Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (563) islam (544) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (38) renungan (170) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

14 September, 2009

Pornografi Menurunkan Kecerdasan

Jumat, 11/09/2009 11:03 WIB
Nurul Ulfah - detikHealth

Jakarta, Pornografi kerap dituding sebagai perusak moral. Namun bisakah pornografi menurunkan kecerdasan dan IQ seseorang? Para ahli mengatakan bisa! Otak manusia ternyata bisa tidak berfungsi jika terlalu sering melihat sesuatu yang berbau porno.

Sebanyak 70 persen informasi masuk melalui mata. Dan masuknya informasi melalui mata inilah yang terkadang tidak bisa dianalisis dan disaring oleh otak. "Melihat itu seharusnya memakai otak, bukan hanya mata saja," ujar Adre Mayza, SpK (K), Kabid Pemeliharaan Peningkatan Intelegensia Kesehatan, Depkes RI dalam acara Optimalisasi Peningkatan Intelegensia Otak di GKBI, Sudirman, Jakarta (10/9/2009).

Dalam setiap tahap perkembangan umur, otak manusia menglami perubahan fungsi. Ketika masih bayi dan anak-anak, manusia masih menggunakan bagian otak primitifnya yaitu masih menggunakan naluri alamiahnya. Menjelang remaja, otak bagian belakanglah yang lebih banyak berfungsi sedangkan ketika dewasa otak depan yang lebih aktif.

Dari seluruh tahap perkembangan otak itu, ternyata remajalah yang paling berpotensi mengalami kerusakan otak akibat pornografi. "Remaja adalah kelompok yang paling fatal rusaknya jika sudah kena pornografi. Itu karena bagian otak yang lebih berfungsi pada remaja adalah otak belakang yang tugasnya hanya menerima informasi tanpa melalui proses penyaringan atau analisis di bagian otak depan," jelas Adre.

"Jika diibaratkan, pornografi itu seperti coklat, sama-sama bikin orang ngiler dan kecanduan. Tapi bedanya, orang yang ngiler coklat bisa beli coklat itu kapan aja tapi kalau remaja yang udah ngiler ngeliat hal-hal yang berbau porno nggak punya pelampiasan, akhirnya melakukan onani dan karena enak jadi ketagihan," ujar Adre.

Menurut Adre, ketika seorang remaja melihat atau mendengar sesuatu yang berbau porno, semua rangsangan itu akan langsung masuk ke otak belakang tanpa tersaring. "Otak belakang memang tidak bisa menyaring informasi, tugasnya hanya menerima saja," tutur Adre.

Lalu ketika rangsangan itu sudah masuk, otak akan mengeluarkan cairan atau zat neurotransmiter yang disebut Delta-FosB. Zat itulah yang membuat nafsu atau libido seseorang meningkat. "Bisa dibilang zat di dalam otak itulah yang bikin 'itunya' berdiri," ujar Adre.

Ketika lebih banyak informasi tentang pornografi yang masuk ke otak, fungsi otak pun lebih banyak teralih pada bagian belakang. "Itu artinya bagian otak lainnya menjadi kurang aktif, terutama otak bagian depan yang seharusnya mulai diasah sejak remaja," jelasa Adre.

Semakin sering otak belakang dipakai dan semakin jarang otak depan dipakai, seseorang bisa mengalami fungsi kognitif dan kecerdasan. Padahal yang mempengaruhi kecerdasan seseorang adalah ketebalan korteks yang ada di bagian otak depan. "Semakin banyak atau rimbun dendrit-dendrit di bagian otak depan, semakin cerdas seseorang," jelas Adre.

Itulah sebabnya mengapa pornografi bisa menurunkan kecerdasan orang, terutama remaja. "Karena remaja lebih banyak menerima informasi daripada menganalisanya. Kalau orang dewasa mungkin sudah bisa menganalisa, apalagi kalau udah punya istri untuk pelampiasannya. Kalau remaja mau gimana lagi selain onani?" imbuhnya.

Adre pun menyebutkan sebuah penelitian yang mengatakan bahwa seseorang yang sewaktu remajanya sering melihat pornografi, kemungkinan selingkuhnya lebih besar ketika dia sudah menikah ketimbang mereka yang jarang melihat pornografi. "Karena di dalam otaknya selalu terbayang yang lebih dan lebih, jadi merasa tidak puas," ujarnya.

Sumber: Health.detik.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...