[Pertanyaan]: Kenapa di New Zealand ( salah satu negara kafir ) indeks korupsinya rendah ? Skorsnya negara ke 4 terbersih korupsinya. Why ?
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Satu kata: PENDIDIKAN!! Dari SD, kami diajarkan untuk mengutamakan kejujuran, keadilan, membela kebenaran, melihat orang di bawah, bantu orang lemah, melawan yang dzhalim, menjadi sukarelawan, dsb. BUKAN dari sisi agama, tapi dari sisi kemanusiaan saja. Kami diajarkan untuk menjadi siap protes dan melawan yang tidak benar. Diajarkan untuk melihat hal yang kurang baik, lalu bertindak.
Langsung dipraktekkan di sekolah. Misalnya, di kantin tidak ada hotdog. Kami membuat petisi, berikan penjelasan, berikan tanda tangan, dan kasih kepada kepala sekolah. Minta perubahan. Kalau ditolak, masih bisa protes lagi. Diajarkan semua bentuk protes dalam negara demokrasi yang taat pada hukum, tanpa menyerang polisi atau menjadi anarkis.
Kami disuruh mencari hal yang bisa diperbaiki. Misalnya, taman kota butuh bangku duduk. Kami menulis surat, menjelaskan perkara, berikan solusi, dan kirim ke kantor walikota dan koran. Kami diajarkan untuk bahas negara lain, kejadian dari berita, yang sekarang, dalam sejarah, dan selalu bertanya apa itu baik, benar, dan adil?
Di usia 11 tahun, saya sudah tahu tentang Nelson Mandela yang saat itu menjadi tahanan politik (dipenjarakan 27 tahun), disebabkan sistem apartheid di Afrika Selatan. Saya baca buku tentang anak yang tinggal dengan 15 saudara, dalam satu kamar, tanpa air, tanpa listrik, dan kapan saja polisi bisa dobrak pintu dan tangkap saudaranya. Orang itu mungkin balik lagi setelah beberapa bulan, atau mati. Mau protes kepada siapa? Di usia 11 tahun, saya terbiasa berdebat dengan orang dewasa, dan jelaskan kami punya tanggung jawab moral untuk membela orang kulit hitam di sana.
Saat mengajar di Jakarta, saya berkomentar tentang Nelson Mandela. Murid-murid saya bingung. Saya bertanya, apa mereka kenal? Dijawab, “Dia dulu presiden Arika Selatan?” Saya jawab, “Iya. Dan masa penjara 27 tahun?” Mereka bingung. Tidak tahu. Dan juga tidak peduli. Tidak masuk ujian sekolah, jadi buat apa peduli? Pola pikir banyak orang di sini sangat sempit, dan hanya peduli pada hal yang terkait dengan kehidupan mereka. Apartheid di Afrika Selatan? Cuek saja! Buat apa harus paham? Di Selandia Baru, terbalik. Semua ilmu dari seluruh dunia, dalam sejarah manusia, ada nilainya, dan penting untuk dipelajari. Supaya kita tambah cerdas.
Itu sistem pendidikan untuk anak sekolah di sana. Anak berdebat dengan orang dewasa sangat umum di sana. Di sini, banyak orang tua dan guru kesal kalau ada anak yang berpikir sendiri, berbeda pendapat, dan berdebat! Sistem yang berlaku adalah semua anak wajib belajar “DIAM DAN TAAT” kepada yang berkuasa. Karena orang tua dan guru juga begitu. Sangat takut kepada siapapun yang punya “kekuasaan”.
Di Selandia Baru, sebaliknya. Banyak orang berani hadapi polisi, pejabat, pemimpin, politikus, dan marahi mereka. Intinya: “Gaji anda dari pajak saya, berarti anda adalah PELAYAN SAYA!! Jadi saya menuntut pelayanan yang benar sekarang!!” Kalau pejabat tidak senang dianggap pelayan, salah sendiri menjadi pejabat. Jadi di sana, pejabat malah “takut” dilawan oleh rakyat di depan umum.
Di sini, rakyat ketemu pejabat, senyum lebar, minta selfie, dan bahagia kalau dikasih kaos. Atap sekolah anak mau ambruk, cuek saja. Yang penting sudah selfie sama Pak Bupati!! Di sana, rakyat akan marah, protes, dan melawan. Cuek saja kalau pejabat datang. Tidak ada yang mau selfie. Malah antrean untuk bertanya (menuntut), KAPAN akan dapat bantuan?
Itulah hasil dari sistem pendidikan. Di Indonesia, sistem pendidikan masih “semi-militer”. Pemimpin (pejabat, polisi, guru, orang tua) berkuasa mutlak. Awas kalau melawan!! Guru dan pejabat lestarikan sistem itu. Rakyat yang dirugikan. Dan rakyat malas belajar, malas mencari wawasan, jadi menderita terus. Hanya berani komplain ke teman dan bilang mau kabur dulu.
Kalau pusing tinggal di sini, lebih baik menjadi aktif dan mengubah sistem pendidikannya. Mulai dengan anak sendiri. Ajarkan anak untuk berpikir sendiri, gunakan logika, berdebat, membela pendapatnya, dan bernegosiasi. Baru mereka akan siap melawan guru dan pejabat. Kalau anda sendiri tidak izinkan anak berdebat di rumah, mana mungkin guru dan pejabat akan izinkan mereka berdebat nanti? Sistem yang berlaku di sini bisa berubah. Tetapi ANDA yang harus mengubahnya. Jangan menunggu “orang lain” menciptakan negara sempurna. Anda yang harus ciptakan. Mulai dengan anak anda sekarang. Jadikan mereka calon pemimpin yang benar.
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Gene Netto
Search This Blog
Labels
Popular Posts
-
[Pertanyaan]: 1) Saya mau nanya nih, saya pernah melakukan onani setelah berbuka puasa. Apakah puasa saya pd hari itu di terima? 2) Saya per...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Hari yang normal dalam berita di Indonesia seperti ini: Setiap hari, anak yang tidak berdosa dibunuh secara sadis ol...
-
Assalamu'alaikum wr.wb. Kemarin saya sibuk ketemu orang bule yang masuk Islam karena mau menikah dengan wanita Indonesia. Saya diberi...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada orang yang mengatakan dia capek dan kesiangan, jadi baru bangun jam 8 pagi, dan tidak bisa shalat subuh. Saya b...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Email yang menyatakan Sunita Williams menjadi Muslim adalah rekayasa dan sudah ada lebih dari satu versi...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Untuk mencegah anak tenggelam di negara ini, mungkin dibutuhkan 2 perubahan. Pertama, wartawan harus menulis berita ...
-
Walaupun Bermaksiat, Shalat Masih Wajib Ada orang yang mengaku sering melakukan maksiat dan tidak bisa tinggalkan. Temannya me...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Ada seorang isteri yang bertanya apa benar bahwa dia mesti “taat pada suami” walaupun suaminya ketahuan ber...
-
Ceramah Maulid Nabi SAW 2010 di Masjid Istiqlal Oleh Gene Netto Ceramah di Masjid Istiqlal Untuk Maulid Nabi Acara: ...
-
Selasa, 8 Jul 08 07:26 WIB Assalamu'alaikum wr wb. Ustadz yang dirahmati ALLOH SWT, Saya pernah terlewat sholat isya hingga tertid...
01 September, 2025
Kenapa Korupsi Rendah Di Selandia Baru, Tapi Tinggi Di Indonesia?
Apa Benar Ada Kesulitan Ekonomi Di Indonesia?
[Komentar]: Kalo untuk penjarahan, saya lebih berpendapat memang karena ekonomi sulit.
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Emang benar ada kesulitan ekonomi di Indonesia?? Para bapak dikasih 2,700 TRILIUN RUPIAH (data 2024) sebagai rahmat dari Allah, lalu uang itu DIBAKAR dalam bentuk ROKOK. Daripada dipakai untuk biaya sekolah, atau untuk beli buku bagi anaknya, atau dikasih kepada anak yatim. Rakyat mana yang alami kesulitan ekonomi kalau dikasih uang tunai 2,700 Triliun lalu dibakar begitu saja, tanpa merasa berdosa??
Coba datang ke orang yang tinggal dalam gubuk tanah liat di desa terpencil di Afrika, lalu bertanya, “Apa kalian mau dikasih uang tunai 2,700 triliun, supaya tidak menjadi miskin terus?” Tentu saja mereka akan setuju dan mau terima uangnya. Lalu kita kasih. Bagaimana reaksi kita kalau mereka tumpukkan uang itu, lalu membakar semuanya secara langsung?
Dan setelah itu, mereka mengeluh bahwa mereka masih miskin, mengalami kesulitan ekonomi, dan minta dikasih 2,700 triliun lagi, apa kita akan kasih? Saya yakin tidak ada yang mau kasih lagi. Dikasih satu kali, mereka langsung bakar, sangat gila kalau dikasih lagi, betul? Tetapi para bapak di Indonesia, setiap tahun, dikasih 2,700 triliun untuk kesejahteraan keluarganya, lalu uang itu dibakar dalam bentuk rokok, tanpa merasa bersalah.
BERARTI, DALAM 10 TAHUN, PARA BAPAK DI INDONESIA MEMBAKAR 27 KUADRILIUN RUPIAH!!
Masih berani mengatakan “rakyat mengalami kesulitan ekonomi”? Mungkin para malaikat setengah pingsan kalau menyaksikan perbuatan kita. Daripada sibuk mengeluh tentang pemerintah setiap hari, bagaimana kalau puluhan juta bapak itu bersatu, dan sepakat untuk menghabiskan 27 KUADRILIUN RUPIAH uang tunai yang ada di dompetnya untuk kemajuan anak bangsa?!
Dan setelah sudah terbukti bahwa mereka memang peduli pada kemajuan keluarga dan bangsanya, baru kita minta pemerintah berikan bantuan tambahan di atasnya lagi. Kalau kita sendiri tidak siap berkorban sedikitpun, kenapa berharap bisa dapat “pemerintah sempurna” yang memperhatikan kebutuhan rakyat? Terbukti, banyak anggota rakyat tidak mau memperhatikan kebutuhan anaknya sendiri! Kenapa berharap terus pada pihak lain?
245. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan MELIPAT GANDAKAN PEMBAYARAN kepadanya dengan LIPAT GANDA YANG BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Baqarah 2:245)
Mulai dulu dengan diri sendiri. Berhenti rokok, sedekahkan uangnya kepada anak yatim, dan minta doanya. Dan harus yakin bahwa Allah akan membalas sedekah itu dengan berlipat ganda! Kalau tidak yakin pada Allah juga, kenapa mau yakin pada bantuan dari pejabat dan pemerintah??
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
21 August, 2025
MERDEKA!!??
Assalamu’alaikum wr.wb. Hari yang normal dalam berita di Indonesia seperti ini: Setiap hari, anak yang tidak berdosa dibunuh secara sadis oleh orang yang dekat! Dan di sini, saya hanya membahas anak kecil. Bukan yang remaja, atau pemuda, yang jumlahnya jauh lebih banyak! Sebenarnya, saya tidak punya “rencana” membahas topik ini. Tetapi ketika sedang baca berita, saya lihat kasus anak balita dibunuh. Di situs lain, anak balita yang lain dibunuh, lalu ada kasus yang ketiga juga. Jadi kaget sendiri, sehingga saya melakukan pencarian di Google.
Apa kita perlu bersyukur Belanda telah diusir, sehingga anak-anak bangsa bisa dibunuh oleh orang tuanya, saudaranya, dan tetangganya sendiri? Pembunuhan anak Indonesia hendaknya dilakukan oleh orang pribumi!? Kita tidak butuh orang asing yang kurang ajar datang ke sini dan berharap bisa bunuh anak bangsa! Itu tugasnya kita sendiri!? MERDEKA!!??
Seperti biasa, saya ingin menulis, “Semoga bermanfaat sebagai renungan”. Tetapi saya tahu hampir percuma. Banyak orang tidak suka merenung. Para pemimpin sibuk menghitung hartanya. Rakyat sibuk komplain tentang pemimpin, dan menunggu “orang lain” bertindak untuk memperbaiki keadaan rakyat. Dan ahli agama sibuk membahas kemenangan di surga dan hukum fiqih jadi tidak punya waktu untuk mengurus hal sepele seperti penyelamatan nyawa anak.
Apa artinya “kemerdekaan”? Apa kemerdekaan punya makna kalau tidak dibarengi dengan keselamatan dan kesejahteraan? (Banyak kasus pembunuhan terhadap anak terikat dengan masalah ekonomi, yang membuat banyak orang stres!) Jumlah anak yang dibunuh Belanda berapa? Jumlah anak yang dibunuh oleh orang tua, saudara, tetangga dan teman pribumi berapa? Kalau Belanda diusir, dan jumlah kasus pembunuhan malah meningkat, dan keselamatan dan kesejahteraan tetap juga tidak didapatkan, maka buat APA perjuangan dan kematian para Pejuang Kemerdekaan yang terhormat? Mereka berikan darah dan nyawa mereka untuk hasil seperti ini??
Kenapa tidak ada yang merasa malu? Dan kenapa banyak orang tidak mau peduli pada semua anak bangsa, terutama tetangganya sendiri, daripada berharap anak kandung mereka saja yang bisa maju, sukses, kaya, dan hidup dalam keadaan baik? Kenapa kita tidak siap berjuang untuk dapatkan hasil yang sama bagi SEMUA anak bangsa, tanpa peduli orang tuanya siapa?
Semoga bermanfaat sebagai renungan. (Walaupun percuma diucapkan!)
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
[Judul berita ini sebagai contoh saja!]
* Kronologi Anak Usia 4 Tahun di Tangsel Tewas Usai Dianiaya Ayah dan Ibu Berkali-kali
* Balita Cilacap Tewas Dilempar dari Tebing, Ibu dan Selingkuhan Jadi Tersangka
* Pilu! Bocah 4 Tahun di Bangkalan Dibanting dan Dibacok Paman hingga Tewas
* Uray Bunuh Bayi di Singkawang Kalbar Gegara Sakit Hati ke Pengasuh
* Pilunya Bayi Usia 8 Bulan di Aceh Selatan Dibunuh Ayah Sendiri
* Balita 20 Bulan Tewas di Situbondo, Diduga Dibunuh Ibu Kandungnya
* Kejadian di Berau Kaltim, Dua Balita dan Ibu Hamil Tewas Dibunuh Suami
* 2 Balita Tewas di Samarinda, Diduga Dicekik Ayah Kandung
* Teganya Ibu di Tulungagung Habisi Bayinya dengan Dibenamkan dalam Bak
* Ini Motif Mustika Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkannya di Kos Jombang
* Tragedi Tewasnya 2 Bocah Usia 3 Tahun dan 6 Tahun di Pantai Sigandu, Diduga Diajak Ibu Bunuh Diri
* Kronologi Pria di OKI Bunuh dan Perkosa Bocah Perempuan 6 Tahun
* Detik-detik Bocah 7 Tahun di Pasuruan Tewas Dihabisi Tetangga
07 August, 2025
Anak Tenggelam Terus, Kenapa Dalam Beritanya Tidak Ada Pihak Yang Lalai?
Assalamu’alaikum wr.wb. Untuk mencegah anak tenggelam di negara ini, mungkin dibutuhkan 2 perubahan. Pertama, wartawan harus menulis berita dengan gaya lebih tegas. Kedua, harus ada orang dewasa terkait yang kena sanksi hukum. Yang paling mudah adalah yang pertama. Dalam kebanyakan artikel berita, ditulis bahwa anak yang tenggelam dibawa ke puskesmas, dan korban dinyatakan “tewas”.
Tetapi sudah tewas pada saat dibawa pergi. Seharusnya korban dibantu langsung di tempat dengan Resusitasi Jantung Paru (RJP, atau CPR). Tetapi sangat jarang terjadi. Biasanya dibawa ke puskesmas saja, dalam kondisi tidak bernafas. Kenapa? Karena banyak pengelola kolam renang, petugas, guru, ustadz, dan orang dewasa yang lain adalah orang yang bodoh dan lalai yang menolak belajar. Jadi mungkin artikel berita perlu tegaskan bahwa ada pihak yang bersalah. Misalnya:
SALAH SATU BERITA TERBARU:
“Anak berusia 11 tahun tenggelam di kolam renang. Lalu petugas yang bodoh ambil jenazah anak yang tidak bernafas itu di membawanya jalan-jalan keliling kota. Setelah akhirnya tiba di puskesmas, dokter menyatakan bahwa anak yang sudah mati sejak 20 menit sebelumnya tetap saja mati. Artinya, petugas kolam renang membawa mayat jalan-jalan tanpa manfaat. Kenapa terjadi terus? Karena pemilik kolam renang yang bodoh dan lalai tidak mewajibkan semua petugas belajar Resusitasi Jantung Paru (RJP, atau CPR), dan pemerintah dan pemda yang bodoh dan lalai juga tidak mewajibkan pemilik usaha, guru, dan ustadz belajar RJP. Anak dibiarkan mati terus disebabkan kebodohan dan kelalaian dari pemerintah, pemda, pemilik usaha, petugas, guru, ustadz, dan orang dewasa lain yang seharusnya DILATIH untuk selamatkan anak.” [AKHIR]
Itu contoh artikel berita yang lebih tegas, yang jelaskan ada kelalaian. Tetapi saya tidak yakin banyak wartawan akan siap membuat berita yang tegas. Anak Indonesia harus dibiarkan mati terus, disebabkan kebodohan dan kelalaian dari orang dewasa yang punya kemampuan belajar, tetapi menolak, dan punya kemampuan untuk “menyangka”, tetapi malah selalu “tidak menyangka”.
Sebagai perumpamaan, ketika terjadi kebakaran rumah, bagaimana kalau petugas damkar datang dan hanya tiup-tiup apinya tanpa hasil? Tidak membawa truk dan selang, dan tidak siram apinya dengan air. Lalu mereka berkomentar, “Kami tidak dilatih untuk memadamkan api! Tidak tahu caranya. Kami juga tidak menyangka rumah bisa kebakaran!” Apa kita akan terima, dan anggap tidak ada yang lalai? Atau apa kita akan marah, dan bertanya kenapa mereka tidak diwajibkan dapat pelatihan yang tepat? Lalu, apa bedanya dengan petugas di kolam renang? Kenapa tidak mereka diwajibkan dapat pelatihan RJP? Kenapa petugas damkar bisa “menyangka” rumah akan kebakaran dan siap bertindak, tetapi pengelola kolam renang, guru, ustadz, dan orang dewasa lain selalu “tidak menyangka” anak bisa tenggelam dan tidak siap bertindak?
Kalau pelatihan RJP diwajibkan di SMP dan SMA, berapa ribu anak yang bisa diselamatkan dalam 1 tahun? Dan dalam beberapa tahun saja, 30-40% dari seluruh penduduk akan mengerti caranya setelah lulus sekolah (ada 80 juta anak di Indonesia). Jadi kenapa tidak wajib? Dan anak siapa yang harus tewas sebelum ada kepedulian?
“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32)
Selama para korbannya hanya anaknya orang miskin, dan bukan anaknya orang elite, sepertinya tidak akan terjadi perubahan. Tetapi para wartawan bisa mulai membangun gerakan dulu, dengan SELALU BERTANYA kenapa petugas kolam renang tidak mengerti RJP, dan kenapa tidak ada pihak yang kena sanksi hukum disebabkan kelalaian tersebut.
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Pelajar 11 Tahun Meninggal Tenggelam di Kolam Muara Louser Abdya
Saat itu, korban sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Kemudian, korban dilarikan ke Puskesmas Manggeng menggunakan sepeda motor.
https://prohaba.tribunnews.com
06 August, 2025
Disiplin Militer Di Sekolah Negeri Merusak Kreativitas Dan Kemajuan Siswa
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Mungkin tanpa anda sadari, komentar anda berasal dari pemikiran dalam sistem pendidikan militer. Di militer, kesalahan sekecil apapun tidak bisa ditoleransi. Sersan harus memaksakan prajurit taat pada semua perintah dan aturan, dan tidak boleh ada kesalahan. Kenapa? Karena setiap prajurit harus siap MEMBUNUH manusia lain, pada saat diperintahkan. Tidak boleh berpikir dulu, tidak boleh introspeksi, tidak boleh berbeda pendapat, tidak boleh protes, tidak boleh menolak, tidak boleh berbeda sendiri. Wajib taat 100% ketika disuruh bunuh orang lain.
Prajurit disuruh siapkan perlengkapan perang. Ketika sersan buka kotak amunisi, dan ternyata isinya sabun, prajurit yang salah isi kotak akan menjadi penyebab kematian pasukannya. Jadi prajurit wajib taat 100% pada perintah atasannya, dan kesalahan sekecil apapun tidak akan ditoleransi. Ini pemikiran militer. Jelas kenapa dibutuhkan. Sangat tidak benar kalau pemikiran yang sama digunakan untuk “mendidik” anak kecil di sekolah lalu mereka juga wajib kena hukuman tegas karena “lupa topinya” dsb. Anak bukan prajurit. Jangan dididik dengan pola pikir atau proses yang sama karena tujuannya sangat berbeda!
Sayangnya, banyak guru menggunakan sikap “pendidikan militer” dalam sekolahnya dan tidak mau mencari program yang lebih cocok. Dan setelah mengalami sistem itu selama 12 tahun, ada anak yang lulus dan menjadi PNS. Ketika diperintahkan ikut “korupsi berjemaah”, banyak PNS merasa wajib menjawab, “Siap!” karena sesuai dengan pendidikan guru sekolahnya di masa lalun. Mantan siswa itu merasa wajib “diam dan taat” pada atasannya ketika diajak melanggar hukum. Kalau tidak diam dan taat, dia akan kena hukuman, karena pengalamannya di sekolah begitu.
Einstein bisa menjadi salah satu manusia paling cerdas dalam sejarah, dan tidak ada yang peduli pada rambutnya. Bill Gates menciptakan Microsoft, Jeff Bezos menciptakan Amazon, Elon Musk menciptakan Tesla, dan mereka menjadi orang-orang yang paling kaya di dunia, tetapi tidak ada yang peduli pada rambutnya. Di Indonesia, ukuran rambut menjadi tanda ketaatan pada guru! Dan siswa wajib taat pada guru! (Tetapi hanya laki-laki saja, perempuan bebas mengatur rambutnya sendiri.)
Wajib merasa takut akan kena hukuman dari guru kalau berbuat salah. (Dan konsep benar dan salah ditentukan oleh guru, pendapat siswa dan orang tua tidak penting!) Wajib menjadi sama dengan semua siswa lain. Wajib setuju dengan guru. Wajib menghafalkan jawaban yang benar yang dimiliki oleh guru. Wajib mengejar ranking satu. Wajib lulus semua ujian. Wajib menjadi sama dengan semua siswa yang lain. Dan jangan sampai berani melawan, berdebat, atau ingin menjadi berbeda.
Soalnya, Allah SWT sudah menciptakan semua manusia dalam keadaan persis sama dan Allah melarang perbedaan apapun, betul?? Salah! Allah menciptakan manusia dengan badan, bahasa, budaya, negara, kekayaan, dan bakat yang berbeda-beda! Lalu banyak guru Indonesia menjadi sibuk menghancurkan perbedaan itu, dan wajibkan semua siswa taat pada satu pendapat dan satu pemikiran yang dibenarkan oleh gurunya yang berkuasa.
Dan ketika lulus dan menjadi PNS, sistem korupsi wajib dipelihara, atas perintah atasan yang berkuasa. Tidak boleh berbeda pendapat. Tidak boleh jujur sendiri kalau semua orang di sekitar kita berbohong. Anak Indonesia diwajibkan belajar sikap “Diam dan taat” dan wajib melestarikannya. Tidak ada kebenaran lebih tinggi daripada “Diam dan taat”. Lalu Indonesia menjadi salah satu negara terkorup di dunia, karena kebanyakan mantan siswa yang menjadi warga negara tidak berani melawan, atau menjadi berbeda sendiri, atau menegakkan kebenaran…
Semoga semua guru dan orang tua bisa melihat hubungannya antara pendidikan “diam dan taat” di sekolah, dan hasilnya di tengah masyarakat kita.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
29 July, 2025
Anak Yang Diperkosa Dan Dibunuh Menjadi Berita Terus, Siapa Yang Mau Mencari Solusi?
Assalamu’alaikum wr.wb. Setiap hari saya baca berita tentang kekerasan terhadap anak. Saya ingin tahu apa yang dialami banyak anak di Indonesia. Hari ini, ada berita baru. Seorang anak kecil dibunuh dulu, lalu mayatnya diperkosa. Lebih sadis dari binatang. Saya mau abaikan beritanya karena sudah dibaca kemarin, bahkan sudah tulis post di Facebook. Pas mau hapus link beritanya, saya perhatikan lokasinya: Ogan Komering Ilir (OKI), di Sumatera Selatan. Kok OKI? Seingat saya, kasus itu terjadi di Lampung?? Saya buka arsip, dan cari berita dari kemarin. Betul. Berita kemarin terjadi di Lampung. Berita baru ini terjadi di OKI, karena kasusnya beda!! Dalam hitungan hari, ada berita tentang DUA anak Indonesia yang dibunuh dulu, lalu mayatnya diperkosa.
Berapa banyak orang tua yang sudah pernah didatangi polisi dan dikasih kabar bahwa anaknya diperkosa dan dibunuh? Atau dibunuh dulu, baru diperkosa? Dalam kebanyakan kasus (setiap hari ada beritanya), anak diperkosa oleh 1-2 orang, atau diperkosa bergilir oleh 4-16 pemuda. Dalam beberapa kasus, diperkosa lalu dibunuh untuk hilangkan saksi. Dalam sebagian kecil dari kasusnya, anak itu dibunuh duluan, baru mayatnya diperkosa. Dan dalam berita pemerkosaan bergilir yang pernah saya baca, dijamin bahwa 100% dari remaja dan pemuda yang diajak perkosa anak selalu setuju. Belum pernah ada kasus seorang remaja laki-laki menolak ajakan itu dan selamatkan korban. Dari puluhan ribu kasus, belum ada 1 pemuda Indonesia yang sanggup sayangi anak perempuan dan mau selamatkan daripada ikut memperkosanya. Siapa yang mendidik anak laki-laki di Indonesia, sehingga menjadi begitu sadis? Siapa yang mau bertanggung jawab?
Bagaimana rasanya bagi orang tua para korban itu? Dan anak siapa yang harus diperkosa dan dibunuh sebelum 60 juta orang tua akan mulai teriak dan marah pada pemimpin yang anggap kekerasan terhadap anak belum masuk kondisi darurat? Allah dan para malaikat menyaksikan ketidakpedulian mereka setiap hari. Siapa yang mau mencari solusi? Apa cucunya orang penting harus menjadi korban dulu, baru kita mulai peduli? Pertanyaan saya dari kemarin, yang tidak pernah dijawab oleh siapapun:
ANAK SIAPA YANG HARUS DIPERKOSA DAN DIBUNUH SEBELUM MASALAH KEKERASAN TERHADAP ANAK MENJADI PRIORITAS NEGARA!!??
Semoga bermanfaat sebagai renungan. TOLONG JAGA ANAK ANDA. Jangan anggap mereka “aman” di mana saja, karena mereka tidak aman.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Kecanduan Film Porno Berujung Pria di OKI Bunuh dan Perkosa Bocah 6 Tahun
https://www.detik.com
Kronologi Bocah Usia 9 Tahun di Lampung Diracun Gorengan hingga Tewas lalu Diperkosa
https://regional.kompas.com
23 July, 2025
Untuk Apa Ada Hari Anak Nasional?
“Hari Anak Nasional menjadi pengingat penting bagi semua elemen masyarakat bahwa anak-anak adalah aset bangsa yang harus dihargai, dilindungi, dan diberdayakan.”
Assalamu’alaikum wr.wb. Ketika membaca kalimat itu, saya tidak tahu apa seharusnya ketawa atau menangis. Anak adalah aset bangsa? Jadi seharusnya ada “nilainya”! Saya baca berita tentang anak setiap hari karena ingin memahami kondisi yang nyata. Kita hanya bisa memperbaiki suatu masalah kalau memahaminya. Pertanyaan saya: Anak Indonesia hidup dalam kondisi apa sekarang? Aman? Sehat? Sejahtera? Cerdas? Bahagia?
Setiap hari, ada berita tentang anak yang dicabuli, diperkosa, diperkosa bergilir, dan disodomi. Mayoritas dari pelakunya adalah pria dewasa yang dekat, seperti bapak kandung, bapak tiri, guru ngaji, ustadz, guru sekolah, guru les, kakek, tetangga, atau pendeta. Ada banyak pelaku yang remaja, seperti senior di sekolah atau pesantren, tetangga, teman Facebook, kenalan medsos, dll.
Anak SMP bisa diperkosa bergilir oleh 6 sampai 14 anak remaja. Dari ribuan kasus, belum pernah ada anak laki-laki yang selamatkan korban. Dari ribuan laki-laki usia 12-19 tahun yang diajak perkosa anak perempuan, 100% setuju. Untuk mengatasinya, guru dan orang tua harus membahas pemerkosaan, dan mendidik anak laki-laki untuk menjadi satria yang melindungi perempuan. Daripada ikut memperkosanya!
Banyak anak dicabuli oleh guru ngaji, guru sekolah, atau ustadz di pesantren. Anak tidak paham ada bahaya. Solusinya sederhana: “Pelatihan Anti-Pencabulan”. Dibuat poster yang wajib dipasang di sekolah dan pesantren, yang jelaskan arti pencabulan dan cara lapor. Orang tua juga harus diajarkan cara membahas pencabulan. Anak harus dididik bahwa badannya tidak boleh disentuh secara paksa, dan kalau terjadi, mereka harus melawan, lari, dan lapor.
Film pornografi banyak. Sebagian anak mulai nonton dari usia 12 tahun. Banyak orang tua tidak mau membahasnya. (Seringkali, bapak punya koleksi sendiri!) Karena tidak bisa diskusi dengan orang tua, anak bertanya kepada teman, lalu dikasih info situs, atau dikasih beberapa video.
Selalu ada berita tawuran. Di berapa banyak negara ada budaya anak ingin membunuh anak lain disebabkan dosa “sekolahnya beda”? Di negara tetangga tidak ada. Kenapa umum di sini? Kenapa belum ada solusi? Kenapa banyak anak laki-laki menjadi sadis?
Katanya, IQ rata-rata rakyat Indonesia adalah 78, ranking 130 di dunia. Jelas ada kegagalan dalam sistem pendidikan. Banyak guru kurang pandai “mendidik”. Merasa setara sersan di tentara. Dapat calon prajurit, harus teriak dan tegas agar mereka “diam dan taat”. Sersan (guru/pemimpin) berkuasa dan wajib ditaati, walaupun salah. Banyak anak anggap sekolah sama dengan penjara. Masuk penjara 12 tahun, lalu cari pekerjaan dengan saingan ribuan orang setiap 1 lowongan? Kenapa hasil pendidikan adalah jutaan anak bodoh yang tidak bisa dapat pekerjaan?
Banyak anak DO karena tidak sanggup beli seragam dll. Biaya “sekolah gratis” ternyata sangat mahal. Dianggap lebih baik anak kerja dan hasilkan uang, daripada keluarkan uang untuk sekolah. Di saat yang sama, para bapak membuang Rp. 2.619 Triliun per tahun untuk rokok! (Data 2024.) Sekolah mahal, tetapi rokok wajib? Pemerintah diam karena terima pajaknya. Lalu habiskan uang untuk BPJS bagi perokok yang kena kanker. Gali lubang, tutup lubang.
Setiap hari ada anak yang tenggelam. Misalnya, puluhan anak dibawa ke kolam renang oleh guru yang tidak bisa berenang. Ketika anak tenggelam, petugas membawanya ke puskesmas. Tidak bernafas selama 15 menit. Mati. Petugas dan guru tidak diwajibkan belajar Resusitasi Jantung Paru (RJP, atau CPR). Anak tewas adalah “takdir Allah”, bukan kelalaian. Banyak anak juga tenggelam di tempat lain seperti sungai, pantai, atau saluran irigasi, tetapi tidak ada pelatihan yang membuat mereka waspada.
Di kebanyakan desa, tidak ada taman baca. Anak butuh akses pada buku agar menjadi terbiasa membaca. Tempat bermain juga terbatas dan biasanya rusak. Ketika ada dana, daripada mendirikan taman baca dan taman bermain untuk mencerdaskan anak, malah jalannya diaspal.
Perlu puluhan contoh lain? Untuk apa ada perayaan “Hari Anak Nasional”? Kalau hasilnya adalah cermin dari usaha, terkesan banyak sistem yang terkait dengan anak mengalami kegagalan. Jadi apa yang dirayakan? Kalau ini di Jepang, mungkin banyak pejabat akan bunuh diri (atau mundur) sebagai bentuk tanggung jawab. Tetapi di sini malah menjadi perayaan. Banyak orang tepuk punggung sendiri, dan membahas keberhasilannya yang tidak dirasakan oleh anak.
Ada 80 juta anak yang butuh masa depan yang baik. Tetapi yang disediakan bagi mereka hanyalah sistem penuh kegagalan dan kesulitan. Banyak orang tua gagal mendidik anaknya karena tidak pernah dilatih menjadi orang tua. Kenapa tidak ada kelas parenting di SMP, SMA, dan universitas? Ada 60 juta orang tua yang merasa lemah karena “sendirian”. Jadi mereka hanya bisa terima yang disediakan, dan anggap anak mereka tidak berhak mendapat yang lebih baik.
Semua orang dewasa perlu bangun dari dunia mimpi. Semua masalah tersebut bisa diatasi. Tetapi harus ada kemauan untuk bersatu, dan mewujudkan program pendidikan, sosial, dan agama yang berkualitas. Hanya dengan itu bisa muncul harapan Indonesia Emas bagi semua anak bangsa!
Semoga bermanfaat sebagai renungan. Mohon maaf kalau kurang berkenan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
22 July, 2025
Mengapa Mal Ramai Tapi Tenant Sepi? Fenomena Rojali (Rombongan Jarang Beli)
Ada satu hal yang janggal : di dalam toko-toko dan tenant; para penjaga berdiri tegak bagai patung, berharap ada pengunjung yang masuk, melihat-lihat, lalu membeli. Namun sebagian besar hanya lewat. Ada yang masuk, pegang-pegang barang, lalu pergi dengan senyum kecut dan langkah cepat.
Yaaa.. itulah mereka : Rojali (rombongan jarang beli).
Mereka bukan pengamat ekonomi, bukan pula warga yang anti-kapitalis.
Mereka hanyalah simbol dari satu hal : kebutuhan rekreasi yang tak berbanding lurus dengan daya beli.
Mereka mencari tempat yang :
* Luas, agar anak² bisa berlari-larian.
* Sejuk, karena di rumah kontrakan tak sanggup melawan panas
* Bersih, karena jalanan berdebu tak ramah stroller
* Dekat, agar ongkos transpor tak bikin dompet sesak
* Aman, dengan penjagaan yang memadai
* Bahkan bisa untuk track jalan kaki yang disertai toilet bagus.
* Dan tentu saja : gratis
Mal, dengan segala kemewahannya, tanpa disadari telah berubah fungsi. Mal tak lagi sekadar tempat belanja. Mal adalah taman kota versi indoor. Ruang publik tanpa pungutan. Tempat rekreasi keluarga kelas menengah yang kehilangan pegangan ekonomi. Rojali bukan mitos. Rojali merupakan cerminan realitas.
Ekonomi boleh tumbuh, tapi daya beli stagnan. Harga kebutuhan pokok terus naik, tapi gaji naiknya masih malu-malu. Belanja bukan prioritas, menunda kebutuhan menjadi keterampilan baru. Maka banyak tenant menggulung etalase, digantikan dengan coffee shop diskonan atau playground berbayar murah.
Banyak pemilik brand kini sadar, bahwa pengunjung mal bukan lagi calon pembeli, melainkan viewers dunia nyata. Mereka masuk bukan untuk transaksi, tapi untuk mencari udara segar, Wi-Fi gratis, dan konten Instagram. Fenomena ini mestinya membuat kita merenung: Apakah benar kita sedang baik-baik saja secara ekonomi, atau kita sedang tersesat dalam ilusi pertumbuhan?
Jika mal yang ramai ternyata tidak menjamin omzet para tenant, maka yang sedang ramai bukanlah konsumsi, melainkan kerinduan akan hidup yang sedikit lebih layak. Rojali tak bisa disalahkan. Mereka hanya sedang bertahan di tengah himpitan. Mereka datang bukan membawa uang, tapi membawa harapan : bahwa rekreasi masih mungkin, meski tanpa belanja. Ketika kita melihat mal penuh sesak, jangan langsung senang. Bisa jadi itu bukan tanda ekonomi menggeliat, melainkan sinyal bahwa rakyat diam² sedang mengeluh.
17 July, 2025
Pengalaman Chatting 6 Jam Lewat WA Di HP Dengan Calon Muallaf Di Negara Panama
Assalamu’alaikum wr.wb. Sabtu sore saya ke rumah guru saya. Rencananya mau berdzikir dan diskusi agama seperti biasa. Tiba-tiba ada pesan dari teman. Dia berada di Panama, Amerika Selatan, dan ketemu orang di pesawat. Orang Panama itu bernama John, dan sudah belajar tentang Islam sendiri. John mulai bertanya-tanya, lalu teman saya bilang, lebih baik diskusi sama Gene saja.
Rasulullah SAW bersabda, "Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat." (HR. Bukhari)
Teman itu bertanya apa saya bisa diskusi dengan pria itu? Saya jawab, boleh saja. Dia ingin memahami Islam, tetapi di saat yang sama, saya juga ingin dengar guru saya. Pilihan yang berat. Haha. Setelah dipikirkan, saya merasa kurang enak kalau suruh dia menunggu sampai besok, hanya karena “lebih enak bagi saya”. Jadi dibuat grup WA dan kami mulai chatting pada jam 20.00. Ternyata, dia sudah belajar banyak sendiri, dari situs Sunni dan Syiah juga. Bagi dia, sama-sama Islam, bukan? Jadi saya harus jelaskan dulu tentang aliran Syiah, agar dia bisa paham dan tinggalkan. Lalu jelaskan ajaran Islam secara singkat tapi lengkap. Akhirnya, saya pegang HP dan chatting terus selama 6 jam dengan John, dan baru berhenti pada jam 2 pagi.
HP saya sudah Low Batt banget, tinggal 13% pada saat mau pulang. Alhamdulillah dia sudah hampir siap masuk Islam, tetapi seperti biasa, masih ada keraguan. Saya kasih PR kepadanya. Coba berdoa kepada Tuhan, dalam bahasa Spanyol, dan minta dikasih petunjuk. Apakah lebih baik masuk Islam sekarang, atau tunda dulu, sambil berpikir lagi selama beberapa bulan, atau tahun, atau abad...
Lalu saya bertanya secara serius, “Mohon maaf, tetapi apa yakin masih hidup besok?” Baru beberapa minggu yang lalu, ada pesawat di India yang tinggal landas. Isinya ratusan penumpang yang punya rencana tentang masa depan mereka masing-masing. Baru terbang 3 menit, langsung mati semua, kecuali 1 orang.
Saya jelaskan sebuah prinsip dalam Islam: Kalau ada niat melakukan suatu kebaikan, jangan ditunda tanpa alasan yang jelas. Soalnya, kita tidak tahu masa depan kita seperti apa, atau berapa lama lagi. Kalau sangat ragu, dan masih banyak pertanyaan, silahkan tunda masuk Islam. Tetapi dia sudah bilang sendiri bahwa banyak pertanyaan sudah dijawab dan jawabannya jelas.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mengutusku dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, dan aku diperintahkan untuk menyampaikan agama ini kepada seluruh manusia." (HR. Muslim)
Setelah saya pulang, masih sore waktunya di Panama, jadi saya lanjut saja diskusinya, sambil menunggu Subuh. Saya kirim beberapa file, dan video dari YouTube, seperti Shalat Tarawih dari Makkah. Saya jelaskan. Empat juta orang sedang melakukan ibadah yang sama, di gedung yang sama, pada waktu yang sama, dalam bahasa yang sama, ikuti pemimpin yang sama, menghadap arah yang sama, dan semuanya kompak dan bersatu ikuti petunjuk yang sama. Ketika ada takbir, semuanya sujud. Tujuannya juga sama, yaitu beribadah kepada Allah. Di mana ada lagi yang setara di dunia ini? Setahu saya, tidak ada.
Dia juga kaget karena baru pertama kali lihat 4 juta orang kompak begitu. Jadi saya tinggalkan dia untuk kerjakan PR-nya, berdoa kepada Allah dan minta petunjuk. Apa sudah cukup yakin untuk masuk Islam? Atau masih mau merenung bertahun-tahun lagi? Ketika dia masih sibuk merenung, saya malah sibuk minta bantuan Allah dan merasa dibantu oleh Allah terus. Enakan mana? Merenung tanpa batas, atau dapat bantuan tanpa batas? Hehe.
18. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al Hasyr 59:18 )
Saya jelaskan. Menjadi Muslim ibaratnya tekan kontrak dan masuk sebuah PT. Ada Boss yang menjadi Pemilik Mutlak. Dia berikan perintah, kami taat. Ada kewajiban (seperti shalat), dan juga ada hak, yaitu, bebas minta bantuan terus kepada Boss. Lalu Boss sering berikan apa yang kami minta karena Dia senang punya karyawan yang baik. Yang tidak mau bergabung di PT dan tekan kontak dengan Boss tidak punya kewajiban, tetapi juga tidak dapat hak. Dan hak yang paling enak adalah ketika pensiun nanti, ada hak masuk Kompleks Surga Indah yang disediakan oleh Boss untuk semua karyawan. Yang bukan karyawan dilarang masuk. Sederhana dan logis, betul?
Dari pengalaman saya, insya Allah dalam waktu dekat, John akan siap masuk Islam. Sudah dekat. Hanya perlu rasa yakin, dan itu yang kita sebutkan “hidayah”. Dan Allah bisa kasih kepada siapapun, kapanpun, di manapun. Mohon doanya bagi John. Semoga Allah segera berikan petunjuk dan hidayah kepadanya dan berikan kemudahan untuk menjadi Muslim dan jalankan Islam secara kaffah. Aamiin, Aamiin, ya Rabbal ‘Aalamiin.
Semoga tulisan ini juga bermanfaat sebagai renungan bagi orang yang Muslim dari lahir. Betapa enaknya kalian?! Tidak perlu bersusah payah cari Allah karena sudah dikenalkan sejak nafas pertama! Jadi kenapa masih banyak orang yang ragu-ragu bahwa doanya akan dikabulkan, dan merasa bahwa Allah tidak dekat dengan mereka? Allah sudah dekat dengan mereka seumur hidup. Salah sendiri kalau merasa “jauh” dari rahmat Allah! Betul?
Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
03 July, 2025
Dua Anak Kembar Tewas Tenggelam, Kenapa Harga Nyawa Anak Begitu Murah?
Assalamu’alaikum wr.wb. Saya merasa jenuh melihat berita ANAK TENGGELAM, yang muncul SETIAP HARI di situs berita. Kenapa para pemimpin, pendidik, dan pemimpin agama, hanya diam saja dan membiarkan hal itu terjadi terus, tanpa kepedulian? Kalau jumlah anak yang sama malah bunuh diri, atau overdosis dari narkoba, atau digigit ular beracun, saya cukup yakin reaksi masyarakat dan pemimpin akan sangat berbeda. Mungkin 100 juta orang tua akan teriak keras dan menuntut pemerintah, pemda, sekolah, dan pesantren menciptakan program pendidikan agar semua anak bisa memahami bahaya tersebut.
Tetapi karena anak-anak itu “hanya tenggelam” saja, tidak banyak yang mau peduli. Setiap hari, anak Indonesia yang tidak berdosa dibiarkan mati secara sia-sia, dan tidak ada pihak yang mau bertindak untuk mencegahnya. Tidak ada program pendidikan. Tidak ada pelatihan atau pembahasan di sekolah, atau radio, atau TV, atau di rumah. Dalam setiap kasus, 100% dari orang tua selalu mengatakan, “Kami tidak menyangka!” Lalu kejadian itu dicap musibah dan takdir saja. Tidak mungkin bisa dicegah. Tidak mungkin anak bisa diselamatkan. Betul?
Tetapi anehnya, ketika ada risiko anak bisa jatuh sakit atau tewas dari demam berdarah, semua orang siap membahasnya, dan banyak yang bertindak untuk menyelamatkan anak. Kenapa ada Program Pencegahan Demam Berdarah setiap tahun?? Ketika rumah sakit penuh dengan anak yang demam tinggi, kenapa semua orang dewasa tidak mengatakan, “Kami tidak menyangka, ini musibah, ini takdir”? Malah ada program nasional untuk bunuh nyamuk. Tetapi kalau anak tenggelam? Cuek saja. Itu takdir. Siapa yang bisa menyangka!?
“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah 5:32)
Kapan rakyat Indonesia dan para pemimpin negara akan bangun dari dunia mimpi, dan mulai peduli pada masa depan 80 juta anak bangsa?
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Dua Anak Kembar di Bojonegoro Tewas Tenggelam Saat Bermain di Bengawan Solo
https://beritajatim.com
30 June, 2025
Anak Sering Tenggelam, Orang Dewasa Tidak Bisa Bantu, Kenapa Pemerintah Tidak Bertindak?
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada video berita tentang seorang anak yang tenggelam di lokasi Pemandian Air Hangat. Sudah sering muncul video serupa, atau ada artikel berita yang jelaskan kejadiannya. Sama seperti ribuan kasus sebelumnya, seorang anak tenggelam, dan dikeluarkan dari air dalam keadaan tidak sadar. Lalu...?
Terlihat dalam videonya. Beberapa orang dewasa pegang anak itu dalam kondisi terbalik, dan goyangkan badannya. Kompresi jantung? Tidak ada. Nafas buatan? Tidak ada. Dari 100 orang dewasa yang berkumpul, tidak ada satupun yang mengerti apa yang perlu dilakukan. Jadi mereka lakukan apa yang “sekiranya bermanfaat”. Air masuk paru-paru, jadi anak dipegang terbalik agar air keluar. Kalau jantungnya sudah berhenti, keluarkan air dari paru-paru saja tidak ada manfaatnya.
Dengan sangat mudah pemerintah bisa membuat video singkat sebagai iklan masyarakat di TV. Ditayangkan terus sampai 60 juta anak dan 100 juta orang tua mengerti tata cara melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP, juga disebut CPR). Video yang sama bisa disebarkan lewat medsos, dan juga diajarkan di sekolah, berkali-kali, tanpa batas waktu, sampai terasa mayoritas dari rakyat mengerti cara menolong anak yang tenggelam. Bisa diwajibkan bagi semua PNS, polisi, guru, ustadz, satpam, dll. untuk belajar RJP dan P3K dan dapat sertifikasi.
Begitu sederhana solusinya. Tetapi solusi seperti itu hanya akan muncul kalau ada kepedulian. Dan selama ini, belum terlihat ada kepedulian, mungkin karena yang tenggelam setiap hari hanya anaknya orang miskin. Kalau anaknya orang elite yang tenggelam terus di kolam renang, sungai, waduk, saluran irigasi, bekas galian, pantai, tempat pemandian umum, dll. bisa dijamin akan ada tindakan cepat untuk selamatkan anak-anak elite itu. Coba bayangkan reaksi pemerintah kalau 7 anak atau cucu dari anggota DPR, menteri, dll. tenggelam dalam sebulan? Seluruh negara akan kaget, dan berita akan penuh dengan info “kondisi darurat”. Sayangnya, hanya anak dari keluarga miskin yang tewas terus setiap hari. Dan kesannya mereka tidak begitu penting.
Kenapa nyawa anak Indonesia harus bisa begitu murah, sehingga tidak ada pihak yang merasa terdorong untuk menyelamatkan mereka? Kenapa anak harus dibiarkan tenggelam terus tanpa kepedulian dari pemda atau pemerintah? Solusinya jelas dan sederhana. Rakyat butuh bantuan dan pelatihan tersebut. Tetapi para pemimpin tidak akan mulai peduli sebelum rakyat juga peduli. Kalau anda ketemu pejabat, daripada senyum lebar dan minta selfie dan kaos saja, coba bertanya kenapa anak Indonesia harus dibiarkan tewas terus, dan apa yang bisa dilakukan oleh pejabat itu untuk melindungi 80 juta anak bangsa!? Mungkin kalau rakyat sering bertanya seperti itu, beberapa pejabat akan mulai peduli (sedikit).
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Diskusi Sama Calon Muallaf Sampai Jam 3 Pagi
Assalamu’alaikum wr.wb. Saya ada janji diskusi dengan calon muallaf dari Inggris pada hari Sabtu, 28 Juni, tetapi dia tidak sebutkan jam berapa. Jadi kemarin saya tunggu terus dari siang, tetapi tidak ada kabarnya. Saya kira dia ada halangan. Tiba-tiba di malam hari, dia bertanya apa boleh telfon. Tetapi dia masih di luar, dan saya juga ada kesibukan. Akhirnya kami atur waktunya, lalu saya telfon dia dan mulai jelaskan Islam lagi. (Ini diskusi yang kedua.) Kami bahas banyak perkara terkait agama Islam, hukum Islam, sejarah Nabi Muhammad SAW, semua Nabi Allah, agama lain, tujuan hidup di dunia, kondisi umat Islam, dll.
Dia sudah baca banyak dan berpikir terus, dan sudah merasa “tidak ada halangan” untuk menjadi Muslim. Alhamdulillah. Masih ada beberapa hal yang dia pikirkan, lalu saya jelaskan, tidak perlu ilmu setara ustadz sebelum masuk Islam. Boleh masuk Islam dulu, tanpa tahu segala sesuatu, karena hanya ada 2 hal yang penting. Pertama, percaya ada Tuhan yang Maha Esa. (Itu sulit karena selama ini, dia tidak beragama). Kedua, percaya bahwa Tuhan kirim banyak nabi kepada umat manusia sejak masa Nabi Adam, dan orang Muslim menerima semuanya, terutama Nabi Terakhir, yaitu Muhammad SAW. Kalau sudah percaya ada Tuhan, dan Muhammad adalah Utusan Allah, maka semua hal lain bisa dipelajari lebih dalam nanti.
Dia setuju. Dan merasa “sudah cukup” dari diskusi dengan saya, dan bacaan yang diberikan kepadanya. Jadi saya suruh dia berdoa. Jelaskan saja kepada Tuhan, bahwa dia merasa “cukup yakin” dan walaupun belum 100%, siap menjadi Muslim, dengan berharap Allah akan berikan kemudahan kepadanya untuk menjadi lebih yakin, dan dapat ilmu-ilmu yang dia butuhkan untuk memperkuat keimanannya. Dia setuju, dan bilang sudah mulai berdoa. Jadi nanti akan kabari saya kalau masih ada pertanyaan lagi, atau sudah siap baca syahaddat.
Karena perbedaan waktu antara Jakarta dan Inggris, saya diskusi terus dan jawab pertanyaan dia sampai dia merasa puas, dan hanya berakhir karena dia ada kegiatan lain. Jadi baru selesai pada jam 3 pagi. Kesimpulan dari diskusi itu adalah: SAYA LAPAR!! Hahaha. Tetapi insya Allah dapat banyak pahala karena siap menolong calon muallaf sampai larut malam. (Atau larut pagi? Hehe.) Alhamdulillah. Merasa lapar dan ngantuk, tetapi sekaligus bahagia. Melihat seseorang yang sebelumnya bingung menjadi paham dan sadar. Dulu hatinya gelisah, memikirkan kehidupan di dunia ini, tetapi sekarang merasa tenang: Sudah terasa ada “tujuannya” yang jelas!
Nama pria itu Graeme [dibaca “G-re-em”]. Mohon doanya. Semoga dia bisa segera menjadi Muslim, dan dapat masa depan yang baru yang penuh dengan rahmat Allah. Aamiin, Aamiin, ya Rabbal ‘Aalamiin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
18 June, 2025
WASPADA! BANYAK ANAK TENGGELAM DALAM ACARA SEKOLAH
Assalamu’alaikum wr.wb. Banyak sekolah membuat acara wisata, study tour, perpisahan, atau yang lain, dengan membawa puluhan anak, atau seratus anak lebih, ke suatu lokasi seperti pantai, water park, tempat perkemahan dekat sungai, dll. Kalau sekolah anak anda membuat rencana seperti itu, dengan jumlah anak yang banyak, dan diragukan semua anak bisa dijaga secara baik, mungkin anda bisa berikan daftar kasus anak tenggelam ini kepada kepala sekolah dan minta mereka cari lokasi yang lain. Tidak ada berita anak tenggelam saat study tour ke museum, atau dalam acara perpisahan di kebun.
Seharusnya perlindungan dan keselamatan anak merupakan prioritas tertinggi bagi semua guru sekolah dan ustadz di pesantren. Tetapi tidak selalu begitu. Kita harus aktif menjaga nyawa anak dengan minta sekolah atau pesantren hindari kegiatan di dekat air, terutama kalau jumlah anak banyak, dan sebagian di antaranya tidak bisa berenang. Apalagi kalau gurunya juga tidak bisa berenang. Kalau anak alami kesulitan, dibutuhkan guru yang bisa berenang dan mengerti P3K dan Resusitasi Jantung Paru (RJP) untuk selamatkan anak tersebut.
Di bawah ini ada beberapa judul berita asli dari arsip saya. Kalau mau cari lagi di internet, bisa dapat lebih banyak. Dan ini hanya berita tentang kegiatan sekolah formal yang direncanakan jauh hari sebelumnya. Kalau mau tambahkan berita anak tenggelam yang lain, totalnya berkali lipat ganda dari ini.
Semoga Allah SWT melindungi semua anak Indonesia dari kelalaian orang dewasa di sekitarnya. Kalau anda tidak mau ambil peran proaktif dan menolak kegiatan anak di lokasi-lokasi tersebut, nanti kalau memang ada anak yang tenggelam, saya jamin 100% para guru dan ustadz akan mengatakan secara enteng: “Kami Tidak Menyangka! Ini Musibah! Ini Takdir!” Dan nyawa anak itu hilang untuk selama-lamanya, karena para guru dan ustadz abaikan risiko saat membuat rencana. Orang tua harap waspada terus.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
JUDUL BERITA ASLI
* 11 Siswa MTs Harapan Baru Ciamis Tewas Saat Susur Sungai Kegiatan Pramuka
* 5 Pelajar SD di Dharmasraya Tewas Tenggelam saat Bermain di Sungai, Saat Acara Perpisahan Kelas
* 5 Siswa SMP Jakarta Tewas Tenggelam di Sungai Terlarang Baduy Saat Study Tour
* 4 Siswa SMPN 7 Mojokerto Tewas Tenggelam, Pj Gubernur Jatim Bakal Evaluasi Studi Tur
* 3 Siswi SD di Indramayu Tenggelam di Sungai saat Kegiatan Pramuka, Begini Kronologinya
* 3 Santri Ponpes Imam Asy-Syafii Tewas Tenggelam di Pantai Lowita Pinrang, Saat Acara Pesantren
* Bermain dan Kejar Bola Hingga ke Tengah Pantai Saat Acara Liburan Pesantren, 18 Siswi Tenggelam Tetapi Diselamatkan
* Saat Perpisahan Siswa SD Tanah Laut, Kalsel, di Wahana Pemandian Berujung Tragis, Seorang Anak Tewas Tenggelam
* Bocah SD di Sukabumi Tewas Tenggelam Saat Hendak Praktik Renang
* Dua Pelajar SMK di Mamasa Tewas Tenggelam Usai Ikut Kegiatan PMR
* Pelajar SD Asal Kalikotes Klaten Tewas Tenggelam saat Ikut Tracking dari Sekolah'
* 2 Murid TK Tewas Tenggelam di Kolam Renang Wisata Jatiwangi Tuban
* Liburan Bareng Sekolah, Murid TK di Musi Rawas Tewas Tenggelam di Kolam Renang
* 2 Santri Klaten Terseret Arus Usai Rafting di Kali Elo Magelang, 1 di Antaranya Tewas Tenggelam
* Siswa SMP Tewas Tenggelam Saat Kegiatan MPLS, Disdik Bantah Keterangan Polisi, Tiga Guru Diperiksa
* Hendak Membersihkan Badan Usai Kegiatan Ekstrakurikuler, Dua Santri Tewas Tenggelam di Embung
* Siswi SMA di Kupang Tewas Tenggelam Saat Ikut Ujian Praktik Renang
* Santri Ponpes Al-Mukmin yang Hanyut di Pantai Seruni Ditemukan Tewas, Saat Acara Pesantren
* Santri Tewas Akibat Dihukum Masuk Kolam, Polisi Sebut Korban Tenggelam karena Masuk ke Kolong
* Murid TK Tewas Tenggelam di Kolam Renang Bengkulu, Saat Acara Sekolah
* Murid Madrasah Tewas Tenggelam Saat Outbond
* Bocah Kelas V SD Asal Reubee Meninggal Saat Mandi di Kolam Renang Sigli, Saat Acara Sekolah
* Siswa SD di Pelalawan Tewas Tenggelam di Kolam Saat Perkemahan
* Siswi MTS Tewas Tenggelam di Objek Wisata Saat Acara Sekolah
* Hiking Ekstrakurikuler, Dua Siswi Madrasah Tewas Tenggelam
* Pelajar MAN 5 Garut yang Tenggelam di Pangandaran Ternyata Sempat Ikuti Kegiatan Kemah
* Siswa Peserta Jambore di Sikucing Moga Tewas Tenggelam di Sungai
* Saat Acara Sekolah, 3 Siswa SMP Parepare Tenggelam di Sungai Kunyi Polman, 1 Orang Tewas
* Pelajar SMK Tewas Tenggelam Saat Acara Sekolah di Air Terjun Sarambu Loleang Mamasa Jadi 2 Orang
* Ikuti Kegiatan Sekolah, Pelajar SD Madiun Tewas di Kolam Renang
* Perpisahan di Pantai Gedambaan, Dua Siswa SD Tenggelam
* Siswa SD Pangenjurutengah Purworejo Tenggelam di Bantul saat Ikuti Pembelajaran Luar Sekolah
* Tragis! Pelajar SD Asal Bati-Bati Tewas Tenggelam Saat Wisata Kelulusan di Banjarbaru
[AKHIR]
29 May, 2025
Kalau Gagal Berangkat Haji, Itu Ujian Kesabaran Dari Allah
Assalamu’alaikum wr.wb. Allah memberikan ujian kesabaran kepada setiap manusia dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang yang tidak berhasil dapat visa untuk berangkat haji tahun ini, dan mereka santai saja, bahkan cuek. Dari awalnya mereka hanya berangkat karena diajak atau disuruh. Jadi ketika tidak berhasil, mereka lupakan saja. Ada orang lain yang dikasih tahu tidak bisa berangkat haji, dan mereka menangis berjam-jam, dan mulai berpikir apakah ada kesalahan pada diri mereka sehingga Allah marah dengan mereka? Dan mungkin, sebenarnya, tidak ada kesalahan yang besar yang mereka lakukan, tetapi mereka masih mau introspeksi dan berusaha menjadi lebih baik, walaupun sebelumnya sudah sangat baik.
Di situ letaknya ujian kesabaran dari Allah. Manusia diuji, manusia bereaksi, dan Allah memantau reaksinya. Bagi orang yang cuek saja, Allah menilai keimanan mereka, dan siapkan masa depan yang sesuai. Bagi orang yang hatinya sedih dan berusaha menjadi lebih baik, Allah menilai keimanan mereka, dan siapkan masa depan yang sesuai. Tidak ada manusia yang selalu dapatkan apa yang dia inginkan. Walaupun punya niat yang baik, masih ada orang yang menunggu puluhan tahun tanpa berhasil mendapatkan apa yang dia harapkan.
Ketika hal seperti itu terjadi, selalu ada dua pilihan: 1) Tetap tenang, bersabar, berbaik sangka, dan berserah diri kepada Allah, dengan mengharapkan takdir yang terbaik dari sisi Allah. Atau, 2) Menjadi marah, kesal, bingung, kecewa, menuduh Allah tidak adil, dan yakin bahwa pendapat anda yang terbaik, jadi Allah salah kalau tidak segera berikan apa yang anda inginkan.
Allah ciptakan manusia untuk diuji di bumi ini. Hanya orang yang beriman dan berserah diri kepada Allah, dan terima semua keputusan Allah, baik yang disenangi maupun yang tidak disenangi, yang akan dapat keberhasilan di surga. Kita tidak bisa memaksa Allah mengubah ketetapan-Nya. Kita bisa berdoa, menangis, shalat, bersedekah, dan lakukan segala macam ibadah yang lain. Tetapi kalau Allah sudah menentukan sesuatu pasti terjadi, maka ia pasti terjadi. Allah Maha Kuasa. Jadi apapun yang diputuskan Allah adalah yang paling benar. Pendapat manusia tidak penting. Allah yang menentukan.
Jadi kalau anda gagal berangkat haji tahun ini, berusaha untuk tetap tenang. Jangan bersikap “Ya sudahlah, tidak usah dipikirkan lagi” kalau gagal berangkat. Tetapi jangan juga sedih secara berlebihan. Hadapi perkara ini dengan sikap yang terbaik. Yaitu sedih, tetapi menerima, dan tidak marah atau kesal, tetapi tidak juga cuek.
Introspeksi diri dulu. Mungkin saja ada beberapa hal yang bisa diperbaiki. Tidak berarti anda “buruk”, tetapi orang yang paling saleh di dunia tetap bisa berusaha menjadi lebih baik. Dan mungkin kalau ada usaha seperti itu, walaupun tergolong sebagai perubahan kecil, Allah akan siapkan kesempatan berangkat haji pada tahun depan. Jadi tenang. Dan bersabar. Dan bersyukur.
Allah berikan ujian kepada orang beriman yang disayangi. Kalau tidak disayangi, maka tidak usah dikasih ujian. Diabaikan saja juga bisa. Apakah mau diabaikan oleh Allah? Atau mau bersyukur kalau dikasih ujian yang berat, yang hanya diberikan kepada orang-orang terbaik, yang paling beriman dan paling disayangi Allah?
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS. Al-Ankabut 29:2-3)
155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un.
157. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. Al-Baqarah 2:155-157)
Rasulullah SAW bersabda, "Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu." (HR. Ath-Thabrani)
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya." (HR. at-Tirmidzi No. 2396 dan Ibnu Majah No. 4031)
Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi SAW menjawab, "Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa." (HR. Bukhari)
Semoga anda bisa menghadapi ujian dari Allah ini dengan sikap yang baik dan tenang, dan yakin bahwa anda akan lulus dari ujian ini, naik derajat di sisi Allah, dan dapat takdir yang terbaik di masa depan. Balasan yang terbaik dari ujian yang berat di dunia ini adalah kehidupan yang kekal di dalam surga. Dan di sana nanti, mungkin seorang teman akan bertanya, “Apa kamu masih ingat waktunya di dunia, kamu gagal berangkat haji, lalu menangis terus? Sekarang sudah dapat balasannya!” Dan anda akan ketawa dan bersyukur!
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
28 May, 2025
Keimanan Saya Berkurang, Shalat Bolong, Apa Yang Harus Saya Lakukan?
[Pertanyaan]: Assalamu alaikum. Keimanan saya berkurang dan terasa sangat rendah, sehingga kadang saya tinggalkan shalat. Saya sibuk kerja, sehingga lupa menjaga keimanan dan ibadah shalat. Apa yang harus dilakukan?
[Jawaban]: Wa alaikum salam wr.wb. Keimanan itu seperti ombak di laut. Bisa naik dan turun, bisa terlihat tinggi dan bisa rendah. Dan kondisi ini berlaku bagi hampir semua orang. Nyaris tidak ada seorang pun yang bisa memiliki keimanan dan ibadah yang sempurna karena manusia tidak diciptakan untuk menjadi sempurna. Juga tidak ada ayat Al-Qur'an atau hadits yang mengatakan, "Hanya orang yang sempurna yang boleh masuk surga." Artinya, menjadi manusia SEMPURNA bukanlah syarat untuk menjadi Muslim yang baik, ataupun masuk surga.
Coba mengamati kehidupan anda secara makro. Selama anda tidak menjadi sibuk merampok, memperkosa, dan membunuh orang lain secara rutin, bisa dikatakan anda bukan “orang jahat”. Berarti pada dasarnya, anda adalah orang yang “baik”, yang mengalami gangguan keimanan. Dan hampir semua orang juga bisa mengalaminya, jadi bisa dikatakan bahwa anda “normal”.
Rasulullah SAW bersabda, "Iman paling afdhol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu di manapun kamu berada." (HR. Ath-Thabari)
Kalau shalat anda kadang diabaikan, maka ada beberapa solusi yang sederhana. 1) Pakai Aplikasi di HP yang akan membunyikan adzan pada waktu shalat. 2) Minta 3-4 saudara dan teman untuk kirim pesan atau telfon anda pada waktu shalat, dan bertanya lagi setelah beberapa menit. 3) Berdoa kepada Allah, menggunakan kata sendiri. Misalnya, “Ya Allah, tolong bantu saya menjadi orang saleh yang rajin shalat. Amin.” Mungkin anda hanya akan membutuhkan bantuan itu selama beberapa hari atau minggu sampai kembali seperti semula.
Selain itu, coba memperbanyak dzikir. Ucapkan ALHAMDULILLAH sebanyak mungkin. Allah memberi kita banyak berkah dan kemudahan sepanjang hari, dan satu-satunya hal yang Dia perintahkan pada kita setiap hari adalah shalat. Untuk hampir semua hal yang lain, sifatnya pilihan. Misalnya, tidak wajib membaca 100 halaman Al Qur’an setiap hari. Bayangkan kalau wajib?! Jadi, kita hanya butuh waktu 5 menit, 5 kali sehari, untuk “lapor” kepada Allah. Apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita, tetap ada kewajiban untuk hadir, lapor, dan berserah diri kepada Allah. Kita harus menunjukkan lewat shalat bahwa kita tetap beriman, dan tidak mau abaikan Allah. Dan Allah akan membalas shalat kita itu dengan menghapus semua dosa kecil antara setiap waktu shalat.
Keimanan itu naik turun. Jadi, jangan dipikirkan terlalu banyak. Buatlah rencana untuk berusaha menjadi lebih baik, lalu ambil satu langkah untuk memulai. Lalu ambil langkah berikutnya. Dan insya Allah kondisi kehidupan anda akan segera menjadi mudah, dan shalat akan menjadi bagian dari rutinitas harian, seperti dulu, dan menjadi sesuatu yang dinantikan.
Bayangkan jika saya memberikan anda nomor telepon presiden, dan berkata, "Presiden anggap anda luar biasa, dan dia inginkan anda hubungi dia 5 kali setiap hari, dan jelaskan keadaan anda. Dia sangat peduli dengan anda, dan siap berikan segala macam bantuan, kalau bisa!"
Apa mau telfon presiden dan minta bantuannya terus, setelah menjadi jelas dia sangat memperhatikan anda? Atau apa anda lebih mau cuek saja dan abaikan tawaran itu? Sepertinya kebanyakan orang akan semangat telfon presiden dan minta bantuan, kalau bisa. Allah Maha Kuasa di atas semua presiden dan raja. Dan Dia inginkan kita "menghubungi-Nya" dan jelaskan keadaan kita. Kenapa kita mau menolak? Dan apa manfaatnya kalau kita menolak? Setelah shalat selesai, kita juga berhak minta bantuan apa saja dari Allah. Jadi tidak ada alasan logis untuk menolak shalat. Dan tidak ada manfaat apa pun yang didapatkan kalau kita abaikan Allah. Jadi, berhentilah berpikir tentang "bagaimana saya bisa shalat" dan laksanakannya saja!!
168. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
(QS. Al-Baqarah 2: 186)
Ketika muncul rasa harus buang air kecil, anda tidak mungkin berpikir dulu selama beberapa jam, dan bertanya-tanya apa bisa cari toilet. Ketika perlu, anda akan langsung pergi ke toilet. Jadi, kalau anda bisa buang air kecil 5x sehari karena ada “kebutuhan” yang jelas, maka anda juga sanggup shalat 5x sehari! Dan itu juga merupakan suatu kebutuhan yang jelas, karena lewat shalat itu, semua dosa kecil kita dihapus. Kalau anda bilang, "Saya terlalu sibuk, tidak bisa shalat", maka saya tantang anda untuk berhenti buang air kecil juga sepanjang hari. Dan mari kita lihat apakah anda bisa berhasil abaikan kebutuhan itu!!! Kalau tidak sanggup, dan pasti ada waktunya untuk buang air kecil, berarti anda pasti bisa shalat juga!! Tidak ada bedanya.
Semoga saran ini bermanfaat. Jangan menyerah. Teruslah berusaha. Allah melihat usaha dan niat kita. Bukan pada seberapa "sempurnanya” kita. Berusahalah untuk menjadi lebih baik hari ini, lalu besok berusaha lagi. Sesederhana itu!
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
08 May, 2025
Modus Bejat Guru Ngaji Cabuli 16 Santri Termasuk Komika Eky di Makassar
Assalamu’alaikum wr.wb. SEMOGA kasus ini bisa menjadi pelajaran yang penting bagi para orang tua. Seorang komika bernama Eky Priyagung mengaku bahwa dia dicabuli di masjid oleh guru ngajinya. Kapan? DUA PULUH TAHUN YANG LALU, ketika Eky berusia 13 tahun. Dan baru berani bicara sekarang... Banyak orang tua 100% salah. Mereka sangat yakin anaknya akan langsung mengaku kalau menjadi korban pencabulan. Kata orang tua, “Anak saya selalu bicara dengan saya. Anak saya jujur. Saya tahu segala sesuatu tentang anak saya.”
Ada jutaan orang tua dengan pemikiran itu dan sebagian dari mereka benar. Kalau anak menjadi korban 1 kali, dia akan langsung lapor. Tetapi berita di atas menjadi bukti nyata. Kebanyakan korban DIANCAM (dalam kasus ini, disumpah dengan Al Quran), jadi mereka takut dan diam saja. Pelaku seperti guru, ustadz, guru ngaji, bapak tiri, dan lain-lain punya kekuasaan di atas anak jadi sangat mudah bagi mereka untuk membuat anak takut.
Dalam semua hal lain, mungkin anak akan langsung bicara dengan orang tua. Dalam hal ini, karena sudah diancam, mereka DIAM. Dan setelah 1 minggu lewat, lalu 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dan 5 tahun, mereka akan berpikir, “Kejadian itu harus saya bawa sampai mati. Malu. Jangan sampai ada yang tahu.” Jadi mereka rahasiakan terus.
Dan seperti yang terlihat dalam kasus ini, ketika ada SATU korban yang berani bicara, walaupun sudah lewat 20 tahun, tiba-tiba muncul 15 korban yang lain, dan polisi masih mencari terus. Karena dimulai sejak 2004, sangat mungkin jumlah korban mencapai puluhan anak. Dan juga sangat mungkin banyak korban akan merasa terlalu malu untuk maju sekarang dan mengaku. Sudah menikah dan punya anak. Sudah punya jabatan. Sudah dipandang terhormat dalam komunitasnya. Masa maju dan mengaku pernah menjadi korban pencabulan di masjid? MALU!!! Apa katanya keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja nanti? Jadi mereka pilih diam, daripada malu.
Ketika orang tua sangat yakin anaknya aman, sekian persen dari anak tersebut sebenarnya sudah menjadi korban. Dan jangan berpikir bahwa dengan “bertanya” saja, mereka akan mengaku. Kalau ditanya, “Apa kamu dicabuli juga?” mereka tetap tidak akan mengaku. Jadi orang tua harus bertanya, tetapi jangan langsung merasa lega kalau anak menjawab “tidak” satu kali. Bertanya lagi besok. Dan bertanya lagi pada minggu depan. Tegaskan bahwa dia tidak perlu malu, dan keluarga dan teman akan menolongnya.
Ketika dia masih menjawab “tidak”, tetap perlu ditanya lagi di lain waktu. Sampai yakin. Dan setelah merasa sangat yakin, masih mungkin anda keliru. Tetapi karena malu dan takut pada reaksi orang lain, dan takut kena stigma buruk, orang itu akan menyangkal jadi korban selama puluhan tahun. Lebih baik berbohong daripada mengaku dan kena banyak komentar miring. Jadi masalah yang sebenarnya adalah ORANG LAIN yang bisa hakimi dan sebarkan gosip tentang korban. Karena diduga akan begitu, banyak korban memilih diam saja. Seumur hidup.
Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi semua orang tua. Semoga semua orang tua siap belajar terus, dan menjadi lebih terbuka untuk membahas masalah pencabulan, seks, film porno, pacaran, narkoba, dan hal-hal terkait dengan anaknya. Kalau merasa tidak sanggup, minta bantuan dari orang lain. (Om, tante, kakak, sepupu, teman keluarga, dll.) Kalau orang tua masih tidak mau (terlalu malu), maka anak akan mencari informasi dan pendapat dari teman sekolahnya. Dan di situ, mungkin dia akan diarahkan ke jalan yang salah.
Semoga bermanfaat sebagai renungan. Dan semoga Allah SWT melindungi semua anak kita setiap hari. Aamiin, Aamiin, ya Rabbal ‘Aalamiin
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Modus Bejat Guru Ngaji Cabuli 16 Santri Termasuk Komika Eky di Makassar
https://www.detik.com
20 April, 2025
Kalau Anak Sekolah Pakai AI Untuk Menyontek, Masa Depannya Bagaimana?
Ada teman yang konsultasi dengan saya tentang bahasa Inggris. Anaknya ikut ujian di sekolah, dan ada beberapa jawaban yang salah, jadi saya jelaskan tata bahasanya. Lalu teman itu bercerita bahwa anaknya kesal. Kebanyakan anak di kelas dapat nilai tinggi, 98-100%, tetapi semuanya menyontek dengan bertanya pada AI (seperti ChatGPT) di HP, dan dikasih jawaban yang benar. Di sekolah swasta SMA itu, anak boleh pegang HP di kelas. Jadi mereka juga pakai untuk menyontek.
Saya bingung. Kok guru bisa tidak sadar? Atau gurunya tidak peduli? Berapa banyak anak sibuk menyontek terus setiap hari, dibantu oleh AI? Setelah lulus sekolah dan dapat pekerjaan, apa mereka sanggup melakukan tugasnya? Fungsinya sebuah ujian adalah untuk membuktikan kepada guru bahwa siswa itu memahami bahannya, atau tidak. Sangat bermanfaat ketika banyak anak dapat jawaban yang salah di nomor yang sama. Artinya, semuanya kurang memahami bahan yang satu itu, dan perlu diajar lagi. Dan kalau ada anak yang banyak dari jawabannya salah, menjadi jelas bahwa dia perlu bantuan tambahan, jadi gurunya bisa lebih perhatikan anak itu. Jadi kalau AI yang kasih jawaban terus, anak akan lulus ujian dan lulus sekolah tanpa kemampuan yang jelas. Dan di masa depan, menjadi pekerja seperti apa?
Seharusnya semua guru paham tentang kondisi baru ini, dan mencegah langsung dari awalnya. Kalau anak boleh manfaatkan HP dalam pelajaran di kelas, maka itu bukan masalah. Tetapi ketika mau ujian, anak perlu diwajibkan taruh HP di meja guru atau di tas. Dan guru yang baik tidak akan duduk manis di depan kelas dan main HP pada saat ujian. Seharusnya guru juga berdiri dan jalan keliling. Dilakukan untuk pastikan tidak ada yang menyontek. Tetapi juga sangat penting untuk mencari anak yang mengalami kesulitan, agar bisa dibantu. Misalnya, terlihat ada seorang anak yang belum menjawab semua soal, jadi gurunya bisa bertanya ada masalah apa. Kadang anak menjadi bingung pada saat ujian, tetapi juga takut bertanya. Jadi guru perlu perhatikan setiap murid secara langsung dan memastikan mereka sedang mengerjakan ujian secara baik dan tanpa kesulitan.
Dan kalau gurunya malas berdiri dan perhatikan semua muridnya pada saat ujian, buat apa menjadi guru? Dan kalau anggap anak menyontek dengan bantuan AI bukan masalah, buat apa menjadi guru? Fungsinya guru adalah untuk membantu siswa menjadi cerdas dan sanggup menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat. Kalau semua anak dapat nilai tinggi dalam ujian, maka itu bonus, dan bukan tujuan utamanya.
-Gene Netto
Celah Besar Di Tengah Jemaah Shalat Jumat Diisi Oleh Siapa?
Assalamu’alaikum wr.wb. Tadi saya datang telat ke masjid untuk shalat Jumat karena lagi sakit batuk, jadi saya kelamaan di rumah menunggu batuknya berkurang dulu. Akhirnya saya tiba pas iqamat dan takbir pertama. Saya buka sepatu dan tinggalkan di tangga (biasanya dititip) dan naik ke teras masjid. Saya ambil tempat di shaf yang kedua dari akhir, dan melihat ke depan. Ada celah besar di tengah beberapa shaf di depan saya. Tidak ada yang mau maju, tidak ada yang mau bergeser ke kiri atau kanan.
Kalau ada yang kasih saya tantangan, menang 1 juta kalau sanggup tempatkan 50 orang lagi di situ, saya siap terima karena sangat gampang. Kalau harus tempatkan 100 orang, saya masih berani terima tantangan itu. Akan lebih sulit, tetapi kalau semua orang maju, dan bergeser, saya kira masih bisa menampung 100 orang lagi. Atau lebih. Yang menjadi pertanyaan saya, ketika ada celah yang begitu besar di tengah jemaah shalat Jumat, yang mengisinya siapa? Manusia jelas tidak mau. Malaikat mau? Atau apakah setan yang paling senang di situ?
Dari Abdullah bin Umar ra., Rasulullah SAW bersabda, “Luruskan shaf, agar kalian bisa meniru shafnya malaikat. Luruskan pundak-pundak, tutup setiap celah, dan buat pundak kalian luwes untuk teman kalian. Serta jangan tinggalkan celah-celah untuk setan. Siapa yang menyambung shaf maka Allah Ta’ala akan menyambungnya dan siapa yang memutus shaf, Allah akan memutusnya. (HR. Ahmad 5724, Abu Daud 666, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Seharusnya ada kemauan di dalam hati jemaah untuk maju. Seharusnya ada kemauan untuk bergeser. Seharusnya ada kemauan untuk melakukan koordinasi dengan Imam agar jangan buru-buru mulai shalat ketika masih ada ratusan orang yang bergerak untuk mengisi shaf, dan masih ada ratusan orang lain yang malas bergerak dan perlu dikasih perintah maju. Tetapi tidak ada kemauan... Jadi ketika manusia menolak untuk maju, yang mengisi celah besar itu siapa? Malaikat atau setan?
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh sambil terkentut-kentut, sehingga tidak mendengarkan adzan. Setelah adzan selesai, dia datang lagi. Ketika iqamah dikumandangkan, dia pergi. Setelah selesai iqamah, dia balik lagi, lalu membisikkan dalam hati orang yang shalat: ingat A, ingat B, mengingatkan sesuatu yang tidak terlintas dalam ingatan. Hingga dia lupa berapa jumlah rakaat yang dia kerjakan.” (HR. Ahmad 8361, Bukhari 608, Muslim 885 dan yang lainnya)
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
14 April, 2025
Kenapa Info Anak Tenggelam Harus Menjadi Berita Harian?
Assalamu’alaikum wr.wb. Saya punya harapan bahwa pada suatu hari, saya bisa buka berita dan tidak ada informasi tentang santri atau pelajar yang tenggelam. Saya tidak tahu harus menunggu berapa ribu tahun sebelum hari itu datang. Yang jelas, tidak akan datang dalam waktu dekat. Setiap hari ada anak yang tenggelam, tetapi tidak ada kesan bahwa banyak orang peduli pada kondisi ini. Banyak santri dan pelajar tenggelam saat “mandi” di sungai karena tidak bisa berenang. Bisa saja dilarang, tetapi tidak ada yang melarang. Banyak juga yang tenggelam di pantai ketika berwisata. Bisa dididik bahwa laut sangat berbahaya, dan dilarang berenang, tetapi tidak ada yang melarang.
Ini masalah pendidikan. Semua anak ini tidak perlu tewas. Lihat contoh lain. Banyak anak kena demam berdarah, lalu pemerintah, pemda dan semua sekolah MENDIDIK anak tentang bahayanya nyamuk Aedes aegypti. Dipasang poster di sekolah, ada iklan di TV, ada program pemerintah, jadi hasilnya adalah semua orang termasuk anak balita juga tahu. Tetapi ketika ada arus berbahaya di sungai atau laut, kenapa tidak ada pendidikan bagi semua anak untuk hindari tempat tersebut, dan selalu waspada?
Anak yang tidak bisa berenang seharusnya dididik terus tentang risiko tenggelam kalau main di sungai, pantai, waduk dll. Dan kenapa anak yang tidak bisa berenang tidak diajarkan berenang saja? Setiap kecamatan bisa bangun kolam renang umum kalau pemerintah dan pemda punya niat. Kenapa tidak ada niat? Berapa banyak anak yang harus mati secara sia-sia tanpa ada tindakan untuk mencegah kematian itu?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
[Judul berita dari beberapa hari terakhir saja]:
- 3 Santri Tenggelam di Pantai Balekambang Malang Ditemukan
- Dua Santri Pondok Pesantren Darul Jalal Lampung Timur Tenggelam
- Santri Terseret Ombak Diselamatkan Pemancing Pakai Drone dan Kail
- Kronologi Lengkap Dua Pelajar Asal Boyolali Tewas Tenggelam di Pantai Klayar Pacitan
- 2 Orang Pelajar Terseret Arus Sungai Bengawan Madiun, 1 Hilang
- 3 Pelajar Tewas Terseret Ombak di Pantai Agam Sumbar
- Dua Pelajar SMP Dilaporkan Tenggelam di Sungai Kapuas
- Hilang Tiba-tiba saat Berenang di Sungai, Bocah 15 Tahun di Aceh Timur Ditemukan Meninggal
- Keasyikan Berenang, Pelajar kelas 6 SD di Pangkep Tenggelam di Sungai
- Pelajar di Kaur Tenggelam di Sungai, Pencarian Masih Dilakukan
- Hilang 3 Hari, Remaja Terseret Ombak di Pantai Cilacap Ditemukan Tewas
25 March, 2025
Orang Muslim di Indonesia Buang 2.619 Triliun Rupiah Setiap Tahun Untuk Rokok
Assalamu’alaikum wr.wb. Data dari tahun 2024: Cukai rokok 10% menyumbang 216,9 Triliun Rupiah pada kas negara. Jadi total dana yang dihabiskan rakyat mayoritas Muslim untuk beli rokok adalah 10 kali lipat, yaitu 2.169 TRILIUN RUPIAH. Yang dibakar! Tanpa manfaat! Setiap tahun!
Apa anak yatim hidup dalam keadaan sejahtera? Tidak. Banyak orang mengaku "tidak punya uang" untuk bantu anak yatim dan dhuafa terus. Beli buku untuk mencerdaskan anaknya sendiri tidak bisa. Orang tua tidak punya uang. Banyak anak putus sekolah setelah SD atau SMP. Orang tua tidak punya uang. Berkurban pada Idul Adha tidak bisa. Tidak punya uang. Tetapi di saat yang sama, umat Islam bisa bakar 2.169 Triliun Rupiah secara sia-sia. Setiap tahun. Jadi yang paling merugikan umat Islam di Indonesia hanya ada satu pihak: Umat Islam sendiri.
11. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(QS. Ar-Ra’d 13:11)
Umat Islam bisa bangkit, bersatu, dan menjadi pemimpin dunia, dengan negara yang kuat dan sejahtera, dan teknologi yang maju. Tetapi harus siap berubah dulu. Tidak ada pihak lain yang merugikan kita. Kita yang dapat rahmat yang luas dari Allah SWT lalu kita sendiri yang lalai dan tidak mensyukuri rahmat itu. Lebih buruk lagi, kita dikasih rezeki dari Allah, lalu kita BAKAR, dan sesudahnya komplain bahwa kita "miskin". Bukan Allah yang membuat kita miskin. Kita sendiri yang perlu introspeksi.
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) Mencapai Rp 216,9 Triliun Pada 2024.
https://www.liputan6.com
20 March, 2025
Renungan Tentang Umat Islam Dari Sisi Bola: Mengapa Indonesia Peringkat 127 Di FIFA?
Saya melihat berita yang bahas peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 127 pada tahun 2025, dan juga tidak bisa bersaing di Piala Dunia. Ini beberapa negara di atas Indonesia dalam Peringkat FIFA. Jumlah penduduk = jumlah total, jadi kalau di Kroasia ada 4 juta warga, maka pria dewasa yang bisa main bola akan kurang dari 1 juta. Tetapi mereka di urutan 13 di FIFA. Sedangkan Indonesia, dengan sekitar 90 juta pria dewasa, berada di urutan 127.
13. Kroasia – populasi 4 juta (total, jadi kurang dari 1 juta pria dewasa).
17. Senegal - populasi 15 juta.
20. Swiss – populasi 8 juta.
42. Republik Ceko – populasi 10 juta.
52. Tunisia – populasi 11 juta.
62. Jamaika – populasi 3 juta (hanya ada 870 ribu pria dewasa).
Dan begitu seterusnya. Coba berpikir dengan akal yang sehat. Jamaika, sebuah negara berkembang, dengan hanya 870 ribu pria dewasa (tetapi tidak semuanya sehat, dan tidak semuanya bisa berolahraga) bisa mencapai ranking 62 di FIFA. Sedangkan Indonesia, dgn stok 90 JUTA pria dewasa, hanya bisa mencapai ranking 127, dan tidak sanggup masuk Piala Dunia… KENAPA?
Mungkin banyak orang akan bersikap "nrimo". Ini takdir saja, dan Allah tidak izinkan Indonesia dapat prestasi di dunia bola. Mungkin banyak orang akan mengatakan 1.000 tahun yang lalu ada orang Muslim bernama Al-Messi yang ciptakan bola sepak pertama di negara Arab, jadi prestasinya harus diterima sebagai kebanggaan umat Islam di Indonesia sampai sekarang.
Bagi saya, kegagalan orang Indonesia, khususnya umat Islam yang mayoritas, untuk dapat pencapaian yang tinggi di dunia bola adalah sebuah simbol. Jangankan hebat di dunia komputer, robot, sains, atau medis, untuk tendang bola ke gawang saja tidak bisa. Manusia yang lain dikasih kaki oleh Allah, dan dengan stok 870 ribu pria dewasa saja, Jamaika bisa bentuk tim bola yang berprestasi. Umat Islam di Indonesia punya hampir 90 juta pria dewasa, dan Allah kasih mereka kaki yang sama dengan orang asing, otak yang sama, dan jam per hari yang sama, tetapi ternyata kita tidak sanggup menemukan 11 orang yang lebih hebat dari orang Jamaika itu. Padahal di semua sekolah, kota, dan kampung, ada puluhan juta anak yang selalu sibuk main bola setiap minggu.
Ini merupakan suatu kegagalan yang jelas, yang tidak mau dihadapi. Di Indonesia, ada 200 juta Muslim yang sibuk banggakan diri atas prestasi zaman dulu dari beberapa orang Arab. Atau banggakan diri karena yakin masuk Surga, jadi tidak usah peduli pada dunia ini. Usahanya untuk mencari prestasi demi kemajuan umat manusia tidak banyak. Dan untuk urusan tendang bola ke gawang, ternyata tidak bisa dan juga tidak malu. Allah kasih orang non-Muslim badan, otak, fasilitas, dan kesempatan yang sama dengan kita, dan mereka pakai yang Allah berikan untuk mencari kemajuan dan prestasi. Tanpa berdoa kepada Allah, mereka bisa melebihi kita. Kita dikasih kesempatan yang sama, dan juga bisa berdoa, dan pencapaian kita tetap saja nol.
Banyak sekali orang Muslim senang hidup di dunia mimpi, dan kalau melihat cermin, bukannya diangkat untuk introspeksi, tetapi malah dipakai untuk banggakan diri saja, dan tidur kembali. Kapan umat Islam akan bangun dari dunia mimpi? Kapan bisa ketemu 11 orang yang sanggup main bola? Bagaimana mau menjadi pemimpin dunia kalau dalam urusan tendang bola saja tidak bisa dapat prestasi? Orang non-Muslim seharusnya bisa tertarik pada Islam kalau melihat kita, tetapi mereka malah ketawa dan kabur. Kita yang perlu berubah. Jadi kapan kita mau bangun, bangkit, bersatu, dan menjadi pemimpin dunia?
-Gene Netto
FIFA/Coca-Cola World Ranking
https://www.fifa.com/fifa-world-ranking/ranking-table/men/
17 March, 2025
"Maaf Pak, Tarifnya Berapa? Apa Permintaan Khusus Apa?”
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada suatu hari, ada ibu dari sebuah yayasan yang telfon saya. Dia mau undang saya berceramah untuk anak-anak yang sakit di rumah singgah, dalam acara buka puasa bersama. Katanya banyak anak yang depresi, jadi butuh ceramah motivasi untuk menghibur hatinya dan membuatnya semangat. Lalu, seperti yang dilakukan dengan para penceramah sebelumnya, ibu itu merasa "terpaksa" bertanya tarifnya berapa. Saya jawab tidak ada tarif (karena arahan dari guru saya begitu).
Dia masih bertanya lagi, "Maaf, dibutuhkan berapa untuk biaya transportasi dan lain-lain?" Saya jawab lagi tidak ada tarif dan tidak perlu jumlah uang tertentu. Dia belum percaya, dan bertanya terus. Tolong disebutkan angkanya berapa, butuh dana berapa, karena takutnya kalau nanti pembayarannya tidak sesuai harapan, saya bisa kesal dan nanti tidak mau diundang lagi. Saya tetap mengatakan tidak ada tarif.
Lalu, perlu dijemput jam berapa? Saya jawab, tidak perlu dijemput. Taxi banyak, jadi tidak perlu merepotkan panitia. Dia masih bertanya lagi karena takut saya tidak akan datang kalau tidak dijemput oleh mereka. Saya tetap menolak. Ada taxi, GoCar, GrabCar, Gojek, GoOnta, dan lain-lain. Jadi insya Allah sangat mudah untuk sampai lokasinya dan tidak perlu dipikirkan oleh mereka. Saya kira sudah selesai. Ternyata belum.
"Maaf Pak, ada permintaan khusus apa?" Permintaan khusus?? Seperti apa? Saya kurang paham. "Untuk makanannya, Pak. Kita harus sediakan apa untuk Pak Ustadz?" Kok harus ada permintaan khusus? Emangnya Katy Perry atau Justin Bieber yang mau datang? Saya jawab, apa saja boleh Bu. Dia bertanya lagi, "Apa Pak Ustadz bersedia makan nasi kotak bersama anak-anak yang sakit?" YA ALLAH!! Sekali lagi saya jelaskan tidak usah pikirkan makanan khusus, atau transportasi, atau dana. Yang dikasih kepada anak-anak sudah cukup baik untuk saya juga, insya Allah.
Dia masih bertanya terus. "Apa tidak ada permintaan khusus sama sekali untuk makanannya?" Saya jawab, "Mohon makanannya untuk saya jangan dikasih racun ya!!" Itu saja permintaan khususnya. Hahaha. Alhamdulillah, dia bisa ketawa dengan keras. Saya bertanya, apa sering ada permintaan khusus kalau dari calon penceramah? Katanya, biasanya ada.
Boleh saya minta contohnya? Katanya, ada ustadz yang minta disediakan EQUIL untuk air minum. Aqua biasa tidak cukup baik ternyata. Buat anak yatim oke saja, tetapi untuk ustadz harus ada Equil. Saya hampir saja minta contoh yang lain, tetapi takutnya kalau dapat terlalu banyak info miring tentang para penceramah, saya bisa merasa kecewa dan puasa saya terganggu. Jadi saya tidak bertanya lagi.
Bagi saya, yang penting adalah tanggal ceramah sudah dicatat, nama dan nomor ibu itu sudah disimpan, saya bisa datang dan pulang sendiri naik taksi, dan saya bisa makan dan minum bersama anak-anak yatim, dan tidak ada permintaan khusus apapun (selain tidak dikasih racun! Hehe). Dan semoga ibu itu tidak pingsan karena begitu kaget.
Guru saya, alm. KH Masyhuri Syahid, mengajarkan saya sejak pertama kali saya diundang memberikan ceramah, lebih dari 25 tahun yang lalu: Kalau mau berceramah dan menyampaikan ilmu agama Islam kepada yang membutuhkannya, hendaknya karena Allah saja. Tetapi kalau tidak mau berceramah karena Allah, demi kemajuan umat, tanpa ada segudang permintaan, lebih baik diam saja di rumah dan dzikir sendiri saja. Masih dapat pahala, tetapi tidak akan mengganggu orang lain yang mau menuntut ilmu! Sayangnya, mungkin banyak orang tidak dapat arahan seperti itu dari gurunya, jadi setiap kali mereka terima undangan ceramah, sudah disiapkan daftar panjang permintaannya. Syukur Nabi Muhammad SAW tidak pernah berbuat begitu... Jadi yang melakukannya sedang mengikuti contoh siapa ya?
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
28 February, 2025
Keluarga Korban Pencabulan Ustaz Di Cirebon Pindah Rumah Karena Diganggu Pihak Pesantren Yang Meminta Jalan Damai Terus
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon judul di atas itu diperhatikan baik-baik. Berasal dari kalimat dalam beritanya, dan berita seperti ini sangat normal. Seorang santri disodomi di pesantren. Setelah tahu, pesantren tersebut punya satu tujuan: MENJAGA NAMA BAIK PESANTREN! Tidak ada yang lebih utama daripada nama baik lembaga dan ustadz. Anak kecil? Siapa yang perlu peduli? Kalau nama pesantren buruk, dan semua santri kabur, pesantren bisa tutup.
Bagaimana dengan kyainya dan puluhan ustadz dan keluarganya yang dapat nafkah hidup dari pesantren itu? Masa semuanya harus cari tempat kerja dan tempat tinggal juga? Tidak boleh. Pesantren adalah institusi yang sakral, yang nama baiknya sakral, dan nama baik ustadz juga sakral. Yang tidak sakral adalah kehormatan dan harga diri dan keselamatan bagi anak kecil. Mereka tidak penting amat. Kalau 1 santri keluar, karena tidak tahan disodomi, besoknya masih bisa dapat 1 santri baru. Bangkunya akan diisi lagi. Uang tetap mengalir.
Semua orang tua dididik oleh ustadz untuk selalu berbaik sangka, jadi mereka berharap anaknya akan aman di pesantren. Dan memang aman di situ... Sampai tiba-tiba suatu hari menjadi tidak aman. Lalu 100% dari orang tua dan ustadz lain dan semua orang dewasa mengucapkan Mantra Nasional Indonesia: “Kami Tidak Menyangka!” Dan yang terjadi berikutnya adalah usaha keras agar PELAKU dilindungi sebaik mungkin, dan kasus diselesaikan secara damai dan kekeluargaan, dan pelaku dibebaskan untuk pergi ke tempat lain dan sodomi atau perkosa anak kecil di sana saja. Yang penting tidak terulang di sini saja ya. Anak yang hidup di tempat lain, cuek saja. Bukan santri saya jadi bukan urusan saya.
Negara ini penuh dengan puluhan juta orang tua Muslim yang memilih untuk berbaik sangka dan tidak mau tahu tentang masalah pencabulan terhadap anak di pesantren dan sekolah. Yang penting bukan anak mereka yang menjadi korban. Tetapi mereka tidak sadar: BANYAK SEKALI KORBAN TIDAK PERNAH MENGAKU. Jadi orang tua yang anggap anaknya “pasti aman” dengan buktinya “anak saya tidak pernah mengaku” sangat keliru. Mungkin sebagian besar dari anak mereka memang aman. Tetapi hanya Allah SWT yang tahu jumlah anak yang dicabuli sebenarnya, karena semua lembaga yang seharusnya peduli malah sibuk menjaga nama baik.
Hal yang persis sama telah terjadi dalam Gereja Katolik selama 100 tahun lebih. Dan baru ketahuan sekarang. Dan ketika Perancis (sebagai satu contoh) berusaha mencari semua orang yang pernah menjadi korban, mereka dapat 200 RIBU kasus. Di Indonesia ada berapa? Jangan bertanya. Tidak ada yang mau peduli. Dan tugas terpenting pesantren bukan untuk menjaga anak Muslim secara baik, tetapi malah untuk menjaga nama baik pesantren di atas segala-galanya. Kalau anak anda berada di pesantren, semoga mereka bisa selamat. Berdoa saja. Berharap kepada Allah. Karena percuma berharap kepada pengurus pesantren dan lembaga pemerintah.
Semoga bermanfaat sebagai peringatan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Trauma Mendalam Santri Korban Pencabulan Ustaz di Cirebon
"Anak ini sekarang nggak mau ketemu orang lain, mentalnya sudah kena. Dia juga nggak mau jauh dari orang tuanya. Karena tekanan ini, keluarga korban akhirnya memutuskan untuk pindah rumah sementara supaya tidak terus-menerus diganggu pihak pesantren yang meminta jalan damai," ujar Andi. "Dua korban lain juga mengalami pelecehan. Ketiganya disodomi, termasuk korban perempuan. Pelaku ini benar-benar sadis," ujarnya.
https://www.detik.com
02 February, 2025
Banyak Anak Punya Akhlak Yang Rusak, Siapa Yang Bisa Memperbaikinya?
[Komentar]: Sekarang banyak perempuan gak bener live streaming sembari melakukan aksi asusila (hubungan intim) sama pasangannya. Diduga dapat saweran dari aplikasi live streaming. Aplikasi dan teknologi perusak moral SDM bangsa Indonesia. Pemerintah harus putar otak untuk mengatasi hal ini di tengah lapangan kerja sangat terbatas.
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Kemampuan untuk "Mengatasi" suatu masalah harus diawali dengan:
1) Menyadari faktanya ada masalah,
2) Kemampuan berpikir untuk mencari solusi
3) Kemauan untuk mencari solusi
4) Kemampuan bertindak secara aktif
5) Siap beradaptasi apabila solusi pertama tidak berhasil
6) Rencana jangka panjang untuk mencegah masalah itu muncul lagi.
Semua tahap itu belum terlihat di kalangan pejabat dan pemimpin. Kerusakan moral anak bangsa sering dibahas, tetapi semua pihak terkait buru-buru cuci tangan karena tidak ingin disalahkan, jadi juga tidak mau mengaku bertanggung jawab. Orang tua salahkan guru. Guru salahkan orang tua. Guru dan orang tua salahkan masyarakat. Masyarakat salahkan pemerintah. Pemerintah salahkan orang tua dan guru. Guru agama salahkan orang tua dan teknologi. Penjual teknologi salahkan orang tua dan guru. Banyak pihak salahkan negara barat. Anak salahkan orang dewasa. Dan seterusnya. Tidak ada solusi karena tidak ada yang mencari solusi karena tidak ada yang merasa bertanggung jawab.
Coba berpikir. Kapan pernah dibuat mata pelajaran dan mata kuliah “Tata Cara Menjadi Orang Tua Yang Baik”? Kalau mau mengemudi mobil dan motor, ada kewajiban punya SIM. Kalau mau menjadi orang tua, tidak ada kewajiban apapun. Tidak ada pendidikan, pelatihan, pengarahan, panduan, buku teks, ujian, dll. Bebas saja menjadi orang tua dan besarkan anak dengan cara apa saja, termasuk cara yang buruk. Untuk hampir semua hal yang bisa mengganggu masyarakat kalau tidak diatur secara baik, ada proses belajar dan dapat izin. Diatur oleh pemerintah dan lembaga terkait. Demi keselamatan masyarakat. Kenapa tidak ada proses belajar serupa untuk “Menjadi Orang Tua”, walaupun itu salah satu tugas yang paling penting dalam sebuah masyarakat?
Kalau anak dibesarkan tanpa pendidikan, agama, budaya, dan moralitas yang baik, jangan salahkan orang tuanya saja. Bertanya juga, kenapa pemerintah, masyarakat, guru, dan orang tua dari zaman dulu tidak menuntut pendidikan berkualitas bagi semua manusia sebelum menjadi orang tua? Kualitas anak dan masa depan bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan sekarang. Kenapa nilai dalam mata pelajaran sekolah dianggap penting, tetapi kemampuan menjadi orang tua berkualitas tidak pernah dipedulikan? Mau memperbaiki akhlaknya anak bangsa? Mulai dengan mendidik anak sekolah sekarang, sehingga mereka sanggup melaksanakan tugasnya sebagai orang tua 10 tahun di depan.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto