Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

14 March, 2008

Petisi Tinjau Kembali Tayangan "Idola Cilik"

Dear all,

Tolong isi dan forward petisi ini.

Terima kasih.

http://www.petitiononline.com/wrmindo/

Tinjau Kembali Tayangan "Idola Cilik"

dan Tayangan-tayangan yang Tidak Sesuai dengan Usia Anak di Televisi Nasional

Saat ini Stasiun Televisi RCTI menayangkan program "Idola Cilik" setiap hari dalam seminggu. Sesuai dengan nama program, acara kontes menyanyi ini ditujukan bagi anak-anak. Tayangan yang secara esensi sebetulnya bagus untuk anak-anak mendapatkan hiburan, sekaligus pengetahuan, nilai-nilai dan perjuangan hidup. Namun sangat disayangkan acara ini kerap dikemas dalam format yang tidak sesuai untuk anak-anak. Para calon idola cilik justru menyanyikan lagu-lagu dewasa. Begitu juga dengan penampilan kontestan yang tidak ada bedanya dengan artis dewasa, terkesan imitasi dan polesan. Bintang tamu yang ditampilkan, hampir semua adalah artis dewasa yang menyanyikan lagu-lagu dewasa dan sangat tidak cocok menjadi suguhan tontonan bagi anak-anak.

Hal di atas menimbulkan keprihatinan banyak pihak khususnya orang tua. Saat "Idola Cilik" tersedia sebagai program acara yang sebenarnya baik bagi anak-anak -di antara banyaknya tayangan bagi usia dewasa - program tersebut ternyata tetap saja tidak mendukung perkembangan anak sesuai dengan usianya. Pemilihan lagu dewasa dengan lirik yang belum tentu mereka paham maksudnya, seolah menjadi sah saja di acara ini. Seperti tidak ada persyaratan dalam pemilihan materi lagu. Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ini adalah sebuah bentuk eksploitasi terhadap anak-anak, untuk mencari keuntungan dari acara yang diminati banyak orang.

Untuk itu kami, orangtua yang peduli, mengajak para orang tua dan semua pihak yang peduli pada pendidikan dan tumbuh kembang anak Indonesia, untuk menandatangani petisi:

1. Mendesak RCTI untuk meninjau kembali program acara "Idola Cilik" menjadi program hiburan yang layak tonton sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan jiwa kanak-kanak.

2. Mendesak produser acara Idola Cilik di RCTI meninjau kembali konsep acara, terutama dalam pemilihan materi lagu, sehingga melalui lagu dan keseluruhan acara, penonton cilik dapat memperoleh pengetahuan dan pengayaan jiwa sesuai dengan usia mereka.

3. Mendesak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan lembaga-lembaga terkait pada perlindungan hak asasi anak, untuk lebih responsif pada penayangan atau penyiaran acara-acara yang ditujukan untuk anak-anak.

4. Menghimbau semua stasiun televisi di Indonesia untuk tidak semata-mata mengutamakan keuntungan, tetapi memperhatikan hak asasi anak mendapatkan tontonan yang sesuai dengan usia dan perkembangan jiwa kanak-kanak.

5. Menghimbau seluruh media massa di Indonesia untuk lebih mengeksplorasi lagu-lagu kanak-kanak klasik dan lagu-lagu daerah di tanah air, sebagai usaha melestarikan budaya Indonesia.

6. Menghimbau kepada para orang tua untuk lebih selektif dalam mengikutsertakan putra-putrinya dalam sebuah program acara di media massa. Orangtua dihimbau untuk memilih program acara, mengikuti perlombaan atau audisi yang memiliki aturan jelas dan sesuai dengan perkembangan usia kanak-kanak.

Semoga petisi ini menjadi satu awal bangkitnya kesadaran media massa, lembaga-lembaga terkait dan orangtua, bahwa selayaknya anak-anak menjadi pelaku hiburan dan penikmat hiburan dari tayangan yang memang pantas untuk usia mereka.

Sincerely,

The Undersigned

http://www.petitiononline.com/wrmindo/

7 comments:

  1. terimakasih banyak Pak.
    Posting di blog Bapak sangat berarti buat kami. Masukan dan kritik dari Bapak juga kami tunggu, jika ada.

    Salam:
    a/n WRM Indonesia

    ReplyDelete
  2. Sama-sama.
    Tidak ada yang perlu dikritik tentang usaha anda sekalian. Saya setuju dengan semua niat dan komentar anda di petisi.
    Tadi saya sempat nonton sebentar waktu baru pulang dari masjid.
    Saya heran, kok acara seperti itu bisa ditayangkan terus.
    Apa tidak ada yang peduli pada anak di bangsa ini?
    Kalau orang awam sekedar nonton saja, saya bisa paham. Di mana semua orang yang berpendidikan tinggi, yang sadari bahwa ini bukan acara yang cocok untuk anak kecil?
    Tadi saya lihat salah satu komentator (“Mami ..?) berkomentar kepada seorang anak. Dia tanya umurnya (7 tahun), lalu kritikannya yang disampaikan lebih tajam dan dalam daripada yang disampaikan di American Idol!!!
    Anak itu berumur 7 tahun, bukan 27 tahun.

    Heran, heran, heran…
    Semoga stasiun televisi, yang semata peduli pada profit dan rating, akan dengarkan suara orang tua dan menciptakan acara yang lebih cocok untuk anak pada umur itu.
    (Tetapi lebih mungkin mereka ketawa saja dan abaikan petisi anda karena mereka terlalu sibuk menghitung duit yang masuk dari iklan…)

    Wassalam,
    Gene

    ReplyDelete
  3. Assalamu'alaikum.

    pertama kali saya melihat sekilas tayangan itu saja saya risih karena anak kecil menyanyikan lagu2 cinta yang tidak sesuai dengan usianya.
    saya juga tidak seratus persen mempermasalahkan acara itu karena memang stok lagu anak2 sangat minm dan kalau toh ada pasti lagu2 jaman dahulu. Andai banyak pengarang lagu sebagaimana Pak Kasur dan teman2 atau mungkin pengarang lagu anak2 lainnya kurang mendapat sokongan dana dan promosi dari pihak sponsor?

    Saya melihat ada acara bagus di Metro TV bertajuk "Nanny 911"
    saya rasa itu bisa menjadi alternatif tontonan keluarga yang ingin mendapatkan banyak pelajaran dan masukkan tentang bagaimana harusnya orang tua mendidik dan membina hubungan yang harmonis dan komunikasi yang efektif dengan keluarga (istri dan anak-anak) ternyata akar permasalahan semua kekacauan dan kenakalan yang dibuat anak2 adalah kelakuan orang tua sendiri.Acara tersebut baiknya ditonton bersama2 keluarga, anak didampingi orang tua karena jika tidak bisa salah tangkap dan anak malah meniru kenakalan2 anak2 nakal yang di tayangkan di TV tersebut.

    Demikian disampaikan.

    Terima kasih.

    Wassalamualaikum

    ReplyDelete
  4. maksud saya tadi saya tidak bisa seratus persen dapat menyalahkan pemilihan lagu, karena stok lagu anak2 di Indonesia saat ini sangat lah minim, mungkin pencipta lagu lebih memilih menciptakan lagu dewasa karena bisa lebih komersil, sedangkan lagu anak-anak kurang menarik minat produser atau sponsor. semenjak tasya dewasa, sherina dewasa lagu anak2 menjadi menipis.apalagi lagu anak-anak yang religius seperti mengajak ayo sholat etc, jangan takut hantu etc, yang ada malah anak2 juga nonton demam film hantu yang lebih banyak menyedot karcis bioskop. kalau lagu anak2 pemasukkannya bisa seperti karcis bioskop untuk film hantu mungkin akan banyak yang menciptakan lagu anak2.

    Wassalamualaikum.

    ReplyDelete
  5. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.....
    Mohon ma'af, komentar saya mungkin sudah tidak up to date jika mengacu pada tanggal artikel ini ditayangkan. Tetapi, kepedulian terhadap kemajuan anak-anak Indonesia, menurut saya tidak pernah ada kata terlambat. Saya setuju dengan Gene bahwa acara Idola Cilik tidak sesuai untuk anak-anak. Selain acara ini, banyak sekali tayangan sinetron di televisi kita yang tidak mendidik. Belum lagi ketika dulu ramai tayangan mistik hantu-hantuan. Rasanya memang sangat miris, hanya sedikit tayangan televisi kita yang memiliki nilai pendidikan. Semoga tulisan Gene ini bisa membuka wawasan para pembuat acara televisi. Saya pernah beberapa kali menjadi pembicara seminar dengan topik hal ini dan menandatangani petisi agar KPI memperhatikan betul tayangan televisi kita agar lebih memberi nilai pendidikan.
    Terimakasih. Salut untuk Anda.
    Wassalam
    Ihsana Sabriani

    ReplyDelete
  6. Sama anehnya ketika melihat tayangan Da'i Cilik....
    bukannya melihat kebijakan seorang Da'i, tapi malah mencipta monster mini yang suka membual dan berkata kasar!

    Harusnya acara-acara seperti itu dibuang saja!

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...