Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

01 May, 2010

Matematika Dapat 9,75, tapi Tak Lulus UN

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Untung Einstein bukan orang Indonesia. Mungkin dia akan gagal dalam Ujian Nasional, kalau tidak lulus dari satu pelajaran yang lain, dan akan dicap sebagai “siswa gagal”.
Begitu hebatnya sistem pendidikan Indonesia. Harus pandai dalam semua bidang. Einstein belum tentu bisa lulus.
Kenapa tidak diusulkan ada semua anggota DPR wajib mengikuti UN pada saat yang sama dengan para siswa? Ditambah lagi dengan Presiden, semua menteri, semua pejabat dari semua departemen. Kalau ada yang tidak lulus, langsung dipecat.
Kalau UN merupakan cara yang tepat untuk menguji kompetensi, wajar kalau kita minta anggota DPR, menteri dan bahkan Presiden membuktikan kompetensi mereka SETIAP TAHUN!
Tetapi mereka tidak mungkin berani untuk melakukannya….

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
********

Matematika Dapat 9,75, tapi Tak Lulus UN

Senin, 26 April 2010 | 11:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Predikat kelulusan ternyata tidak mudah diraih. Walaupun nilai pada satu mata pelajaran nyaris sempurna, status kelulusan tetap saja tertunda jika gagal pada mata pelajaran lain. Setidaknya, hal inilah yang dialami Prasetyo, siswa SMAN 68 Salemba, Jakarta Pusat.

Pras, demikian ia biasa dipanggil, mendapat nilai 9,75 untuk mata pelajaran Matematika. Namun apa mau dikata, nilai Biologi-nya jauh di bawah standar kelulusan. Siswa jurusan IPA ini pun harus bersabar guna mencapai predikat lulus dengan menempuh UN ulangan pada 11-13 Mei mendatang.

"Terus terang saya memang kaget sekali waktu ujian Biologi karena banyak materinya yang di luar materi yang biasa diajarkan di sekolah. Saya juga sempat shock," kata Pras saat ditemui Kompas.com saat mendaftar ulang UN ulangan di SMAN 68, Jakarta Pusat, Senin (26/4/2010).

Kekagetan ini tidak hanya dirasakan oleh Pras seorang diri. Para guru Pras di SMAN 68 pun tak menyangka jika Pras terpaksa menempuh UN ulangan. Pasalnya, Pras termasuk siswa berprestasi di sekolahnya. "Nilainya semua bagus-bagus. Matematikanya saja dapat 9,75. Malah, mungkin kalau dia belum pusing karena ujian Biologi, dia bisa dapat sepuluh di Matematika," ujar salah seorang guru di SMAN 68.

Pras memang gagal di mata pelajaran Biologi. Sementara itu, ia mendapat nilai di atas rata-rata untuk mata pelajaran lainnya dalam UN. Selain Matematika, ia pun mendapat nilai 9,50 untuk mata pelajaran Kimia. Untuk beberapa mata pelajaran lainnya pun nilai Pras jauh di atas standar kelulusan.

Baca selengkapnya di: kompas.com

2 comments:

  1. >>>>>Kenapa tidak diusulkan ada semua anggota DPR wajib mengikuti UN pada saat yang sama dengan para siswa? Ditambah lagi dengan Presiden, semua menteri, semua pejabat dari semua departemen. Kalau ada yang tidak lulus, langsung dipecat.<<<<<<<<<<

    Bagaimana kalau ditambahin, " begitu juga dengan orang-orang asing yang ada di Indonesia juga harus mengikuti UN, kalau tidak lulus silahkan balik ke negerinya dan jangan pernah kembali ke Indonesia".

    He....he...he...he (just kidding)

    ReplyDelete
  2. Berimbanglah melihatnya. Tanpa sistem yg disepakati, lantas tolok ukur apa nanti industri akan menyerap adik-adik dan anak-anak kita kelak. Dibanyak negara yang mengejar ketertinggalan di sumber daya manusia, berusaha menciptakan sistem standar untuk meningkatkan kualitas. Tanpa sistem yang terukur jangan harap industri akan menerima dengan tangan terbuka adi-adik dan anak-anak kita untuk berkarya di industri mereka.
    Lebih baik beri alternatif bahwa berwirausaha pun tidak kalah menarik ketimbang menjadi professional.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...