Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

02 October, 2023

Pelajar Dan Santri Sering Tenggelam, Kenapa Sulit Diatasi?

Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang 3 santri yang tenggelam di pantai, di Enrekang, Sulawesi Selatan, saat ikuti acara pesantren. Jumlah anak 122 orang, tapi tidak disebutkan jumlah orang dewasa. Dalam kasus serupa, jumlah orang dewasa mungkin hanya 2-3 orang saja, dan belum tentu bisa berenang. Kalau mau bawa 50-100 anak ke  tempat wisata, kolam renang, atau pantai dalam rangka kegiatan sekolah atau pesantren, seharusnya ada "persiapan" yang wajib dilakukan sebelumnya.

Jumlah orang dewasa harus cukup untuk awasi semua anak. Harus ada dewasa yang mengerti P3K, kompresi jantung dan nafas buatan. Di pantai (atau sungai), harus bertanya dulu ke orang lokal apakah aman berenang di situ pada waktu itu. (Tidak cukup dikatakan aman sebulan sebelumnya pada waktu survei.) Harus ada perahu penyelamat yang siap dipakai. Harus ada beberapa rompi pelampung. Harus ada petugas lifeguard, atau orang dewasa yang bisa berenang dan berdiri di pantai untuk mengawasi semua anak. Harus tahu lokasi puskesmas atau rumah sakit terdekat, dan tahu jalannya.

Tetapi persiapan seperti itu jarang dilakukan. Jadi setelah beberapa anak tenggelam, semua guru dan ustadz hanya berkomentar: "Kami tidak menyangka. Ini takdir Allah." Tidak pernah ada yang mengatakan: "Kami sangat lalai, seharusnya melakukan persiapan yang benar!" Anak dititip ke sekolah dan pesantren untuk menuntut ilmu tetapi beberapa anak dikembalikan sebagai jenazah. Dan guru dan ustadz yang "tidak menyangka" tidak pernah ditanya tentang KENAPA mereka tidak sanggup menggunakan akal sehat dan menyangka sebelum ada anak yang tewas. Selama para orang tua tidak menuntut tanggung jawab dari guru dan ustadz, berita tentang anak tenggelam akan muncul terus. Kalau anak anda mau dibawa ke salah satu lokasi tersebut berserta 100 anak lain, sebaiknya anda tidak izinkan tanpa tanya dulu apa guru dan ustadz sanggup "menyangka" dan sudah melakukan persiapan yang benar.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

3 Santri Ponpes Imam Asy-Syafii Tewas Tenggelam di Pantai Lowita Pinrang
https://www.beritasatu.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...