Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

21 March, 2012

Bocah Perokok Berat Asal Sukabumi Merokok Karena Lingkungan & Iklan

Chazizah Gusnita - detikNews
Selasa, 20/03/2012 13:40 WIB

Jakarta Bocah asal Kabupaten Sukabumi, IL (8) bukan tanpa sebab menjadi perokok berat. IL mengenal rokok karena lingkungan sekitarnya yang didominasi perokok dan melihat iklan rokok di televisi.

"Pertama dia karena lingkungan anak itu tidak kondusif. Di desa di daerah dia di Karawang, Sukabumi itu padat penduduk yang paman dan tetangganya merokok setiap hari," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA), Arist Merdeka Sirait, saat dihubungi detikcom, Selasa (20/3/2012). Menurut Arist, awalnya ia melihat orang dewasa merokok sambil minum kopi. Ia sering mengobrol dan duduk dengan paman atau tetangganya yang merokok. Sehingga ia melihat dan terpapar asap rokok sejak kecil.

"Lingkungan menginspirasi itu. Buktinya dia tidak suka berteman dengan teman sebaya karena tidak merokok. Kalau sama yang dewasa dia bisa konsumsi rokok," jelasnya. Kemudian, lanjut Arist, IL pun mencoba merokok dan meminum kopi. Awalnya orang tua melarangnya tapi bocah itu tidak bisa dicegah. Akhirnya ia terus mengkonsumsi rokok. Hingga akhirnya kedua orang tuanya melarang keras dan memakai cara keras untuk membuat bocah itu berhenti tapi sudah tidak bisa lagi.

"Dia sambil minum kopi merokok. Awalnya dilarang nggak bisa. Terus rokok lagi," ucapnya. IL sebenarnya sudah sempat bersekolah selama 5 bulan. Namun orang tuanya tidak sanggup membiayai IL karena setiap hari dia harus diberi bekal rokok dan dijajani Rp 10 ribu untuk beli rokok.

"Orangtunya dari keluarga tidak mampu. Nggak bisa setiap hari kasih rokok gitu. Akhirnya putus sekolah. Sehari bisa dua bungkus rokok kretek," ungkapnya. Selain karena lingkungan, IL merokok juga karena iklan di televisi. IL mengaku mengetahui berbagai macam rokok karena iklan. Meski tidak bisa membaca, IL tahu dan memahami iklan rokok di televisi. Setelah melihat tayangan di televisi, ia lantas membeli rokok di warung.

"Dia ngaku sendiri gonta-ganti merk rokok dari iklan. Dia tunjuk rokok itu pas beli di warung. Jadi ini juga tanggung jawab iklan rokok anak-anak seperti ini," imbuhnya. (gus/vta)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...