Assalamu’alaikum wr.wb., Saya masih ingat harinya ketika
kakak tunjukkan kado Natal di lemari orang tua. Dia jelaskan bahwa orang tua
telah bohongi dan menipu kami bertahun-tahun. Seluruh info ttg Sinterklas adalah
kebohongan.
Saya masih ingat berdebat dgn ibu sebelumnya. Tidak ada cerobong asap,
karena tidak ada perapian di rumah. Bagaimana Sinterklas bisa
masuk utk antarkan kado? Ibu bilang Sinterklas bisa lewat jendela. Saya protes.
Itu tidak logis. Kalau bisa lewat jendela, KENAPA pakai cerobong asap yg kotor
dan sempit? Jendela lebih logis. Dan kenapa tidak masuk pintu depan saja?? (Usia
saya sekitar 7 tahun).
Lalu kepercayaan saya pada Sinterklas hancur,
setelah kakak tunjukkan kado di lemari dan jelaskan bahwa saya dibohongi. Saya mulai
berpikir, "Orang tua berbohong ttg apa lagi?" Saya meneliti agama
Kristen. Yesus adalah Tuhan? Alkitab berasal dari Tuhan, tapi isinya diganti terus?
Tidak diketahui penulisnya siapa, atau kapan, atau di mana, atau siapa yang
terjemahkan? Saya anggap ajaran agama Kristen sebagai rekayasa manusia juga,
sama seperti Sinterklas.
Dan 15 tahun kemudian, saya menjadi Muslim
karena menemukan kebenaran dan ajaran yang logis di dalam Islam. Jadi gara2 kebohongan
orang tua ttg adanya Sinterklas, saya mulai berpikir secara logis dan kritis,
tidak mau dibohongi atau dibodohi, dan mau cari kebenaran, hingga bisa
tinggalkan agama Kristen dan menjadi Muslim.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Gene Netto
(Artikel: Kepercayaan Pada Sinterklas Bisa Ganggu Hubungan
Orang Tua Dgn Anak)
Belief In Santa Could Affect Parent-Child Relationships,
Warns Study
No comments:
Post a Comment