Nurvita Indarini - detikcom
09/03/2008 11:14 WIB
Washington - Tahanan diikat di sebilah papan, tangan dan kakinya pun diikat tali. Kepalanya ditutup dengan karung atau kain. Lalu air disiramkan secara terus menerus ke wajah si tahanan. Itulah teknik water boarding yang digunakan CIA untuk mengorek informasi dari tahanan di beberapa penjara AS di luar neg
Disiram dengan air sampai megap-megap tentu bukan hal yang menyenangkan. Bahkan tak jarang water boarding berakhir dengan kematian. Sebagian kalangan mengutuk penganiayaan semacam itu. Perdebatan keras di Kongres AS pun muncul. Namun Presiden AS George W Bush ternyata 'menyukai' cara ini.
Kongres AS yang dipimpin Partai Demokrat menarik kesimpulan untuk menghentikan cara tersebut. Tetapi Bush memveto usulan tersebut. Baginya, bila usulan tersebut diterima maka sama artinya dengan menjauhkan perangkat paling berharga dalam perang melawan teror.
Menurut Bush, CIA membutuhkan prosedur interogasi yang terspesialisasi. Demikian dilansir dari BBC, Sabtu (8/3/2008).
Dalam sebuah acara radio, Bush tidak menyebut secara spesifik soal water boarding. "Usul yang disampaikan Kongres kepada saya kan menghilangkan satu dari berbagai cara untuk berperang melawan teror," ujar Bush.
"Bukan saatnya Kongres untuk menghilangkan cara yang ampuh menjaga keamanan Amerika," imbuhnya.
Usulan Kongres menyatakan membatasi petugas CIA untuk menggunakan 19 teknik interogasi yang digarisbesarkan oleh tentara AS. Artinya, peraturan itu melarang CIA menggunakan tidak hanya papan air, namun juga metode pemaksaan atau kasar lainnya kepada para tahanan.
CIA baru-baru ini di depan umum mengakui menggunakan papan air pada 3 orang, termasuk tahanan yang merupakan anggota Al Qaeda yakni Khalid Sheikh Mohammed.
Data ABC News berdasar keterangan agen CIA yang namanya dirahasiakan, selain water boarding ada beberapa cara lain untuk meminta informasi dari para tahanan. Cara itu antara lain sel dingin, di mana tahanan disuruh berdiri telanjang di sel dengan suhu udara dingin.
Cara lainnya adalah dengan berdiri selama 40 jam dan bahkan lebih, hingga terkapar di lantai. Tamparan perut juga dilakukan, yakni tamparan keras di bagian perut dengan menggunakan tangan terbuka. Cara ini akan menimbulkan rasa sakit namun tidak menyebabkan luka-luka.
( nvt / iy )
Sumber : Detik.com
No comments:
Post a Comment