Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

21 December, 2021

Bagaimana Caranya Merasa Ikhlas Terhadap Kematian Orang Dekat?

[Pertanyaan]: Pak Gene, kematian itu pasti mutlak dan takdir Allah. Tapi mengapa ada yang meninggal tetapi tugas di dunianya belum selesai (masih muda, belum menikah, belum lulus kuliah dsb.)? Agar ikhlas, saya berusaha berpikir bahwa itu jalan terbaik dari Allah. Mohon pandangannya yang mungkin bisa memperbaiki persepsi saya. Terima kasih.

[Gene]: Kalau ada orang dekat yang wafat, mungkin suatu cara yang baik untuk merasa ikhlas adalah untuk ingatkan diri bahwa dunia ini tidak nyata. Nanti di akhirat, kita akan ditanya berapa lama kita berada di dunia dan kita akan jawab "sehari, atau setengah hari". Sedangkan akhirat kekal. Jadi tidak penting berada di dunia ini untuk 20 tahun atau 90 tahun. Sama saja rasanya nanti ketika berada di akhirat.

112. Allah bertanya, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"
113. Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."
114. Allah berfirman, "Kamu tidak tinggal (di bumi), melainkan sebentar saja kalau kamu sesungguhnya mengetahui."
(QS. Al-Mu'minum 23:112-114)

Sebagai perumpamaan, bayangkan kalau anda dan seorang teman berada di bank, pas mereka antar uang baru, dan ada Rp.10 triliun tunai di depan mata. Anda minta izin menyentuhnya, dan mereka izinkan. Teman anda sentuh selama 20 detik, lalu polisi suruh dia mundur. Anda di sisi lain dari rak uang itu, dan bisa menyentuhnya selama 90 detik, baru disuruh mundur. Apa anda akan menyatakan bahwa anda "lebih beruntung" daripada teman itu, karena dia hanya sentuh uang itu selama 20 detik, sedangkan anda 90 detik? Atau apa hal itu dinilai tidak penting, karena uangnya hanya dirasakan sejenak saja, dan tidak boleh dibawa pulang atau dimiliki, jadi hanya merupakan "perasaan saja" dalam ingatan kalian?

Apa anda benar-benar "lebih beruntung"? Atau apa akan disadari bahwa "merasakan" uang itu untuk waktu yang singkat atau lama tidak penting? Kurang lebih seperti itu perbandingan antara dunia dan akhirat. Nanti ketika anda dan teman itu masuk surga, tidak akan dipedulikan siapa yang berada di dunia selama 20 tahun dan siapa yang 90 tahun. Akan dilupakan karena sangat tidak penting dibandingkan kenikmatan akhirat.

Jadi coba berserah diri kepada Allah, merasa ikhlas atas kematian teman, saudara, anak, dll. karena sesungguhnya nanti di akhirat, masa yang singkat atau lama di dunia tidak akan diingat sebagai hal yang penting. Takdir Allah sudah ditentukan. Jadi coba merasa tenang, dan lepaskan orang yang wafat itu secara baik, dalam arti jangan menjadikan "kematian mereka" suatu beban yang terlalu besar di dalam hati anda. Fokus pada tugas yang penting di depan mata, yaitu berserah diri dan beribadah kepada Allah SWT dengan sepenuh hati, dan berjuang sebaik mungkin untuk dapat kehidupan di Surga, bersama semua orang yang anda sayangi, insya Allah.

Jangan izinkan kematian orang itu menjadi hal yang membuat anda jatuh ke dalam jurang penuh kesedihan dan depresi. Tapi jadikan kematian itu suatu pendorong yang berikan semangat kepada anda untuk manfaatkan setiap hari di jalan Allah SWT.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...