Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Teman2, saya
merasa sangat tidak cocok dengan Khutbah Jumat pada hari ini. Saya kira seperti
biasa, akan penuh dengan ilmu agama yang bermanfaat sebagai renungan. Tapi hari
ini, malah terkesan sebagai serangan terhadap ummat Islam, terhadap orang non-Muslim,
dan usaha menyebarkan kebencian dan rasisme. Temanya berkaitan dengan Pilkada
DKI kemarin. Ternyata Jokowi menang. Tanpa menyebutkan nama para calon, khatib
menggunakan suara tegas dan seolah-olah ingin menegor ummat Islam yang
membiarkan Jokowi menang. Isi dari khutbah kurang lebih seperti yang berikut ini:
Ummat Islam dilarang
mengangkat pemimpin yang kafir. Ayat dikutip, dan dikatakan dengan kemenangan
gubenur baru kemarin, maka ummat Islam telah mengangkat orang kafir menjadi pemimpin.
Saya jadi bingung. Bukannya Jokowi yang Muslim yang menang?! Apa Jokowi orang
kafir? Kalau yang disindir Basuki, apa sang Gubenur Jokowi wajib
manggut-manggut dan nurut dengan kemauan Basuki??? Bukannya Basuki itu seorang
WAKIL saja, yang wajib nurut dengan Gubenur dan boleh diganti juga? Kok Khatib
bicara seolah-olah Jokowi tidak ada, seolah-olah yang menang dalam Pilkada DKI
adalah seorang misionaris yang punya cita-cita menyerang ummat Islam dan menghancurkan
Islam di Indonesia? Setahu belum pernah dengar ada pernyataan Basuki yang
demikian. Jadi kenapa dibenci dengan begitu besar? Buat saya semua yang dibahas
terkesan sangat berlebihan dan tidak tepat. Tapi ribuan orang Muslim menyimak
dan dengarkan terus. (Dan berapa banyak berubah pendapatnya dan menjadi
setuju?)