Search This Blog

Labels

alam (8) amal (97) anak (301) anak yatim (116) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (51) indonesia (571) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (362) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (12) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (9) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (505) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (37) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (37) renungan (177) Sejarah (5) sekolah (80) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

21 December, 2020

Apa Penggunaan Logika Perlu Dilarang Dalam Islam?

[Komentar]: Saya tdk setuju dg ust gene. Tdk perlu dicari2 logikanya utk yg memang kita tdk tahu alasannya, hanya demi memuaskan hasrat orang agar semua harus sesuai logika. Takutnya malah jadi bahan tertawaan jika salah.

[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, tapi ini menjadi salah satu masalah besar di tengah umat Islam: Ketakutan pada logika, seakan-akan kalau manusia pakai logika, keimanan akan runtuh dalam sekejap, jadi logika perlu dibuang dan dianggap sebagai musuh. Cukup "taat" saja, tanpa perlu paham kenapa harus taat, dan tanpa perlu paham harus taat pada "apa". Yang penting taat saja secara taklid buta.

100. Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
(QS. Yunus 10:100)

Ketika orang asing melihat Islam, salah satu hal yang membuatnya "tidak tertarik" untuk belajar adalah karena mereka mengamati umat Islam. Ketika non-Muslim bertanya kenapa mesti begini dan begitu, orang Muslim (dan banyak ustadz) menjawab kita harus taat saja, dan tidak perlu paham. Otak dibuang jauh-jauh dan logika dimatikan. Diam dan taat saja. Jangan coba paham. Paham dengan logika adalah jalan kesesatan. Taat saja pada perintah mana saja dari siapa saja. Yang penting taat. Tidak perlu menggunakan otak dan akal yang Allah berikan.

Hasilnya apa? Banyak Muslim merasa nyaman dengan kondisi itu. Tetapi orang Muslim yang lain malah bingung karena pertanyaan mereka tidak dijawab, dan mereka disuruh diam dan taat saja, padahal Allah berikan mereka daya pikir yang sangat tajam dengan suatu tujuan. Mereka disuruh matikan keahlian berpikir logis yang Allah berikan kepadanya karena "logika" harus dianggap musuh. Hasilnya, sebagian dari mereka menjadi bingung, kecewa, frustrasi, berhenti shalat, dan ada juga yang murtad.

Lalu, beberapa dari pemuda itu dibawa ke saya oleh orang tuanya untuk konsultasi. Orang tuanya, dan banyak ustadz, sudah mendidik pemuda itu untuk abaikan logika dan hal itu membantunya menjadi murtad. Jadi, saya balas dengan jelaskan ajaran Islam secara logis, menjawab semua pertanyaan mereka secara logis, dan menerima pertanyaan mereka yang sebelumnya hanya ditanggapi dengan kemarahan oleh orang tua dan banyak ustadz. Hasilnya? Mereka jadi senang diizinkan gunakan logika lagi, senang pertanyaan mereka diterima dan dijawab, lalu mereka kembali pada Islam dengan keimanan yang lebih kuat karena menjadi yakin bahwa logika boleh (dan perlu) digunakan dalam memahami agama.

114. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku."
(QS. Thaha 20:114)

Jangan salah paham. Kita tidak tunduk pada logika, dan tempatkannya di atas agama, tetapi malah sebaliknya: Kita taruh fondasi logis yang kuat di posisi bawah dan bangun ilmu agama dan keimanan yang kuat di atasnya. Allah berikan Islam kepada manusia yang mau berpikir dengan akal yang sehat. Jadi tidak ada alasan untuk merasa takut pada akal. Masih tidak yakin? Coba jelaskan kenapa orang gila tidak wajib shalat! Jawabannya: Karena mereka tidak punya akal! Islam diberikan kepada orang yang punya akal yang sehat. Jadi jangan dibuang akal sehat itu. Apalagi marahi pemuda yang punya ribuan pertanyaan berdasarkan logika. Mungkin mereka disiapkan oleh Allah untuk menjadi pemimpin besar (selalu berpikir secara dalam dan mencari ilmu terus), tapi semangatnya malah dipatahkan dulu oleh orang tua dan ustadz yang "anti-logika"!

Banyak orang masuk Islam dengan saya setelah mereka didorong untuk menggunakan akal yang sehat yang Allah berikan kepadanya. Sedangkan banyak orang yang Muslim dari lahir malah ketakutan pada akal dan logika, dan anggap kita lebih baik taat saja tanpa perlu paham. Kemajuan umat Islam hanya bisa tercapai kalau kita kaji kembali hubungan antara kita dan logika, dan siap menggunakan akal sehat yang Allah berikan kepada kita di dalam mempelajari ilmu agama, dan juga mempelajari semua ilmu lain yang ada di dunia ini.
Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

1 comment:

  1. Keimanan dalam Islam itu logis menurut saya. Kalau kita sudah syahadat, mengakui Allah adlh satu2nya Tuhan yg berhak disembah, ya sudah, semua perintah-Nya wajib kita ikuti dan larangan-Nya wajib dijauhi. Perkara apa2 di balik perintah dan larangan itu, pasti ada hikmahnya. Mungkin suatu masa, logika kita blm sampai utk mencari hikmahnya, tapi kalau tak pakai logika, kapan bisa pahami hikmahnya?

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...