Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (562) islam (543) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (10) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (37) renungan (169) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (6) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

30 September, 2007

1 Dalam 8 Anak Iraq Wafat Sebelum Ulang Tahun Ke-5

Dalam sebuah RS di Baghdad (Ibn Al-Baladi Pediatric Hospital), kebutuhan yang paling sederhana tidak ada. Obat-obatan tidak ada, infus tidak ada. Di luar rumah sakit, obat yang dibutuhkan ada di apotik , tetapi keluarga yang miskin tidak sanggup membelinya. Berarti anak harus dibiarkan wafat saja.

Kata Dr Saad Mehdi, 35 tahun, seorang dokter anak di RS Ibn Al-Baladi, ini sudah menjadi biasa sekarang.

Tingkat kematian anak di bawah 5 tahun meningkat 150% antara 1990 – 2005 menurut laporan dari LSM di Amerika Serikat, “Save the Children”. Kira-kira 1 dalam 8 anak tidak sampai ulang tahun ke-5, kata laporan tersebut. Karena tidak ada pemeriksaan dokter sebelum melahirkan (“pre-natal care”) tingkat kelainan lahir dan kematian juga meningkat.

34 Dr Anak di RS Ibn Al-Baladi tangani ratusan anak setiap hari, tanpa antibiotic, infuse, alat-alat yang dibutuhkan untuk memeriksa jantung, CT-Scan atau mesin MRI. Dengan jumlah anak yang terlalu besar, pasien juga ditangani di koridor Rumah Sakit. Seorang anak bernama Tahar Nahdi, 1 tahun, dijaga ibunya di koridor. Dia menderita infeski paru-paru yang sangat kronis, dan tidak ada antibiotik atau infus bagi dia. Dia sangat membutuhkan cairan tubuh karena sangat dihidrasi. Kata perawat yang memeriksa, keluarga Tahar tidak punya $US 5 untuk membeli antibiotic yang dibutuhkan.

Para dokter punya ratusan pasien dalam keadaan yang sama, dan harus membantu sebisanya, tanpa obat. Kata seorang dokter anak bernama Husham, “Kita harus berusaha… kita ingin menyelamatkan nyawa anak2 ini”.

Poin-poin yang terpenting dalam laporan “Save the Children”:

- Pada tahun 2005, 122.000 anak Iraq wafat sebelum umur 5 tahun, atau 125 per 1000 anak. Sebagai bandingan, tingkatnya 36 per 1,000 wafat di Iran; 15 per 1,000 di Syria; dan 7 per 1,000 di Amerika Serikat.

- 46 % dari anak yang menderita dari penyakit diare, tidak mendapatkan cairan tambahan [seperti Oralit, infuse, dsb.].

- 24% dari anak di bawah umur 5 tahun yang diperkirakan telah kena infeksi paru-paru tidak diperiksa dokter/perawat.

- 12% dari anak di bawah umur 5 mempunyai berat badan yang sangat kurang.

- 21% dari anak Iraq mendapat tubuh yang terlalu pendek dari semestinya (karena kurang gizi)

- Hanya 35% mendapatkan imunisasi

- 28% dari kelahiran tidak ditangani seorang ahli (dokter, perawat atau bidan)

- Tinkgat kematian anak di Iraq telah meningkat 37% dalam 4 tahun terakhir

Sumber dari:

1 in 8 Iraqis Dies Before Fifth Birthday

By James Palmer

The San Francisco Chronicle

Wednesday 23 May 2007

Truthout

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...