Assalamu’alaikum wr.wb.,
Tadi saya mampir ke Sevel. Ada 5 orang di satu meja. Saya
lihat mrk pakai bahasa isyarat. Saya berhenti dan bertanya2. Saya jelaskan ttg
anak yatim yg tuli di Bekasi, yg keluarganya perlu belajar bahasa isyarat. Apa
ada pusat pelatihan? Bisa belajar di mana? Berapa lama untuk belajar? Dsb. Mereka
sptnya ragu2 untuk menjawab. Lalu dikatakan mereka belajar sendiri dari
internet, dan ada teman yang melatih mereka di "pusat mereka". Jadi
ada pusatnya dong? Tidak! Bukan tempat belajar bahasa isyarat, tapi tempat
berkumpul saja.
Mungkin karena saya bertanya2 terus, akhirnya salah satunya
menjawab. Katanya mereka (berempat) adalah Saksi Yehuwa. Dan sedang ajak satu
bapak diskusi…. Saya menduga bapak itu orang miskin, tuli, dan mungkin juga
Muslim. Lalu ada 4 pemuda Saksi Yehuwa yang mau habiskan waktunya untuk sayangi
dia…. Lalu ke saya, mereka minta alamat dan nomor telfon untuk anak yatim di
Bekasi itu…
Jangan salah paham. Saya tidak salahkan pemuda itu. Tindakan
mereka baik: menyebarkan kasih sayang. Tetapi saya sudah terbiasa dgn orang
Muslim yang komplain ttg "kristenisasi". Katanya ada banyak
"modus" spt berikan 1 karung beras, lalu ajak ke gereja. Saya selalu
bertanya, "Kenapa anda tidak datang duluan, dan berikan 2 karung beras dan
ajak ke masjid?" Dan biasanya dijawab dgn sikap jenuh. "Kok mahal
amat kl kasih beras terus, agar tidak murtad?" Mungkin yg penting bukan jumlahnya
beras, tapi kasih sayang yg ada di belakangnya.
Melihat bapak yang tuli dapat kasih sayang dari 4 pemuda,
saya berpikir: Ada berapa banyak org Muslim yang menjadi tetangga dia, tapi
tidak mau repot belajar bahasa isyarat, HANYA untuk ajak dia diskusi? Jadi kl
tidak suka "kristenisasi", jangan salahkan para pemuda Kristen yang
menyebarkan kasih sayang itu. Kuncinya di dalam hati kita sendiri. Kenapa bukan
KITA sendiri yg menyebarkan kasih sayang dgn cara yg sama terhadap org Muslim
yang tuli? Kalau melihat orang yang buta, atau tuli, atau cacat, berapa banyak
orang Muslim berpikir: "Ini menjadi tugas saya untuk menolong dia!!"
Dan berapa banyak orang Muslim buru2 buang muka, karena takut akan diminta
bantuannya?
Saya ingat sebuah video ttg PT Samsung di Turki yg membuat
promosi utk video call center Samsung yang baru. Mrk menghabiskan waktu 1 bulan
utk mengajarkan bahasa isyarat ke penduduk satu RT, pasang kamera tersembunyi,
dan layar tivi interaktif (video call center). Hasilnya, bapak yang tuli itu
menjadi sangat kaget dan menangis ketika semua tetangga tiba2 bisa bicara dgn
dia pakai bhs isyarat. Sayangnya butuh PT Samsung untuk memberikan contoh kasih
sayang ini kepada orang Muslim. Kl di sebuah RT ada anak tuli, tetangganya bisa
bikin kursus di masjid utk belajar bhs isyarat, agar anak itu tidak kesepian.
Kuncinya di dalam hati kita sendiri….
Entire Town Learns Sign Language to Surprise
Hearing-Impaired Man
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene
No comments:
Post a Comment