Assalamu’alaikum wr.wb.,
Bulan Oktober 2015, saya kembali mencatat semua kasus
kekerasan dan kekerasan seks terhadap anak yang masuk media (utk sebulan saja).
Dulu saya mulai kerjakan hal itu di akhir tahun 2014 hanya karena ingin
kumpulkan data ttg apa yang sedang terjadi pada anak di seluruh Indonesia. Di
bulan Februari 2015 saya berhenti, karena capek dan sedih membacanya setiap
hari, dan ternyata kebanyakan orang dewasa juga tidak peduli. Kl misalnya saya
post joke ttg “baju Jokowi” di Facebook, bisa dibaca puluhan ribu orang dan
di-sharing oleh ratusan orang dalam 1-2 hari. Tetapi kl kasih info ttg
kekerasan terhadap anak, statistik Facebook menunjukkan hanya 100-200 org yg
baca, dan sharing nol.
Dari Oktober 2014, ada peningkatan jumlah kasus 100%. Didapatkan
lebih dari 300 kasus kekerasan dan kekerasan seks di seluruh Indonesia dlm 1
bulan saja. Terlihat beberapa pola.
·
Nyaris tidak ada korban pemerkosaan usia 20-60
tahun. Hampir semua perempuan yg diperkosa setiap hari berusia 2-16 tahun (balita
dan anak sekolah).
·
Kebanyakan anak perempuan diperkosa oleh: tetangga
yg remaja, atau bapak yg beristeri; bapak kandung sendiri di rumah; bapak tiri;
kakek usia 50-70.
·
Hanya sedikit perempuan yg diperkosa oleh pria
yg tidak dikenal (diculik, diserang di jalan).
·
Untuk kebanyakan anak perempuan yg diperkosa
bergilir, dilakukan oleh pacar sendiri dan teman2nya; kenalan baru dari Facebook
atau sosmed lain; teman sekolah dan pemuda dari desa atau komunitas yg sama.
·
Banyak pria beristeri yang menjadi pemerkosa
menyatakan tidak bisa tahan nafsunya karena isteri pergi menjadi TKI, jadi
mereka “terpaksa” memperkosa tetangga atau anak.
·
Kebanyakan anak laki-laki disodomi oleh:
tetangga yg pemuda atau pria dewasa usia 20-50. Kebanyakan dari pelakunya
dikenal sebagai tetangga.
·
Banyak anak usia 2-10 tahun yg diperkosa atau
disodomi menjadi korban karena sering ditinggalkan sendirian oleh orang tua,
yang pergi kerja di sawah, warung, atau toko, atau dibiarkan pergi sendiri
setelah sekolah utk main di luar.
·
Kebanyakan anak yang diperkosa atau disodomi
memang kenal orang yang cabuli mereka.
·
Kebanyakan pemuda yang melakukan pemerkosaan
atau sodomi menyatakan kecanduan nonton film porno di HP setiap hari, dan tidak
tahan.
·
Anak sering diperkosa atau disodomi di dalam
rumah sendiri, di rumah tetangga, di dekat rumah, pinggir jalan (semak2),
sekolah atau di tempat lain yg sepi.
·
Banyak kasus terbongkar setelah ada “masalah” yg
muncul, seperti anak berdarah atau kesakitan, lalu ketahuan diperkosa atau
disodomi. Banyak korban TIDAK menceritakan kepada orang tuanya langsung, dan
tutup mulut berhari-hari atau berminggu-minggu.
·
Ada banyak kasus anak yang diperkosa oleh bapak
atau bapak tiri selama 1-6 tahun, tanpa sepengetahuan ibu, guru, tetangga atau
teman sekolah. Dianggap anak itu “bermasalah” karena anti-sosial dan sering depresi,
tapi tidak ada orang dewasa yang berusaha utk menolongnya dgn mencari tahu apa
yang menjadi masalah yg sebenarnya.
Kesimpulannya, banyak anak Indonesia tidak aman. Di Kenya
sekarang, ¼ dari semua anak perempuan mengalami pemerkosaan. Di Indonesia,
belum seburuk itu, tapi kebanyakan orang dewasa punya sikap: “Bukan anak saya,
bukan urusan saya”. Jadi saya tidak akan heran kl dalam 20 tahun, ¼ dari anak
perempuan di Indonesia juga mengalami pemerkosaan.
Anak tetangga adalah urusan kita semua, karena kl anak itu
dibiarkan menjadi korban, maka dia bisa menjadi orang buruk di kemudian hari,
dan anak kita bisa menjadi korban kejahatan nanti. Selamatkan anak tetangga
berarti selamatkan seluruh komunitas dan anak kita sendiri. Tolong dipikirkan.
Semoga semua orang tua dan orang dewasa di seluruh Indonesia
akan segera bangkit dan bersatu untuk selamatkan anak Indonesia sebelum negara
ini menjadi negara yang tidak aman bagi anak (seperti Kenya).
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Ini daftar kasus kekerasan di blog saya. Lebih dari 300
kasus dalam 31 hari. Silahkan baca kl berani. Dan silahkan diabaikan kl hanya
mau peduli pada anak sendiri.
Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bulan Oktober 2015
No comments:
Post a Comment