Jakarta Post mengutip informasi dari Komisi X DPR (Pendidikan). Katanya uang sebanyak Rp. 4,6 TRILLION hilang dari anggaran pendidikan pada tahun 2006.
Luar biasa!
Jumlah total dari anggaran untuk tahun itu tidak disebut, tetapi untuk tahun 2007 ada anggaran 52 Trillion untuk pendidikan nasional, terdiri dari 44 Trillion untuk Depdiknas dan 8 Trillion untuk Depag.
Bagaimana 4,6 Trillion rupiah bisa menghilang begitu saja tanpa ada yang bertanggungjawab?
Kenapa uang sebanyak itu tidak bisa dilacak?
Bagaimana pegawai Depdiknas tidak merasa malu di hadapan Allah swt. setiap hari?
Bagaimana pegawai yang mengambil uang itu merasa sanggup untuk melakukan sholat setiap hari dan menghadiri pengajian di masjid?
Bagaimana pegawai itu merasa sanggup melakukan umrah dan haji dengan uang yang telah dirampas dari anak kecil yang tidak berdosa?
Kalau kita bertanya kenapa masih ada gedung sekolah yang atapnya hampir runtuh, mereka pasti menjawab “Anggaran tidak cukup”.
Kenapa mereka tidak berani saja datang ke SD terdekat dan langsung menodong anak kecil saat keluar dari sekolah? Bukannya itu akan sama dengan perbuataan mereka sekarang?
Sesungguhnya orang ini yang mendzalimi anak bangsa adalah kaum yang sangat kejam. Mereka mengambil hak anak kecil, termasuk hak anak yatim, dan menggunakannya untuk kepentingan diri sendiri.
Berapa banyak dari petugas Depdiknas yang menyekolahkan anak dan cucnya di sekolah swasta yang mahal atau bahkan di luar negeri?
Anak yatim, yang tidak berdosa, yang beriman kepada Allah, dirampok dan uang yang seharusnya menjadi hak anak itu dicuri sepaya seorang anggota pemerintah bisa menyekolahkan anak dan cucunya di sekolah mewah!
Dhzolim sekali.
Kenapa rakyat diam dan menerima saja?
Dari Jakarta Post:
“Deputy chairman of the House of Representatives' Commission X overseeing education issues, Heri Ahmadi, said this year the government had allocated Rp 52 trillion (US$5.7 billion) for national education, Rp 44 trillion for the Education Ministry and Rp 8 trillion for the Religious Affairs Ministry.
According to the House commission's evaluation, there Rp 4.6 trillion went missing from last year's total education budget.”
Read the full article here :
Jakarta Post: Free education sought for poor students
No comments:
Post a Comment