pernyataannya bukan berarti mendahului hasil dari KPU. "Lagi-lagi ini bukan kita mau mendahului hasil dari KPU. Tapi kalau kita lihat dari 4 lembaga survei yang konsisten dan juga dari pengalaman lalu, maka bisa kita lihat lebih kurang akan sama dengan KPU," tandas Bara. ( amd / sho )

Sumber: pemilu.detiknews.com

08 July, 2009

Laporan JPPR: Dari Intervensi Bupati Hingga Tinta Pulpen Untuk Celup Jari

Rabu, 08/07/2009 22:58 WIB
Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu
Jakarta - Jaringan Pendidikan Dan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR), menemui banyak hal aneh sepanjang pencontrengan hari ini. Dari mulai permintaan Bupati agar memilih jagoannya, hingga penggunaan tinta pulpen untuk celup jari.

"Di TPS 05 Lawoway, Watangpulu, Sulawesi Selatan, ada instruksi Bupati ke PPK untuk memilih salah satu calon," ujar Korordinator Nasional JPPR, Daniel Zuchron, dalam konferensi pers di Kantor JPPR, Jl Taman Amir Hamzah No. 5, Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat, Rabu (8/7/2009).

Selain intervensi pemerintah, JPPR juga menemukan kejadian menggelikan lainnya. Tinta pemilu yang digunakan sebagai tanda sudah memilih ada yang diganti tinta pulpen yang mudah luntur. "Di TPS 5 Rasojaya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, tinta tidak ada, diganti tinta pulpen," ujar Daniel.

Keputusan MK yang memberikan keleluasaan mendaftar hanya menggunakan KTP dan KK tidak berhasil. Masih banyak pemilih ber-KTP yang enggan mendaftar. "Di TPS 78, Tapos, Tenjolaya, Bogor, tidak ada yang mendaftar menggunakan KTP," ujar Daniel.

Ironisnya, keputusan MK juga membuat sejumlah pemilih gigit jari tidak mendapat surat suara untuk dicontreng. "TPS 3 Jetis, Dagangan, Madiun, kertas suara kurang 59," keluh Daniel

Persoalan DPT ternyata belum juga usai dan menyisakan banyak persoalan. Di Ngawi, Jawa Timur, DPT pilpres menggunakan DPT pileg yang terus menuai keluhan masyarakat. "Ngawi DPT pilpres sama dengan DPT pileg," ujar Daniel.

Sosialisasi KPU kepada petugas Panitia Pemilih Suara (PPS) juga dinilai Daniel tidak optimal. Alhasil, sejumlah KPPS salah dalam penentuan sah atau tidak surat suara sah. ( van / rdf )

Sumber: pemilu.detiknews.com

Nilai Pilpres Bermasalah :Mega-Prabowo Enggan Beri Selamat SBY

Rabu, 08/07/2009 21:09 WIB
Didi Syafirdi – detikPemilu
Jakarta - Pasangan Mega-Prabowo enggan mengucapkan selamat atas kemenangan SBY-Boediono. Kubu Mega-Prabowo menilai pelaksanaan pemilu masih buruk sehingga pemenangnya tidak pantas diberi selamat.

"Kita tidak mempersoalkan menang atau kalah. Tapi prosesnya harus benar agar hasilnya legitimate," ujar Dewan Pembina Tim Kampanye Mega-Prabowo, Taufiq Kiemas di Kediamannya, Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu (8/7/2009).

Taufiq, meminta pemerintah dan KPU membuktikan pemilu 2009 sudah sesuai dengan aturan dan lebih baik dari Pemilu 2004. Taufiq juga mempertanyakan kisruh DPT yang tidak kunjung bisa diselesaikan KPU.

"Buktikan saja dari awal pendaftaran hingga akhir proses pemilu apakah sudah oke. Kalau sudah berjalan baik, kita akan ucapkan selamat," tegas pria asal Palembang ini. ( rdf / anw )

Sumber: pemilu.detiknews.com

06 July, 2009

Keputusan MK: KTP Sah Buat Nyontreng

KPU Siap Laksanakan Putusan MK Soal KTP
Senin, 06/07/2009 20:35 WIB
Shohib Masykur – detikPemilu
Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatakan siap melaksanakan putusan MK menyangkut penggunaan KTP dan Paspor dalam pilpres. KPU masih akan merinci teknis operasional dari putusan MK tersebut.

"Yang jelas, ada kewajiban dari KPU untuk menindaklanjuti dan melaksanakan
putusan MK. Bagaimana teknisnya, sebenarnya MK juga sudah merinci. Tapi secara teknis operasional itu dirinci lagi oleh KPU," kata Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary dalam konferensi pers di Kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (6/7/2009).

Dengan demikian, imbuh Hafiz, warga yang telah memenuhi syarat tapi tidak
terdaftar akan bisa menggunakan hak pilihnya asal punya KTP untuk dalam negeri dan paspor untuk warga negara di luar negeri.

"Tapi tentu (KTP/paspor) yang masih berlaku. Kalau yang sudah mati ya innalillah," kata Hafiz.

Hafiz menambahkan, pemilik KTP hanya bisa menggunakan hak suaranya di tempat KTP tersebut diterbitkan. "Nggak bisa orang punya KTP di Pati, Jawa Tengah, misalnya tiba-tiba memilih di Ciputat atau Jakarta. Dan MK mengatakan waktunya 1 jam sebelum berakhirnya pemungutan suara," kata Hafiz.

Mengenai penyediaan logistik, Hafiz mengaku KPU masih akan membahasnya. Malam ini juga KPU akan menggelar rapat pleno untuk membahas masalah tersebut. Usai rapat pleno KPU akan kembali menggelar konferensi pers. ( sho / mok )

Sumber: pemilu.detiknews.com


KTP Sah Buat Nyontreng
KPU Tidak Tambah Surat Suara, Pemilih Terdaftar Didahulukan
Senin, 06/07/2009 20:24 WIB
Mega Putra Ratya – detikPemilu
Jakarta - Mahkamah Konstitusi (MK) memperbolehkan penggunaan KTP dan paspor sebagai identitas untuk mencontreng dalam pilpres 8 Juli mendatang. Meski begitu, KPU tidak akan menambahkan logistik berupa surat suara.

"KPU tak bisa menambah jumlah surat suara," ujar anggota KPU Andi Nurpati di
Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (6/7/2009).

Andi mengatakan KPU akan melakukan distribusi pemilih ke tempat-tempat pemungutan suara (TPS) dalam lingkup RT/RW.

"Mudah-mudahan, jumlahnya tidak banyak. Karena surat suara nantinya bisa sesuai dengan yang terdaftar di DPT," kata Andi.

Bagi pemilih yang menggunakan KTP, menurut Andi, nantinya akan melakukan pemilihan setelah para pemilih yang terdaftar dalam DPT atau satu jam sebelum TPS ditutup.

"Bagi yang menggunakan KTP, diberi waktu satu jam sebelum pencontrengan ditutup. Itu artinya MK memberi kesempatan terlebih dahulu pada pemilih yang benar-benar terdaftar dalam DPT," tambah dia.

KPU, kata Andi, akan menindaklanjuti putusan MK dan akan membahas masalah secara teknis di lapangan dan bagaimana mensosialisasikan putusan tersebut.

"Termasuk berkoordinasi dengan pengawas pemilu berkaitan dengan pengawasan di
daerah masing-masing," tambah dia. ( mpr / nrl )

Sumber: pemilu.detiknews.com

Sungguh Luar Biasa Sombongnya Partai Demokrat

Assalamu'alaikum wr.wb.,
Saya kaget setengah mati membaca komentar ini di Detik.com.

  • Partai Demokrat (PD) berpendapat isu DPT hanyalah persoalan di tingkat elite. "Masyarakat kebanyakan menerima, hanya elite saja yang ribut. Bagi mereka (masyarakat) tidak memilih tidak apa-apa. Dengan adanya kejadian begini seolah-olah rusaklah dunia ini," ujar Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie saat berbincang melalui telepon dengan detikcom, Senin (6/7/2009). "Mereka (masyarakat) lebih baik berkebun kok, daripada mengecek nama mereka ke kelurahan atau datang ke TPS," tambah Marzuki.

Jadi, meurut Partai Demokrat, yang menginginkan DPT yang akurat dan sah hanya elit partai, yang mungkin berjumlah sekian ratus orang saja. Sedangkan 170 JUTA warga Indonesia yang dewasa tidak peduli kalau dikasih hak pilih atau tidak???
Apakah benar begitu?
Menurut Partai Demokrat, masyarakat tidak begitu peduli pada hak memilihnya dan lebih baik berkebun daripada peduli pada politik dan hak-haknya sebagai warga negara.

Biar semuanya lebih mudah lagi, bagaimana kalau kita tidak-adakan Pilpres sama sekali? SBY bisa diangkat sebagai Presiden seumur hidup dan Pilpres ditidakadakan karena warga negara memang tidak peduli padanya. Apakah begitu maunya Partai Demokrat?
Astagfirullah al adzim.

Sungguh luar biasa kesombongan pengurus Partai Demokrat yang bisa begitu tidak peduli pada keadilan dan hak warga negara untuk menentukan masa depannya sendiri. Setiap kali saya bicara dengan orang lain tentang pemilu, baik dia karyawan biasa, ibu rumah tangga, kuli bangunan, office boy, sopir taksi, teman pribadi dan sebagainya, menjadi sangat jelas bahwa mereka semua sangat peduli pada hak memilihnya dan sangat ingin berperan dalam memilih presiden yang terbaik bagi masa depan bangsa ini.

Tetapi menurut Partai Demokrat, masyarakat tidak peduli. Jadi kalau DPT memang sangat bermasalah, tidak perlu dipikirkan. Mungkin Partai Demokrat berharap Pilpres bisa dihilangkan saja dan SBY bisa menjadi presiden seumur hidup karena masyarakat tidak bisa berfikir sendiri, dan hanya bisa berkebun! Semoga masih ada partai politik di bangsa ini yang sangat peduli pada keadilan dan tidak akan terima sikap Partai Demokrat ini yang merasa paling berhak mengatur semua urusan negara secara sepihak.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,

Gene
********

PD: Yang Ribut DPT Hanya Elite
Senin, 06/07/2009 08:34 WIB
Wacana Penundaan Pemilu

Hery Winarno – detikPemilu
Jakarta - Daftar pemilih tetap (DPT) menjadi isu panas di masa tenang ini. Partai Demokrat (PD) berpendapat isu DPT hanyalah persoalan di tingkat elite.

"Masyarakat kebanyakan menerima, hanya elite saja yang ribut. Bagi mereka (masyarakat) tidak memilih tidak apa-apa. Dengan adanya kejadian begini seolah-olah rusaklah dunia ini," ujar Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie saat berbincang melalui telepon dengan detikcom, Senin (6/7/2009).

Menurutnya, persoalan DPT disebabkan kesadaran politik masyarakat kita yang masih rendah. Ini tercermin dalam pemilu kali ini yang menggunakan stelsel aktif.

"Mereka (masyarakat) lebih baik berkebun kok, daripada mengecek nama mereka ke kelurahan atau datang ke TPS," tambah Marzuki.

Marzuki melihat, isu DPT dengan mengatakan SBY dan Boediono curang sangatlah tendensius dan mengarahkan masyarakat.

"Siapa yang curang. KPU itu yang ngangkat DPR. Dan tidak ada orang-orang kita di KPU," argumen Marzuki. ( her / nrl )

Sumber: pemilu.detiknews.com

DPT Masih Bermasalah?

Assalamu'alaikum wr.wb.,

DPT masih bermasalah? Puluhan juta orang masih belum terdaftar? Tiga hari sebelum Pilpres? Masya Allah. Seharusnya semua anggota KPU ditangkap dan disidangkan oleh karena mereka sangat lalai dalam menjalankan tugasnya. Tadi saya lihat di tivi, ketua KPU menyangkal ada masalah dengan DPT. Dia tinggal di dunia impian mana? Dari kenalan saya saja ada puluhan orang yang tidak terdaftar. Dan itu di dalam sebuah kota besar dia mana semua orang tinggal di alamat yang jelas dan punya pekerjaan yang jelas. Masa bisa punya alamat rumah yang jelas, nomor telfon yang jelas, KTP yang jelas, NPWP yang jelas, tetapi tidak terdaftar di DPT Pilpres?
Siapa yang mau bertanggung jawab?

Dan minggu kemarin saya baca pernyataan dari ketua KPU yang menolak hak warga untuk daftar di TPS dengan hanya menggunakan KTP saja. Katanya tidak bisa begitu karena banyak orang punya lebih dari 1 KTP. Oke, mungkin saja benar. Tetapi setelah memilih, bukannya jari mereka dikasih tinta yang tidak bisa dihapus???

Jadi, kalaupun ada seseorang yang punya 20 KTP, setelah memakai KTP yang pertama, jarinya akan dikasih tinta yang tidak bisa dihapus. Berarti dia tidak bisa memilih lagi.
Atau apakah tinta yang tidak bisa dihapus itu sebenarnya bisa dihapus? Kalau iya, berarti itu kelalaian KPU yang kedua!!!
Mereka tidak mengatur DPT dengan benar, dan mereka tidak sanggup menyediakan tinta yang dibutuhkan, sesuai dengan UU yang ada. Apalagi kesalahan KPU, yang selalu terkesan tenang2 saja??!!

Makin lama, makin terasa “suasana Pilpres Iran” yang mewujudkan hasil yang tidak masuk akal dan tidak dibenarkan oleh banyak pihak. Bagaimana masa depan bangsa ini kalau KPU tidak kredibel, dan juga terkesan berpihak pada satu calon? Siapa yang mau bertanggung jawab?

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

********

JK-Mega Warning KPU 1X24 Jam Selesaikan Daftar Ganda di DPT

Minggu, 05/07/2009 23:03 WIB
Hery Winarno - detikPemilu
Jakarta - Pasangan JK-Wiranto dan Mega-Prabowo mewarning KPU untuk segera memperbaiki DPT. Utamanya daftar ganda dalam DPT. Persoalan ini harus segera dibereskan karena sudah masuk ranah pidana.

"Berdasarkan bukti-bukti yang ada, DPT bisa memakai daftar dobel. Permintaan kami sederhana, dicoret yang dobel itu. Semua computerized kan," kata JK dalam jumpa pers di Kantor PP Muhammadiyan, Jl Menteng Raya, Jakarta, Minggu (5/7/2009).

Untuk itu segera kedua pasangan akan menemui KPU. "Besok (Senin) kami meminta bertemu KPU agar bisa menjelaskan," tambah JK. Menurut JK, hal ini bukan untuk kepentingan mereka berdua semata, tapi menyampaikan hak-hak rakyat.

"Yang kami bela, sekali lagi bukan hanya nomor 1 atau 3, bisa saja nomor 2. Bisa ada 2 sampai 3 kali memilih, itu pidana dan melanggar hak asasi. Besok kita minta waktu dan diselesaikan 1x24 jam. Kami yakin KPU mampu," tutup JK. ( ndr / anw )

Sumber: pemilu.detiknews.com


JK Desak KPU Perbaiki DPT, Kalau Perlu Memilih Pakai KTP

Minggu, 05/07/2009 22:51 WIB
Hery Winarno - detikPemilu
Jakarta - Capres JK mendesak KPU untuk segera memperbaiki daftar pemilih tetap (DPT). Langkah cepat dengan membuat peraturan, bila perlu memilih hanya memakai KTP saja.

"Kami minta segera diperbaiki dengan keputusan KPU, sesuai UU tentang KPU pasal 29. Keputusan KPU bisa mengubah, atau melakukan mendaftar ulang. Segera memperbaiki daftar DPT, itu yang harus segera dilakuka. Bsia memakai KTP, simpel saja," kata JK dalam jumpa pers di Kantor PP Muhammadiyan, Jl Menteng Raya, Jakarta, Minggu (5/7/2009).

Dalam jumpa pers iti dilakukan bersama Capres Megawati, Cawapres Prabowo, Sekjen PDIP Pramono Anung, Ketua Dewan Pembina PDIP Taufiq Kiemas, Cawapres Wiranto, Ketua Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto Fahmi Idrism dan Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

"Kami dapat laporan masih banyak penilih yang tidak dapat daftar undangan, masih banyak keluarga yang memiliki 7 anggota keluarga tapi hanya dikasi 4. Kalau seperti itu, bisa jutaan orang tidak terdaftar," jelasnya. ( ndr / anw )

Sumber: pemilu.detiknews.com

04 July, 2009

JK Kritik Iklan Pilpres Satu Putaran

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Ini iklan politik satu putaran yang dikritik:

Iklan Politik Satu Putaran

Dan ini komentarnya JK dan SBY di dalam Debat Pilpres:

JK Kritik Iklan Pilpres Satu Putaran



SBY mengatakan bahwa iklan ini tidak dibuat oleh dirinya, atau tim suksesnya, tetapi juga tidak jelaskan siapa yang membuat iklan tersebut, dan juga tidak menjelaskan apakah dia merestuinya.
Dan selanjutnya, JK dan Wiranto menyatakan perlu dilakukan investigasi, karena menurut UU Pilpres, hanya tim sukses dari masing2 kandidat yang boleh memasang iklan. Tadi saya baca di koran, bahwa iklan tersebut dibuat oleh Denny JA, yang juga Direktur di Lingkaran Survei Indonesia, atau LSI. (Lihat: LSI Denny JA Ukir Sejarah Memenangkan 14 Pilkada Provinsi)

Intinya, dalam iklan itu dikatakan bahwa kalau pilpres selesai dalam satu putaran saja, negara bisa hemat biaya 4 Trilyun. Jadi, harga 4 Trilyun itu adalah harga jual-beli demokrasi di Indonesia.

Kalau masyarakat terima himbauan untuk menyelesaikan pilpres dalam 1 putaran, apakah langsung berarti 4 Trilyun yang dihemat itu akan disalurkan kepada masyarakat dan program sosial? Atau apakah lebih mungkin bahwa setelah menghemat 4 Trilyun, para pejabat akan berusaha untuk mendapatkan “jatah” dari uang tersebut?

Semoga uang untuk pilpres dua putaran selalu ada, dan alasan selesaikan cepat untuk menghemat uang tidak perlu didengarkan.

Lihat juga:
Wiranto: Apakah Yang Buat Iklan Itu Setan ?

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

4 Mahasiswa Disiksa di Mesir

Sabtu, 04/07/2009 09:34 WIB
Mahasiswa Aljazair, Perancis dan Kanada Juga Ikut Ditangkap
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Pekanbaru - Tidak hanya mahasiswa asal Indonesia saja, penyiksaan juga dialami oleh mahasiswa asal negara lain. Mahasiswa Aljazair, Perancis dan Kanada juga diduga ikut mengalami penganiayaan usai ditangkap.

"Ternyata bukan hanya mahasiwa Indonesia, ada juga Perancis, Aljazair, kanada dan sejumlah mahasiswa dari negara lain, yang malam itu sama-sama ditangkap," kata Raidatul Firdaus, kakak salah seorang korban kepada detikcom, Sabtu (4/7/2009).

Tidak jelas bagaimana keadaan mereka saat ini. Namun menurut Raidatul, mereke diduga ditangkap dengan alasan yang sama dengan adiknya, Fahturrahman. Menurut Raidatul, adiknya mengalami penyiksaan paling parah. Setiap diajukan satu pertanyaan, maka satu setruman listrik mendarat di tubuhnya. "Bahkan sampai ke kemaluannya," kata Raidatul.

Pertanyaan yang diajukan seputar kegiatan Fahtur selama di Mesir. Bahkan, berdasarkan pengakuan adiknya, ia sempat ditanya soal hubungan dengan Osama Bin Laden. "Yah adik saya mana tahu, kerjaannya hanya main bola, belajar dan kuliah," tegasnya. Sistem interogasi yang digunakan pun bak teroris. Mata 4 mahasiswa naas tersebut ditutup selama ditanya di kantor polisi.

Empat mahasiswa asal Riau, Faturrahman, Arjil, Ahmad Yunus, dan Tafri Sugandi digelandang pihak kepolisian Mesir karena diduga terlibat gerakan Islam garis keras di mesir. Mereka juga dianggap bersalah karena salah seorang rekannya telah membuka situs Ihwan Muslim Online.

Keempat mahasiswa semester awal di Universitas Al Azhar itu kemudian dipukuli, ditelanjangi bahkan disetrum. Kabarnya, mereka pun tidak diberi makan selama di dalam tahanan. (cha/mad)

Sumber: Detiknews.com

03 July, 2009

Ayo, Minum Kopi Dan Makan Coklat

Setelah baca ini, Orang Indonesia Masih Jarang Minum Kopi, saya jadi kaget. Kayanya hampir semua teman saya minum kopi, dan minumnya setiap hari. Tetapi hasil dari penelitian membuktikan bahwa konsumsi kopi di Indonesia masih rendah. “Rata-rata konsumsi kopi per kapita masyarakat Indonesia hanya 0,5 kg per kapita per tahun. Sedangkan orang di produsen kopi terbesar di dunia seperti Brazil dan Kolumbia konsumsi kopi per kapita sudah mencapai 3-4 kg per tahun.”

Lalu dijelaskan bahwa “berdasarkan perhitungan kasar jika konsumsi kopi Indonesia sekarang ini 0,5 kg ditingkatkan menjadi 2 kg per tahun, maka akan menyerap 400.000 ton kopi dalam negeri tanpa harus susah-susah mengekspor dengan risiko fluktuasi harga.” Dan pada saat ini, 75% dari kopi yang diproduksi di Indonesia diekspor.

Saat saya baca berita ini, saya jadi ingat berita dari beberapa minggu yang lalu, yang menceritakan tentang nasib buruk produsen kakao (untuk membuat coklat) di Indonesia. Karena ekspor turun, dan minat di dalam negeri juga kecil, maka beberapa perusahaan kakao sudah bangkrut. (Lihat ini: Harap Makan Coklat Sebanyak-Banyaknya!!!)

“Dikatakan Achmad posisi luasan lahan kopi Indonesia mencapai 1,3 juta hektar atau menduduki nomor kedua di dunia setelah Brazil yang mencapai 2,3 juta hektar. Namun sayangnya kalau dari sisi produksi (680.000 ton) justru menempati urutan kelima, jauh di bawah Brazil yang mampu memproduksi 2 juta ton per tahun.”

“Dikatakannya luasan lahan perkebunan kopi Indonesia didominasi oleh kopi jenis Robusta atau sebanyak 82% dan kopi Arabika 18% dari total lahan kopi sebesar 1,3 juta hektar. Dari total itu yang diusahakan oleh perkebunan rakyat sebanyak 96%, perkebunan besar negara 2% dan perkebunan besar swasta 2%.”

Dan oleh karena kebanyakan lahan kopi dikelola oleh perkebunan rakyat dan bukan oleh perusahaan besar, maka ini merupakan kesempatan yang baik untuk seorang presiden baru yang mau membantu petani secara langsung. Siapapun yang menjadi presiden nanti, semoga dia mau membuat program nasional untuk menyuruh warga minum lebih banyak kopi, dan sekaligus makan lebih banyak coklat. (Alasan banget ya!! hehe).

“Achmad menjelaskan perkebunan kopi di Indonesia masih mengalami banyak masalah karena 96% masih diproduksi oleh petani kopi rakyat, produksi tanaman masih rendah yaitu 60% dari potensi produksi, rendahnya mutu produk kopi dan lain-lain.”

Semoga kondisi ini bisa berubah dengan cepat. Daripada harus memberikan sedekah, kita bisa membantu para petani dengan lebih banyak ngopi dan makan coklat. hehehe...

Sumber: detikfinance.com
Orang Indonesia Masih Jarang Minum Kopi

Ratusan Warga Makassar Protes Pernyataan Andi Mallarangeng

Kamis, 02/07/2009 15:17 WIB
Muhammad Nur Abdurrahman - detikPemilu
Makassar - Pernyataan Andi Mallarangeng yang menyebut orang Bugis belum saatnya menjadi presiden tak hanya menuai protes kalangan akademisi dan budayawan Sulawesi Selatan (Sulsel). Pernyataan Andi itu juga memancing protes warga Makassar.

Protes tersebut disampaikan ratusan warga kota Makassar dalam aksi unjuk rasa di depan Monumen Mandala, Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Kamis (2/7/2009). Mereka mengaku tersinggung dengan peryataan juru bicara kepresidenan tersebut.

Kemarahan para demonstran tersebut terwakili dalam tulisan berbagai spanduk yang mereka bawa. Spanduk-spanduk itu antara lain bertuliskan 'Mallarangeng Bersaudara Haram Menginjakkan Kakinya di Sulsel', 'Kami Warga Sulsel Tidak Terima Penghinaan Mallarangeng Sekeluarga', dan 'Penghinaan untuk Warga Sulsel, Darah Taruhannya'.

Para pengunjukrasa yang menamakan diri Koalisi Rakyat Sulsel Antirasis ini juga membawa sebuah truk tronton yang dijadikan panggung orasi. Beberapa spanduk JK-Wiranto tampak dibentangkan di sekitar truk tersebut.

Juru bicara aksi, Subhan Djaya Mappaturung, menegaskan pihaknya menuntut 3 hal. Pertama meminta SBY sebagai penanggung jawab tertinggi kampanye meminta maaf kepada seluruh rakyat Sulsel atas pernyataan Andi.

Kedua, meminta Andi Mallarangeng meminta maaf kepaa rakyat Sulsel atas pernyataannya, dan ketiga meminta polisi menindak Andi karena pernyataannya berpotensi memunculkan konflik horizontal.

Aksi demo ini dikawal oleh sekitar 100 orang polisi. Penjagaan ketat juga dilakukan aparat keamanan di sekitar kantor DPD Partai Demokrat Sulsel yang berada tak jauh dari lokasi unjuk rasa. ( mna / djo )

Sumber: pemilu.detiknews.com

Lihat juga:
Dinilai Lecehkan Bugis, Andi Mallarangeng Dituntut Minta Maaf 2x24 Jam

01 July, 2009

Tim Mega-Prabowo: Ada Diskriminasi Soal Polling SMS

Rabu, 01/07/2009 09:02 WIB
Debat Cawapres
Laurencius Simanjuntak – detikPemilu
Jakarta - Tim Sukses Mega-Prabowo kembali mengkritik polling SMS yang dilakukan stasiun TV dalam debat capres dan cawapres. Mereka mengaku mendapat diskriminasi soal SMS yang dikirimkan untuk mendukung jagoannya.

"Kalau nomor 1 itu delivered-nya sampai 30 menit, nomor 2 langsung diterima, dan nomor 3, 10 sampai 15 menit. Itu bisa dibuktikan," kata Sekretaris II Tim Sukses Mega-Prabowo, Hasto Kristiyanto, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (1/7/2009).

Dalam putaran terakhir Debat Cawapres yang ditayangkan TV One semalam, polling SMS dimenangkan oleh Boediono (nomor 2), disusul Wiranto (nomor 3) dan Prabowo (nomor 1).

"Kalau saya mengibaratkan dukungan SMS kepada nomor 1 itu harus lewat jalan kampung, nomor 2 jalam tol, dan nomor 3 jalan yang lebih baik (dari nomor 1)," ujar Hasto berumpama.

Hasto menilai, hal tersebut terjadi semata-mata bukan karena hal teknis. "Yang kami dengar 4 dari 5 operator seluler punya keterkaitan dengan incumbent," ungkapnya.

Ia menambahkan, polling SMS yang tidak fair ini bisa merugikan pasangan tertentu. Sebab, polling bisa membentuk pengopinian publik tentang siapa yang 'menang' dalam debat.

"Saya pikir ini persoalan serius," tegas Hasto seraya meminta stasiun TV menghentikan polling. (lrn / nrl).

Sumber: Pemilu.detiknews.com

29 June, 2009

Partai Islam Dan Spanduk Politik

[Email dari teman di milis sebelah]

Assalamualaikum ww,
Saya barusan pulang dari resepsi pernikahan di sports mall kelapa gading. Saya sempat kecewa melihat keadaan di jalan, padahal ini bukan masa kampanye. Apa maksud partai itu mengibarkan panji2 partainya disepanjang jalan sejak rumah sakit mitra keluarga kelapa gading sampai sports mall. Sebuah partai islam yg memperoleh suara 5 besar. saya gak usah sebutkan nama partai ini karena mungkin banyak simpatisan ataupun kadernya di milist ini. Tahu apa yg saya lihat? DI SETIAP POHON YG SAYA LEWATI, SEJAK DARI R.S MITRA KELAPA GADING S/D SPORTS MALL KELAPA GADING, ditempeli bendera kira2 seukuran handuk, dgn attribut partai islam tersebut. Bendera yg diikatkan dg kayu (mungkin bambu), dan dipaku ke SETIAP POHON SEPANJANG JALAN ITU. saya gak tau akhirnya sampai mana, mungkin sampai di perempatan lampu merah mall kelapa gading III (depan mesjid kelapa gading) dan boulevard, karena saya emang tujuannya cuman sampai sports mall. Yg jelas disepanjang jalan depan sports mall DI SETIAP POHON nya dipaku bendera partai ini. Bukankah Islam mengajarkan kita menjadi 'rahmatan lil 'alamin'? Bukankah Islam mengajarkan kita harmonisasi hidup dg alam sekitar???
mohon maaf kalau ada salah2 kata, kebenaran milik Allah semata.
terima kasih
Wassalam,
Martin

********

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Saya kira hal seperti ini bisa terjadi karena semua partai Islam mengikuti konsep politik yang diimpor dari negara sekuler di barat. Hasil pemilu di barat membuktikan bahwa orang yang menghabiskan uang yang paling banyak untuk iklan, khususnya di tivi, adalah pihak yang rata2 menang dalam pemilu atau pilpres. (Jadi tim sukses di sini yang sudah tahu tentang ini pasti sibuk pasang iklan sebanyak2nya di tivi.)

Kalau semua partai Islam benar2 peduli pada ummat Islam, khususnya orang kurang mampu, dan benar2 yakin pada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa, saya kira mereka akan terbuka untuk mencari jalan lain,selain mengikuti pola kampanye politik yang sudah terbentuk di negara barat. Mereka tidak akan mau menghabiskan uang yang banyak untuk iklan, atau poster dan spanduk, yang belum pasti memberikan manfaat dan belum pasti membawa kemenangan.

Satu cara adalah dengan mengumpulkan uang spanduk, lalu uang itu dibagi dua: satu bagian untuk spanduk dan poster, dan bagian lain untuk anak yatim dan orang miskin. Cukup pasang poster dan spanduk di lokasi strategis, dan cukup hanya sekian saja. Bukan ratusan sampai ribuan spanduk, poster dan bendera di lokasi yang sama.

Kalau mereka mau seperti itu, maka tindakan tersebut bisa menjadi ciri khas dari kampanye mereka. Orang akan lihat bahwa spanduk dari partai Islam itu tidak ada di jalan, dan partai bisa menyebarkan info bahwa mereka telah berikan uang spanduk kepada anak yatim yang membutuhkannya, dengan minta anak yatim mendoakan bangsa supaya dapat pemimpin Muslim yang terbaik, menurut perhitungan Allah.

Pembagian yang terbaik, mungkin 50/50 (yaitu, 50% dari uang spanduk/iklan yang terkumpul diberikan kepada anak yatim, 50% untuk spanduk), atau 70/30 (yaitu 70% untuk anak yatim, 30% untuk spanduk) atau pembagian yang lain.

Kalau partai Islam itu kalah dalam pemilu, maka mereka tetap dapat pahala dari menyantuni anak yatim jadi mereka menang 1 kali. Kalau menang dalam pemilu, maka mereka menang dua kali karena tetap ada pahala dari menyantuni anak yatim dan ada kekuasaan terhadap anggaran yang bisa disalurkan kepada anak yatim juga. Jadi ini merupakan win-win solution bagi partai Islam.

Dengan menggunakan gaya kampanye seperti itu, maka bisa dijamin masyarakat akan tertarik pada partai itu dan insya Allah akan mau mendukung saat partai Islam itu ketahuan lebih peduli pada anak yatim daripada iklan politik. Dan kalau seandainya strategi itu berhasil dan partai itu menang dalam pemilihan dan mendapatkan kekuasaan, bisa dijamin bahwa partai politik yang lain, termasuk sekuler, akan berbondong2 menyalurkan uang kepada anak yatim juga pada pemilihan (atau pilkada) berikut. Setelah kelihatan bahwa strategi itu membawa kemenangan, partai yang belum coba strategi itu akan berusaha untuk mengalahkan partai2 lain dengan memberikan lebih banyak uang kepada anak yatim. Siapapun menang dalam pemilihan, anak yatim dijamin “menang” terlebih dahulu.

Ide ini sudah disampaikan kepada pemimpin salah satu partai Islam dari satu tahun yang lalu. Dan disampaikan berulang kali sejak itu. Secara lisan, disetujui, dan dinyatakan sebagai ide yang sangat baik, tetapi sampai saat ini (setahu saya), belum dicoba sama sekali oleh partai Islam itu, dan partai Islam lainnya juga tidak. Sepertinya tidak ada dari mereka yang berani ambil risiko, karena mereka takut kalah terhadap partai sekuler yang habiskan milyaran rupiah untuk spanduk, poster, bendera, stiker, kaos, topi, iklan koran, iklan tivi, dsb.

Begitulah kelemahan partai Islam di indonesia. Secara lisan, mereka menyatakan peduli pada anak yatim. Secara kenyataan, mereka merasa wajib ikut-ikutan main politik dengan gaya sekuler yang diimpor dari barat. Mereka tidak berani membuat gaya kampanye sendiri dan ambil risiko kalah bersaing. Tetapi kalau mereka benar2 yakin kepada Allah SWT, mereka tidak akan takut kalah, dan karena mengerit fiqih prioritas, mereka akan merasa malu untuk menghabiskan milyaran rupiah untuk spanduk, poster, bendera, stiker, kaos, topi, iklan koran, iklan tivi, dsb. pada saat masih ada anak yatim yang lapar dan putus sekolah. Ditambah lagi dengan anak miskin yang juga lapar dan terpaksa menjadi pemulung di sore hari (daripada bermain) biar bisa makan dan bersekolah!

Semua partai Islam itu bisa saja membuat argumentasi bahwa bila mereka menang, mereka dapat kekuasaan terhadap anggaran negara, dan oleh karena itu, lebih baik habiskan uang milyaran rupiah sekarang untuk spanduk dan iklan lainnya, daripada berikan uang itu kepada anak yatim yang lapar. Tetapi hal itu berarti mereka sedang “berjudi”. Mereka keluarkan jumlah uang X (uang iklan), sebagai usaha meraih uang X kali 1000 (anggaran negara). Dan kalau mereka kalah dalam pemilu, anak yatim dan anak miskin tetap lapar dan putus sekolah.

Tetapi partai Islam tidak akan peduli. Yang terpenting di dalam hati mereka hanya niat untuk memperbaiki bangsa ini, dan mereka yakin bahwa hal itu hanya bisa dilakukan lewat tangan mereka, dan untuk itu harus pasang spanduk dan poster sebanyak2nya di mana2 biar bisa menang dalam pemilu. Mereka tidak pikir bisa kalah dan uangnya bisa hangus, tanpa membawa hasil sama sekali. Dan orang yang berjudi benaran di kasino juga tidak berfikir begitu.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

28 June, 2009

Anak Sekolah Diajarkan Tentang Homoseks Di London, Orang Tua Muslim Yang Keberatan Akan Dituntut Oleh Pemda

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Ini surat yang masuk Jakarta Post dari seorang Muslim di London. Katanya di sebuah sekolah di London, dibuat sebuah acara khusus selama satu minggu untuk mengajarkan anak2 tentang orang homoseks dan lesbi. Dongeng2 anak diubah supaya ceritanya menunjukkan laki-laki yang jatuh cinta dengan laki-laki, dan drama Romeo dan Juliet dari Shakespeare diubah menjadi Romeo dan Julian (nama pria). Karena sangat keberatan, 30 orang tua Muslim tarik anaknya dari sekolah selama satu minggu itu. Oleh karena itu, sekarang pemda setempat mengancam akan menuntut 30 orang tua Muslim itu di pengadilan dengan tuntutan “promoting intolerance” (menyebarkan ketidaksetaraan”). Di bawah surat ini ada tanggapan saya yang sudah dikirim ke Jakarta Post.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

Children and sex education

Sat, 06/27/2009 11:13 AM
Muslim parents teach their children to respect their teachers. From a very young age, we are taught that Islam teaches us that after our parents, our teachers are most deserving of respect.
It must be an extremely confusing time for the Muslim parent in Leytonstone, London. For up to 30 parents may face prosecution for withdrawing their children from school, disobeying the teachers in the school, simply to secure a decent moral upbringing for their children. The school had decided to have a week of lessons about lesbian, gay, bisexual and transgender history. Part of this was a special adaptation of Shakespeare's Romeo and Juliet retitled Romeo and Julian as well as fairytales and stories changed to show men falling in love with men.

Rather than filling the heads of impressionable boys and girls with fatuous drivel about gay penguins, schools should be ashamed of the fact that they are sending children out into the world barely able to read, write and add up properly. Muslim children are leaving schools without learning their cultural roots and linguistic skills. The action was being taken against the parents as part of a policy of "promoting tolerance". So why not tolerate parents, who, for sincerely-held reasons, consider their children too young to be taught about gay relationships? This isn't education, its cultural fascism.

A record numbers of pupils persistently played truant in 2006-07, with around 272,950 pupils persistently absent in 2007, missing more than 20 percent of school. We rarely see councils prosecute the parents of these persistent truants. Yet, the parents who removed their children as a one-off to protect their morality may be prosecuted!

If the local council does decide to go through with a prosecution, it would be in line with the government's approach to the Muslim community. Muslims who believe homosexuality is a sin would be labeled as extremists. Liberal totalitarianism is a growing phenomenon in Britain and the west in general but many people will be shocked that the school can override a parent's view of what's appropriate or inappropriate to teach their children.

This latest episode should be a wakeup call for Muslim parents. Muslim parents must explain our moral standards to schools and be prepared to take steps to protect our children's morals and values from a growing agenda to impose liberal values upon them. This is an eye opening for those Muslim parents who keep on sending their children to state schools to be mis-educated and de-educated by non-Muslim monolingual teachers.

The solution of all the problems facing Muslim children is state-funded Muslim schools with bilingual Muslim teachers. Those state schools where Muslim children are in majority may be designated as Muslim community schools. Bilingual Muslim children need state-funded Muslim schools with bilingual Muslim teachers as role models during their developmental periods.

Iftikhar Ahmad
London

Source: The Jakarta Post


[I sent this response to the Jakarta Post]

I find this letter very interesting and feel very sorry for those Muslim parents who are forced to watch their children being taught such concepts in a public school (which their taxes pay for). I think it is unbelievable that the local council would even consider legal action against the parents for not wanting their children to be indoctrinated with such cultural beliefs about homosexuality, which clearly go against the religious beliefs of the parents in question.

I wonder what would happen if those 30 Muslim parents wanted to make another “cultural event” themselves, and sought permission to hold it at the same school. One idea would be to hold a “Truth About Christmas” event, where the Muslim parents could make presentations and read books about how Santa Claus is not real and it is actually the parents who buy all the presents. So, parents who tell their kids about Santa coming down the chimney and leaving presents for good little boys and girls are actually liars. And the letters that the kids write to Santa are all thrown away by the postal service. Also, the Santas at the shopping malls are all big fakes as well, and they have no ability whatsoever to provide the presents that the kids ask for when sitting on Santa’s lap. It’s all a big lie. Isn’t the real truth about Santa more important than gay penguins? The children are being deceived every year and they have the right to know about it!

Then those Muslim parents could also teach the kids that Jesus was not born on the 25th of December and that the whole idea behind Christmas as a festival comes from a pagan celebration that was incorporated into Christianity in approximately the 4th Century AD. Most historians are quite certain that Jesus was not born on the 25th of December, and so the whole reason for having Christmas on that day has nothing to do with Jesus. Yet another big lie by the parents, but this time including the Church as well as.

So, if the Muslim parents wanted to put on that “cultural event”, to help those innocent little children understand what big liars their parents are, and what a big scam Christmas is, would the school show the same amount of support as they did for gay penguins or Romeo and Julian? And if the school refused permission for those Muslim parents to hold their special “Truth About Christmas” event, would those parents also be allowed to sue the school and the local council for bigotry or intolerance?

Or is it only called bigotry and intolerance when you try to follow your own religious beliefs even though they are not the same as the beliefs held by the members of the local council or the school board?

Gene Netto
Jakarta, Indonesia

Masjid Tua Dihancurkan Di India

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Saya sangat kaget dan sedih membaca berita ini di BBC. Wartawan ini sedang tinggal di kota Delhi di India. Di dekat rumahnya, di pusat kota, ada tanah liar yang disebut “taman” padahal lebih mirip hutan dengan tempat jalan kaki di tengahnya. Di dalam taman tersebut, ada reruntuhan dan gedung peninggalan dari zaman dulu, dan salah satunya adalah sebuah masjid berumur 700 tahun. Bangunan tua di dalam taman tersebut tidak dipedulikan oleh Pemda setempat, dan tidak dilestarikan.

Si wartawan berusaha untuk membuat orang lain tertarik pada gedung2 itu, tetapi tidak ada yang mau peduli. Akhirnya dia gabung di sebuah situs internet untuk orang yang suka pura-pura mencari harta karung. Dia menaruh sebuah botol kecil dengan paperclip di dalamnya di dalam masjid tua tersebut, sebagai “harta karun” yang bisa ditemukan oleh seorang petualang. Lalu dia membuat petunjuk dan memberikan koordinat supaya orang lain bisa mencarinya bila mereka datang ke Delhi.

Setelah beberapa waktu, ada balasan di situs dari seorang turis Amerika yang mengatakan koordinatnya salah. Si wartawan kembali ke taman dan ngecek apakah koordinatnya benar dan apakah botol kecil itu masih ada di dalam masjid tua itu. Ternyata koordinatnya memang benar. Tetapi botol tidak bisa ditemukan lagi, karena masjid berumur 700 tahun itu sudah tidak ada lagi. Sudah dihancurkan rata dengan tanah, karena sedang dibangun tempat bulu tangkis di situ, untuk pertandingan antara negara sekutu Inggris (Commonwealth Games) pada tahun 2010.

Saya carikan info di Wikipedia. Ternyata, jumlah penduduk Muslim di Delhi adalah 1.6 juta orang Muslim, atau sekitar 11% dari jumlah penduduk total (sekitar 10 juta). Sangat disayangkan kalau 1.6 juta orang Muslim itu tidak sanggup melindungi dan melestarikan sebuah masjid tua di pusat kota. Sangat menyedihkan bahwa semua penduduk yang diajak bicara oleh si wartawan malah tidak tahu ada masjid tua di dalam taman tersebut.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

********

Secret parks and forgotten ruins

As Delhi prepares for the Commonwealth Games in 2010, former BBC South Asia correspondent Sam Miller finds how the ancient city is changing at breathtaking speed.
It is now - depending on how you calculate such things - one of the five most populous cities in the world, with a cultural life that equals or surpasses that of its Indian rivals.
Unsurprisingly, then, there are construction sites all over the city. But despite this extraordinary speed of development, Delhi remains both the leafiest and most archaeologically impressive of the world's megacities.

Magnificent ruins
Most evenings, just before sunset, I walk or run in a huge secret park in the heart of modern Delhi. It is really a jungle with footpaths, known only to those who live close by. And peeking out of the jungle are the ruins of one of Delhi's earlier incarnations, known as Siri Fort, the capital of the Khilji dynasty built in the early 14th Century.
These ruins include one magnificent cathedral-like building - three stories high - that always seems destined to topple over in the next storm. It is popular with peacocks, but I have never seen another human there. Delhi is littered with such ancient ruins, so many indeed that the ones in my park are not even included by the Archaeological Survey of India in a list of more than 1,000 heritage buildings in the city.
Anywhere else in the world these ruins would be a major tourist attraction. Parts of the walls of Siri were recently excavated and restored and the workmen told me why they were doing it.
"It's for the Commonwealth Games," they said. Except of course it is not. These ancient walls have absolutely nothing to do with the Games, which have become kind of Delhi shorthand for any piece of urban development that the authorities want to be completed by 2010.

Hidden heritage
Two summers ago, back in my local jungle park, I found another ruin, in an area of wilderness so thick with undergrowth that I had to beat my way through it with a stick. There, long-forgotten, was half a mosque, a tree growing out of one of its walls, but the perfect rosettes and squinches created by artisans 700 years ago still intact. I tried to interest my friends and fellow journalists in my discovery of an unlisted ancient mosque in the heart of modern Delhi.
I told people about it at Delhi parties and they yawned. I telephoned a leading historian of the medieval Sultanate period, who promised he would get back to me. A guide book writer did come to see and she told me it will be mentioned in the next edition. But I failed to get anyone else half as excited as me.

'Treasure hunt'
I tried the internet, joining a "treasure hunt" website called geocaching.com. I hid my treasure - a few coloured paper clips in a plastic jar - inside the mosque, and posted the map co-ordinates on the website. I waited for eager treasure hunters to track down the mosque.
I went away on holiday and an irate American traveller posted a note on the website to say the co-ordinates were wrong and that he had been chased away by an angry pig.

On my return I went back to the mosque and discovered that my co-ordinates were correct. The American had not gone to the wrong place. The mosque had gone. It had been bulldozed and there was no sign it had ever existed. The wilderness had become a building site and squash and badminton courts were being built for - yes - the Commonwealth Games. No-one made a fuss and I have found it hard to make the case that this archaeologically super-rich city is much poorer without one old tumbledown mosque.

And though I have been able to immortalise it in photos and text in a book I wrote about my adoptive city, I am also aware that it is just one of dozens of minor ruins that have disappeared in recent years. And more will almost certainly go as the pace of development continues to accelerate. Delhi is a city that is more proud of its future than its past.

Story from BBC NEWS:
Secret parks and forgotten ruins

27 June, 2009

Menjadikan Ceramah Sebagai Profesi

Assalamualaikum wr, . Wb

Salam sejahtera pa ust saya mau tanya bagaimana apabila seorang penceramah menjadikan dakwahnya sebagai profesi, sehingga ditakutkan niat mereka tidak ikhlas., dan banyak dari mereka yang mengtargetkan materi apabila ingiin memengil mereka untuk berceramah

Fahry ramadhan

jawaban

Assalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pekerjaan berceramah memang sering dipandang orang dari dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Sehingga apakah layak seorang menjadikan ceramah sebagai profesi, tentu saja pandangannya menjadi sangat beragam.
Ada kalangan yang membolehkan hal itu namun ada juga yang justru beranggapan hal itu tidak layak. Apalagi bila sampai menjadi sebuah kegiatan profit dan dikemas dengan managemen bisnis ala perusahan komersial.

Ceramah = Mengajar

Ada orang yang memandang bahwa ceramah tidak lain dari kegiatan sebagaimana layaknya seorang guru atau dosen yang mengajar.
Kalau kita mensejajarkan tindakan berceramah dengan tindakan mengajar, rasanya berceramah tidak mengharamkan imbalan atau honor. Masak sih kita melarang pak guru dan pak dosen menerima gaji?

Nantibeliau-beliau itu mau makan apa? Bagaimana pula dengan anak dan isteri mereka? Siapa yang harus menafkahi?
Mereka yang mensejajarkan kegiatan berceramah dengan mengajar, mengatakan bahwa amat layak seorang yang berceramah mendapatkan honor atau gaji dari usahanya. Selain sangat berjasa, para pengajar secara umum dalam pandangan kita memang berhak dan layak menerima honor.

Bahkan di masa nabi, seorang yang bisa mengajarkan 10 orang lain untuk bisa sekedar membaca dan menulis, mendapat imbalan yang sangat besar. Bahkan para tawanan perang Badar yang non muslim itu, akan dibebaskan dengan syarat bisa selesai mengajar baca tulis.
Padahal kita tahu bahwa harga tebusan untuk tawanan perang sangat tinggi. Dan itu terbayarkan hanya dengan mengajar baca tulis untuk 10 orang saja.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang yang mengajarkan ilmunya berhak mendapat honor atau imbalan materi, bahkan dengan nilai yang lumayan menggiurkan.

Ceramah = Perjuangan

Namun ada juga kalangan yang memandang bahwa ceramah seharusnya tidak sesederhana mengajar seperti pak guru dan dosen, melainkan ceramah adalah sarana penyebaran ide, fikrah, aqidah, nilai-nilai agama sekaligus nilai-nilai perjuangan.

Kalangan ini lebih cenderung menganggap bahwa berceramah dianggap bukan pekerjaan profit eriented, namun lebih sebagai aktifitas seorang nabi kepada kaumnya. Bagi mereka yang berpandangan demikian, maka seorang penceramah tidak layak menerima imbalan berupa materi, sebagaimana seorang nabi tidak berharap sisi finansial dari aktifitasnya itu. Dan para nabi memang tidak pernah meminta upah, honor, gaji, atau amplop.
Mereka pun berpedoman kepada ayat-ayat Al-Quran yang menyebukan ketidak-layakan menerima honor.

Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan?" (QS. Huud: 51)

Katakanlah, "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhan nya.(QS. Al-Furqan: 57)

Katakanlah, "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku. Dan aku bukan termasuk orang yang mengada-adakan. (QS. Shaad: 86)

Para murobbi dan pembina halaqah tarbiyahbisa kita jadikan sebagai contoh sederhana, mereka umumnya tidak pernah menerima imbalan uang atau honor. Meski mereka bersibuk-sibuk dengan beragam jenis pembinaannya.

Semua dilakukan dengan ikhlas karena tuntutan perjuangan. Padahal jumlah halaqah pengkaderan mungkinribuan jumlahnya. Namun tidak ada anggaran yang turun dari pusat, tidak ada slip gaji dan tidak ada tunjangan pensiun. Namun semua berjalan serta bisa melahirkan lapis demi lapis generasi rabbani.

Ceramah= Showbiss

Di negeri kita yang ummatnya hobi dengan tontonan, entah sudah bosan dengan beragam aliran musik atau sebab lain, ternyata selipan acara ceramah lumayan menarik minat. Berikutnya, seringkali kegiatan ceramah dielaborasi dengan seni pentas dan pertunjukan. Kegiatan berceramah disejajarkan dengan pentas seni.

Dan bicara pementasan, tentu tidak bisa dilepaskan dari urusan dana dan finansial. Dan tidak aneh kalau kita sering mendengar bahwa seorang ustadz menerima honor sekian puluh juta rupiah untuk sekali mentas yang durasinya hanya beberapa menit saja. Maka terkenal istilah da''i sejuta umat dan da''i sejuta rupiah.

Da''i Sejuta Rupiah

Logikanya, seorang artis yang kerjanya menebar maksiat dan cuma menghadirkan kebahagiaan sesaat, bisa menerima honor puluhan juga rupiah. Masak seorang ustadz yang sebenarnya juga diminati oleh khalayak, kok cuma disampaikan ucapan terima kasih alias syukron?
Bagi mereka, amat layak bila pak ustadz yang menebar kedamaian, kebenaran dan kesejukan iman, juga menerima honor sepadan dengan para artis.

Bahkan ada yang bilang, seharusnya honor pak ustadz lebih tinggi dari honor para artis. Sebab yang diberikan pak ustadz itu adalah kebenaran hakiki, sedangkan para artis hanya bisa memberikan hiburan sesaat.

Layak atau Tidak?

Yang jadi pertanyaan barangkali, bolehkah ceramah dan dakwah dikemas sedemikian rupa dengan kegiatan pementasan atau pertunjukan? Adakah analisa dan contoh keberhasilan dakwah dengan cara seperti itu?

Jawabannya tergantung dari target dakwah yang diinginkan. Kalau ceramah di atas pentas seni ditujukan agar lahir pada kader yang militan, rasanya memang terlalu jauh. Tetapi kalau sekedar menjadi alternatif pentas dunia hiburan yang sebelumnya sangat sekuler berganti menjadi pertujukan yang bernuansa religi, mungkin tidak terlalu sulit.

Jadi tergantung target dan tujuannya, bukan masalah layak atau tidak layak. Sebab tidak kegiatan pasti punya tingkat efektifitas dan kemampuannya. Setiap senjata punya keampuhannya masing-masing.

Dakwah ala Sunan Kalijaga

Sejarah dakwah dibaurkan dengan seni pementasan di negeri kita, sebenarnya bukan hal yang aneh. Bahkan sejak zaman para wali songo dulu, sudah ada Sunan Kalijaga yang mentas berdakwah dengan pertunjukan wayang kulitnya, serta berhasil mempermak tokoh jagad pewayangan menjadi media dakwah.

Entah bagaimana logika yang dikembangkan oleh sunan Kalijaga itu, yang jelas tindakan beliau memang tidak lantas disetujui oleh wali penyebar agama Islam yang lain. Sejarah mencatat bahwa perdebatan antar dua pendekatan pernah terjadi. Ada kubu yang lebih cenderung ingin berdakwah apa adanya, tapi ada yang ingin berdakwah lewat seni pertunjukan.

Juga tidak jelas apakah Sunan Kalijaga memungut karcis pertunjukan wayang atau pementasan itu digelar secara gratis. Namun yang pasti, masyarakat Jawa amat menggandrungi wayang sekaligus terIslamisasi dengan cukup merata, meski dengan berbagai tingkat penerimaannya masing-masing.

Bahwa masih tersebar bid''ah, khurafat, tahayyul, atau aqidah yang menyimpang, barangkali memang masih menadi pe-er besar. Tapi setidaknya, metode Sunan Kalijaga itu sudah berhasil membuat bangsa Jawa yang beragama Hindu atau Budha menjadi berstatus muslim secara sah.
Barangkali di masa itu, problem dakwah terbesar adalah masalah pengakuan keberadaan agama Islam. Belum masuk ke urusan bid''ah dan khurafat. Sehingga target yang terpenting adalah bagaimana agar orang-orang berstatus muslim saja dulu. Urusan pembinaan lebih dalam, nanti ada program khususnya. Barangkali...

Wallahu a''lam bishshawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Sumber: UstSarwat.com

Tertangkap Berjudi, 10 Anak Disidang di PN Tangerang

26/06/2009 13:45 wib - Nasional Aktual
Tangerang, CyberNews. Sebanyak 10 bocah warga satu kampung ditangkap polisi Bandara Soekarno Hatta (BSH) Tangerang, Banten, mereka menangis di balik jeruji besi Pengadilan Negeri (PN) ketika akan disidang.

Ke-10 anak dibawah usia 14 tahun itu yakni, Abdul Rohim, Abdul Rahman, Abdul Gofur, Musa, Hakim, Bahruddin, Sarifuddin, Dalih, Ifran dan Rosidik.

Ke-10 bocah tersebut merupakan warga Rawarenga, Rawajati, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.

"Saya bersama sembilan teman saya ketika itu sedang main judi koin Rp 500 di parkiran terminal I Bandara, lagi main judi datang polisi Bandara dan kita semua langsung ditangkap," ungkap Irfan (14) kepada ANTARA News, Jum`at.

Menurut Irfan, dia bersama teman-temannya ditangkap pada 29 Mei 2009, pukul 13.00 WIB, dan kini akan memasuki sidang pertama di PN Tangerang.

"Saya masih pakai baju sekolah ketika itu dan langsung dimasukan ke dalam penjara Anak, padahal saya cuman main-main saja tidak ingin berjudi," aku Hakim (12) teman Irfan.

Sementara itu Basar ayah Bahruddin (10) dan Sarifuddin (12), mengaku apa yang diperlakukan polisi Bandara tidak memiliki hati hingga berakibat kedua anaknya disidang.

"Mereka kan masih anak kecil belum mengerti dengan apa yang dilakukan,dan tidak ada unsur judi mereka hanya bermain untuk senang-senang saja kok,"ungkap Basar.

Sumber: Suaramerdeka.com

********
Assalamu'alaikum wr.wb.,

Kalau tidak salah, di manca negara (negara maju) ada pengadilan khusus untuk anak. Apakah di Indonesia belum ada? Dengan lebih dari 80 juta anak, bukannya sudah saat bagi pemerintah untuk mulai memperhatikan anak bangsa dan lebih peduli pada nasib mereka?
Indonesia sangat membutuhkan seorang Menteri Anak yang bisa bertindak atas nama 80 juta anak bangsa yang tidak punya perwakilan dalam pemerintah, dan tidak punya orang yang kuat (seorang menteri) yang akan berjuang untuk hak2 mereka. Semoga pemenang dari Pilpres 2009 akan bersedia membentuk posisi Menteri Anak dalam kabinet barunya.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

25 June, 2009

Anak Tidur Dengan Lampu Menyala Tidak Baik Untuk Kesehatan

[Kiriman dari teman. Info di bawah ini ada di beberapa blog, tetapi tidak ada sumber aslinya. Jadi nggak tahu kalau benar atau tidak. –Gene]

Tidur Dengan Lampu Menyala Dapat Menyebabkan Kanker

Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala beresiko mengidap leukemia.
Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan dapat menghentikan produksi zat melatonin.
Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.
Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”.
Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal.

Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.
Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9 malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang memiliki resiko terkena kanker payudara.

Pada kenyataannya, Orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Maka para orang tua disarankan utk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan. -

Source: Mastersuhu.wordpress.com

########

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Saya cuma mau tambahkan komentar sedikit. Kalau tidur dengan lampu menyala, memang mengganggu produksi melatonin di dalam badan kita (dewasa dan anak). Badan kita memang membutuhkan melatonin tetapi saya belum baca hubungan antara melatonin dan kanker seperti yang dijelaskan di atas. Mungkin saja benar.
Benar atau tidak, anak akan tumbuh lebih sehat dan tidurnya lebih tenang dan menyegarkan kalau produksi melatonin sesuai dengan semestinya. Jadi, kalau lampu nyala dan oleh karena itu, produksi melatonin turun, bisa dijamin ada efek halus di dalam tubuh anak. Mungkin tidak terdeteksi oleh orang tua secara cepat, tetapi dalam jangka panjang, mungkin saja efek kelihatan tanpa ada yang tahu sebabnya.
Misalnya, anak terlalu gemuk atau terlalu kurus karena ada gangguan halus pada metabolisme tubuh. Atau anak cepat marah, atau tidak bisa tenang karena otaknya tidak mendapatkan penyegaran penuh dari tidur, dll. (Ibaratnya mengisi bateri, dia hanya dapat 90% dan bukan 100%). Mungkin antara sekian banyak penyebab dari gangguan kecil tersebut adalah anak tidak pernah dapat tidur yang sempurna, disebabkan lampu nyala, dan oleh karena itu produksi melatonin terlalu kurang.

Jadi, sebaiknya membiasakan anak untuk tidur dalam kegelapan. Kalau ada lampu di luar rumah/kamar yang memberikan sedikit sinar ke dalam kamar seharusnya sudah cukup. Yang penting anak tidak dikasih yang 100% gelap, sehingga dia akan ketakutan kalau bangun di tengah malam.
Satu solusi lagi adalah lampu tidur, tetapi mungkin itu masih terlalu terang (tergantung lampunya). Tetapi walaupun masih terlalu terang (5-10 watt), lebih baik demikian daripada lampu kamar yang besar.

Solusi lain adalah menyediakan senter buat anak. Ada beberapa senter yang dijual lengkap dengan pegangannya, yang bisa ditempel di tembok. Jadi, anak diajarkan untuk tidur dalam kegelapan, dan sudah tahu ada senter di mana kalau dia bangun dengan rasa takut.

Anak biasanya cepat sekali beradaptasi dengan perubahan kondisi di dalam kehidupannya. Jadi, seandainya anak berprotes pada awalnya bahwa dia tidak suka tidur dalam kegelapan, setelah beberapa minggu kemungkinan besar dia akan lupa dan anggap kegelapan itu yang normal.

Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

{dari wikipedia}
Antioxidant
Besides its primary function as synchronizer of the biological clock, melatonin also exerts a powerful antioxidant activity.
Immune system
Some studies also suggest that melatonin might be useful fighting infectious disease including viral, such as HIV, and bacterial infections, and potentially in the treatment of cancer.

23 June, 2009

Din Syamsudin: Pasangan Capres-cawapres Masih Pakai 'Topeng'

Selasa, 23/06/2009 16:12 WIB
Ari Saputra - detikPemilu
Jakarta - Kampanye pasangan capres-cawapres dinilai masih semu. Masing-masing pasangan belum membuka diri dan bersembunyi di balik 'topeng' politik pencitraan.

"Masih semu, penuh 'topeng' dan belum terbuka. Kampanye pilpres masih
terbungkus kesemuan, berorientasi pencitraan, mempesona di hadapan pemilih," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin saat diskusi "Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa" di Kantor PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta, Selasa (23/6/2009).

Ia menilai, kampanye masih sebatas perdebatan normatif belum menyentuh
persoalan sehari-hari kehidupan masyarakat. Adapun capres-cawapres yang
berani menulis maupun melakukan kontrak sosial politik belum dapat diyakini
pembuktiannya.

"Kami berharap, para capres sungguh-sunguh melakukan kontrak sosial politik. Tidak hanya formalitas saja. Saat saya bertemu petani tomat di pengalengan mereka cerita harga jatuh dari Rp 3.000/kg menjadi Rp 400/kg dan tidak ada proteksi dari pemerintah," imbuh Din.

Untuk itu, ia meminta para pasangan untuk lebih lugas. Tidak memberi retorika politik saja melainkan pembuktian ke masyarakat.

"Retorika itu enak didengar. Tapi membosankan. Perlu pembuktian, pendekatan
kemandirian dan negara harus berperan. Kita berharap betul ada perubahan.
Pemimpin yang berwatak dan berbuat nyata untuk kesejahteraan," pungkasnya. (Ari /anw)

Sumber: Pemilu.detiknews.com

Protes di Iran Setelah Pemilu 2009

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Sejak pemilu Iran berakhir 1 minggu yang lalu, pihak oposisi menolak hasilnya dan mengatakan bahwa kemenangan Ahmadinejad direkayasa, dan mereka menuntut pemilihan ulang.
Setelah protes membesar pada minggu kemarin, yang diperkirakan mencapai ratusan ribu sampai 1 juta orang, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melarang semua warga berprotes.

Yang saya baca di berita dari berbagai sumber selama 1 minggu terakhir ini sebagai berikut:

  • Presiden Ahmadinejad menang dengan 63% dari suara, sedangkan Mir Hossein Mousavi dapat 34%.
  • Sebeum Pemilu, prediksi adalah Mousavi akan menang karena banyak warga sudah jenuh dengan Ahmadinejad.
  • Setelah dinyatakan Ahmadinejad menang, warga mulai berprotes. Kata seorang professor dari Universitas Tehran waktu diwawancarai Al Jazeera, diperkirakan 1 juta orang, karena warga sudah penuhi semua jalan besar ibu kota.
  • Setelah protes besar itu terjadi minggu kemarin, pemerintah mulai bertindak secara represif pada hari Sabtu dengan menyerang para pendemo, dan menembak juga dengan peluru tajam.
  • Sekarang dikatakan lebih dari 20 orang telah dibunuh. Ratusan orang luka-luka dan sekitar 500 orang lain juga ditangkap.
  • Di antara yang ditangkap adalah 100 tokoh oposisi dan juga sebagian dari keluarganya.
  • Yang belum ditangkap hanya Mousavi saja. Dia sudah mengeluarkan petunjuk pada pendukungnya untuk terus berdemo kalau dia ditangkap atau dibunuh oleh pemerintah.

Yang membuat pihak oposisi tidak percaya pada hasil pemilu adalah banyak sekali indikasi kecurangan. Mereka tidak punya bukti konkret, karena semua pemantau dari oposisi dilarang memantau proses pemilu, walaupun mereka berhak secara hukum.
Antara lain ada kejadian sebagai berikut:

  • Sebelum pemilu, para pemantau dari semua partai oposisi diberikan kartu identitas yang tidak sah (supaya tidak bisa masuk TPS), atau mereka ditolak begitu saja waktu hadir di TPS.
  • 30% dari semua TPS adalah TPS Berjalan, yang berada di belakang truk yang berpindah2 pada hari pemilu. Yang membawa TPS Berjalan itu adalah petugas dari Departemen Dalam Negeri, dan pihak oposisi tidak boleh ikut. Tidak ada yang tahu TPS Berjalan itu dibawa ke mana, dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada surat suara yang dikumpulkan (kalau memang ada yang dikumpulkan).
  • Semua komentator setuju bahwa jumlah orang yang hadir di TPS sangat luar biasa, dan jauh lebih besar dari yang normal. Banyak orang mengatakan mereka ikuti pemilu untuk pertama kali karena sudah jenuh dengan Ahmadinejad dan hadir di TPS secara khusus untuk mendukung Mousavi. (Sebelumnya, banyak orang golput karena merasa tidak akan ada yang bisa menggantikan pemerintah. Setelah Mousavi muncul sebagi tokoh oposisi dan calon presiden, baru ada harapan.)
  • Pada hari pemilu, jaringan sms ditutup oleh pemerintah.
  • Depdagri mengurangi stafnya, dan suruh semua petugas yang seharusnya menjaga untuk keluar dari gedung, sehingga tinggal jumlah staf yang paling minim.
  • Hasil pemilu mulai disediakan dalam waktu 4 jam saja, padahal dalam semua pemilu sebelumnya tidak ada hasil awal selama 24 jam.
  • Mousavi dapat hasil yang sangat kecil di daerah Azerbaijan, padahal dia berasal dari sana, dan orang di sana sudah ketahuan selalu mendukung kandidat dari wilayah mereka (seperti sering terjadi di Indonesia juga).
  • Setara dengan itu, kandidat lain bernama Mehdi Karroubi dapat hanya 5% suara di wilayah Lorestan, padahal dia mendapat 55% di situ dalam pilkada tahun 2005.
  • Dalam beberapa wilayah, jumlah orang yang ikut dalam pilpres melebihi jumlah orang yang tinggal di wilayah tersebut.

Di antara tindakan lain yang diambil dari pemerintah adalah:

  • Memblokir jaringan telfon supaya pendukung Mousavi tidak bisa menggunakan sms untuk berkomunikasi dan mengatur aski demo. (Para pendukung Mousavi adalah anak muda, yang sudah terbiasa dengan teknologi).
  • Siaran televisi juga diganggu suapaya orang tidak bisa dapat berita dari luar negeri, dan hanya bisa dapat info dari tivi milik negara.
  • Internet diblokir, karena digunakan untuk menyebarkan pesan antara anak muda secara cepat. Koneksi internet juga dibuat lebih lambat supaya pemerintah lebih mudah kontrol penggunaannya.
  • Ada anak muda yang mengatakan bahwa beberapa orang sedang dilacak keberadaannya lewat HPnya. Dan kalau mereka menggunakan HP dan sebutkan salah satu dari kata kunci tertentu (seperti kata “demo”), maka HPnya mati mendadak (telfonnya dimatikan dari provider).
  • Wartawan dari BBC disuruh keluar dari Iran dan siaran televisi Al-Arabiya TV dari Dubai disuruh tutup kantornya di Tehran.
  • Maziar Bahari, seorang wartawan dengan paspor Kanada yang kerja untuk Newsweek di Tehran, juga ditahan sejak minggu kemarin, dan tidak ada kabar lagi tentang dirinya (telah hilang).
  • Lebih dari 30 wartawan dan juga Blogger telah ditahan oleh pemerintah sejak awalnya protes pada minggu kemarin.
  • Pemerintah telah keluarkan kebijakan bahwa semua bentuk protes melanggar hukum.
  • Pemerintah sudah menyatakan bawah semua pendemo adalah “teroris” dan mereka akan dilawan dengan penuh kekuatan. Pernyataan tersebut ditafsirkan sebagai izin untuk menggunakan peluru tajam untuk melawan mereka.
  • Pada hari Senin 22 Juni, setiap lampu merah di Tehran dijaga oleh polisi dan militer dengan senjata lengkap. Belum ada demo lagi.

Apakah ini yang dianggap “demokrasi” oleh Ahmadinejad? Kalau sekiranya dia menang secara mutlak, tanpa kecurangan, buat apa perlu memblokir HP, SMS, internet, dan televisi? Buat apa penjarakan wartawan dan blogger? Buat apa penjarakan tohok oposisi? Buat apa suruh polisi dan militer menyerang warga sipil yang sebatas jalan kaki dan teriak2, tanpa membawa senjata? Hal-Hal seperti itu tidak wajar dalam sebuah negara demokrasi, tetapi sering terlihat di negara diktator di mana sang diktator tidak mau dilawan oleh siapapun.

Sayang sekali Ayatollah Ali Khamenei langsung mendukung Ahmadinejad, dan setelah protes membesar, tetap mendukung pemerintah dan mengatakan semua bentuk protes dilarang dan semua orang harus tetap setia pada Ahmadinejad dan pemerintah. Kalau dia benar2 dekat sama Allah, seharusnya dia lebih peduli pada keadilan daripada membela pihak yang berkuasa.

Kata orang di Tehran, setiap malam para pemuda naik ke atap rumah dan apartemen dan teriak2 untuk beberapa jam. Yang diteriakkan antara lain adalah “Allahu Akbar”, “Matilah Diktator”, “Mousavi”, dan lain-lain. Ada juga laporan bahwa ada teriakan “Matilah Khamenei”.

Yang membuat saya sedih atas perkembangan ini adalah inilah yang dilihat oleh semua orang non-Muslim dan negara barat sebagai apa yang terjadi kalau agama masuk ke dalam politik. Mereka akan menilai Islam dari tindakan represif pemerintah Iran. Kalau kita mau menyatakan bahwa Islam adalah agama yang benar, yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta, mereka cukup menujuk Iran sebagai contoh dari apa yang dilakukan oleh pemerintahan Iran (yang menyatakan diri pemerintahan Islam) untuk berpegang pada kekuasaan.

Untungnya Indonesia telah memberikan contoh demokrasi yang lebih baik. Saat juga terjadi kecurangan dalam Pilpres 2009 di Indonesia, dengan 40-50 juta nama menjadi hilang dari DPT, dan banyak sekali bentuk kecurangan yang lain, ternyata tidak ada protes dari siapapun. Semua warga diam, semua partai Islam diam, dan tidak ada yang mau berprotes atas hasilnya Pemilu, sekalipun beberapa pemimpin partai politik merasa dicurangi. Itulah demokrasi versi Indonesia. Kecurangan tidak perlu dipersoalkan. Cukup nonton sinetron dan lupakan semua. Kenapa warga Iran tidak ikhlas dicurangi seperti warga Indonesia?

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

Protest against fake elections TEHRAN IRAN 13 June 2009 17:45 PM

iran riot control officers completely surrounded by protesters June 13 2009

Riot Control Officers Beaten By Protesters
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...