Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(557)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(179)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
27 September, 2009
Renungan Ramadhan 2: Wahai Anak Yatim, Kamu Tidak Dibutuhkan Lagi
{Post ini dari tahun kemarin. Mungkin masih bermanfaat.}
(Ini sebuah pesan dari orang kaya kepada semua anak yatim di tanah air)
Kepada yang terhormat
Anak yatim
Di tempat
Tanggal: Hari Raya Idul Fitri
Dear Anak Yatim,
Alhamdulillah, telah berlalu bulan suci Ramadhan. Selama satu bulan, kita semua berpuasa untuk mencari keridhaan Allah dan belajar bagaimana rasanya hidup tanpa makanan sepanjang hari. Seharusnya ada pelajaran sosial di dalam ibadah puasa tersebut, tetapi hal itu sudah tidak kami perhatikan lagi.
Dengan surat ini, kami, orang kaya se-indonesia, ingin mengucapkan terima kasih atas kedatangan anak yatim pada acara buka puasa bersama dengan kami di rumah-rumah mewah, aula, hotel dan lain sebagainya. Kami sangat nikmati kedatangan anak yatim pada acara-acara tersebut bersama dengan kami. Sangat bermanfaat tambahan pahala yang kami dapatkan dari memberi makanan kepada anak yatim yang buka puasa.
Tetapi sekarang bulan suci sudah berlalu, dan karena itu kami ingin berpesan kepada anak yatim untuk tidak mengganggu kami lagi. Mulai minggu depan, kami akan kembali dari liburan kami di luar kota dan di luar negeri. Uang tabungan kami sudah berkurang puluhan sampai ratusan juta rupiah (dihabiskan untuk jalan-jalan dan belanja), dan oleh karena itu, kami akan sibuk dengan bisnis kami dan korupsi kami, sehingga kami tidak mau diganggu lagi oleh anak yatim sampai bulan puasa tahun depan.
Kalau kamu bertanya bisa makan dari mana besok hari, maka kami menjawab: “Kehidupan kamu bukan urusan kami”. Kalau ada 365 hari dalam 1 tahun, dan dihitung 3 x makan per hari, maka jumlah tersebut adalah 1.095 kali makan dalam satu tahun untuk setiap anak yatim. Di bulan puasa, kami menyediakan 1x makan untuk ratusan anak yatim sekaligus, dengan mengundang semua teman kaya kami, saudara kami, rekan kerja, dan lain-lain. Kami banggakan diri di depan mereka dengan satu kali memberikan makanan kepada 100 anak yatim yang ikut buka puasa. Tetapi kami tidak mau tahu kamu dapat makanan dari mana untuk 1.094 kali yang tersisa pada tahun yang akan datang. Yang jelas, dengan memberikan makanan satu kali saja, kewajiban kami untuk peduli pada kamu sudah lunas untuk 11 bulan dan 29 hari, dan kamu dipersilahkan cari makanan sendiri untuk 1.094 waktu makan yang tersisa. “Kehidupan kamu bukan urusan kami”.
Mungkin pada bulan-bulan yang akan datang, pada saat kami merasa bahagia, ada kemungkinan kami akan mengantarkan makanan buat kamu ke panti asuhan kamu. Yang kami sediakan: KFC, Dunkin Donuts, atau Hoka-Hoka Bento. Jangan berharap mendapatkan yang lain. Kami hanya ingin bagikan makanan kepada kamu kalau tidak terlalu merepotkan bagi kami. Kami hanya inginkan sesuatu yang bisa kami beli dengan cepat, dan berikan kepada sopir kami untuk mengantarkan ke tempat kamu. Jangan berharap bahwa kami akan datang duluan dan bertanya “Kamu mau dibelikan apa nak?” karena itu hanya akan menghabiskan waktu kami yang berharga, dan terus terang, kami tidak begitu peduli pada kamu. Kami hanya ingin merasa senang di dalam hati kami karena telah “memberikan sesuatu” kepada anak yatim. Kalau kamu tidak suka, atau tidak butuh, maka perlu diingat bahwa “Kehidupan kamu bukan urusan kami”.
Jadi, jangan kamu berharap kami akan beli coklat, atau biskuit, atau kue lezat buat kamu. Atau buah yang enak seperti durian atau rambutan. Atau ayam bakar, ikan bakar, udang, cumi, atau daging kambing. Makanan yang kami senangi itu hanya untuk kami - bukan untuk anak yatim. Dan kalau kamu kurang suka Hoka-Hoka Bento karena teman bilang tidak halal (mungkin kamu tahu bahwa mereka menolak sertifikasi halal dari MUI karena sepertinya tidak peduli pada ummat Islam), maka kami tetap tidak peduli. Mungkin kamu berharap bahwa makanan yang kami sediakan itu akan halal, tetapi perlu diingat bahwa kita tidak ingin begitu direpotkan sampai harus berfikir halal atau tidak. Dan perlu diingat bahwa “Kehidupan kamu bukan urusan kami”.
Dan kalau pada bulan-bulan yang akan datang, kami menikahkan anak kami di sebuah hotel mewah dengan biaya ratusan juta sampai milyaran rupiah, jangan kamu berharap akan diundang. Walaupun makanannya lezat sekali, dan lebih dari kebutuhan, semua itu untuk teman kami yang sangat dihormati. Mereka akan datang dengan baju yang mewah dan muka yang bahagia. Kami sangat senang kalau melihat senyuman di muka mereka karena kita merasa hebat kalau bisa membuat orang kaya merasa gembira (mereka sangat membutuhkan hiburan dari kami, terutama kalau saham mereka lagi turun). Teman-teman kami itu akan hadir untuk isi perut gendut mereka dengan makanan yang lezat. Tetapi kamu jangan harap untuk diundang. Pesta pernikahan itu hanya untuk orang yang kami hormati dan hargai, jadi jelaslah bahwa kamu tidak termasuk kategori tersebut. Kamu hanyalah anak yatim, dan kami hanya membutuhkan kamu dalam bulan suci Ramadhan. Walaupun sisa makanan masih banyak, kami tetap tidak akan berpesan pada karyawan hotel untuk membungkusnya supaya kami antarkan ke panti asuhan untuk kamu. Kamu tidak begitu peduli pada kamu. Makanan itu kami biarkan dibuang di belakang hotel (biar ada pemulung yang ambil dan jual lagi di pasar). Kami tidak akan berfikir untuk mengundang kamu dan tidak akan berfikir untuk mengantarkan sisa makanan itu kepada kamu. Kamu sudah diberikan 1x makan di dalam bulan suci Ramadhan, dan itu sudah cukup. Untuk 1.094 kali makan yang tersisa dalam 1 tahun, maka perlu diingat bahwa “Kehidupan kamu bukan urusan kami”.
Dan kalau kamu tidak punya cukup banyak uang untuk bersekolah, atau beli sepatu, atau beli mainan dan buku, atau berobat pada saat sakit, maka jangan kamu menatap kami dengan mata yang berkaca sambil minta-minta. Kami pasti menjawab bahwa “Kehidupan kamu bukan urusan kami”. Kami sudah memberikan makanan satu kali di bulan puasa, dan itu sudah cukup buat kamu. Sekarang, untuk 11 bulan dan 29 hari yang mendatang, kami merasa bebas untuk menikmati uang yang ada di tangan kami. Kami bisa merenovasi rumah (padahal masih baik), kami bisa beli mobil baru (padahal yang lama masih oke), kami pasti beli perhiasan yang banyak untuk isteri (padahal dia sudah punya banyak yang tidak dipakai juga) dan kami akan beli Play Station baru buat anak kami karena kami lebih senang beli mainan baru untuk anak kami daripada harus direpotkan “bermain dengan anak”.
Kehidupan kami serba cukup, dan semua kebutuhan kami pasti terpenuhi. Allah telah memberikan nikmat yang besar kepada kami berupa uang tunai yang banyak yang bisa kami pakai sesuka hati kami. Tetapi kamu jangan berharap mendapatkan jatah. Kamu hanya anak yatim. Dan sebagai orang kaya, kami hanya membutuhkan kamu di tengah bulan puasa saja. Kami hanya membutuhkan kamu kalau ingin membuat acara besar di bulan puasa, yang bisa diceritakan kembali kepada semua teman (“Kemarin kami membuat acara buka puasa dengan seratus anak yatim”) supaya teman itu akan kagum dengan kami. Tetapi jangan kamu berharap bahwa setelah bulan puasa berlalu kami akan perhatikan kamu terus. Satu kali makan dalam satu tahun! Hanya itulah hak kamu, jadi jangan minta lebih. (Dan masih ada kemungkinan dapat Dunkin Donut, tetapi kami tidak janji ya!)
Semoga kamu bisa maklum, dan kalau tidak, siapa yang akan peduli? Kamu hanya anak yatim dan kamu bukanlah orang yang penting atau kuat di bangsa ini. Kamu tidak bisa berbuat apa-apa kalau kami abaikan kamu untuk 11 bulan dan 29 hari lagi. Dan kalau kamu berputus asa dan bunuh diri karena tidak tahan terhadap kehidupan kamu, maka kami pasti akan baca berita tersebut di koran dan menggelengkan kepala sambil berkata “Kok tidak ada yang bantu dia ya?” Tetapi tidak akan melintas di pikiran kami bahwa uang untuk mobil mewah yang ingin kami beli bisa saja dikasih kepada anak yatim untuk makan 1.094 kali lagi dalam satu tahun. Uang itu bukan untuk kamu, tetapi untuk menambahakn kenikmatan pada kami. Kenikmatan versi kami adalah rasa nikmat yang didapatkan saat naik mobil mewah yang baru. Kenikmatan versi kamu adalah seorang dermawan yang menjamin uang makan dan sekolah buat kamu setiap hari selama satu tahun atau lebih. Jelaslah bahwa kenikmatan yang kami cari di dunia ini jauh lebih penting dari kenikmatan yang kamu cari.
Jadi, semoga kamu bisa maklum. Bulan puasa telah berlalu. Kamu kembali lapar dan miskin. Dan kami kembali rakus, kikir dan sombong. Semoga kamu bisa cari makanan untuk 1.094 kali lagi sebelum kita jumpa kembali pada bulan puasa berikut. Tetapi jangan lupa bahwa di luar bulan puasa, kamu sebagai anak yatim tidak punya nilai jual lagi. Di dalam bulan Ramadhan, kami semua sangat sibuk mencari dan saling merebutkan anak yatim untuk ikut acara buka puasa bersama dengan kami. Tetapi sekarang jangan kamu harap akan direbutkan lagi oleh. Kami sudah mulai lupa pada kamu, dan akan tetap lupa pada kamu sampai bulan puasa muncul lagi. Baru pada saat itu, kami akan mulai berfikir lagi tentang pahala yang bisa didapatkan dari memberi makanan kepada anak yatim.
Sampai jumpa anak yatim. Kamu tidak dibutuhkan lagi. Semoga berjumpa lagi pada bulan puasa yang berikut, dan semoga kamu berhasil cari makanan sendiri untuk 1.094 kali sebelum kami menjadi siap memberikan lagi.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Atas nama orang kaya se-Indonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Assalamualaikum
ReplyDeleteMembaca tulisan ini, seperti membaca karya sastra, cerita mengalir seperti air laksana rintihan riil anak yatim. Benar, memang dalam bulan Ramadhan dan acara-acara tertentu, anak yatim laksana barang komoditas yang laris manis untuk sekedar menepis rasa bersalah dan untuk menggugurkan sunah Rosululloh, bahwa kita harus mengasihi anak yatim.
Dibulan Ramadhan lalu, musholaku juga mengadakan acara buka puasa bersama, nuzulul quran dan sekaligus pemberian santunan kepada anak yatim. Aku berharap untuk tahun depan kami yang datang ke panti asuhan yang jaraknya hanya 500 M dari Mushola kami, untuk memberi santunan sehingga tidak perlu merepotkan mereka datang ke Mushola kami, pertanyaannya: mungkinkah DKM setuju????????????
Semoga dikemudian hari,mengasihi anak yatim untuk setiap waktu tanpa menunggu acara tertentu dan acara buka puasa bersama, amin.
Semoga Allah yang maha berkehendak melembutkan hatiku dan hati seluruh kaum muslimin di seluruh dunia, agar selalu mengasihi anak yatim, amin.
Wasalam
nit