Assalamu’alaikum wr.wb. Seorang anak perempuan berusia 13 tahun ketemu teman laki-laki di jalan dan diajak pergi. Ada 3 anak laki-laki lain yang ikut. Anak perempuan itu dipegang oleh keempat anak remaja itu, dan mulutnya dibekap sampai dia tewas, lalu mayatnya diperkosa secara bergilir (disangka pingsan). Mayatnya dipindah ke lokasi lain, dan diperkosa lagi oleh semuanya. Sudah ditangkap setelah mereka bercerita dengan bangga kepada teman-temannya bahwa mereka menjadi pemerkosa.
Apa ini kejadian luar biasa? Tidak. Pemerkosaan dan pemerkosaan bergilir terhadap anak perempuan sudah sangat normal dan pelaku yang remaja laki-laki juga sangat normal. Dan dalam sebagian dari kasusnya, korbannya dibunuh. Dan dalam sebagian dari kasus itu, mayat korban juga diperkosa lagi. Ada berapa banyak kejadian setiap tahun? Saya tidak bisa jawab karena tidak ada pihak yang cukup peduli pada 40 juta anak perempuan di Indonesia sehingga mendata berapa banyak yang diperkosa. Saya hanya bisa dapat info dari berita saja. Dan mungkin ada ribuan kasus lain yang tidak pernah dilaporkan karena korban malu, dan kebetulan tidak dibunuh, jadi tidak ada mayat untuk memicu investigasi.
Saya pernah bertanya kepada beberapa lembaga dan pejabat, tetapi mereka mengaku tidak punya data lengkap juga. Lalu setelah seorang anak perempuan diperkosa oleh anak berusia 12-18 tahun, atau diperkosa bergilir, atau diperkosa dan dibunuh, atau dibunuh dan mayatnya diperkosa, 100% dari orang dewasa mengucapkan Mantra Nasional: “Kami tidak menyangka!” Pertanyaan serius dari saya, “Anak siapa yang perlu diperkosa dan dibunuh sebelum 100 juta orang tua bisa mulai berpikir?”
Ada 80 juta anak di Indonesia. Lebih dari 40 juta anak laki-laki. Dan dari pengamatan saya terhadap berita, dari ribuan kasus per tahun, 100% dari anak laki-laki yang dapat KESEMPATAN ikut dalam kegiatan pemerkosaan bergilir bersama teman-teman, selalu setuju. Ini tanggung jawab siapa? Dan kapan bisa terjadi perubahan? Kalau umpamanya ada sirene tsunami yang bunyi, tetapi kebanyakan orang bersikap “tenang”, kita mesti teriak apa? Sudah jelas ada bahaya, tetapi banyak orang anggap bukan urusan mereka. Menunggu anak yang mereka kenal menjadi korban dulu, baru perlu berpikir.
Semoga para orang tua akan lebih waspada. Jangan menganggap anak anda aman, di mana pun, dengan siapa pun. Dan semoga semua anak kita selalu di dalam perlindungan Allah SWT. Aamiin, Aamiin, ya Rabbal ‘Aalamiin
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
4 Remaja Merasa Bangga Usai Bunuh dan Perkosa Siswi SMP Penjual Balon di Palembang
https://regional.kompas.com
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(556)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(178)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
07 September, 2024
Empat Anak Berusia 12, 12, 13, Dan 16 Tahun Menjadi Pemerkosa, Dan Bangga?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment