Assalamu'alaikum wr.wb.,
Hati-hati dalam pembinaan anak. Kalau anak sudah didiik dengan benar oleh bapak-ibunya, serta guru sekolahnya, dan keluarga besarnya, seharusnya tidak berfikir untuk bunuh diri. Kejadian seperti ini merupakan kegagalan pendidikan dari orang tua, guru sekolah, keluarga besar, dan semua orang dewasa yang kenal anak ini, apapun agamanya.
Didik anak dengan benar. Ajarkan agama dan keyakinan kepada mereka. Jangan sampai mereka bisa merasa putus asa dan merasa bahwa tidak akan ada yang membantu mereka. Kalau orang tua rajin membina anak, insya Allah tidak pernah akan mengalami hal seperti ini. Nauzubillahi min zalik. Jangan serahkan pendidikan kepada guru sekolah dan ustadz. Orang tua juga harus aktif mengajarkan anak tentang tunjuan hidup di dunia ini.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
********
Tiga Pelajar Tewas Bunuh Diri Berantai dengan Dasi Seragam
Kamis, 16 September 2010, 23:45 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, MUARAENIM--Tiga pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan, meninggal dengan cara bunuh diri berantai. Adapun tiga pelajar sekolah menengah pertama (SMP) Neneri 2 Kecamatan Lawang Kidul itu melakukan tindakan bunuh diri dengan cara dan pola yang sama, gantung diri menggunakan dasi sekolah warna biru, mengikat di lemari dan semuanya anak bungsu, kata Kapolsek Lawang Kidul, AKP Nusirwan di Muaraenim, Kamis.
Dikatakannya, ketiga korban merupakan pelajar SMP Negeri 2 itu adalah Wella Septiandiny kelas VII B, Elsa Mayora kelas VII A warga BTN Blok Y Nomor 2 meninggal Agustus lalu dan terakhir Tri Puji Lestari (14) kelas VIII semuanya warga di BTN Air Paku Blok T No 18 Tanjungenim meninggal, Rabu (15/9) sekitar pukul 17.30 WIB. Namun, menurut dia, hingga kini belum tahu apa motif dan penyebabnya masih dalam penyelidikan pihak kepolisian setempat.
Menurut dia, penyebab meninggalnya ketiga siswa ini meskipun murni akibat gantung diri, namun cukup membuat tanda tanya besar, karena selain korban berantai dan berasal dari satu sekolah serta ketiganya menggunakan dasi sekolah yang diikatkan di lemari. "Anehnya lagi ketiganya merupakan sama-sama anak bungsu dan antara mereka merupakan teman dekat," kata dia.
Dia mengatakan, almarhum Wella Septiandiny dan Elsa Mayora yang terlebih dahulu melakukan aksi gantung diri, memang pernah mencoba aksi percobaan bunuh diri namun tidak jadi karena keburu mendengar suara azan. "Gejala tersebut mulai timbul sejak Wella Septiandiny tewas gantung diri membuat korban sering terlihat murung. Bahkan korban pernah bercerita dengan keluarganya jika sering terbayang-bayang dengan temannya tersebut," katanya. Jika melihat modus ketiga korban hampir mirip dan benar-benar dari hasil visum, ciri-cirinya dan keterangan keluarga mereka memang murni meninggal akibat gantung diri.
Red: irf
Sumber: ant
Sumber: Republika.co.id
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(556)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(178)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment