Assalamu’alaikum wr.wb.,
Saya bertanya di group guru tentang apa yang dilakukan kalau
ada siswa yang telat masuk kelas. Banyak guru menjawab bahwa siswa itu akan
kena hukuman. Kalau telat sekali saja, hanya ditegor, tapi ada juga yang
menghukum untuk 1 kali telat. Kalau lebih dari 3 kali berturut-turut, maka
sudah pasti ada hukuman dan ini masuk dalam peraturan sekolah. Ada hukuman di
mana siswa dilarang masuk kelas, dilarang masuk sekolah, dipulangkan ke rumah,
dikasih hukuman bersihkan lapangan, orang tua dipanggil, dan juga ada sekolah
yang ancam keluarkan siswa dari sekolah kalau telat lebih dari 4 kali.
Ada yang berkomentar bahwa siswa harus disiplin, jadi yang
penting adalah hasil: hadir di kelas tepat pada waktunya. Sepertinya guru tidak
mau tahu tentang bagaimana caranya, atau dalam kondisi apa siswa hadir. Yang
penting hanya hasil itu saja, bukan proses. Itu merupakan pelajaran apa bagi
siswa? (Apa teman2 ingat pembahasan saya tentang UN dulu? Yang penting hanya
hasil, yaitu lulus, dan proses tidak penting, makanya ada banyak kasus
pencontekan.)
Ada guru yang mengatakan siswanya harus dibiarkan menangis
di depan kelas (karena tidak boleh masuk). Saya pernah dengar juga ada sekolah
yang kunci pagar dan melarang siswa masuk (jadi mereka bebas main ke warnet seharian).
Apa sekolah itu mau disebut “tempat belajar”? Kalau tujuan sekolah adalah
mendidik, bagaimana kita bisa mendidik siswa kalau pada saat mereka datang,
kita malah melarang mereka masuk (karena telat 5 minit)?
Ada guru yang mengatakan siswa yang telat lebih dari 4 kali berturut2 akan terima surat yang mengancam akan keluarkan mereka dari sekolah kalau terjadi lagi. Tetapi kalau dia ikut tawuran dan membunuh anak lain, dia juga akan dikeluarkan dari sekolah. Kok kedua hal itu yang sangat berbeda bisa dapat “hukuman yang sama”? Apa guru dan sekolah ada niat “mengajar” dan memberikan pendidikan yang terbaik? Atau apa niatnya sebatas “menampung siswa saja” dengan gaya penjara, atau gaya militer (apa ini sisa dari pendidikan Orde Baru)?
Seingat saya, anak sekolah yang telat di Selandia Baru atau Australia hanya dinasehati, dan diajak berubah. Diajarkan bahwa dia merugikan diri sendiri kalau telat. Tapi tidak dimarahi, atau ditegor dengan sikap marah, orang tua tidak perlu ditelfon, anak tidak diberikan “hukuman”, dan tidak ada kasus anak dilarang masuk kelas, apalagi dilarang masuk sekolah, apalagi dikeluarkan dari sekolah hanya karena “telat”. Kenapa di sini bisa seperti itu? Landasan pemikiran itu apa? Manfaat dari sisi pendidikan dan psikologi anak apa? Sepertinya banyak orang dewasa di sini, baik guru maupun orang tua, hanya meneruskan apa saja yang dulu dilakukan terhadap mereka oleh orang tua dan guru pada zaman dulu, dan tidak mau belajar. Ilmu psikologi anak dan buku/majalah parenting sudah banyak. Tapi berapa banyak orang tua/guru mau belajar?
Ada banyak sekali alasan yang bisa membuat seorang anak
telat, bahkan berkali2 dalam satu minggu. Contohnya: Macet. Banjir. Sakit
perut, jadi harus ke WC. Ada saudara yang sakit, dan dia yang lama di kamar
mandi. Susah tidur (insomnia). Orang tua sering ribut (mungkin mau cerai). Ada
kerjaan pagi seperti mengantar koran, atau menjadi pemulung. Dan banyak lagi
“alasan” yang setara.
Ini bukan pilihan siswa untuk mengalami hal2 seperti ini, tapi kenyataannya, dia harus mengalaminya. Jadi? Apa kita harus “memberikan hukuman” atau bahkan mengancam akan dikeluarkan dia dari sekolah? Apa kita tidak mau peduli pada apa yang dialami siswa dalam kehidupannya, dan hanya mau melihat HASIL, yaitu masuk tepat waktu? Apa itu “pelajaran” yang terbaik untuk 50 juta siswa di Indonesia? Sebagian dari mereka akan menjadi pemimpin bangsa nanti!
Saya dulu diajarkan, dan sekarang juga meyakini, bahwa saya
sebagai seorang guru punya tugas yang sangat mulia. Saya diberikan kesempatan
untuk menjadi orang yang punya pengaruh besar terhadap masa depan semua manusia
kecil (calon orang dewasa) yang duduk di depan saya. Saya bisa mengubah cara
pikir mereka dari yang kurang baik menjadi baik, dan dari baik menjadi luar
biasa. Kalau nanti mereka menjadi manusia yang luar biasa, yang menjadi contoh
yang baik di tengah masyarakat, maka sebagian dari itu adalah hasil dari
kerjaan saya sebagai gurunya. Itu yang ingin saya berikan kepada semua siswa
saya.
Pada saat saya
mengajar, kalau ada siswa yang datang telat, maka tanggapan saya selalu sama. Dia
masuk, minta maaf karena telat, dan cepat duduk. Saya senyum, bilang “Silahkan
masuk”, dan biarkan dia duduk. Kalau siswa lain sudah mulai kerjakan tugas,
saya suruh dia bertanya kepada teman di sebelah tentang apa yang sedang
dikerjakan, dan kalau kurang paham bisa tanya kepada saya. Kalau semua siswa
sedang kerjakan tugas yang berkaitan dengan ilmu baru, yang sudah selesai
dibahas, maka saya akan duduk di samping siswa yang telat itu, dan memberikan
ringkasan dari ilmu itu. Dan saya minta teman di sebelah untuk bantu dia
mengerti dengan memberikan penjelasan tambahan.
Saya seorang guru.
Tugas saya adalah mengajar. Saya tidak ingin menjadi seorang satpam yang
mengancam siswa yang telat 5 minit. Tempat yang pantas bagi siswa saya
adalah di dalam kelas bersama saya. Bukan menangis di depan pagar sekolah yang
terkunci.
Semoga bermanfaat,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Itu kalau tugas kita hanya sebagai pengajar, bagaimana tugas sebagai pendidik? kita perlu mendidik anak untuk disiplin yang salah satunya adalah disiplin terhadap waktu. tidak semua anak terlambat karena faktor yang tidak disengaja, banyak anak yg memang sengaja karena malas. Anda memang guru yang sabar, tapi tidak selalu kesabaran itu dapat dimengerti oleh siswa karena malah banyak yang memanfaatkan untuk tetap terlambat. Guru berperan sebagai kontrol dalam penegakan disiplin di sekolah, jadi kalau guru bertindak tegas bukanlah berarti dia berperan sebagai polisi atau satpam tapi memang dia memerankan tugasnya sebgai pendidik.
ReplyDeletesaya stuju dengan anda ... mari kita ciptakan gennerasi yang memiliki mental yang kuat ...
Deletenote. Setahu saya Satpam tidak boleh menghukum siswa, yang menhkum siswa melanggar ketertiban adalah guru dan waka kesiswaan.
sangat perlu diketahui bahwa tingkat pemikiran anak dari setiap negara adalah sangat berbeda. bahkan di indonesia. kalu kita mau samakan sistem pendidikan kita dengan ada yang di australia itu saya rasa tidak tepat.karena saya pernah melihat sendiri bagaiman cara mendidik murid di luar negri yang sangat begitu disiplin. berbagai macam maslah siswa dapat di selesaikan dengan komunikasi, dan hal itu karena sistem pendidikan dan kebiasaan hidup mereka yang melek (sadar) akan hukum ketertiban. sedangkan indoneisa ini belum, setiap siapapun yang kena hukum pasti akan di bela mati matian atu dikasihani ( inilah yang di sebut mental tempe). menurut saya hukuman sangat penting dan harus di tegakkan. selama hukuman selalu memberikan celah maka saya sangat yakin celah itu akan semakin terbuka lebar. hanya saja hukuman tersebut harus di sesuaikan dengan berat dan ringannya hukuman. masalah berangkat pagi adalah maslah paling vital menurut saya. jadi ada beberapa sekolah yang sampai mengunci pintu gerbang itu adalah hal lumrah. karena majunya sebuah sekolah bisa dibangun dari awal kegiatan sekolah itu dimulai. jadi jika dari awal sekolah sudah sering dan banyak yang terlambat bagaimana proses belajar mengajar bisa berjalan lancar. saya seorang pengajar di luar negri. saya mengajar di myanmar, sebagai orang Indonesia saya salut dengan cara mengajar orang myanmar yang menurut survei negara ini masih tertinggal 20 tahun dari indonesia, namun teknik disiplin mengajar mereka saya acungi jempol. dengan melihat argumen anda saya masih melihat ketidak tegasan dalam menegakkan aturan. kalau memang aturannya sudah demikian dan sudah menjadi misi sekolah untuk membentuk siswa yang berkualitas mengapa tidak? dan saya saya sudah melaksanakannya dan sekolah kami masih menjadi pilihan bagi warga setempat di yangon myanmar. guru itu tugasnya adalah mengajar dan mendidik, jadi biar tidak selalu mengurusi hukuman,, ya caranya mudah ,,, hukum harus tegas ... trimkasih
ReplyDeleteJoko Sudibyo
IISY Yangon Myanmar
mas joko coba kasih pengetahuan terkait dengan jenis hukuman yang pantas pada zaman sekarang ini. mohon bimbingannya. kalau di minamar gimana jenis hukumannya? terima kasih.
DeleteSipppp mantaappppp nieh, aku setuju
ReplyDeleteSaya setuju anak terlambat masuk sekolah bukan dihukum dengan cara tidak boleh masuk kelas (sekolah), menurut saya hukuman tersebut malah tidak menididik dan tidak produkti, anak yang pulang karena terlambat belum tentu akan kembali ke rumah karena taku dimarahi oleh orang tuanya, bisa saja malah kelayapan ke tempat tempat yang malah akan semakin menjerumuskan ke hal-hal yang tidak benar, mendisiplikan bukan berarti anak disusruh pulang atau tidak masuk kelas, belajar dan mendapatkan pembelajaran adalah hak anak, saya masih ingat 30 tahun lalu ketika sekolah di SMA Negeri 4 Bandung Saya datang terlambat tidak di suruh pulang di catat dan diberi peringatan oleh guru BP iya setelah itu saya bersama sama dengan siswa yang terlambat lainnya diberi tugas untuk merapikan buku-buku yang ada di perpustakaan, saya pikir hanya itu hukumannya ternyata setelah jam istirahat saya juga di beri tugas merangkum mata pelajaran yang seharusnya saya terima di hari itu seandainya masuk kelas, kelihatannya lebih mudah faktanya merangkum juga memerlukan energi untuk berfikir dengan demikian terlambat bukan berarti ber leha leha selain malu, capek di suruh beres-beres buku di perpustakaan juga bikin rangkuman pelajaran yang tidak bisa dibilang mudah, efek jera untuk mengulang kesalahan yang sama namun tetap produktif dan hak siwa mendapatkan pelajaran maupun pembelajaran tetap terpenuhi
ReplyDeleteAssalamualaikum..
ReplyDeleteSy setuju dg gennetto.saat ini proses itu penting banget utk menjadikan siswa menjadi anak yg disiplin dan bertanggungjawab. Oleh karenanya guru di indonesia hrsnya menguasai ILMU PARENTING. Jika ada yg ingin tau cara prakteknya..sy bisa mengajarkan nya
Disesuaikan aja dgn alasan keterlambatan, shalat berjamaah aja boleh masbuk..haha
ReplyDeleteDisesuaikan aja dgn alasan keterlambatan, shalat berjamaah aja boleh masbuk..haha
ReplyDeleteAssalamu"alaikum ,
ReplyDeleteMasih ada sekolah SD yang menerapkan aturan terlambat datang langsung dipulangkan ..... bagaimana solusinya ? orang mau belajar malah dipulangkan .... apa sekolah tersebut bisa kita permasalahkan di persidangan . Gereget banget dengan sikap sekolah yang arogan ..... kalau guru terlambat datang kekelas biasa2 saja.
Seharusnya bila terlambat ..... tidak mengikuti 1 sesi pelajaran (menghafal surah2 Al Qur"an) kan lebih berpahala ketimbang memulangkan siswa .
Mohon pencerahan . Sukron
Wa alaikum salam. Kumpulkan orang tua dan siswa yang tidak setuju dgn kebijakan itu, dan minta waktu bicara langsung dgn kepala sekolah. Minta dia melakukan perubahan.
Deletesiswa datang terlambat disekolah memang menjadi polemik di sekolah sekolah terutama di kota besar seperti macet dll,
ReplyDeletefaktor utama kenapa siswa terlambat adalah kedisiplinan waktu,
dan kurangnya pantauan guru dan ortu, kami punya solusi agar siswa lebih disiplin lagi, silahkan kunjungi website kami di ABSENSI SISWA