Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

03 July, 2009

Ayo, Minum Kopi Dan Makan Coklat

Setelah baca ini, Orang Indonesia Masih Jarang Minum Kopi, saya jadi kaget. Kayanya hampir semua teman saya minum kopi, dan minumnya setiap hari. Tetapi hasil dari penelitian membuktikan bahwa konsumsi kopi di Indonesia masih rendah. “Rata-rata konsumsi kopi per kapita masyarakat Indonesia hanya 0,5 kg per kapita per tahun. Sedangkan orang di produsen kopi terbesar di dunia seperti Brazil dan Kolumbia konsumsi kopi per kapita sudah mencapai 3-4 kg per tahun.”

Lalu dijelaskan bahwa “berdasarkan perhitungan kasar jika konsumsi kopi Indonesia sekarang ini 0,5 kg ditingkatkan menjadi 2 kg per tahun, maka akan menyerap 400.000 ton kopi dalam negeri tanpa harus susah-susah mengekspor dengan risiko fluktuasi harga.” Dan pada saat ini, 75% dari kopi yang diproduksi di Indonesia diekspor.

Saat saya baca berita ini, saya jadi ingat berita dari beberapa minggu yang lalu, yang menceritakan tentang nasib buruk produsen kakao (untuk membuat coklat) di Indonesia. Karena ekspor turun, dan minat di dalam negeri juga kecil, maka beberapa perusahaan kakao sudah bangkrut. (Lihat ini: Harap Makan Coklat Sebanyak-Banyaknya!!!)

“Dikatakan Achmad posisi luasan lahan kopi Indonesia mencapai 1,3 juta hektar atau menduduki nomor kedua di dunia setelah Brazil yang mencapai 2,3 juta hektar. Namun sayangnya kalau dari sisi produksi (680.000 ton) justru menempati urutan kelima, jauh di bawah Brazil yang mampu memproduksi 2 juta ton per tahun.”

“Dikatakannya luasan lahan perkebunan kopi Indonesia didominasi oleh kopi jenis Robusta atau sebanyak 82% dan kopi Arabika 18% dari total lahan kopi sebesar 1,3 juta hektar. Dari total itu yang diusahakan oleh perkebunan rakyat sebanyak 96%, perkebunan besar negara 2% dan perkebunan besar swasta 2%.”

Dan oleh karena kebanyakan lahan kopi dikelola oleh perkebunan rakyat dan bukan oleh perusahaan besar, maka ini merupakan kesempatan yang baik untuk seorang presiden baru yang mau membantu petani secara langsung. Siapapun yang menjadi presiden nanti, semoga dia mau membuat program nasional untuk menyuruh warga minum lebih banyak kopi, dan sekaligus makan lebih banyak coklat. (Alasan banget ya!! hehe).

“Achmad menjelaskan perkebunan kopi di Indonesia masih mengalami banyak masalah karena 96% masih diproduksi oleh petani kopi rakyat, produksi tanaman masih rendah yaitu 60% dari potensi produksi, rendahnya mutu produk kopi dan lain-lain.”

Semoga kondisi ini bisa berubah dengan cepat. Daripada harus memberikan sedekah, kita bisa membantu para petani dengan lebih banyak ngopi dan makan coklat. hehehe...

Sumber: detikfinance.com
Orang Indonesia Masih Jarang Minum Kopi

5 comments:

  1. >>> Siapapun yang menjadi presiden nanti, semoga dia mau membuat program nasional untuk menyuruh warga minum lebih banyak kopi, dan sekaligus makan lebih banyak coklat. (Alasan banget ya!! hehe).


    Gene Netto, anda benar2 raja kopi yaaa.
    Pencinta kopi sejati... :P

    Beberapa hari lalu, aku liat program healthy life di metro TV. Katanya si dokter yang menjadi nara sumber nih, sebaiknya minum kopi tidak dengan susu. Karena kandungan dalam kopi akan mengagalkan peranan susu dalam hal pembentukan kalsium. Jadi kalopun sangat suka minum kopi susu, tetap saja harus minum susu secara terpisah untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan kalsium. Gitu deh.

    Kopi dan Coklat = Caramel Macchiato + Chocolate Chunk Scone...... wuihhh very very nice. Heheh.

    ReplyDelete
  2. ini sih artikel buat membela..owner blog yg suka kopi:)

    Pernah lihat tayangan feature di TV swasta ttg produksi dan pabrik kopi di indonesia.

    kalau sebagian besar tujuan exportnya Eropa dan USA, di Belanda akan di-packaging lg dengan merk internasional, export ke italia..mungkin untuk memenuhi kebutuhan kopinya yang 'terkenal' itu.., jadi pas wisata ke eropa, orang indonesia ngebangga2in minum kopi khas negeri tersebut,tp ga nyadar kalau itu hasil dari negerinya sendiri...,

    ya siapapun presidennya, bukan hanya untuk petani kopi, tp segala jenis pertanian, semoga mereka bisa hidup lebih sejahtera, mengenaskan.., dicap sebagai negara agraris, tp petaninya miskin2.., Bumi indonesia kaya raya, semoga pemimpin yg akan datang akan jauh lebih arif dan bijaksana memimpin dan menyejahterakan rakyatnya, mengelola tanah ini dengan bijak, dan menstop illegal logging (sekalian kampanye greenpeace..om)

    sayangnya saya bukan pecinta kopi sejati.
    atau karena diotak saya sudah ter mindset..kalau minum kopi itu membuat perut saya bermasalah...,
    kecuali kalau sudah di campur milo..sebagai penawarnya.^_^

    ReplyDelete
  3. Ada dua macam dokter di dunia ini. Dokter pintar, dan dokter biasa. Kalau dokter pintar, dia tahu bahwa kopi itu sehat. Biji kopi itu tumbuh di pohon kopi, jadi nggak jauh beda dengan buah atau kacang. Masa buah atau kacang dibilang tidak sehat? Pasti sehat dong!

    Kalau dokter biasa, dia belum ngerti bahwa kopi itu bikin sehat, jadi nggak usah terlalu dengarin dia. Biarkan saja dia ngomong, tetapi sebaiknya cari pendapat lain dari dokter pintar yang sudah mengerti bahwa kopi itu bikin sehat.

    Hehehehe....

    ReplyDelete
  4. Assalamu’alaikum Wr. Wb.
    Permisi, aku mau berkomentar lagi soal coklat.
    Jadi tadi pagi, ada teman di kantor yang bawa oleh-oleh dari Jogya, berupa coklat. Namanya Chocolate Monggo. Pasti udah banyak banget yang tau merk coklat ini. Aku memang ketinggalan sekali. Heheh. Dan di Jakarta pun juga udah ada, di Hero, Circle K, Kemchicks, atau Carrefour.

    Ternyata coklat ini enakkkk banget. Kualitas coklatnya bagus (cocoa beans pilihan dari Jawa & Sumatera) dan ternyata harganya memang lebih mahal dari coklat-coklat local secara umum. Ada yang bilang malah beda-beda tipis ama coklat impor.
    Buat aku, cadburry mah lewat. Aku lebih cocok dengan cita rasa coklat ini.
    Tadi nyobain yang jenis dark dan praline cashew nut crème. Oke banget !!!

    Nah sayangnya, setelah bolak balik kemasannya yang make recycle paper ternyata ngga ada label halal sama sekali. Hiks. Tadi aku mutusin untuk makan karena lihat ingredientsnya cocoa mass, cocoa butter, soya lecithin (kalo lecithin dong, aku ga bakal mau), sugar, & vanilla. Trus masuk ke website-nya juga, mereka claim menggunakan bahan 100% natural dan no preservatives.

    Tapi tetep aja gemes, coklat kualitas bagus produksi dalam negeri tapi ga ada sertifikat halalnya. Sayang banget. Mungkin karena creator coklat ini asal Belgia sehingga tidak terlalu perhatian terhadap halal thoyyib-nya makanan. Sementara coklat itu tetap aja ada titik-titik kerawanan dalam hal kehalalannya walaupun ngga make rhum & sejenisnya.
    Aku akhirnya kirim email ke alamat yang tertera : cacao6mania@yahoo.com dan info@chocolatemonggo.com untuk menyampaikan concern aku soal status halal ini.
    Alhamdulillah ternyata respons-nya ngga perlu nunggu lama.
    Ini dia, aku kutip sebagai referensi untuk teman-teman.

    *****************
    From: DEWI INTAN [mailto:cest_intan@yahoo.com]
    Sent: Friday, July 10, 2009 11:22 AM
    Cc: cacaomania
    Subject: Re: Chocolate Monggo - Halal Certificate

    Dear Mba Irma

    Terima kasih karena sudah mencoba Chocolate Monggo dan semoga akan menjadi penggemar.
    Saat ini kami sedang menunggu untuk mendapatkan lebel MD dari B POM. Setelah ada lebel MD barulah lebel halal kami dapatkan.
    Dan perlu di ketahui, semua bahan baku yang dipergunakan untuk memproses produk Cokelet Monggo semua Varian sudah bersertifikat halal ( dari Supplier ) dan bahan baku nabati.
    Kiranya informasi ini dapat mengurangi rasa khawatir anda untuk mengkonsumsi Produk kami.
    Terima kasih.

    Best Regards,
    Team Chocolate Monggo
    Intan
    *****************

    Sudah aku reply kembali, say thank you atas informasi mereka dan tetep sarankan untuk urus sertifikat halal MUI.

    Buat teman-teman yang penggemar berat coklat (hehehe), punya concern tinggi dengan sertifikasi halal MUI, dan cinta sekali dengan produk dalam negri kita.... ayo dong, kirim email juga ke alamat email-nya chocolate Monggo.
    Mari kita ”paksa” mereka untuk urus sertifikat halalnya.
    Sayang kan, produk dalam negeri berkualitas bagus tapi ga bersertifikat halal.
    Karena kalo bukan kita, konsumen muslim, yang melakukan ini, terus siapa lagi ? ...:D

    Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

    ReplyDelete
  5. Kalau harganya untuk monggo bagaimana? Dibandingkan dengan Cadbury?
    Nanti aku bikin survei dan analisa independen. hehe. Kalau infonya benar, aku sampaikan kepada semua teman yang penggemar coklat.

    Nanti kalau aku jadi kaya, pengen bikin toko coklat, kaya Dapur Coklat. Eh, nanti aku mau bikin post ttg Dapur Coklat krn kebanyakan coklatnya mengandung rum.

    Makasih infonya ttg Monggo. Semoga mereka mau cepat bikin sertifikat Halal.

    Wassalam,

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...