Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

14 April, 2022

Siapa Yang Bertanggung Jawab Terhadap Anak Yatim?

Assalamu’alaikum wr.wb. Seorang anak yatim piatu berusia 7 tahun dihajar dengan kayu oleh sepupunya, lalu tewas. Kenapa tidak bisa diselamatkan? Mungkin karena tidak ada pihak yang bertanggung jawab terhadap anak yatim di Indonesia. Ketika anak itu hilang dari TK selama seminggu, diduga sakit, tapi tidak dicari oleh gurunya. Anak yatim piatu, diduga jatuh sakit, di tengah bulan suci Ramadhan, tapi diabaikan saja? Kenapa bisa?

Ketika masuk Senin berikutnya, badan anak itu penuh lebam, dan kakinya diseret. Dia mengaku dipukul dengan kayu. Tindakan guru dan kepala sekolah Muslim itu apa? Bawa ke dokter dan polisi? Tidak. Mereka suruh dia MASUK KELAS. Ketika sepupu menjemput, dia mengaku anak itu dipukul dengan kayu. Apa sekarang guru dan kepala sekolah bawa ke dokter dan polisi? Tetap tidak! Mereka hanya menasihati remaja itu, "Jangan pukul dengan kayu lagi ya," dan membiarkan korban pulang dengan pelaku. Besoknya, anak yatim piatu itu mati…

Coba mencari hadits terkait anak yatim seperti ini: "Barangsiapa yang banyak shalat dan ngaji tapi membiarkan anak yatim hidup sengsara dan mati di sampingnya akan masuk surga berdua dengan saya begini (lalu diangkat dua jari)." Apa ada? Tidak? Jadi kenapa banyak Muslim sangat fokus dan bangga pada ibadahnya sendiri, tapi ketika anak yatim piatu hidup dalam kesulitan, tidak banyak yang peduli? Kenapa dianggap bukan tanggung jawab kita? Kalau kita yakin bisa masuk surga berdua dengan Nabi disebabkan ibadah yang banyak, apa berarti tidak usah peduli pada penderitaan anak yatim di samping kita?

Rasulullah SAW sudah jelaskan keutamaan anak yatim. Tapi umatnya Nabi Muhammad SAW malah buang muka, abaikan penderitaan sejuta anak yatim, dan banggakan diri atas banyaknya ibadahnya, lalu anak yatim dikasih nasi bungkus satu-dua kali di tengah bulan suci Ramadhan. Di saat yang sama, anak yatim di seluruh negara hidup dalam kemiskinan dan kesulitan, menjadi calon korban pencabulan, dan harus siap mati kapan saja. Mereka tidak bisa berharap pada umat Islam atau pemerintah. Kalau Nabi Muhammad SAW bisa menyaksikan kita, apa tangisan akan membuat Jakarta banjir? Siapa yang mau bertanggung jawab terhadap sejuta anak yatim di Indonesia?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Kesaksian Guru Soal Kematian Bocah 7 Tahun di Kartasura: Tubuh Penuh Lebam, Curhat Dipukul Kayu
https://solo.tribunnews.com


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...