Selasa, 23/06/2009 16:12 WIB
Ari Saputra - detikPemilu
Jakarta - Kampanye pasangan capres-cawapres dinilai masih semu. Masing-masing pasangan belum membuka diri dan bersembunyi di balik 'topeng' politik pencitraan.
"Masih semu, penuh 'topeng' dan belum terbuka. Kampanye pilpres masih
terbungkus kesemuan, berorientasi pencitraan, mempesona di hadapan pemilih," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin saat diskusi "Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa" di Kantor PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta, Selasa (23/6/2009).
Ia menilai, kampanye masih sebatas perdebatan normatif belum menyentuh
persoalan sehari-hari kehidupan masyarakat. Adapun capres-cawapres yang
berani menulis maupun melakukan kontrak sosial politik belum dapat diyakini
pembuktiannya.
"Kami berharap, para capres sungguh-sunguh melakukan kontrak sosial politik. Tidak hanya formalitas saja. Saat saya bertemu petani tomat di pengalengan mereka cerita harga jatuh dari Rp 3.000/kg menjadi Rp 400/kg dan tidak ada proteksi dari pemerintah," imbuh Din.
Untuk itu, ia meminta para pasangan untuk lebih lugas. Tidak memberi retorika politik saja melainkan pembuktian ke masyarakat.
"Retorika itu enak didengar. Tapi membosankan. Perlu pembuktian, pendekatan
kemandirian dan negara harus berperan. Kita berharap betul ada perubahan.
Pemimpin yang berwatak dan berbuat nyata untuk kesejahteraan," pungkasnya. (Ari /anw)
Sumber: Pemilu.detiknews.com
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(318)
anak yatim
(117)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(64)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(69)
hukum islam
(51)
indonesia
(587)
islam
(559)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(373)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(11)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(13)
kontroversi
(5)
korupsi
(28)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(53)
my books
(2)
orang tua
(10)
palestina
(34)
pemerintah
(138)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(519)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(46)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(192)
Sejarah
(5)
sekolah
(90)
shalat
(10)
sosial
(324)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Popular Posts
-
[Kisah dari teman]: Kemarin di rumah ustadz ana yang punya ponpes. Katanya belum lama mengeluarkan belasan santri yang terlibat dalam kegiat...
-
Salah satu kata kesukaan orang Indonesia adalah: “Oknum”. Kalau ada orang-orang yang bercerita bahwa mereka mengalami suatu “masalah” di sek...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 122 pada bulan Oktober 2025, dan tidak ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tahun 2024, tercatat 1,8 juta orang Indonesia melakukan Umrah dan 241 ribu orang melakukan Haji. Jadi totalnya ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Seperti biasa, ini kisah rekayasa, dengan menggunakan nama orang yang benar. Prof. Fidelma O'Leary mema...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 29 September, 2025, gedung baru dalam sebuah pesantren di Sidoarjo ambruk pada saat banyak anak melakuk...
-
Pertanyaan Assalamu'alaikum wr.wb., Saya mau bertanya kalau orang Muslim boleh mendoakan orang non-Muslim? Kalau ada teman atau sauda...
-
Banyak orang yang kerja sebagai “guru” hanyalah orang dewasa yang berdiri di kelas dan memberikan tugas kepada anak, TANPA memiliki ilmu yan...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, apa pantas disebut “Tragedi Maut”? Bukannya itu kasus “kematian yang disebabkan oleh kelalaian” (yang bi...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf Pak Menteri, tetapi apakah bapak sudah pegang data yang akurat, sehingga berani bilang jumlahnya sedikit?...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment