Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

28 October, 2023

Berprestasi? Indonesia Naik ke Peringkat 145 di Ranking FIFA

Indonesia sudah membanggakan kita di dunia bola. Sesudah 78 tahun merdeka, akhirnya bisa ditemukan 11 orang yang sanggup main bola secara baik dan Indonesia sudah naik peringkatnya. Bukan ke posisi di atas, tapi naik dua tingkat saja ke nomor 145 di Ranking FIFA. Luar biasa. Hanya butuh 78 tahun kemerdekaan dan jumlah penduduk 278 juta orang untuk berhasil dapat 11 orang yang sanggup main bola. Mungkin kalau kita menunggu 500 tahun lagi, Indonesia akan sanggup mengalahkan Turkmenistan (141) yang punya jumlah penduduk 6 juta orang, Burundi (142) dengan jumlah penduduk 12 juta orang, atau Suriname (144) yang punya jumlah penduduk 600 ribu orang saja.

Suriname! Dengan stok terbatas hanya 600 ribu orang, bisa ketemu 11 yang sanggup main bola. Indonesia 278 juta, tapi kalah sama Suriname. Dan ternyata, negara-negara yang bisa dikalahkan oleh Indonesia hanya negara seperti Afghanistan (154) yang seluruh negaranya hancur setelah alami perang selama 20 tahun, dan  Yaman (156) yang juga hancur setelah alami perang selama 9 tahun. Apa 500 tahun cukup lama agar Indonesia bisa dapat 11 orang? Mungkin 1.000 tahun lebih cocok. Daripada pusing dan mahal cari prestasi dari pembangunan kereta cepat, bagaimana kalau cari prestasi dari kemampuan ketemu 11 orang dari 278 juta orang yang bisa main bola?
-Gene Netto

Turkmenistan  (141, jumlah penduduk 6 juta orang)
Burundi (142, jumlah penduduk 12 juta orang)
Suriname (144, jumlah penduduk 600 ribu orang)
Indonesia (145, jumlah penduduk 278 juta orang)
Republik Dominika (149, jumlah penduduk 11 juta orang)
Afghanistan (154, jumlah penduduk 42 juta orang yang alami perang selama 20 tahun)
Yaman (156, jumlah penduduk 33 juta orang yang alami perang selama 9 tahun))
Maladewa (161, jumlah penduduk 500 ribu orang)

Men's Ranking (fifa.com)
https://www.fifa.com

Indonesia Naik Dua Peringkat di Ranking FIFA, Lanjutkan Tren Positif di Bawah STY
https://bola.kompas.com


18 October, 2023

Apa Benar Umat Islam Siap Membela Palestina?

Assalamu’alaikum wr.wb. Di tengah serangan Israel terhadap Gaza (yang terbaru), muncul lagi banyak aktivis Islam dan ustadz yang teriak bahwa umat Islam di Indonesia harus siap "membela Palestina". Saya ingin bertanya, "Caranya membela Palestina bagaimana?" Apakah dengan sebarkan WA? Demo di jalan satu kali? Kirim uang? Kirim doa?

Kalau caranya "membela Palestina" diartikan "sebarkan WA" maka jutaan Muslim sudah sebarkan pesan setiap kali Israel serang Gaza sejak puluhan tahun yang lalu. Apa anak di Gaza aman dari bom Israel? Ternyata tidak. Jadi sebarkan WA dan pesan lain terbukti punya efek NOL. Apa "membela Palestina" diartikan demo di jalan? Sudah dilakukan berkali-kali dalam puluhan tahun terakhir. Hasilnya? NOL. Kalau kirim uang? Umat Islam di Indonesia sudah kirim uang, sudah bangun rumah sakit. Hasilnya? Anak Gaza aman dari bom? Ternyata tidak. Jadi hasilnya NOL. Jadi barangkali "membela Palestina" diartikan kirim doa!? Kirim doa juga dilakukan berkali-kali. Hasilnya? NOL.

Jadi ternyata, setiap kali Israel serang Gaza, para aktivis dan ustadz hanya sebatas MENGULANGI sekian banyak hal yang terbukti tidak berhasil ratusan kali sebelumnya, tapi berharap dapat hasil yang berbeda kali ini. Kata Einstein, perbuatan seperti itu adalah definisi "kegilaan". Tapi bagi umat Islam, itu saja yang mau diusahakan. Hal yang sudah terbukti gagal mau diulangi terus selama ribuan tahun mendatang.

Ada satu hal yang belum dicoba. Setiap tahun, 100 juta pria Muslim di Indonesia habiskan 1.530 Triliun Rupiah untuk ROKOK. Bagaimana kalau para ustadz dan aktivis teriak, "Ayo umat Islam. Berhenti merokok. Jangan kasih uang anda kepada orang kafir yang kaya. Kumpulkan uangnya dan kirim Rp.1.530 Triliun kepada rakyat di Gaza setiap tahun." Coba kita cek. Ada yang bicara seperti itu? Ternyata tidak ada. Umat Islam di sini siap "membela Palestina" tetapi hanya kalau tidak terlalu merepotkan diri sendiri. Setiap tahun, Rp.1.530 Triliun dikasih kepada orang kafir kaya yang menjadi pemilik perusahaan rokok. Tetapi bagi rakyat Palestina, hanya ada sumbangan kecil dan doa.

Kenapa tidak mau berhenti merokok DEMI rakyat Palestina? Karena terlalu sulit. Mau berusaha, tapi jangan minta pria Muslim alami penderitaan sebesar "berhenti merokok"! Kasihan anak dan wanita di Gaza. Tidak punya makanan, air, listrik, obat, bensin atau tempat tinggal yang aman. Kapan saja bisa kena bom. Umat Islam di Indonesia ternyata punya Rp.1.530 Triliun yang tidak digunakan (siap dibakar, atau dibuang secara sia-sia), jadi BISA dikirim ke Palestina kalau mau. Tapi uang itu malah dikasih kepada orang kafir yang kaya. Jadi 100 juta pria Muslim siap "membela Palestina". Tapi mereka lupa teks tambahan: "ASAL tidak terlalu merepotkan!" Bagi orang kafir yang kaya, ratusan ribu triliun rupiah. Bagi anak Muslim di Gaza, kita kirim doa saja. Sudah cukup…
Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

16 October, 2023

Kenapa Negara Muslim Tidak Menyerang Israel Sekarang?

[Pertanyaan]: Assalamu’alaikum. Kenapa negara Muslim di sekitar Israel tidak menyerang Israel sekarang? Kenapa pasukan dari negara Muslim tidak masuk Gaza?

[Gene]: Wa alaikum salam wr.wb. Serangan terhadap Israel sudah terjadi 2x sebelumnya. Perang 6 Hari pada tahun 1967 dan Perang Yom Kippur pada tahun 1973. Negara-negara tetangga Israel menyerang dan dikalahkan. Israel memiliki militer terbaik di kawasan itu sejak tahun 1950-an. Ketika Israel diciptakan, banyak anggota militer masuk dari Eropa dan Amerika, dan mereka punya pengalaman bertempur di Perang Dunia II. Sebaliknya, militer di Yordania, Suriah, dan Mesir kurang berpengalaman.

Israel diyakini memiliki 150 bom nuklir. Tetangganya tidak punya. Israel diberi senjata nuklir sehari setelah presiden Amerika JFK dibunuh. Wakil Presidennya, Lyndon Johnson, menjadi presiden dan langsung transfer teknologi nuklir ke Israel. Israel menjadi satu-satunya negara di dunia yang menolak mengonfirmasi kepemilikan senjata nuklirnya. Jadi info mereka punya 150 bom hanyalah dugaan. “Menyerang Israel” membawa risiko berhadapan dengan bom nuklir.

Amerika tidak mendukung demokrasi di negara lain kalau tidak memberikan manfaat langsung bagi Amerika. Jadi negara-negara di sekitar Israel tidak diperbolehkan kembangkan demokrasi, dan tidak bebas dari campur tangan Barat. Keberadaan Israel diciptakan oleh PBB, setelah didorong oleh Amerika dan Inggris untuk memberikan tanah itu kepada Yahudi Zionis. Tidak ada yang peduli pada orang Palestina. Sebelum Israel dibentuk, Palestina menjadi zona di bawah Inggris. Zionis membentuk organisasi teroris dan menyerang Inggris. Penggunaan terorisme oleh Yahudi untuk usir Inggris dilupakan banyak orang. Sekarang Israel kecam siapapun yang terlibat terorisme (setelah mereka berhasil mencapai tujuannya sendiri).

Dulu, Iran menjadi negara berdemokrasi dan punya presiden yang dipilih oleh rakyat, tapi dia tidak mau serahkan minyak negaranya pada Amerika. Jadi Amerika (melalui CIA) menggulingkan pemerintahnya dan memasang Syah Iran, Reza Pahlavi, sebagai diktator. Hal inilah menyebabkan terjadinya Revolusi Iran, dan terciptanya rezim Islam di bawah Ayatollah Khomeini. Ini sebabnya Iran membenci Amerika. Jadi Iran ingin menyerang kepentingan Amerika dan juga ingin hancurkan Israel. Iran mendukung, melatih, dan mendanai Hamas, dan juga Hizbullah di Lebanon. Jika Hizbullah ikut sekarang, akan lebih berbahaya. Hizbullah punya 50-100 ribu prajurit, dan senjatanya banyak. Hizbullah memerangi ISIS di Suriah, jadi mereka punya pengalaman berperang. Hizbullah merupakan organisasi berbasis Syiah, jadi mereka punya hubungan dekat dengan Iran dan semangat melawan Israel.

Di Mesir, Amerika dan Israel mendukung kediktatoran militer selama 30 tahun di bawah pemerintahan Hosni Mubarak. Rakyat ditindas, Amerika tidak peduli. Selama ini, perbatasan selatan Gaza dikontrol ketat. Setelah Arab Spring (Kebangkitan dunia Arab) pada tahun 2010an, masyarakat Mesir bangkit, menuntut demokrasi, mengadakan pemilihan umum, dan Mohamed Morsi menjadi Presiden pada tahun 2012. Perbatasan Gaza dibuka, jadi Hamas bisa mengimpor senjata dengan lebih mudah. Morsi bertahan selama 1 tahun, lalu terjadilah kudeta militer. Sekarang, ada lagi kediktatoran militer di Mesir, yang mendukung semua tujuan Israel dan Amerika. (Sangat tidak mengherankan!)

Jika anda mengharapkan “negara-negara Muslim” membantu Gaza dengan kirim pasukan, maka hal itu sangat mustahil. Amerika tidak akan mengizinkannya, dan semua negara mayoritas Muslim pada umumnya berada di bawah kendali Amerika. Negara-negara itu tidak diperbolehkan punya demokrasi, kebebasan, hak asasi manusia, dan lain-lainnya. Hal-hal itu hanyalah untuk Amerika dan sekutunya. Umat Islam bukan sekutu jadi harus dikontrol. Jadi tetangganya Israel tidak akan berbuat apa-apa dan juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dan negara yang lebih jauh (seperti Saudi) juga berada di bawah kendali Amerika. Siapapun yang berusaha membantu Gaza akan menjadi musuh dan sasaran Amerika.

Di Amerika, hampir semua politisi dikendalikan oleh Israel (kurang lebih). Ada kelompok lobi Israel dan Yahudi yang kuat di Amerika, yang mengendalikan kongres dan senat. Ini bukan rahasia. Ketika seseorang menjadi kandidat dalam pemilihan, kelompok lobi Israel hanya punya 1 pertanyaan: Apakah anda mendukung Israel? Kalau ya, mereka akan didukung, kalau tidak, kelompok lobi akan mendukung kandidat lainnya. Siapapun yang Pro-Israel akan dibantu dapat jabatan. Jadi secara tidak langsung, Israel mengontrol politikus dan pemerintah Amerika.

Orang lain tidak bisa “masuk Gaza” begitu saja. Seluruh wilayahnya berada di bawah blokade militer Israel. Bandara internasionalnya dibom sejak dulu, dan tidak boleh dibuka kembali. Laut diblokir oleh kapal perang. Jadi hanya ada 2 cara masuk Gaza. Satu perbatasan lewat Israel di utara, dan satu lagi lewat Mesir di selatan. Jadi tidak ada orang yang bisa masuk Gaza dengan pesawat, atau kapal, atau lewat darat. Wilayah Tepi Barat lebih terbuka, namun juga ada pos militer, dan sekarang jalur-jalur itu sudah ditutup juga. Orang Gaza di Tepi Barat tidak bisa kembali ke Gaza sekarang. Makanan, air, obat-obatan, dan listrik di Gaza dikuasai oleh Israel. Jadi tidak ada yang bisa masuk, tidak ada yang bisa keluar, dan ketika makanan, air, dan obat-obatan habis, rakyat Gaza akan mati.

Dugaan saya, Israel punya rencana “membelah” Gaza, menjadi separuh dari ukurannya sekarang. Mereka akan masuk dari utara, kosongkan dan hancurkan semua gedung, ratakan tanahnya, lalu pasang perbatasan dan tembok baru, setelah bagian utara sudah dikuasai. Lalu sisanya di selatan akan menjadi wilayah Gaza yang baru, yang ukurannya separuh dari sekarang. Dan kalau Israel bisa paksa Mesir buka perbatasan dan terima 2 juta “pengungsi”, maka seluruh wilayah Gaza akan dihilangkan.

Semoga jelas. Ada pertanyaan?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

02 October, 2023

Pelajar Dan Santri Sering Tenggelam, Kenapa Sulit Diatasi?

Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang 3 santri yang tenggelam di pantai, di Enrekang, Sulawesi Selatan, saat ikuti acara pesantren. Jumlah anak 122 orang, tapi tidak disebutkan jumlah orang dewasa. Dalam kasus serupa, jumlah orang dewasa mungkin hanya 2-3 orang saja, dan belum tentu bisa berenang. Kalau mau bawa 50-100 anak ke  tempat wisata, kolam renang, atau pantai dalam rangka kegiatan sekolah atau pesantren, seharusnya ada "persiapan" yang wajib dilakukan sebelumnya.

Jumlah orang dewasa harus cukup untuk awasi semua anak. Harus ada dewasa yang mengerti P3K, kompresi jantung dan nafas buatan. Di pantai (atau sungai), harus bertanya dulu ke orang lokal apakah aman berenang di situ pada waktu itu. (Tidak cukup dikatakan aman sebulan sebelumnya pada waktu survei.) Harus ada perahu penyelamat yang siap dipakai. Harus ada beberapa rompi pelampung. Harus ada petugas lifeguard, atau orang dewasa yang bisa berenang dan berdiri di pantai untuk mengawasi semua anak. Harus tahu lokasi puskesmas atau rumah sakit terdekat, dan tahu jalannya.

Tetapi persiapan seperti itu jarang dilakukan. Jadi setelah beberapa anak tenggelam, semua guru dan ustadz hanya berkomentar: "Kami tidak menyangka. Ini takdir Allah." Tidak pernah ada yang mengatakan: "Kami sangat lalai, seharusnya melakukan persiapan yang benar!" Anak dititip ke sekolah dan pesantren untuk menuntut ilmu tetapi beberapa anak dikembalikan sebagai jenazah. Dan guru dan ustadz yang "tidak menyangka" tidak pernah ditanya tentang KENAPA mereka tidak sanggup menggunakan akal sehat dan menyangka sebelum ada anak yang tewas. Selama para orang tua tidak menuntut tanggung jawab dari guru dan ustadz, berita tentang anak tenggelam akan muncul terus. Kalau anak anda mau dibawa ke salah satu lokasi tersebut berserta 100 anak lain, sebaiknya anda tidak izinkan tanpa tanya dulu apa guru dan ustadz sanggup "menyangka" dan sudah melakukan persiapan yang benar.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

3 Santri Ponpes Imam Asy-Syafii Tewas Tenggelam di Pantai Lowita Pinrang
https://www.beritasatu.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...