Kalau ada anak2 yang pernah MEMBUNUH anak lain dalam tawuran, dan tidak ditangkap polisi (tidak ditemukan), apa kira-kira mereka akan “takut” memukul gurunya di sekolah? Secara logis, tidak mungkin takut. Sudah pernah bunuh orang!
Saya tidak heran ada makin banyak guru yang dipukul. Dan tidak heran ada seorang rekan guru yang wafat. Saya heran karena “baru satu” yang wafat.
Hampir setiap hari ada berita ttg anak yang mati dalam tawuran. Berarti jumlah anak yang membunuh anak lain BERTAMBAH SATU setiap hari. Banyak yg tidak ditangkap (dari berita yang saya pantau). Ada anak lain yang minum miras atau narkoba di pagi hari, lalu masuk sekolah. Lalu ada satu guru yg menyinggung perasaannya…
Ibaratnya jalan sudah seperti “zona perang” maka secara logis, tidak mungkin perang itu akan berhenti pada pagar sekolah. Kalau tidak mau melihat makin banyak korban jatuh, sudah saatnya semua guru, siswa dan orang tua bersatu, sadari ada masalah kekerasan yang sangat serius di tengah masyarakat, dan saling mendukung untuk mencari solusi jangka panjang. Kalau tidak mau bersatu, tunggu saja korban berikutnya.
-Gene Netto
Tawuran Antar-Remaja di Ciracas, Pelajar SD dan SMP Tewas
Stanly Ravel, Kompas.com - 11/02/2018, JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Ciracas, Jakarta Timur, dikagetkan dengan tawuran antar remaja pada pukul 03:00 WIB, Minggu (11/2/2018). Dua orang remaja berinisial DK (14) yang merupakan pelajar kelas II SMP Widya Manggala dan MR, pelajar SDN 09 Susukan, meninggal dunia setelah mendapatkan sejumlah luka tusukan.
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(557)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(179)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
12 February, 2018
10 February, 2018
Guru Harus Dilindungi! (Yang Lain Tidak Usah!)
Anak: Pak guru, ada kekerasan terhadap anak di mana-mana!
Guru: Tenang. Terjadi di luar sekolah. Bukan urusan guru.
Anak: Pak, ada siswa yang membunuh siswa lain dalam tawuran!
Guru: Tenang. Oknum siswa. Terjadi di luar sekolah. Bukan urusan guru.
Anak: Pak, ada anak yang mati, dibacok oleh begal yang masih pelajar!
Guru: Tenang. Oknum siswa. Kriminalitas ada di mana-mana. Bukan urusan guru.
Anak: Pak, ada anak yang diperkosa bergilir oleh 14 anak SMA!
Guru: Tenang. Oknum siswa. Di semua negara ada pemerkosaan. Bukan urusan guru.
Anak: Pak, ada anak sekolah yang diculik, diperkosa, dibunuh, dan mayatnya dibuang. Pelakunya siswa SMA.
Guru: Tenang. Oknum siswa. Di semua negara ada pembunuhan. Bukan urusan guru.
Anak: Pak, ada anak SD yang mati di sekolah setelah dipukul oleh gurunya.
Guru: Tenang. Oknum guru saja. Bukan urusan guru yang lain.
Anak: Pak, ada guru yang mati setelah dipukul oleh siswanya!
Guru: YA ALLAH!! Kenapa bisa terjadi begini! Ini tidak bisa diterima. Kita harus bangkit dan bersatu. Guru harus dilindungi. Tidak ada yang boleh tenang. Ini bukan perbuatan “oknum siswa” saja! Harus ada tindakan tegas. Kita akan kumpulkan 200 juta bagi keluarga korban! Keluarga korban harus dipikirkan semua orang. Kita tidak menyangka bisa terjadi. Kenapa tidak ada yang bilang negara kita penuh dengan kekerasan!?!?
Anak: Lhooo…! Bapak ke mana saja selama ini? Masa tidak SADAR ada kekerasan di mana-mana? Sudah jatuh puluhan ribu korban per tahun. Kenapa bapak TIDAK MELIHAT POLA yang sedang terjadi? Kenapa tidak berpikir bahwa cepat atau lama kekerasan di luar itu akan masuk sekolah? Kenapa baru peduli sekarang setelah satu guru wafat?
Guru: Diam kau…!! Jangan salahkan guru!
Semoga bermanfaat bagi para guru, siswa, orang tua, pemuka agama, dan para pemimpin negara yang mau merenung. Sebelum ada anak, atau guru, atau orang lain yang wafat dengan sia-sia di negara ini.
-Gene Netto
Guru: Tenang. Terjadi di luar sekolah. Bukan urusan guru.
Anak: Pak, ada siswa yang membunuh siswa lain dalam tawuran!
Guru: Tenang. Oknum siswa. Terjadi di luar sekolah. Bukan urusan guru.
Anak: Pak, ada anak yang mati, dibacok oleh begal yang masih pelajar!
Guru: Tenang. Oknum siswa. Kriminalitas ada di mana-mana. Bukan urusan guru.
Anak: Pak, ada anak yang diperkosa bergilir oleh 14 anak SMA!
Guru: Tenang. Oknum siswa. Di semua negara ada pemerkosaan. Bukan urusan guru.
Anak: Pak, ada anak sekolah yang diculik, diperkosa, dibunuh, dan mayatnya dibuang. Pelakunya siswa SMA.
Guru: Tenang. Oknum siswa. Di semua negara ada pembunuhan. Bukan urusan guru.
Anak: Pak, ada anak SD yang mati di sekolah setelah dipukul oleh gurunya.
Guru: Tenang. Oknum guru saja. Bukan urusan guru yang lain.
Anak: Pak, ada guru yang mati setelah dipukul oleh siswanya!
Guru: YA ALLAH!! Kenapa bisa terjadi begini! Ini tidak bisa diterima. Kita harus bangkit dan bersatu. Guru harus dilindungi. Tidak ada yang boleh tenang. Ini bukan perbuatan “oknum siswa” saja! Harus ada tindakan tegas. Kita akan kumpulkan 200 juta bagi keluarga korban! Keluarga korban harus dipikirkan semua orang. Kita tidak menyangka bisa terjadi. Kenapa tidak ada yang bilang negara kita penuh dengan kekerasan!?!?
Anak: Lhooo…! Bapak ke mana saja selama ini? Masa tidak SADAR ada kekerasan di mana-mana? Sudah jatuh puluhan ribu korban per tahun. Kenapa bapak TIDAK MELIHAT POLA yang sedang terjadi? Kenapa tidak berpikir bahwa cepat atau lama kekerasan di luar itu akan masuk sekolah? Kenapa baru peduli sekarang setelah satu guru wafat?
Guru: Diam kau…!! Jangan salahkan guru!
Semoga bermanfaat bagi para guru, siswa, orang tua, pemuka agama, dan para pemimpin negara yang mau merenung. Sebelum ada anak, atau guru, atau orang lain yang wafat dengan sia-sia di negara ini.
-Gene Netto
05 February, 2018
Apa Semua Guru, Siswa dan Orang Tua Siap Bersatu Sekarang Dan Menjadi Pahlawan Kemerdekaan?
Kemarin satu guru wafat dengan sia-sia setelah dihajar oleh siswanya sendiri. Sudah ribuan siswa yang wafat dengan sia-sia karena dibunuh oleh anak lain. Ditambah kekerasan seks terhadap anak juga. Berapa banyak anak dan guru lagi harus tewas, dan berapa banyak anak harus diperkosa sebelum kita bertindak? Mau diam terus?
Indonesia masih “dijajah” oleh mentalitas kita sendiri. Kebanyakan orang sibuk utamakan diri sendiri, dan sistem pendidikan dianggap “urusan pemerintah”. “Ganti menteri, ganti kurikulum” bukan suatu kewajiban. Ada 3 juta guru, 60 juta siswa dan 100 juta orang tua yang selalu diam saja dan serahkan urusan pendidikan ke pemerintah. Kenapa?
Dalam negara demokrasi, rakyat boleh (dan harus) suarakan pendapatnya. Sistem pendidikan nasional perlu diperbaiki dan menjadi urusan kita secara bersamaan. Setuju? Sudah ada guru dan banyak siswa yg tewas dengan sia-sia. Apa sekarang anda siap bangkit, bersatu dan menjadi pahlawan kemerdekaan Indonesia? Dimulai dengan menentukan perubahan yang kita harapkan. Contohnya:
• Menghapus hak Menteri Pendidikan utk mengubah kurikulum.
• Mendirikan lembaga independen utk menyusun kurikukum nasional. Kurikulum berlaku minimal 10 tahun, lalu dievaluasi.
• Membuat daftar pelajaran yg mau dihapus atau dipadukan, dan pelajaran yg mau diciptakan.
• Membuat daftar beban administrasi guru yg mau dihapus.
• Membuat mata pelajaran “parenting” sejak Kelas 4 SD. Wajib ikut sampai SMA.
• Kurangi jumlah ulangan di SD dan SMP.
• Menghapus PR di tingkat SD, dan batasi menjadi sekian jam per minggu di SMP.
• Menghapus Ujian Nasional karena tidak adil bagi siswa dan guru.
• Membuat peraturan bahwa guru honorer dan PNS dgn jam kerja yg sama harus dpt gaji yg sama, dan bisa menjadi PNS.
• Membangun semacam “sekolah militer” berasrama sebagai tempat pembinaan anak sangat nakal. Masa tahanan 6-12 bulan. Menyediakan terapi psikologi juga. Setelah lulus, kalau telah berubah, boleh kembali ke sekolah. Dan sebagainya
Para guru yang bisa mulai gerakan ini dengan bersatu dan membuat daftar seperti ini. Disebarkan lewat internet, email, WA, media massa, dsb. Setelah sudah disusun daftar permintaan, masuk tahap perjuangan.
Semua guru, siswa dan orang tua (yang punya kemampuan ekonomi), berjanji untuk kirim 1 surat, SETIAP HARI, kepada Presiden, dimulai bersamaan pada tanggal sekian (misalnya 1 Maret 2018). Cukup surat singkat 1 halaman. Dimohon presiden menerima permintaan dari 3 juta guru, 60 juta siswa dan 100 juta orang tua untuk segera membuat perubahan yang diharapkan. Presiden yang terima 50 JUTA SURAT per hari akan menjadi YAKIN bahwa ini kemauan rakyat. Insya Allah akan segera terjadi perubahan karena semua pemimpin negara akan setuju dengan rakyat.
Kalau sistem pendidikan di sini diperbaiki, Indonesia bisa menjadi salah satu pemimpin dunia. Semua yang dibutuhkan sudah ada di sini. Tinggal kita bangkit, bersatu, dan berjuang bersama sampai mencapai tujuan yang terbaik bagi semua anak Indonesia. Siap berjuang? Jangan menunggu banyak guru dan siswa lain mati dengan sia-sia, atau diperkosa. Bangkit dan bersatu sekarang, untuk membangun sistem pendidikan yang baru.
-Gene Netto
Indonesia masih “dijajah” oleh mentalitas kita sendiri. Kebanyakan orang sibuk utamakan diri sendiri, dan sistem pendidikan dianggap “urusan pemerintah”. “Ganti menteri, ganti kurikulum” bukan suatu kewajiban. Ada 3 juta guru, 60 juta siswa dan 100 juta orang tua yang selalu diam saja dan serahkan urusan pendidikan ke pemerintah. Kenapa?
Dalam negara demokrasi, rakyat boleh (dan harus) suarakan pendapatnya. Sistem pendidikan nasional perlu diperbaiki dan menjadi urusan kita secara bersamaan. Setuju? Sudah ada guru dan banyak siswa yg tewas dengan sia-sia. Apa sekarang anda siap bangkit, bersatu dan menjadi pahlawan kemerdekaan Indonesia? Dimulai dengan menentukan perubahan yang kita harapkan. Contohnya:
• Menghapus hak Menteri Pendidikan utk mengubah kurikulum.
• Mendirikan lembaga independen utk menyusun kurikukum nasional. Kurikulum berlaku minimal 10 tahun, lalu dievaluasi.
• Membuat daftar pelajaran yg mau dihapus atau dipadukan, dan pelajaran yg mau diciptakan.
• Membuat daftar beban administrasi guru yg mau dihapus.
• Membuat mata pelajaran “parenting” sejak Kelas 4 SD. Wajib ikut sampai SMA.
• Kurangi jumlah ulangan di SD dan SMP.
• Menghapus PR di tingkat SD, dan batasi menjadi sekian jam per minggu di SMP.
• Menghapus Ujian Nasional karena tidak adil bagi siswa dan guru.
• Membuat peraturan bahwa guru honorer dan PNS dgn jam kerja yg sama harus dpt gaji yg sama, dan bisa menjadi PNS.
• Membangun semacam “sekolah militer” berasrama sebagai tempat pembinaan anak sangat nakal. Masa tahanan 6-12 bulan. Menyediakan terapi psikologi juga. Setelah lulus, kalau telah berubah, boleh kembali ke sekolah. Dan sebagainya
Para guru yang bisa mulai gerakan ini dengan bersatu dan membuat daftar seperti ini. Disebarkan lewat internet, email, WA, media massa, dsb. Setelah sudah disusun daftar permintaan, masuk tahap perjuangan.
Semua guru, siswa dan orang tua (yang punya kemampuan ekonomi), berjanji untuk kirim 1 surat, SETIAP HARI, kepada Presiden, dimulai bersamaan pada tanggal sekian (misalnya 1 Maret 2018). Cukup surat singkat 1 halaman. Dimohon presiden menerima permintaan dari 3 juta guru, 60 juta siswa dan 100 juta orang tua untuk segera membuat perubahan yang diharapkan. Presiden yang terima 50 JUTA SURAT per hari akan menjadi YAKIN bahwa ini kemauan rakyat. Insya Allah akan segera terjadi perubahan karena semua pemimpin negara akan setuju dengan rakyat.
Kalau sistem pendidikan di sini diperbaiki, Indonesia bisa menjadi salah satu pemimpin dunia. Semua yang dibutuhkan sudah ada di sini. Tinggal kita bangkit, bersatu, dan berjuang bersama sampai mencapai tujuan yang terbaik bagi semua anak Indonesia. Siap berjuang? Jangan menunggu banyak guru dan siswa lain mati dengan sia-sia, atau diperkosa. Bangkit dan bersatu sekarang, untuk membangun sistem pendidikan yang baru.
-Gene Netto
02 February, 2018
Nasehat Bagi Ibu Kristen Yang Mau Aborsi
Seorang Ibu yang beragama Kristen berpikir tentang aborsi. Sebagai orang Muslim, saya tidak bisa kutip ajaran Islam dan Al Quran kepadanya. Jadi saya coba berikan nasehat yang sesuai dengan ajaran agama yang dia yakini. Mungkin bermanfaat bagi orang lain juga. -Gene
Ibu, setahu saya, ajaran agama Kristen
juga melarang aborsi. Saya akan coba menjelaskan sebaik mungkin. Ibu juga tanyakan juga kepada
teman yang lebih ahli, atau ke Pendeta. Ibu mau akhiri
nyawa seorang bayi yang tidak berdosa, karena merasa “repot”? Dan merasa perlu waktu untuk menjaga dan main bersama kakaknya yg masih
balita? Atas dasar itu saja ibu ingin akhiri nyawa anak sendiri? Apa Yesus mengajarkan, bahwa kalau kita
merasa repot dengan adanya seorang manusia lain, maka solusi adalah untuk
membunuhnya?
9:36
Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah
mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:
9:37
"Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia
menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya,
tetapi Dia yang mengutus Aku." (Markus 9:36-37)
Dunia Pendidikan Indonesia
Gaji
guru dalam berita ini kecil, mati sia-sia di tempat kerja, tapi yang mau dibahas oleh para guru hanyalah “hukuman” terhadap siswa yang membunuh. Kebanyakan
guru tidak mau introspeksi tentang KENAPA ada begitu banyak kekerasan di tengah
masykarat Indonesia.
Ketika
siswa mati di jalan dalam tawuran, guru tidak mau tahu. Ketika anak mati di
rumah di tangan orang tua, guru tidak mau tahu. Ketika anak diculik, diperkosa
dan dibunuh oleh seorang anak juga, guru tidak mau tahu. Tapi ketika seorang
guru dibunuh, baru semua guru mau tahu, dan ingin bahas hukuman sekerasnya bagi pelaku, dan perlindungan bagi guru (bukan bagi semua manusia).
Gaji
kecil. Beban tugas yang berat. Tetapi tiga juta guru
bangun setiap hari dan kembali memikirkan diri sendiri. Kalau tiga juta guru BERSATU dan memberitahu pemerintah dan orang
tua tentang system pendidikan yang
berkualitas yang bisa kita bangun secara
bersamaan,
siapa yang akan menolak? Tapi tiga juta guru tidak mau bersatu, kecuali utk
membahas kematian guru saja.
-Gene
Netto
Guru
Ganteng yang Tewas Usai Dianiaya Murid Berstatus Honorer, Gajinya Cuma Rp 600
Ribu Sebulan
Guru Memukul Siswa. Siswa Memukul Guru. Sama Atau Beda?
Ketika seorang guru memukul siswanya dan kena kasus hukum, banyak guru buang muka. Niatnya
mendidik. Guru tidak salah. Harus ada perlindungan bagi profesi guru agar bisa memukul tanpa sanksi hukum. Kalau
sewaktu-waktu ada SISWA yang WAFAT, guru2 yg lain menyatakan itu hanya perilaku oknum guru saja. Tidak ada masalah dengan kekerasan di
sekolah. Harus ada kekerasan (cubit,
tampar, pukul, bahkan tendang) agar bisa mendidik
siswa.
Beda halnya kalau siswa
memukul guru! Pelanggaran hukum. Tidak sopan. Guru harus dihormati. Siswa harus
ditindak dengan tegas, biar ada efek jera. Harus ada perlindungan bagi guru
dari kekerasan siswa. Kalau sewaktu-waktu ada GURU yang WAFAT, maka guru2 yg lain sama
sekali tidak mau menyatakan bahwa itu hanya perilaku oknum siswa saja. Nyawa guru
sakral. Nyawa siswa sepertinya biasa saja.
29 January, 2018
Hanya Satu Batang Rokok Per Hari Membawa Risiko Serangan Jatung Dan Stroke
Mengisap satu batang rokok per hari membuat orang itu 50% lebih mungkin kena serangan jantung, dan 30% lebih mungkin kena stroke, dibandingkan orang yang tidak pernah merokok. Analisis terhadap 141 buah penelitian ilmiah menunjukkan penyakit jantung terjadi pada perokok dalam jumlah yang setara dengan perokok yang kena kanker paru-paru. Jadi baik kanker maupun penyakit jantung telah dibuktikan secara ilmiah berasal dari kebiasaan merokok. Yang merasa aman karena merokok sedikit saja tetap berisiko tinggi kena penyakit jantung dan stroke, walaupun hanya isap satu batang per hari saja.
One Cigarette A Day 'Increases Heart Disease And Stroke
Risk'
Subscribe to:
Posts (Atom)