Assalamu’alaikum wr.wb. Kemarin saya bertemu seorang pemuda yang murtad. Dia mengaku sudah 2 tahun merasa bukan Muslim sejak menjadi mahasiswa di luar kota. Katanya, tidak ada "perasaan hati" ketika shalat dan hanya menjadi Muslim karena keturunan, jadi bukan pilihan dia. Saya jelaskan kebenaran Islam. Dia mengaku bahwa semuanya betul, benar, sah, dan masuk akal. Allah menciptakan manusia dan alam semesta, Allah yang berikan ujian di dunia ini, Allah yang membuat aturan ujian, Allah yang kirim para nabi agar kita tahu aturan untuk lulus ujian, Allah yang tentukan Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir, Allah yang berikan Al Quran, Allah yang menjadi Pemilik Surga, dan Allah yang tentukan siapa yang berhak masuk surga. Benar, sah, dan masuk akal. Dia setuju terus.
Lalu dia kembali terus ke "perasaan hatinya" dan fakta bahwa orang tua memilih Islam bagi dia. Saya tanya, kenapa menerima yang "baik dan benar" dari pihak lain mau dianggap masalah? Apa mau DO dari kampus, kerja, kembalikan uang kuliah kepada orang tua, lalu kuliah lagi dari nol dengan uang sendiri? Atau mau terima "jalan pintas" yang dikasih oleh orang tua, tanpa perlu bersusah payah cari jalan sendiri? Dia mau terima jalan pintas. Saya kasih berbagai contoh lain, seperti misalnya kita terima obat dari dokter, tanpa perlu kuliah kedokteran sendiri lalu ciptakan obat sendiri dari nol. Kita naik pesawat tanpa perlu pelajari cara menciptakan pesawat dan cara menjadi pilot.
Dalam semua contoh yang dikasih, dia setuju, mau terima jalan pintas, yaitu orang lain sudah pelajari dan kasih hasil terbaik kepada kita dan tidak perlu dimulai lagi dari nol secara perorangan. Tetapi khusus dalam ranah agama, dia tidak mau, dan merasa Islam harus ditolak, lalu dilakukan proses panjang pelajari agama sendiri dari nol. Hanya untuk agama. Dalam semua perkara lain, tidak perlu belajar sendiri karena jalan pintas (terima keahlian dari orang lain) lebih mudah dan enak.
Jadi hatinya keras, dan dia menolak menggunakan logika karena lebih utamakan perasaan hati. Saya bahas 5 pengaruh terhadap manusia: Allah, para nabi, malaikat, Setan dan nafsu manusia. Kalau berada di jalan yang benar maka sudah sejalan dengan Allah, nabi, dan malaikat. Tapi kalau berjalan sendiri (menjauhi Allah), yang tersisa hanya Setan dan nafsu manusia sebagai pengaruh. Kalau logika ditinggalkan, hanya ada perasaan hati, dan perasaan bisa dipengaruhi oleh Setan juga. Jadi logika lebih penting daripada perasaan. Akal yang sehat begitu penting dalam Islam sampai orang gila, pikun, dan balita tidak wajib shalat. Dasar ibadah kepada Tuhan adalah waras dulu dan sadar kenapa butuh Tuhan. Bukan punya "perasaan" menyenangkan dalam hati ketika beribadah.
Kepada para orang tua, tolong perhatikan anak-anak anda, terutama kalau shalatnya tidak rajin. Pastikan mereka memikirkan agama dengan akal yang sehat dan tidak terpengaruh untuk mencari "perasaan hati" di luar Islam. Kebenaran berasal dari akal yang sehat, yang menyadari bahwa Allah menciptakan manusia dan Allah yang membuat aturan tentang siapa yang berhak masuk surga. Jadi kita punya pilihan, berpikir dengan akal yang Allah berikan lalu taat kepada Allah, atau cari perasaan hati dan menjauhi Allah. Kalau anak anda punya banyak pertanyaan, tolong pastikan mereka segera dibantu mendapat jawaban. Jangan tinggalkan mereka untuk merenung sendiri dalam kebingungan bertahun-tahun.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(556)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(178)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
06 June, 2023
Hasil Diskusi Dengan Pemuda Yang Murtad
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tampaknya anakku harus ngobrol dengan Bang Gene karena saya tidak mampu berkomunikasi secara baik dan masuk akalnya
ReplyDeleteAnaknya mau diajak diskusi dengan saya Bu?
DeleteUsia anaknya berapa Bu
ReplyDelete