Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

08 March, 2018

Kalau Tidak Peduli Pada Semua Anak Indonesia, Apa Perang Kemerdekaan Sia-Sia?

Saya sudah post info berita di bawah ini di group guru, dan bertanya, "Mau fokus pada berita yang mana? Semuanya? Atau hanya pedulikan berita ‘guru dipukul’ saja?" Soalnya, selama ini, kalau ada guru yang dipukul, atau wafat, banyak guru langsung bangkit, bersatu dan teriak tentang kebutuhan perlindungan bagi guru. Ketika siswa menjadi korban, guru2 yang sama hanya ucapkan kata "oknum guru" saja, dan setelah itu tidak mau diskusi lagi ttg topik kekerasan. Menunggu guru menjadi korban, baru peduli.
Ada tingkat kekerasan yang sangat tinggi di tengah masyarakat Indonesia. Tapi tidak mau disadari kebanyakan orang. Menunggu saudara atau teman mereka yang menjadi korban, baru peduli. Dan para orang tua dan guru yang mengajarkan cara berpikir seperti itu. Tidak ada empati terhadap penderitaan orang lain. Sibuk memikirkan diri sendiri, utamakan diri sendiri, dan kl tidak menimpa keluarga sendiri, boleh diabaikan. Bukan anak saya, jadi bukan urusan saya. Sikap ini perlu berubah menjadi, “Semua anak bangsa Indonesia adalah urusan saya!”
Untuk apa Sukarno dan para pejuang kemerdekaan rela mati dalam perang, agar anak Indonesia bisa hidup dalam kondisi selamat dan sejahtera, kalau orang dewasa yang hidup sekarang tidak mau repot peduli pada generasi mendatang?
-Gene Netto

Guru Wanita Dipukul Orangtua Murid di Kalbar, Ini Kronologi Menurut Kapolsek

Kronologis kejadian yakni, pada Kamis (1/3/2018 ) pukul 15.45 Wib di Lapangan SDN 31 Meliau Emplasmen PTPN XIII Gunung Meliau, Meliau, Sanggau. SK memukul wajah LS dan mengenai bagian hidung sehingga mengakibatkan hidung luka robek serta mengeluarkan darah dan rasa sakit pada bagian kepala.



Oknum Guru Diduga Pukul 14 Siswa SD Dengan Kayu (Riau)

Dugaan kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru tersebut bermula saat mengetahui anak-anak yang duduk di kelas enam SD ini tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR). Guru yang berinisial AR tersebut, diketahui menghukum anak-anak dengan memukul bagian tubuh sejumlah pelajar tersebut menggunakan kayu.



Wakil Kepsek dan Guru Olahraga Cabuli 4 Siswi SMP

BANDUNG, KOMPAS.com - JS (27), Wakil Kepala Sekolah yang juga merangkap sebagai guru olahraga di SMP swasta di Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, ditangkap setelah mencabuli empat siswinya. “Jumlahnya ada 4 orang. Ada yang hanya dilecehkan dan ada juga yang berhasil disetubuhi,“ kata Kabid Humas Polda Jabar AKBP Hari Suprapto melalui pesan singkatnya, Sabtu (3/3/2018).

https://regional.kompas.com

Alami 154 Jahitan dan 54 Luka Dalam, Korban Tawuran Tewas

Korban tawuran antar pelajar SMK di Jalam Diponegoro, Tambun Selatan, IH (16) asal Setiamekar, dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rabu (28/2). Korban meninggal dengan 154 jahitan bagian luar dan 54 luka dalam.
Enam pelajar yang terlibat penggeroyokan adalah TPG (16), AS (17), AF (18), MNA (17), MR (17) dan MAG (17). Semuanya adalah pelajar salah satu SMK di Kota Bekasi.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...