Assalamu’alaikum wr.wb.,
Minggu kemarin saya carikan video tawuran pelajar di YouTube
dengan menggunakan kata kunci “tawuran” dan juga cari lewat Google. Ternyata
saya salah. Kebanyakan video tawuran pelajar justru diambil oleh anak2 itu
sendiri, dan tidak menggunakan kata “tawuran” dalam judulnya, jadi tidak keluar
dalam Google search. Setelah saya mulai mengikuit links di sebelah kanan di
YouTube, baru ketahuan bahwa ada ratusan video lain, yang dibuat oleh anak
sekolah itu sendiri, dan diupload untuk ditonton ramai2 oleh mereka. Sebagian
dari video itu sudah ditonton puluhan ribu kali (padahal jumlah anak yang ikut
tawuran hanya sekian puluh).
Judul video menggunakan nama sekolah, atau nama geng, atau
kode khusus yang digunakan oleh anak sekolah untuk menunjukkan sekolahnya.
Berikut ini beberapa contoh saja, dan ini HANYA dari tahun 2012.
Setelah melihat semua video ini, saya ada 3 pertanyaan.
1.
Anak ini punya orang tua seperti apa? Mungkin pada saat
anak ini pulang, orang tuanya (kalau ada di rumah) hanya bertanya apa sudah
makan, sudah shalat, dan apakah ada PR. Kemungkinan besar orang tua tidak sadar
anak2 mereka mengikuti kegiatan seperti ini sebelum pulang. Tapi kenapa tidak
sadar? Apa mereka tidak terbiasa bicara dengan anaknya secara terbuka?
2.
Anak ini akan menjadi orang tua seperti apa nanti
ketika menjadi dewasa? Kalau masa muda mereka dihabiskan dengan bersikap begitu
kejam terhadap manusia lain yang seusia, bagaimana mereka bisa membina anak
mereka sendiri dengan sikap lembut, mulia dan bijaksana?
3.
Kenapa baru sekarang Kemendikbud, Pemda, Polisi,
masyarakat dan media mau memperhatikan masalah ini?
Mungkin kalau ada anak yang ditangkap karena terlibat dalam
tawuran, seorang hakim bisa menyuruh orang tuanya diperiksa oleh seorang
psikolog dan diwajibkan mengikuti kelas parenting kalau perlu. Saya susah
percaya bahwa semua orang tua dari anak seperti ini adalah orang yang bisa
berkomunikasi dengan baik kepada anaknya, yang sudah bisa membina mereka dengan
cara yang baik dan bijaksana, dan sudah bisa mengajarkan akhlak dan agama
kepada mereka dengan benar. Mungkin justru orang tuanya yang perlu diperiksa
oleh psikolog, dan bukan hanya anaknya saja. Mungkin sebagian dari anak ini
tidak bahagia di rumah, tidak bahagia di sekolah, dan tidak peduli pada
nyawanya sendiri karena tidak merasakan kasih sayang dari semua orang dewasa di
sekitar mereka.
Coba lihat contoh video di bawah ini. Dan masih ada banyak
lagi kalau mau mengikuti links di sebelah kanan di YouTube. Dan ini hanya dari
2012, dan hanya yang ada di YouTube. Saya belum cari di situs2 file sharing
yang lain.
Bisa kita cari solusinya dengan segera…?
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Contoh Video Tawuran Pelajar dari 2012
[Yang ini di Purwakarta, jadi bukan hanya di Jakarta
masalahnya!]
Dan kalau mau lihat banyak video di satu tempat, ada orang
yang membuat kumpulan 200 video tawuran di satu link saja. Semua video akan
autoplay sendiri.
Wa'alaikum salaam.
ReplyDeleteUntuk mencegahnya, analisis terlebih dulu penyebabnya. Bisa disebabkan oleh karena :
1. Perilaku orang tua yang tidak berpendidikan baik, atau masa lalu orang tua yang kelam dan dilampiaskan pada anak/keluarga. Mayoritas serial killer berasal dari keluarga macam ini.
2. Film kekerasan.
3. Games online/offline bertema pertempuran.
4. Perilaku guru yang tidak baik, misalnya memberikan hukuman fisik, sehingga menjadi contoh bagi anak didiknya bahwa kekerasan fisik itu sah ditiru.
5. Kemiskinan, ketidakadilan.
6. Faktor kelainan jiwa yang berpusat di otak.
7. dll.
Masing2 penyebab harus dicari jalan keluarnya. Pemerintah, guru, tetangga, orang tua, teman, pemuka agama, dokter,produser film, komisi perfileman, semua menyumbang pada pembentukan kepribadian dan jalan berpikir seseorang, sehingga sudah selayaknya mereka concern terhadap hal ini.