Apa Penggunaan Logika Perlu Dilarang Dalam Islam?
[Komentar]: Saya tdk setuju dg ust gene. Tdk perlu dicari2 logikanya utk yg memang kita tdk tahu alasannya, hanya demi memuaskan hasrat orang agar semua harus sesuai logika. Takutnya malah jadi bahan tertawaan jika salah.
[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, tetapi ini menjadi salah satu masalah besar di tengah umat Islam: Ketakutan pada logika, seakan-akan kalau manusia pakai logika, keimanan akan runtuh, jadi logika harus dibuang dan dianggap musuh. Cukup "taat" saja, tanpa perlu paham kenapa, dan tanpa perlu paham harus taat pada "apa". Yang penting, taat saja secara taklid buta.
100. Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
(QS. Yunus 10:100)
Ketika orang asing melihat Islam, salah satu hal yang membuatnya "tidak tertarik" adalah mereka mengamati umat Islam. Ketika non-Muslim bertanya kenapa mesti begini dan begitu, banyak Muslim (dan ustadz) menjawab kita harus taat saja, dan tidak perlu paham. Otak dibuang jauh-jauh dan logika dimatikan. Diam dan taat saja. Jangan coba paham. Paham dengan logika adalah jalan kesesatan. Taat saja pada perintah apa saja, dari siapa saja. Yang penting taat. Logika tidak perlu.
Hasilnya? Banyak Muslim merasa nyaman. Tetapi Muslim yang lain malah bingung karena pertanyaan mereka tidak dijawab. Mereka disuruh diam dan taat, padahal Allah berikan mereka daya pikir yang tajam. Mereka disuruh matikan keahlian berpikir logis karena "logika" adalah musuh. Hasilnya, sebagian orang menjadi bingung, kecewa, berhenti shalat, bahkan murtad.
Lalu, ada orang tua yang membawa anaknya yang murtad ke saya untuk konsultasi. Anak itu sudah dididik untuk abaikan logika dan hal itu mendorongnya untuk tinggalkan Islam. Saya jelaskan Islam dengan logika, menjawab pertanyaannya dengan logika, dan menerima semua pertanyaan yang sebelumnya ditanggapi dengan kemarahan. Hasilnya? Mereka senang diizinkan menggunakan logika lagi, senang pertanyaan mereka dijawab, lalu mereka masuk Islam lagi dengan keimanan yang lebih kuat.
114. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku."
(QS. Thaha 20:114)
Doanya: Tambahkan ilmu, bukan tambahkan ketaatan. Tetapi jangan salah paham. Kita tidak tunduk pada logika, atau tempatkannya di atas agama. Malah sebaliknya. Logika digunakan untuk membangun fondasi yang kuat, lalu ilmu dan keimanan dibangun di atasnya. Allah berikan Islam kepada manusia yang mau berpikir dengan akal yang sehat. Anda tidak yakin? Kenapa orang gila tidak wajib shalat? Jawabannya: Mereka tidak punya akal! Jadi akal sehat jangan dibuang. Dan jangan marahi anak yang punya banyak pertanyaan berdasarkan logika.
Banyak orang masuk Islam dengan saya setelah mereka didorong untuk menggunakan akal yang sehat. Sedangkan banyak orang yang Muslim dari lahir malah ketakutan pada akal dan logika, dan anggap lebih baik taat saja dan tidak perlu paham kenapa. Kemajuan umat Islam lebih mudah tercapai kalau kita dukung penggunaan logika yang baik. Jadi kita pakai akal sehat itu untuk mempelajari ilmu agama, dan semua ilmu dunia sekaligus.
Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(317)
anak yatim
(117)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(64)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(69)
hukum islam
(51)
indonesia
(586)
islam
(559)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(372)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(11)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(13)
kontroversi
(5)
korupsi
(28)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(53)
my books
(2)
orang tua
(10)
palestina
(34)
pemerintah
(138)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(519)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(46)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(192)
Sejarah
(5)
sekolah
(90)
shalat
(10)
sosial
(323)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Popular Posts
-
Salah satu kata kesukaan orang Indonesia adalah: “Oknum”. Kalau ada orang-orang yang bercerita bahwa mereka mengalami suatu “masalah” di sek...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 122 pada bulan Oktober 2025, dan tidak ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tahun 2024, tercatat 1,8 juta orang Indonesia melakukan Umrah dan 241 ribu orang melakukan Haji. Jadi totalnya ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Seperti biasa, ini kisah rekayasa, dengan menggunakan nama orang yang benar. Prof. Fidelma O'Leary mema...
-
[Kisah dari teman]: Kemarin di rumah ustadz ana yang punya ponpes. Katanya belum lama mengeluarkan belasan santri yang terlibat dalam kegiat...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 29 September, 2025, gedung baru dalam sebuah pesantren di Sidoarjo ambruk pada saat banyak anak melakuk...
-
Banyak orang yang kerja sebagai “guru” hanyalah orang dewasa yang berdiri di kelas dan memberikan tugas kepada anak, TANPA memiliki ilmu yan...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, apa pantas disebut “Tragedi Maut”? Bukannya itu kasus “kematian yang disebabkan oleh kelalaian” (yang bi...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf Pak Menteri, tetapi apakah bapak sudah pegang data yang akurat, sehingga berani bilang jumlahnya sedikit?...
-
Pertanyaan Assalamu'alaikum wr.wb., Saya mau bertanya kalau orang Muslim boleh mendoakan orang non-Muslim? Kalau ada teman atau sauda...
21 December, 2020
Apa Penggunaan Logika Perlu Dilarang Dalam Islam?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

Keimanan dalam Islam itu logis menurut saya. Kalau kita sudah syahadat, mengakui Allah adlh satu2nya Tuhan yg berhak disembah, ya sudah, semua perintah-Nya wajib kita ikuti dan larangan-Nya wajib dijauhi. Perkara apa2 di balik perintah dan larangan itu, pasti ada hikmahnya. Mungkin suatu masa, logika kita blm sampai utk mencari hikmahnya, tapi kalau tak pakai logika, kapan bisa pahami hikmahnya?
ReplyDelete