Di dunia ini ada banyak bentuk diskriminasi terhadap
perempuan, tapi ternyata semua siswi Indonesia punya kesempatan yang sama,
tanpa ada diskriminasi sedikitpun. Semua siswi Indonesia bisa bersaing tanpa ada
yang lebih unggul di atas yang lain, karena ternyata semua siswi Indonesia punya
kesempatan yang persis sama untuk diperkosa! Tidak mesti cantik dengan badan
yang merayu. Siswi yang cacat mental dengan badan dan muka tergolong “jelek” juga
bisa diperkosa. Ternyata, banyak pria Indonesia siap memperkosa anak perempuan
mana saja tanpa ada diskriminasi sedikitpun. Anak yang berangkat sekolah bisa
diperkosa, yang baru pulang bisa diperkosa, yang sedang tidur di rumah sendiri
bisa diperkosa, yang main ke rumah teman bisa diperkosa, dan bahkan bisa
diperkosa di dalam sekolah oleh kakak kelas. Yang usia 18 bisa diperkosa, yang
usia 7 tahun juga bisa diperkosa. Tidak ada diskriminasi apapun terhadap siswi Indonesia.
Semuanya punya kesempatan yang sama untuk diperkosa dan mereka tidak perlu
kuatir akan hadapi diskriminasi dan diabaikan oleh para pemerkosa Indonesia.
Kita semua bisa bersyukur bahwa dalam bidang pemerkosaan
terhadap anak sekolah, tidak ada diskriminasi sama sekali. Tetapi tidak usah
kuatir. Nanti akan muncul “orang lain” untuk mengatasi masalah ini bagi anda. Silahkan
kembali nonton sinetron! Masih anaknya orang lain yang diperkosa, jadi ini
Bukan Urusan Kita!
Wassalam,
Gene Netto
Saat Diperkosa, Siswi SLB ini Masih Kenakan Seragam Sekolah
Rabu, 10 Desember 2014
POS KUPANG.COM, DEPOK -- Suwardi, Ketua RW 05, Kelurahan
Rangakapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoranmas, yang memergoki pemerkosaan yang
terjadi terhadap DR (14), siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) Sempu, Kota Depok oleh
Tarono (31) tetangganya, Selasa (9/12/2014) siang,mengatakan saat kejadian DR
masih mengenakan seragam sekolah.
"Kata orangtuanya tadi, korban baru pulang sekolah naik
mobil jemputan, diduga setelah diantar mobil jemputan sampai jalan masuk ke
pemukiman, korban ditarik pelaku," kata Suwardi usai membuat laporan dan
diperiksa polisi di Mapolresta Depok, Selasa malam.
Menurutnya DR yang merupakan Kelas V SLB Sempu, Depok
bersama keluarganya tinggal di Jalan Al Mutaqin RT03/12, Kelurahan Rangakapan
Jaya Baru, Kecamatan Pancoranmas. Suwardi mengaku sempat memergoki saat DR yang
mengalami keterbelakangan mental diperkosa oleh Tarono tetangganya di sebuah
tanah lapang di Jalan Bungsan RT 07/03, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan,
Pancoranmas, Depok, Selasa (9/12/2014) siang.
Ia bahkan berhasil menangkap pelaku dan menahan sepeda motor
pelaku. Namun ternyata pelaku berhasil kabur dan melarikan diri saat Suwardi
hendak menolong korban yang terkapar. Suwardi lalu mengantar korban dan
melaporkan hal itu kepada orang tua DR. Selanjutnya, Suwardi dan orang tua
korban melaporkan pemerkosaan ini ke Polsek Pancoranmas yang akhirnya diarahkan
ke Polresta Depok.
"Saat saya pergoki, pemerkosaan memang sudah terjadi.
Soalnya saya lihat ada darah yang menetes dari paha korban yang terkapar. Saya
sempat amankan pelaku sama motor dan dompetnya. Tapi ternyata pelaku bisa
melarikan diri. Saya pegang KTP pelaku, dan sudah saya kasih ke polisi
tadi," kata Suwardi saat ditemui usai membuat laporan dan diperiksa polisi
di Mapolresta Depok, Selasa malam.
Kasat Reskrim Polresta Depok, Komisaris Agus Salim
menuturkan, pihaknya masih menyelidiki kasus ini. Menurutnya pihaknya sedang
melakukan visum kepada korban. Jika terbukti katanya, pihaknya akan memproses
kasus tersebut. "Kami juga sudah minta keterangan dari saksi dan orang tua
korban. Kami masih buru pelaku yang identitasnya sudah kami ketahui,"
katanya. (Warta Kota)
Bagu sih nggak ada diskriminasi dalam hal ini, tapi ini kan dalam hal ..... diperkosaaaa.
ReplyDelete