Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

21 December, 2020

Kalau Tidak Banyak Orang Mati Setiap Hari, Apa Berarti Covid-19 Tidak Berbahaya?

Ada yang menganggap virus Corona tidak berbahaya karena sedikit yang mati setiap hari. Pendapat ini keliru. Yang perlu dipikirkan bukan "berapa yang mati setiap hari", tapi bahayanya virus itu KALAU menyebar secara liar. Sudah ada contoh: Flu Spanyol tahun 1918. Diperkirakan 50-100 juta orang mati, dan 500 juta orang terinfeksi, pada saat penduduk dunia hanya 1,7 milyar. Jadi sepertiga dari semua manusia di bumi kena virusnya. Itu yang disebut pandemi. Ada tingkat kematian tinggi dan banyak menjadi sakit jangka panjang. "Sembuh" dari virus itu tidak berarti kembali sehat sempurna. Banyak orang menjadi sakit bertahun-tahun, atau wafat lebih cepat.

Jadi KONDISI ITU yang mau dihindari. Jangan sampai terulang lagi. Ilmuwan menyatakan Covid-19 terbukti sangat menular dan berbahaya. Tingkat kematian dan bahayanya terhadap kesehatan di jangka panjang BELUM bisa dipastikan. Butuh penelitian 1-5 tahun untuk tentukan bahayanya sebuah "virus baru". Efek jangka panjang tidak diketahui secara langsung.

Jadi untuk MENCEGAH 200 juta orang mati tahun ini, dinyatakan sebagai pandemi global, dan disarankan lockdown. Sudah berhasil di Selandia Baru. Seluruh negara lockdown. Hasilnya: Tingkat kematian rendah, dan sudah dinyatakan bebas dari Covid-19. Indonesia dan negara lain seperti Brazil, India, Amerika dsb. belum berhasil karena penyebaran masih tinggi.

Coba bayangkan dua kondisi yang berbeda pada tahun 2020 ini. Kondisi A) 60 juta orang terinfeksi dan 3 juta orang mati, atau Kondisi B) 3 milyar orang terinfeksi dan 200 juta orang mati. Kalau anda bisa memilih, mau pilih yang mana? Itu perbandingan yang dipikirkan oleh para dokter dan ilmuwan, ketika mereka suruh kita lockdown, pakai masker, hindari keramaian orang (termasuk di tempat ibadah), dll. Mereka mau selamatkan nyawa sebanyak mungkin, pada saat mereka tidak tahu banyak tentang virus ini, dan takut virusnya bisa bermutasi dan menjadi lebih berbahaya.

"Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah 5:32)

Tolong berpikir dengan akal yang sehat. Kalau belum paham tentang masalah medis, lebih baik dengarkan DOKTER dan ilmuwan yang pelajari ilmu medis. Kalau ada seorang ustadz yang suruh umat "jangan takut" masuk masjid, lebih baik pelajari pendapat para ulama yang sejalan dengan para dokter. Orang yang berilmu mau selamatkan nyawa manusia sebanyak mungkin. Dan Allah mewajibkan kita menggunakan akal yang sehat dan dengarkan pendapat orang yang berilmu.
-Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...