"Faktanya mereka ngrokok meski gizi nol, dan mabok iya."
By Heri Susanto, Agus Dwi Darmawan - Kamis, 1 Juli
VIVAnews - Merilis angka kemiskinan per Maret 2010 sebanyak 31,02 juta, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa dominasi pengeluaran utama si miskin, 73,5 persen adalah untuk makan. Angka ini hanya berubah sedikit dibandingkan tahun lalu yang tercatat 73,6 persen.
Menurut Rusman, makan menjadi kebutuhan dasar yang dicari pada orang miskin. Setelah itu mereka baru mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk pendidikan dan transportasi dan sisanya untuk kesehatan. Secara rinci, Rusman memaparkan bahwa komoditi makanan yang dikonsumsi orang miskin itu adalah beras untuk lingkungan perkotaan dengan porsi 25,2 persen, sedang pedesaan mencapai 34,11 persen.
Meski miskin, kebanyakan mereka juga tercatat memenuhi kebutuhan untuk pengeluaran berupa rokok kretek filter sebesar 7,93 persen untuk perkotaan dan di pedesaan sebesar 5,9 persen. "Meski merokok itu tidak ada gizi, tetap saja merokok ini kami catat karena turut menjadi aktivitas pengeluaran mereka," kata Rusman di Kantor BPS, Kamis 1 Juli 2010. Padahal sudah banyak yang tahu bahwa gizi rokok adalah 'nol' untuk memenuhi kebutuhan kalori manusia sebesar 2100 kkal per hari. "Faktanya mereka ngrokok meski gizi nol, dan mabok iya," ujar Rusman mengungkapkan keheranan.
Selain beras diurutan pertama dalam pengeluaran si miskin dan rokok menempati urutan kedua, pengeluaran lainnya untuk mereka yang miskin yakni teralokasi dalam pembelian untuk telur ayam ras 3,42 persen (di perkotaan) dan 2,61 persen (di pedesaan), gula pasir 3,36 persen (di perkotaan) dan 4,34 persen (di pedesaan), mie instan 2,97 persen (di perkotaan) dan 2,51 persen (di pedesaan), tempe 2,24 persen (di perkotaan) dan 1,91 persen (di pedesaan), tahu 2,01 persen (di perkotaan) dan 1,55 persen (di pedesaan) bawang merah 1,36 persen (di perkotaan) dan 1,66 persen (di pedesaan) dan sebesar 1,23 untuk kopi di perkotaan.
Pengeluaran lain untuk perumahan yakni 8,43 persen untuk di kota dan 6,11 untuk di pedesaan. Pengeluaran listrik sebesar 3,30 persen di perkotaan dan sebesar 1,87 persen di pedesaan. Untuk angkutan sebesar 2,48 di perkotaan dan 1,19 persen dipedesaan. Untuk alokasi pengeluaran pendidikan sebesar 2,4 persen di perkotaan dan 1,16 di pedesaan. • VIVAnews
Sumber: vivanews.com
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(317)
anak yatim
(117)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(64)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(69)
hukum islam
(51)
indonesia
(586)
islam
(559)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(372)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(11)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(13)
kontroversi
(5)
korupsi
(28)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(53)
my books
(2)
orang tua
(10)
palestina
(34)
pemerintah
(138)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(519)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(46)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(192)
Sejarah
(5)
sekolah
(90)
shalat
(10)
sosial
(323)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Popular Posts
-
Salah satu kata kesukaan orang Indonesia adalah: “Oknum”. Kalau ada orang-orang yang bercerita bahwa mereka mengalami suatu “masalah” di sek...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 122 pada bulan Oktober 2025, dan tidak ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tahun 2024, tercatat 1,8 juta orang Indonesia melakukan Umrah dan 241 ribu orang melakukan Haji. Jadi totalnya ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Seperti biasa, ini kisah rekayasa, dengan menggunakan nama orang yang benar. Prof. Fidelma O'Leary mema...
-
[Kisah dari teman]: Kemarin di rumah ustadz ana yang punya ponpes. Katanya belum lama mengeluarkan belasan santri yang terlibat dalam kegiat...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 29 September, 2025, gedung baru dalam sebuah pesantren di Sidoarjo ambruk pada saat banyak anak melakuk...
-
Banyak orang yang kerja sebagai “guru” hanyalah orang dewasa yang berdiri di kelas dan memberikan tugas kepada anak, TANPA memiliki ilmu yan...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, apa pantas disebut “Tragedi Maut”? Bukannya itu kasus “kematian yang disebabkan oleh kelalaian” (yang bi...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf Pak Menteri, tetapi apakah bapak sudah pegang data yang akurat, sehingga berani bilang jumlahnya sedikit?...
-
Pertanyaan Assalamu'alaikum wr.wb., Saya mau bertanya kalau orang Muslim boleh mendoakan orang non-Muslim? Kalau ada teman atau sauda...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Jangan salah bos,
ReplyDeletemasyarakat miskin juga berhak untuk bersedekah dan membangun bangsa dengan tulus dan ikhlas melalui rokok.
Coba kalo mereka tidak merokok, mungkin kita-kita yang tidak merokok ini tidak bisa menyaksikan piala dunia afsel 2010 dengan suka cita.
Jadi jangan hanya mau gratisan nonton piala dunia dong, sebaiknya rekan-rekan gila bola disini harus mulai merokok demi pembangunan bangsa... :) Peace...
Saya ketawa lihat komentar bapak yang di atas.
ReplyDeleteKenapa saya ketawa, silakan dipikirkan saja sendiri jika otaknya masih belum berasap.
Peace...