Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

09 November, 2015

Membahas Kekerasan Terhadap Anak Indonesia, Oktober 2015



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Bulan Oktober 2015, saya kembali mencatat semua kasus kekerasan dan kekerasan seks terhadap anak yang masuk media (utk sebulan saja). Dulu saya mulai kerjakan hal itu di akhir tahun 2014 hanya karena ingin kumpulkan data ttg apa yang sedang terjadi pada anak di seluruh Indonesia. Di bulan Februari 2015 saya berhenti, karena capek dan sedih membacanya setiap hari, dan ternyata kebanyakan orang dewasa juga tidak peduli. Kl misalnya saya post joke ttg “baju Jokowi” di Facebook, bisa dibaca puluhan ribu orang dan di-sharing oleh ratusan orang dalam 1-2 hari. Tetapi kl kasih info ttg kekerasan terhadap anak, statistik Facebook menunjukkan hanya 100-200 org yg baca, dan sharing nol.
Dari Oktober 2014, ada peningkatan jumlah kasus 100%. Didapatkan lebih dari 300 kasus kekerasan dan kekerasan seks di seluruh Indonesia dlm 1 bulan saja. Terlihat beberapa pola.

·         Nyaris tidak ada korban pemerkosaan usia 20-60 tahun. Hampir semua perempuan yg diperkosa setiap hari berusia 2-16 tahun (balita dan anak sekolah).
·         Kebanyakan anak perempuan diperkosa oleh: tetangga yg remaja, atau bapak yg beristeri; bapak kandung sendiri di rumah; bapak tiri; kakek usia 50-70.
·         Hanya sedikit perempuan yg diperkosa oleh pria yg tidak dikenal (diculik, diserang di jalan).
·         Untuk kebanyakan anak perempuan yg diperkosa bergilir, dilakukan oleh pacar sendiri dan teman2nya; kenalan baru dari Facebook atau sosmed lain; teman sekolah dan pemuda dari desa atau komunitas yg sama.
·         Banyak pria beristeri yang menjadi pemerkosa menyatakan tidak bisa tahan nafsunya karena isteri pergi menjadi TKI, jadi mereka “terpaksa” memperkosa tetangga atau anak.
·         Kebanyakan anak laki-laki disodomi oleh: tetangga yg pemuda atau pria dewasa usia 20-50. Kebanyakan dari pelakunya dikenal sebagai tetangga.
·         Banyak anak usia 2-10 tahun yg diperkosa atau disodomi menjadi korban karena sering ditinggalkan sendirian oleh orang tua, yang pergi kerja di sawah, warung, atau toko, atau dibiarkan pergi sendiri setelah sekolah utk main di luar.
·         Kebanyakan anak yang diperkosa atau disodomi memang kenal orang yang cabuli mereka.
·         Kebanyakan pemuda yang melakukan pemerkosaan atau sodomi menyatakan kecanduan nonton film porno di HP setiap hari, dan tidak tahan.
·         Anak sering diperkosa atau disodomi di dalam rumah sendiri, di rumah tetangga, di dekat rumah, pinggir jalan (semak2), sekolah atau di tempat lain yg sepi.
·         Banyak kasus terbongkar setelah ada “masalah” yg muncul, seperti anak berdarah atau kesakitan, lalu ketahuan diperkosa atau disodomi. Banyak korban TIDAK menceritakan kepada orang tuanya langsung, dan tutup mulut berhari-hari atau berminggu-minggu.
·         Ada banyak kasus anak yang diperkosa oleh bapak atau bapak tiri selama 1-6 tahun, tanpa sepengetahuan ibu, guru, tetangga atau teman sekolah. Dianggap anak itu “bermasalah” karena anti-sosial dan sering depresi, tapi tidak ada orang dewasa yang berusaha utk menolongnya dgn mencari tahu apa yang menjadi masalah yg sebenarnya.

Kesimpulannya, banyak anak Indonesia tidak aman. Di Kenya sekarang, ¼ dari semua anak perempuan mengalami pemerkosaan. Di Indonesia, belum seburuk itu, tapi kebanyakan orang dewasa punya sikap: “Bukan anak saya, bukan urusan saya”. Jadi saya tidak akan heran kl dalam 20 tahun, ¼ dari anak perempuan di Indonesia juga mengalami pemerkosaan.
Anak tetangga adalah urusan kita semua, karena kl anak itu dibiarkan menjadi korban, maka dia bisa menjadi orang buruk di kemudian hari, dan anak kita bisa menjadi korban kejahatan nanti. Selamatkan anak tetangga berarti selamatkan seluruh komunitas dan anak kita sendiri. Tolong dipikirkan.

Semoga semua orang tua dan orang dewasa di seluruh Indonesia akan segera bangkit dan bersatu untuk selamatkan anak Indonesia sebelum negara ini menjadi negara yang tidak aman bagi anak (seperti Kenya).
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

Ini daftar kasus kekerasan di blog saya. Lebih dari 300 kasus dalam 31 hari. Silahkan baca kl berani. Dan silahkan diabaikan kl hanya mau peduli pada anak sendiri.
Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bulan Oktober 2015

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...