Ada sebuah SMA di New York, Amerika, yang punya suatu
prestasi yang sangat bagus. Delapan alumni dari sekolah ini menjadi pemenang
Piagam Nobel di bidang Fisika atau Kimia sejak 1972. Pemenang Piagam Nobel untuk
Kimia pada tahun ini adalah alumni yang kedelapan.
Sekolah ini, bernama Bronx
High School of Science (SMA Sains di Bronx) adalah SMA Negeri yang biasa,
dengan pendanaan yang biasa, tapi membuat program sains yang khusus. Program itu
menghubungkan siswa yang suka sains dengan para peneliti sains di tempat riset,
jadi proyek yang dikerjakan anak di sekolah setara dengan apa yang dilakukan peneliti
yang profesional.
Di Indonesia, ada sepuluh ribu SMA, jutaan guru, ratusan
universitas, ribuan professor, dosen dan peneliti, tapi belum ada satupun
pemenang Piagam Nobel di seluruh negara dalam 67 tahun sejak kemerdekaan. Satu
SMA saja di Amerika bisa menghasilkan delapan dalam 40 tahun saja.
Kesalahan dalam program pendidikan Indonesia ada di mana…?
Dan kapan akan diperbaiki…?
Wassalam,
Gene
Read the full story here:
By Olatz Arrieta 15 October 2012
Ya barangkali di Indonesia belum ada kerjasama menyeluruh, kebanyakan masih berdiri sendiri-sendiri. Saya mendengar ada suatu lab di universitas Jepang yang memiliki tujuan meraih Nobel Kimia, lab ini digawangi ilmuwan terkemuka lokal dan bekerjasama dengan ilmuwan di Amerika dimana untuk pendanaan lab tsb didukung penuh oleh pemerintah)
ReplyDeleteMungkin mimpi nobel masih agak jauh (bukan mustahil, tapi barangkali ilmuwan tsb harus riset di luar negeri), yang penting kerjasama sekolah, universitas, pemerintah, dan industri diperkuat, Insya Allah akan banyak penemuan2 yang dapat dimanfaatkan masyarakat dan transfer ilmu ke setiap lapisan lancar.
Wallahu a’lam
Sederhana saja:
ReplyDelete1. Pemerintah tidak punya minat, tujuan, dan program ke arah sana, sebab mereka (pemerintah) hanya memikirkan proyek.
2. Guru kurang bermutu.