Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

24 October, 2018

Renungan: Umat Islam, dan Indonesia, di Mata Muallaf

Assalamu’alaikum wr.wb., Saya baru selesai diskusi selama 2 jam dengan seorang muallaf asal Amerika. Dia lagi semangat menghafal Al-Fatihah, tapi belum berani shalat sendiri. Katanya lebih enak pergi ke masjid atau musholla dan menjadi makmum saja. Tinggal 8 hari lagi di sini dgn visa turis, lalu harus kembali ke Amerika, jadi dia nikmati waktu yg tersisa bersama banyak orang Muslim di masjid karena di sana akan sulit dicari, dan jelas di kantornya tidak ada musholla. Dia tidak tahu kapan bisa kembali lagi ke sini, tapi sudah tidak mau tinggal di tengah non-Muslim (dengan gaya hidup barat), dan sedang berpikir utk pindah ke Indonesia, kalau ada kesempatan.

Di sini, banyak Muslim lahir sebagai Muslim, tapi tidak selalu merasakan hal itu sebagai kenikmatan, dan malah bisa sibuk mencari alasan untuk tidak shalat. Ketika kita bisa kenal seorang muallaf, dan melihat dunia Islam lewat mata dia, semua jadi nampak dengan sebenarnya. Tinggal di tengah umat Islam di Indonesia adalah suatu nikmat yang besar dari sisi Allah. Dan sangat patut kita syukuri, sambil kembangkan persaudaraan dan kerukunan antar sesama Muslim untuk kemajuan bersama.

Malah, kadang, kita jadi sibuk menghujat, menghinakan, mencurigai, berburuk sangka, sebarkan gosip dan fitnah, dan buru2 menjatuhkan Muslim lain, untuk dapatkan “keberhasilan” menang dalam perdebatan atau agar merasa “lebih benar” dari yang lain, padahal orang lain itu seharusnya dianggap “saudara” kita sendiri. Coba belajar dari seorang muallaf, dan bersyukur dilahirkan di sini sebagai Muslim, dan tidak perlu visa untuk tinggal di tengah 200 juta “saudara” yang punya keimanan yang sama.

Menjadi Muslim di Indonesia adalah suatu nikmat yang besar dari sisi Allah. Kapan semua orang Muslim akan mulai sadarinya, dan menjadi sibuk menolong sesama Muslim (dan non-Muslim juga) untuk maju bersama dan membangun negara yang kuat dan sejahtera? Memang ada banyak “masalah” di sini, tapi insya Allah semuanya bisa diatasi dan diperbaiki, asal ada “persatuan”! Mulai dulu dengan menjadi rajin shalat dan tambahkan ibadah yang lain, dan bersatu dan bersahabat dengan semua teman Muslim. Wajib berbuat baik kepada non-Muslim juga, agar mereka menjadi terpesona dengan kita dan Nabi Muhammad SAW yang menjadi teladan bagi kita!

Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto

1 comment:

  1. bener banget Om Jin
    banyak yg 'muslim dari lahir' tapi tidak menganggap it nikmat
    padahal sebenarnya keimanan adalah nikmat yg sangat mahal...

    mari doakan dan amalkan Islam sebaik2nya agar saudara2 yg lain mau ikutan ber-Islam secara kaffah.aamiin

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...