Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

03 May, 2017

Siswa SD Disetrum Kepala Sekolah dengan Dalih Terapi, Orangtua Protes



GILA!! Kepala sekolah? Kok bisa? Apa hubungannya dgn kurikulum? Tidak ada kewajiban apapun bagi seorang guru atau kepsek utk melakukan "terapi" di sekolah, apalagi tanpa izin orang tua. Lalu sebatas minta maaf dan janji tidak ulangi? Semoga segera ditangkap dan dipecat dari dunia pendidikan! Tidak layak menjadi guru, apalagi pemimpin sekolah! Jangan percaya anak anda aman di sekolah! Tidak ada jaminan!
-Gene Netto

Siswa SD Disetrum Kepala Sekolah dengan Dalih Terapi, Orangtua Protes
Kontributor Malang, Andi Hartik, Kompas.com - 01/05/2017, MALANG, KOMPAS.com - Seorang siswa di SDN Lowokwaru 3, Kota Malang, mengaku disetrum oleh kepala sekolahnya. Akibatnya, siswa itu mengaku mengalami gangguan kesehatan. Siswa itu berinisial RA. Didampingi oleh ibunya, Anita, ia mengatakan bahwa penyetruman yang dianggap sebagai terapi itu dialaminya pada Selasa (25/4/2017) pekan lalu.

Ketika itu, ia baru saja melaksanakan shalat dhuha berjamaah dan diminta untuk tetap tinggal di dalam mushala sekolah. "Sebelum disetrum disuruh meditasi selama 10 menit dengan menutup mata," kataya kepada Kompas.com, Minggu (30/4/2017) malam. Selama proses penyetruman berjalan, kepala sekolah itu memegang sebuah tespen untuk memastikan aliran listrik masuk ke tubuh siswa itu. Katanya kalau nyala banyak (terang) berarti banyak bohong kepada orangtua," jelasnya. RA mengaku proses penyetruman hanya berlangsung selama sekitar tiga menit. Namun selama itu, ia merasakan ngilu pada dahi dan tulang tangan kanannya.

Selain dirinya, RA mengaku ada tiga siswa lainnya yang mengalami perlakuan sama dalam waktu bersamaan, yaitu MK, MZ dan MA. Setelah menjalani penyetruman itu, keempat siswa itu mengalami gangguan kesehatan yang berbeda-beda. Ada yang merasa pusing, lemas hingga mimisan.

Kepada para orangtua siswa itu, pihak sekolah tidak menampik adanya penyetruman dan mengaku melakukannya untuk tujuan terapi listrik. Pihak sekolah juga mengeluarkan pernyataan permintaan maafnya karena melakukan terapi itu tanpa sepengetahuan orangtua siswa yang bersangkutan. Pihak sekolah juga berjanji untuk tidak melakukannya lagi. http://regional.kompas.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...