Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

25 September, 2009

Renungan Ramadhan: Puasa Tanpa Shalat

Assalamu’alaikum wr.wb. Di bulan suci Ramadhan ada satu kelompok di tengah ummat Islam yang cukup aneh. Mereka adalah orang yang sangat peduli terhadap puasanya dan takut bisa batal, bahkan sampai mereka bertanya-tanya kepada ustadz tentang perkara ini dan itu karena takut puasanya akan dianggap batal atau nilainya berkurang. Kita bisa menyangka bahwa mereka adalah orang saleh karena sangat tampak kepedulian mereka terhadap puasa.

Tetapi anehnya, mereka itu justru tidak melakukan shalat wajib! Setiap hari, ada kewajiban shalat 5 kali, dan juga boleh ditambah dengan puluhan shalat sunnah. Tetapi orang-orang ini mengabaikan shalat wajib, dan juga shalat sunnah, dan hanya memberikan perhatian terhadap puasanya saja seakan-akan boleh pilih salah satunya.

Sebagai perumpamaan, bayangkan kalau hal seperti ini terjadi:
Seorang bapak pulang dari kantor dan ketemu istrinya di pinggir jalan, sedang memandang rumah mereka yang setengah hancur karena kebakaran. Istri menggendong anak perempuannya, tetapi anak laki-laki mereka tidak kelihatan di mana-mana. Si suami bertanya, “Mana anak laki-laki kita?” dan dengan enteng sekali istri menjawab, “Ohh, dia sudah mati Mas. Terbakar hidup-hidup.”
Sang suami kaget sekali, dan bertanya lagi, “Kenapa tidak diselamatkan juga?” Lalu dengan tenang si istri menjawab, “Emang dua-duanya penting? Masih ada yang satu ini. Kenapa harus peduli pada yang lain?”

Jadi  anak perempuan yang diselamatkan itu seperti puasanya yang mau diamankan dan dijaga dengan sepenuh hati. Dan shalat wajibnya seperti anak laki-laki yang biarkan mati saja, terbakar hidup-hidup. seakan-akan kalah penting dengan anak yang lain.

Bisa bayangkan? Bagaimana perasaan Allah ketika ada sebagian dari hambanya yang menunjukkan sikap seperti ini terhadap puasa dan shalat? Satu sangat dijaga dan diutamakan, dan satu lagi diremehkan dan diabaikan. Bagaimana perasaan Allah? Kenyataan ini adalah suatu hal yang sungguh tidak masuk akal, dan sangat disayangkan kalau ada orang yang bisa utamakan puasa di atas shalat seakan-akan kita boleh pilih-pilih antara keduanya.

ANCAMAN TERHADAP ORANG YANG TIDAK SHALAT

38. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,
39. kecuali golongan kanan,
40. berada di dalam surga, mereka tanya menanya,
41. tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,
42. "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"
43. Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,
(QS. Al Mudatsir 74.38-43)

Saya ingat seorang teman kantor beberapa tahun yang lalu. Pada saat kami buka puasa bersama di kantor, dia maju ke posisi depan untuk ambil makanan dengan cepat. Dengan suara bercanda, saya tegur dia dan mengatakan, “Ehh, orang Kristen belakangan dong. Muslim yang puasa! Hahaha.” (Saya hanya bercanda, karena semua karyawan termasuk non-Muslim diajak makan malam bersama.) Tetapi saya kaget setengah mati ketika dia, dengan nada suara marah, mengatakan “SAYA ORANG ISLAM!”

Selama beberapa tahun di kantor yang sama, saya tidak pernah melihat dia di musholla, dan karena waktu shalat kami terbatas, saya yakin dia tidak shalat, jadi saya menyangka dia orang Kristen. Ternyata dia termasuk kaum yang saya sebutkan dia atas: shalat diabaikan, tetapi puasa dijaga dengan sangat hati-hati.

Kenapa bisa begitu? Saya tidak tahu ada berapa banyak orang Muslim seperti itu di Indonesia, tetapi jelas bukan sedikit. Semoga semua orang itu bisa segera menyadari pentingnya shalat sebelum waktu mereka di bumi ini sudah habis. Semoga mereka bisa segera bertaubat dan kembali melakukan shalat wajib yang tidak kalah pentingnya dengan puasa.

Alangkah baiknya saudara kita ini yang lebih peduli pada puasa di atas shalat bisa segera menjadi sadar dan kembali ke contoh Rasulullah SAW. Ibaratnya puasa dan shalat menjadi anak, masa satu anak diselamatkan dari api tetapi yang lain dibiarkan mati saja seakan-akan tidak punya nilai?

Semoga tahun depan, jumlah orang yang seperti itu sudah berkurang dan Insya Allah akan datang harinya di mana sudah tidak ada lagi orang Muslim yang bisa pilih-pilih antara dua ibadah yang Allah wajibkan bagi kita. Amin, amin, ya rabbal al amin.

Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto



1 comment:

  1. Shalat lebih utama, hanya perintah shalat yang langsung di terima Rasulullah (tanpa perantara malaikat atau wahyu). Ibadah yang paling utama di tanyakan adalah shalat. Apabila baik shalatnya maka baru di nilai amal lain seperti puasa, zakat, sedekah, haji, dll, tapi kalo shalatnya tidak baik maka amalan lainnya tidak akan diterima...ini ada keterangan Haditsnya, tapi saya lagi kehilangan referensi haditsnya...(Allah lah yang mengetahui_)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...